Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK IBU

MENYUSUI DI DUSUN KUNCEN, UNGARAN

disusun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Komunitas

oleh:
NANIK HANDAYANI
071191017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Gizi yang sesuai untuk Ibu


Menyusui
Sasaran : Ibu menyusui di Dusun Kuncen
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Tempat : Di Dusun Kuncen, Ungaran

A. LATAR BELAKANG
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu
dan anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui
sangat baik bagi perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu
mengalir dari payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan
cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004
dalam Nadimin, dkk. 2010).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk
meningkatkan asupan kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan
vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat
menyusui (Zalilah, 2006 dalam Nadimin, dkk. 2010). Agar ibu menghasilkan
1 liter ASI diperlukan pula makanan tambahan. Apabila ibu yang sedang
menyusui bayinya tidak mendapatkan tambahan makanan, tentu akan
berakibat terjadinya kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI.
Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi.
Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui
mutlak diperlukan (Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu
diantaranya adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang
baik adalah pola makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik
dari jenis maupun jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang
ditemukan ibu menyusui mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat
adanya pantangan makanan tertentu yang berkaitan dengan masalah budaya.
Asupan zat gizi seseorang ditentukan oleh kebiasaan makan dan frekuensi
makan (Nadimin, dkk. 2010).
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu
dan anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui
sangat baik bagi perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu
mengalir dari payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan
cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004
dalam Nadimin, dkk. 2010).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan
kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral
lainnya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah, 2006
dalam Nadimin, dkk. 2010). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan
pula makanan tambahan. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak
mendapatkan tambahan makanan, tentu akan berakibat terjadinya
kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI. Terlebih lagi jika pada
masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui mutlak diperlukan
(Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah
pola makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis
maupun jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang ditemukan ibu
menyusui mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat adanya pantangan
makanan tertentu yang berkaitan dengan masalah budaya. Asupan zat gizi
seseorang ditentukan oleh kebiasaan makan dan frekuensi makan (Nadimin,
dkk. 2010).
Setelah dilakukan pengkajian oleh mahasiswa Keperawatan Universitas
Jember dari tanggal 19 Desember sampai dengan 21 Desember 2016 di ruang
Teratai masih banyak ibu post partum yang belum memahami terkait nutrisi
yang baik untuk dikonsumsi selama masa menyusui. Berdasarkan latar
belakang tersebut kami tertarik untuk melakukan penyuluhan terkait gizi
untuk ibu menyusui.

B. TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan tentang Nutrisi untuk ibu menyusui
diharapkan orang tua mampu menerapkan cara mengkonsumsi makanan yang
baik buat ibu selama masa menyusui

C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan tentang gizi untuk ibu menyusui selama 30
menit, orang tua anak diharapkanibu mengetahui dan mampu mejelaskan
tentang :
1. Pengertian makanan bergizi
2. Macam-macam makanan bergizi buat ibu menyusui
3. Manfaat makanan bergizi buat ibu menyusui
4. Dampak tidak mengkonsumsi makanan bergizi buat ibu menyusui

D. MATERI
Terlampir

E. METODE
Ceramah dengan dan tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

G. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN


Tindakan
No Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1 Pendahuluan/ a. Memberikan salam, Memperhatikan 5 menit


Pembukaan memperkenalkan diri, dan dan menjawab
membuka penyuluhan. salam
b. Menjelaskan materi secara umum
dan manfaat bagi peserta Memperhatikan
penyuluhan.
c. Menjelaskan Tujuan umum dan
tujuan Khusus
Memperhatikan

2 Penyajian 1) Menjelaskan tentang konsep Memperhatikan 20


makanan bergizi untuk ibu menit
menyusui
a. Jenis makanan untuk ibu
menyusui
b. Kandungan gizi yang ada
pada makanan
c. Cara mengolah makanan
untuk ibu menyusui
Evaluasi Menanyakan kepada ibu Menjawab 2 menit
tentang materi yang sudahdi pertanyaan
jelaskan
3 Penutup a. Menjelaskan kesimpulan dari Memperhatikan 3 menit
materi penyuluhan
b. Ucapan terimakasih
c. Salam penutup

H. EVALUASI
1. Jelaskan tentang nutrisi ibu menyusui ?
2. Sebutkan macam macam nutrisi untuk Ibu menyusui ?
3. Jelaskan dampak ibu menyusui yang kekurangan nutrisi ?
MATERI

Pentingnya Makanan Bergizi Diperlukan untuk Ibu Menyusui


Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan
anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui sangat
baik bagi perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu mengalir dari
payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan cinta, kasih sayang,
dan kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004 dalam Nadimin, dkk.
2010).
Makanan Bergizi Yaitu makanan yang di dalamnya mengandung zat
dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi ibu menyusui sangat penting karena berhubungan
dengan kesehatan ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk
meningkatkan asupan kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin
serta mineral lainnya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah,
2006 dalam Nadimin, dkk. 2010). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan
pula makanan tambahan. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak
mendapatkan tambahan makanan, tentu akan berakibat terjadinya kemunduran
dalam pembuatan dan produksi ASI. Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu
juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu
yang sedang menyusui mutlak diperlukan (Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk.
2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah pola
makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis maupun
jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang ditemukan ibu menyusui
mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat adanya pantangan makanan tertentu
yang berkaitan dengan masalah budaya. Asupan zat gizi seseorang ditentukan oleh
kebiasaan makan dan frekuensi makan (Nadimin, dkk. 2010).
1. Kebutuhan Gizi Masa Nifas
Kebutuhan gizi pada masa nifas dan menyusui meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang
akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang
dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang,
posinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
yang seimbang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga, pembangun,
pengatur, dan pelindung.

2. Zat Gizi yang Diperlukan Pada Masa Nifas


Sumber tenaga (energi) : untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan
baru, penghematan protein. Zat gizi sebagai sumber karbohidtar terdri dari beras,
sagu, jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan lemak dapat diperoleh dari
hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak
kelapa dan margarin). Makanan yang dianjurkan :
1) Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino
sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui
pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein
hewani (ikan, udang, daging ayam, telur, kerang, kepiting, hati, susu, dan
keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kedelai, tahu, dan tempe).
2) Mineral
a. Zat kapur
Penting untuk pembentukan tulang, sumbenya yaitu susu, keju,
kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
b. Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya :
susu, keju, dan daging.
c. Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel
darah merah (HB) sehingga daya angkut oksigen mencukupi
kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
d. Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan metal dan
kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut, dan
garam beryodium.
e. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak,
sumbernya : susu dan keju.
3) Vitamin A
Pemberian Vitamin A pada ibu nifas, yang diberikan segera setelah bayi
dilahirkan sampai usia bayi 60 bulan. Terbukti dapat menaikan status
vitamin A bayi pada usia 2 bulan sampai bayi berusia enam bulan.
Sehingga dengan pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas dapat
menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan akibat kekurangan
Vitamin A, seperti buta senja. Selain berfungsi untuk kesehatan mata,
Vitamin A juga berfungsi untuk kekebalan tubuh, sehingga dengan
terpenuhinya Vitamin A pada ibu nifas dapat berdampak positif pada bayi
yang dilahirkan, karena kemungkinan bayi akan mempunyai kekebalan
tubuh yang berasal dari Vitamin A.
4) Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja sayaraf dan jantung normal, membantu
metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik,
membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh
terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan. Sumbernya hati, kuning telur,
susu, kacang-kacanganan, tomat, jeruk, nanas, dan kentang.
5) Vitamin B2 (Riboflavin)
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan,
sistem urat syraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur,
susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
6) Vitamin B3 (Niacin)
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan,
kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning
telur, daging, kaldu daging, hati ayam, kacang-kacangan, beras merah,
jamur, dan tomat.
7) Vitamin B6 (Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan
gusi. Sumber gandum, jagug, hati, dan daging.
8) Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan
syaraf. Sumber : telur, daging, ahti, keju, ikan laut, dan kerang laut.
9) Folic Acid
Untuk pertumbuhan pembentukan sel darah merah dan produksi inti sel.
Sumber : hati, daging, ikan, jeroan, dan sayuran hijau.
10) Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat (untuk
penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan
terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah.
Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, pepaya dan
sayuran.
11) Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi serta
penyerapan kalsium dan fosfor, dan penyinaran kulit dengan sinar
matahari pagi (sebelum pukul 09.00).
12) Vitamin K
Untuk mencegah perdarahan agar proses pembentukan darah normal.
Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, dan bayam.

3. Pengaturan Makan Sehari Untuk Ibu Menyusui

Bahan Makanan Jumlah (Ukuran Rumah Tangga)

Nasi/ Penukar 4 ¾ gelas

Daging/ Penukar 2 ½ potong

Tempe/ Penukar 6 potong

Sayur 3 mangkuk

Buah 3 potong

Minyak/ Penukar 2 ½ sdm

Kacang hijau 2 ½ sdm

Tepung Saridele 4 sdm

Susu 2 ½ sdm

Gula 2 sdm

Sumber : Kemenkes RI. 2011.

Nilai Gizi :
Energi : 2.435 kalori
Protein : 90 gram
Lemak : 65 gram
Karbohidrat : 287 gram
Vitamin C : 70 gram
Zat besi : 31 gram
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Menjaga kesehatan ibu dengan makan cukup megikuti pola menu
seimbang
2. Minum lebih dari 8 gelas sehari (tambahkan 3-4 gelas per hari dari
biasanya)
Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malam

Nasi Nasi Nasi

Telur dadar Ikan bakar Daging bumbu balado

Tempe bumbu bali Tempe kripik Tahu goreng

Urap sayur Sayur Asem Capcay sayuran

Jam 10.00 (selingan) Pepaya Apel

Bubur kacang hijau Jam 16.00 (selingan) Jam 21.00 (selingan)

Kue talam Susu

Jeruk

Sumber : Kemenkes RI. 2011.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2004. Gizi untuk Ibu Menyusui. www.menyusui.com/makanan-ibu.


(diakses20 Desember 2016).

Inayati, DA. 2006. Seputar Kasus Gizi Ibu Menyusui dan Pemberian ASI.
www.wrm-indonesia.org (diakses 20 Desember 2016).

Kementerian Kesehatan Indonesia. 2011. Makanan Sehat Ibu Menyusui.


www.gizi.depkes.go.id (diakses 20 Desember 2016).

Nadimin, dkk. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu
Menyusui Wilayah Kerja Puskesmas Moncobalang Kabupaten Gowa. Jurnal
Media Gizi Pangan. Vol. IX. Edisi 1. Januari-Juni 2010. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Pancasakti, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai