Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Disusun Oleh:
1. Amaliah Ulfah Suparno (NIM 1502450016)
2. Ainur Rosyidah (NIM 1502450020)
3. Amaliyah Rohmah (NIM 1502450030)
4. Ami Aulia Rahma (NIM 1502450040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : 1000 Hari Pertama Kehidupan


Sub Pokok Bahasan :-
Sasaran : Ibu hamil Trimester I,II,III
Hari/Tanggal : Rabu, 10 April 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Balai RW 5 Dsn. Bamban Ds. Asrikaton Kec. Pakis Kab. Malang

A. Latar Belakang
Pada zaman ini Indonesia sedang menghadapi masalah gizi yaitu gizi lebih dan gizi
kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan di era modern, masyarakat
pada era modern pada umumnya memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan. Sedangkan masalah gizi kurang diakibatkan oleh kemiskinan,
kurangnya perbedaan makanan, kurang baiknya kualitas lingkungan serta kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan masalah kesehatan.
Untuk mengetahui status gizi dapat dilihat dari tingkat konsumsi yaitu kualitas
hidangan yang mengandung semua kebutuhan. Apabila tidak dijaga dengan baik dapat
menimbulkan gizi lebih ataupun gizi kurang. Sedangkan masalah gizi yang sering dialami
oleh anak diantaranya yaitu kurangnya energi, protein, vitamin, zat besi dan mineral,
masalah tersebut merupakan dampak dari adanya kesalahan dalam memilih bahan
makanan, oleh karena itu kesadaran keluarga dalam memenuhi gizi anak sangat berepran
bagi status kesehatan anak.
Keluarga sadar gizi merupakan keluarga yang seluruh anggota keluarga melakukan
perilaku gizi seimbang dengan mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap
anggota keluarganya serta dapat mengambil langkah-langkah guna mengatasi masalah gizi
yang ditemukan keluarga tersebut. Status sadar gizi dapat dikatakan tercapai jika keluarga
tersebut telah melaksanakan lima indicator yaitu makanan beraneka ragam, selalu
memantau pertumbuhan, menggunakan garam beryodium, member atau mendukung ASI
eklusif dan minum suplemen sesuai yang dianjurkan (Depkes, 2007).
Sedangkan Menteri Kesehatan Republik Indonsesia menetapkan bahwa target nasional
untuk keluarga sadar gizi yaitu 80% keluarga di Indonesi dapat melaksanakan perilaku
sadar gizi. Hal ini didasarkan karena keluarga merupakan inti dalam pembangunan seluruh
masyarakat dan menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya (Depkes, 2007)
Angka kejadian stunting di Indonesia tahun 2017 yaitu sebesar 19,8% kondisi ini
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu prevelensi kejadian stunting sebesar 8,3% pada
usia 0-59 bulan (Kemenkes,2018). Sedangkan di Kabupaten Malang sendiri angka
kejadian stunting pada bayi atau balita pada tahun 2018 yaitu sebesar 30 ribu kasus
(Kemenkes, 2018).
Upaaya yang dapat dilakukan dalam mengentaskan permasalahan ini salah satunya
melalui program yang telah dicanangkan oleh pemerintah yaitu gerakan 1000 hari pertama
kehidupan, program ini merupakan suatu gerakan percepatan perbaikan gizi yang diadopsi
dari gerakan Scaling Up Nutrition (SUN) movement.
SUN movement sendiri merupakan suatu gerakan global di bawah koordinasi
Sekertaris Jendral PBB. Dengan hadirnya gerakan ini merupakan respon dari Negara-
negara didunia terhadap kondisi status pangan dan gizi di Negara berkembang. Tujuan
global dari gerakan SUN movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000
HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Pada periode 1000 HPK ini telah
dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan
seseorang, oleh karena itu periode ini sering disebut juga sebagai golden periode atau
periode emas. Dalam pemenuhan gizi pada masa 1000 HPK sangatlah penting, jika pada
rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status
gizi anak dapat dicegah sejak awal (Kemenko Kesra RI, 2013).

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan materi penyuluhan diharapkan ibu mengetahui pentingnya 1000
hari pertama kehidupan.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan materi penyuluhan diharapkan ibu hamil di Dusun Bamban,
dapat:
1. Mengetahui pengertian dari 1000 hari pertama kehidupan
2. Memahami pentingnya 1000 hari pertama kehidupan
3. Memahami titik kritis yang harus diperhatikan selama periode 1000 hari pertama
kehidupan
4. Cara pemenuhahn kebutuhan gizi pada 100 hari pertama kehidupan
D. Materi Pendidikan Kesehatan
Terlampir

E. Metode
1. Pre Test
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Post test

F. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet

G. Proses Pelaksanaan
Kegiatan/Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pembukaan
10 menit
1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengar dan
memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Mendengar dan
memperhatikan
4. Melaksanakan pretest 4. Mengerjakan soal
pretest
Pelaksanaan
15 menit

Evaluasi Meminta audience untuk menjelaskan Bertanya dan menjawab


5 Menit
kembali atau menyebutkan:

Terminasi
15 menit 1. Melaksanakan posttest 1. Menjawab pertanyaan
posttest
2. Mengucapkan terima kasih dan
2. Menjawab salam
mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
I. Sumber
Achadi, Ending L. 2014. Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak
Jangka Panjang Terhadap Kesehatan dan Fungsinya. Yogyakarta: Departemen Gizi
Kesmas FKM UI.
Arisman. 2009.Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Chomaria N. 2011. Panduan Terlengkap Perawatan Bayi Baru Lahir. Surakarta: Ziyad
Visi Media.
Elsa. 2017. Satuan Acara Penyuluhan 1000 Hari Periode Keemasan (HPK). Di Akses pada
tanggal 27 Mei 2017 .Diambil dari https://id.scribd.com/document/349556717/Sap-
1000-Hpk (9 April 2019)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. 2014. 1000 Hari Awal Kehidupan. Makassar:
Sagung Seto.
Handy, Fransisca. 2010. Panduan Menyusui dan Makanan Sehat Bayi. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Infodatin. 2013. Situasi dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Priyatna A dan Uray B Asnol. 2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Pudjiadi S. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Safitri, D. 2007. Prinsip Pemberian MP ASI. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai