Anda di halaman 1dari 10

A.

Masalah gizi pada anak pra sekolah


Anak usia sekolah dasar merupakan aset negara dalam bentuk sumber daya manusia
yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan bangsa. Anak usia
sekolah dasar memerlukan perhatian khusus dalam hal kecukupan gizi sesuai
kebutuhannya. Anak dengan gizi kurang yang kronis memiliki IQ lebih rendah
dibandingkan anak yang tidak mengalami masalah gizi.

Masalah gizi anak usia sekolah saat ini tidak hanya pada masalah gizi kurang, namun
berkembang dengan meningkatnya prevalensi gizi lebih berupa overweight dan
obesitas.Kebiasaan jajan makanan dan minuman yang berenergi tinggi namun kekurangan
zat gizi lainnya menjadi salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian, karena
kelebihan energi memicu anak mengalami kelebihan berat badan dan berpotensi
menderita obesitas.

Adapun masalah gizi pada anak pra sekolah :

1. Gizi Kurang

Gizi yang diperoleh seseorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut13 Laporan analisis lanjut data
Riskesdas 2010 menyatakan bahwa defisit energi populasi anak sekolah (6-12 tahun)
sebesar 294 kkal/hari. Sedangkan hasil review terhadap berbagai penelitian bidang
gizi dan kesehatan di Indonesia anak usia sekolah mengalami defisit asupan energi
sebesar 35% dan defisit asupan protein sebesar 20% dari Angka Kecukupan Gizi.
Selain itu, 20% anak memiliki kebiasan makan kurang dari tiga kali sehari (Analitical
and Capacity Development, 2013). Analisis Riskesdas 2010 yang dilakukan terhadap
konsumsi pangan 35.000 anak sekolah dasar, menunjukkan 26,1% anak hanya
sarapan dengan minuman, dan 44,6% anak sarapan hanya memperoleh asupan energi
kurang dari 15% AKG.

2. Gizi Lebih

Kelebihan berat badan yang terjadi akibat asupan energi yang masuk lebih
banyak dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan disebut dengan kondisi gizi
lebih15 Dampak gizi lebih pada anak terutama pada anak sekolah dasar menjadi
sangat serius karena dapat berisiko terhadap faktor pemicu berbagai penyakit tidak
menular yang timbul lebih cepat, seperti penyakitmetabolik dan degeneratif, antara
lain diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, osteoporosis15Selain itu,
gangguan kesehatan lain yang dialami anak penderita gizi lebih, seperti masalah
pertumbuhan tungkai, gangguan tidur, sleep apnea (henti napas sesaat) dan gangguan
pernapasan

3. Dampak tidak sarapan mempengaruhi masalah gizi

Tanpa sarapan pagi, dapat menurunkan kadar gula darah sehingga penyaluran
energi berkurang untuk kerja otak. Untuk mempertahankan kadar gula normal, tubuh
memecah simpanan glikogen. Bila cadangan , tubuh akan kesulitan memasok jatah
energi dari gula darah keotak, yang akhirnya menyebabkan badan gemetar, cepat lelah
dan gairah belajar menurun sehingga menurunkan konsentrasi ketika belajar5
Dampak lain yang dapat diitmbulkan apabila tidak sarapan yaitu dapat mengakibatkan
kegemukan/obesitas. Orang yang tidak sarapan akan merasa lebih lapar pada siang
dan malam hari, ketika tidak sarapan konsumsi akan meningkat pada waktu siang dan
malam hari, asupan makan yang berlebih pada malam hari akan berakibat pada
meningkatnya

B. Komsumsi makan dan Soft drinks


Ketidak seimbangan antara asupan gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Kebiasaan mengkonsumsi minuman ringan (soft drink), termasuk pola
makan berlabel itu meningkatkan terjadinya obesitas. Insiden obesitas merupakan
masalah kesehatan yang harus mendapatkan Status gizi lebih terjadi ketika kebutuhan
energi harian anak dipenuhi secara berlebih termasuk . Status gizi lebih terjadi ketika
kebutuhan energi harian anak dipenuhi secara berlebih termasuk konsumsi jajanan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah adanya media, iklan komersial makanan
dan minuman ringan.
Fast foof seperti ayam goreng dan kentang goreng , juga aneka gorengan dan
cokelat serat Soft drinks yang rasanya memng lebih gurih saat ini banyak di gemarasi
anak-anak menjadikan mereka menola makanan bersayuran dan buah ,pdahal
makana-makanan ini mengandung lemak tinggi dan tidak bisa memenuhi kebutuhan
berbagai vitamin dan meneral juga dnmengakibatkan kegemukan.kegemukan yang
mulai pada usia dini hingga akan di bawa hingga dewasa jika tidak upaya pengaturan
makanan yang seimbang serat olahraga teratur .selanjutnya hal ini dapat
menyebabkan penyakit degeneratif , bisa saatdewasa atau pada usia dini . seperti
penyakit jantug, pembulu darah , biabetes tipe 2 ,kanker dan teoporisis

C. Pencegahan gizi pada anak usia sekolah


1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam) bersama keluarga Setiap hari
tubuh memerlukan energi, protein, vitamin, mineral, dan serat yang didapat dari
makanan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Khususnya untuk anak sekolah, mereka membutuhkan asupan gizi yang lengkap
untuk mendukung tumbuh kembangnya dan perkembangan otaknya. Kebutuhan-
kebutuhan gizi tersebut tidak bisa didapat sekaligus dari satu kali makan. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari perlu dibagi dalam 3 tahap, yaitu
makan pagi (sarapan), makan siang, dan makan malam, serta dapat diselingi dengan
camilan sehat.
2. Sarapan.
Fakta. Satu dari empat anak sekolah tidak sarapan pagi. Mengapa sarapan pagi
penting bagi anak sekolah?
a. Sarapan memiliki peran penting untuk memulai hari dan melalukan segala
kegiatan di pagi hari, karena lambung telah kosong selama 8 jam sejak malam
hari.
b. Sarapan sebagaisumber energi yang diperlukan untuk belajar dan bermain
sehingga anak dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
c. Dengan membiasakan sarapan pagi, otak mendapat energi terutama dari glukosa
yang dipakai sebagai sumber energi otak.
d. Dengan sarapan pagi anak menjadi lebih konsentrasi dan dapat menerima
pelajaran dengan baik.
e. Apabila anak tidak sempat makan pagi di rumah, anak dapat membawa bekal dari
rumah atau dapat membeli sarapan pagi di kantin sekolah. Inilah salah satu alasan
mengapa peran kantin sekolah menjadi penting sehingga dapat menyediakan
makanan yang sehat, aman, dan bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan anak.
Serba-serbi tentang sarapan.
f. Jumlah yang disediakan cukup 20 – 25% dari kebutuhan gizisehari atau sekitar
450 – 500 kilokalori(kkal).
g. Jenis menu sarapan pagi tetap bervariasi, tidak hanya mencakup karbohidrat saja,
tetapi juga ada lauk pauk, sayur dan buah.
h. Pilih menu yang singkat persiapannya tetapi tetap memenuhi kebutuhan gizinya.
i. Contoh menu sarapan pagi sehat yang menyumbang 467 kkal terdiri dari: Bubur
ayam 1 porsi (175gram) dan satu gelas susu (200 ml).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan sarapan pagi menjadi
kegiatan yang menyenangkan:
a. Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agartersedia waktu yang cukup
untuk sarapan pagi.
b. Para orangtua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu membiasakan sarapan
pagi.
c. Orangtua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk selalu
sarapan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat sarapan pagi.
d. Bagi anak yang tidak sempatsarapan pagi,sebaiknya makanan dibawa ke sekolah.
e. Untuk membiasakan anak-anak yang belum biasa sarapan pagi, perlu memakai
cara bertahap. Mula-mula diberikan sarapan pagi dengan takaran (porsi) sedikit.
Kemudian, secara bertahap, porsi makanan ditambah sesuai dengan anjuran.
3. Biasakan konsumsi ikan dan sumber protein lainnya
a. Fungsi Protein.
Untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang sudah terbentuk,
dan mengganti sel yang sudah rusak, serta sebagai sumber energi. Itulah yang
membuat protein sangat penting bagi anak sekolah dimana mereka sedang masa
pertumbuhan.
b. Sumber Makanan Protein.
Ikan menjadi sumber protein yang baik karena:
1) Merupakan makanan sumber protein hewani yang memiliki asam amino lebih
komplit dan asaamino esensial juga lebih banyak. Dimana asam amino ini
merupakan komponen penting penyusun protein dan senyawa yang berperan
penting dalam metabolisme vitamin dan hormon.

D. Aktivitas fisik dan kesehatan anak pra sekolah


Kebutuhan fisik anak usia prasekolah bisa dipenuhi dengan menari, senam, jungkir
balik, dan kegiatan. Bermain-main di halaman atau taman bermain secara teratur juga
merupakan aktivitas olahraga. Di lingkungan Anda mungkin tersedia olahraga yang
menyenangkan, tetapi secara umum olahraga harus ditunda hingga usia sekolah. Perlu
diperhatikan bahwa les untuk anak harus disesuaikan dengan perkembangannya.
sebagian besar anak prasekolah seharusnya belum mengikuti les balet profesional atau
ingin menjadi balerina. Sekarang merupakan saat untuk mengembangkan koordinasi dan
sikap yang positif terhadap olahraga. Les yang bertujuan agar anak dapat tampil di muka
umum tepat untuk mereka. Begitu juga dengan olahraga yang memerlukan kostum dan
peralatan yang mahal. biarkan anak banyak membantu, berlari, jungkir balik sederhana,
dan latihan keseimbangan. Meniru gerakan binatang merupakan bagian dari latihan; alat
musik juga bisa digunakan; belajar membedakan kanan dan kiri, menghitung serta
mengenal arah juga merupakan komponen yang penting.
Pembelajaran khusus meliputi belajar musik, bahasa asing, membaca cerita,
komputer, permainan ilmiah, serta seni dan kerajinan tangan. Meski guru musik
terdahulu menyarankan agar pengajaran alat musik sebaiknya ditunda hingga anak
berusia tujuh atau delapan tahun, metode pendekatan Suzuki dalar mengajarkan piano dan
biola menilai sangar untuk anak usia prasekolah efektif. Mereka belajar bukan dengan
menggunakan not but but with listening dan mengulang irama musik. Orang tua harus
memahami bahwa metode tersebut memerlukan keterlibatan orangtua di dalamnya.
Pendekatan lain dalam mengajarkan musik bagi anak prasekolah dapat membantu
mereka merespons ketukan, nada, dan notasi. Penelitian terbaru berkaitan dengan
pembelajaran musik pada anak prasekolah, termasuk di dalamnya keyboard dan
kelompok paduan suara, terbukti dapat meningkatkan spasial mereka. Kemampuan
spasial kelak sangat membantu dalam bidang matematika. Riset belum dapat
memperkirakan apakah kemampuan spasial yang didapat tersebut bersifat permanen.
Pelajaran bahasa asing pada masa prasekolah mengikuti pola pelajaran musik suzuki.
Anak belajar bahasa dengan mendengarkan, meniru, bernyanyi, dan bermain. Aksen
lebih mudah dipelajari pada usia ini.
Perpustakaan biasanya menyediakan waktu membaca cerita untuk anak-anak, dan kini
toko buku juga menyediakan fasilitas yang sama. Anak-anak suka mendengarkan cerita.
beberapa meminta orangtua menemani mereka, sementara lainnya mengharapkan agar
anak-anak tidak ditunggui. Mendengarkan cerita memperkenalkan mereka dengan dunia
sastra dan melihat-lihat buku di perpustakaan sambil menunggu dibacakannya cerita
merupakan hal yang menyenangkan dan menenangkan bagi mereka.
Pelajaran komputer bagi anak prasekolah juga bisa menjadi hal yang menyenangkan.
Memperkenalkan teknologi sejak dini akan memudahkan mereka untuk menyesuaikan
diri dengan dunia teknis di sekitar. Jangan heran jika ternyata Andalah yang belajar
teknologi baru dari anak Anda. Segala hal yang bersifat otomatis bagi anak mungkin
masih membuat orangtua, guru, kakek, dan nenek canggung karena tak terbiasa dengan
hal tersebut.
Adapaun aktifitas fisik yang dapat diberikan dan dilakukan pada anak pra sekolah
antara lain :
1. Berikan mainan yang mendidik.
2. Membaca, berbicara, dan menjawab pertanyaan anak.
3. Bermain sambil belajar.
4. Manfaatkan televisi dan komputer secukupnya.
5. Melaksanakan pembelajaran pada usia tig a tahun.
6. Manfaatkan lingkungan sekitar untuk wawasan anak.
7. Jangan memberi kegiatan yang terlalu padat bagi anak.

E. Integritasi Program gizi di sekolah


Integrasi program gizi di Sekolah menjamin bahwa semua bahan makanan yang
disediakan bagi anak-anak sudah konsisten dengan standar. Program gizi sekolah penting
dalam membangun kebiasaan makan makanan sehat pada anak. Kebijakan program gizi
membutuhkan dukungan dari masyarakat dan lingkungan sekolah, dan harus melibatkan
murid-murid untuk menyukseskannya.
Beberapa hal untuk membuat program pemberian makanan bergizi di sekolah sukses:
1. Membangun tokoh masyarakat untuk melibatkannya dalam pembuatan kebijakan.
2. Pelatihan tenaga agar mampu dalam penyediaan makanan bergizi: guru, tenaga
administrasi dan orang tua.
3. Dukungan dari lingkungan sekolah: agar makanan tidak sehat yang dijual di
lingkungan sekolah melalui mesin-mesin otomatis, soft driks, dll. dapat
diminimalkan.
Terdapat Delapan komponen dalam mengoordinasikan program kesehatan di sekolah
yaitu:
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pendikitan Fisik
3. Pelayanan Kesehatan
4. Pelayanan Gizi
5. Konseling Psikososial dan Pelayanan Sosial
6. Lingkungan Sekolah Sehat
7. Promosi Kesehatan bagi Karyawan
8. Keterlibatan Keluarga dan Masyarakat.

Program Pemberian Makan Siang di Sekolah. Dalam rangka program pemberian


makan siang di sekolah, dibutuhkan 5 hal penting, yaitu (Andriani & Wirjatmadi, 2014):
1. Makan siang harus berdasarkan standar gizi,
2. Anak-anak yang tidak mampu, tetap harus mendapatkan makanan dengan gratis atau
membayar dengan harga rendah, jangan sampai terdiskriminasi,
3. Program dilaksanakan tidak bertujuan untuk meraih keuntungan,
4. Program harus dapat dipertanggung jawabkan
5. Pihak sekolah harus turut mendukung.

Di Indonesia integrasi gizi di sekolah pernah menjadi program nasional melalui


Program Pemberian Makanan Tambahan pada Anak Sekolah (PMT-AS), namun hal
tersebut tidak berlangsung lama karena program bersifat proyek dan awal tidak dilakukan
langkah-langkah persiapan yang melibatkan seluruh pihak sekolah, guru dan murid
(Depkes, 2000). Pola Dan Menu Makan Untuk Anak Usia Sekolah Makanan anak
sekolah perlu mendapatkan perhatian, mengigat masih dalam masa pertumbuhan, maka
keseimbangan gizinya harus dijaga agar tetap sehat. Kebutuhan kalori ditentukan berat
badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki pada usia 10-12 tahun membutuhkan
energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak perempuan membutuhkan sekitar 1900 kkal.
Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun adalah sekitar 1800 kkal, dan anak usia taman
kanak-kanak (4-6 tahun) membutuhkan sekitar 1600 kkal. Makanan sehari anak usia
sekolah sebaiknya terdiri atas tiga kali makanan lengkap dan dua kali snack antara waktu
makan. Hidangan susunan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan susu.
Karena bahan makanan tersebut mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Pola makan anak usia SD (usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun) adalah seperti berikut :
1. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah
mengenal lingkungan
2. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan
garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan mengganggu nafsu makan anak.
3. Perlu pengawasan agar tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan.
4. Pada usia anak 10-12 tahun, kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya.
Anak laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan banyak energi
dibandingkan dengan anak perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa haid
sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu
diperhatikan pula pentingnya sarapan agar konsentrasi belajar tidak terganggu.
Daftar Pustaka

Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak pra Sekolah. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UM Surabaya Publishing.
Wirandyani. 2016. Gizi dan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar Sekolah. Jakarta:
SEAMEO RECFON, Kemendikbud RI.
Direktorat Jenderal Bina. 2011. Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman
Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah.
Jakarta : Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai