Anda di halaman 1dari 10

Tugas Aqidah

FUNGSI AL-QUR’AN

Kelompok : VI (Enam)

Nama Nim
Lili Cahyani 140220190091
Tri Dian Maisyarah 140220190104
Muh. Ikhsan Fadli Nanlohy 140220190109
Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
1

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................
C. TUJUAN......................................................................................................................

1. Tujuan Umum......................................................................................................
2. Tujuan Khusus.....................................................................................................
D. MANFAAT..................................................................................................................

1. Manfaat Teoritis .................................................................................................


2. Manfaat Aplikatif................................................................................................
3. Manfaat Metodologi............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
BAB III FUNGSI AL-QUR’AN............................................................................................
A. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Nasehat (Mau‟Izhah)............................................
B. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Obat (Syifa‟)..........................................................
C. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk (Hūdan)..................................................
D. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Rahmat...................................................................
E. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pembeda (Furqān).................................................

BAB IV PENUTUP................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alquran merupakan kitab suci terakhir umat Islam sebagai pedoman hidup dan
penyempurna dari ajaran-ajaran agama sebelumnya. Alquran sarat dengan makna dan relevan
dengan segala zaman. Penunjukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi
terakhir dan penutup para nabi dan rasul sangat tepat bilamana disandingkan dengan Alquran
sebagai mu‟jizatnya.
Keberadaan Alquran akan terus dikaji dan diteliti dari segala hal, karena Alquran memuat
berbagai petunjuk yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan alam, baik sebagai
makhluk individu maupun sosial. Alquran dalam realisasinya mampu membentuk karakter dan
kesadaran manusia akan Tuhannya sekaligus sebagai khalifah di bumi.
Seyogyanya setiap manusia berusaha mengenal, memperhatikan dan mempelajari
Alquran secara menyeluruh agar dalam kehidupannya tercipta kebermanfaatan dan kebaikan bagi
sesama. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Muhammad (47) yang artinya:
“Tidakkah mereka menghayati Alquran ataukah hati mereka terkunci?”.
Penolakan sebagian orang terhadap kemurnian dan kemu‟jizatan Alquran menunjukkan
bahwa ia tidak mengimani Alquran sebagai kitab suci terakhir dan paling sempurna isinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan modern tentu tidak lepas dari sumbangsih Alquran yang bersumber
dari Yang Maha Akbar. Kalau saja mereka mengikuti isyarat-isyarat dalam Alquran tentu banyak
kemanfaatan dan kebaikan yang akan ditemui oleh manusia menuju keridhaan Allah SWT.
Alquran sebagai wahyu Allah sangat disakralkan oleh kalangan umat islam sebagai kitab
suci terakhir yang mengandung petunjuk dan pedoman hidup manusia agar selamat di dunia dan
akhirat. Alquran tidak hanya cukup dibaca maupun dihafal melainkan juga perlu pengkajian dan
penelitian. Alquran apabila dikaji maka semakin tampak kedalaman dan keluasan maknanya
maka perlu kesungguhan, keahlian khusus dan keuletan dalam meneliti dan mengkaji Alquran
bukan hanya pada teksnya melainkan juga pada segala aspek yang terkait dengan Alquran karena
tidak semua orang mampu menyelami makna Alquran secara menyeluruh.
Oleh karena itu dengan latar belakang tersebut, maka kelompok membuat makalah ini
sebagai materi dalam mempresentasekan fungsi la-qur’an.
3

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Nasehat (Mau‟Izhah)
2. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Obat (Syifa‟)
3. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk (Hūdan)
4. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Rahmat
5. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pembeda (Furqān)
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah: untuk mengetahui fungsi al-
qur’an
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi dan
kejelasan tentang :
1. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Nasehat (Mau‟Izhah)
2. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Obat (Syifa‟)
3. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk (Hūdan)
4. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Rahmat
5. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pembeda (Furqān)
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan rujukan bagi disiplin ilmu aqidah serta menambah khasanah
kepustakaan terutama yang terkait dengan fungsi al-qur’an
2. Manfaat Aplikatif
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi disiplin ilmu aqidah terkait fungsi al-
qur’an
3. Manfaat Metodologi
Sebagai bahan pengembangan gagasan dan ide aqidah tentang fungsi al-qur’an
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacammacam, salah satunya
adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari. Adapun menurut istilah para
ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al-Qur’an. Ada yang
mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari
Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir; membacanya merupakan ibadah; dimulai
dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.
Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan berfungsi sebagai hidayah
(petunjuk).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa AlQur’an ialah wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat
Jibril dengan bahasa Arab, sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang diturunkan secara
mutawatir untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap umat Islam yang ada di
muka bumi.
BAB III

FUNGSI AL-QUR’AN

Alquran diturunkan semata-mata untuk kepentingan manusia dan keberlangsungan hidup


seluruh makhluk khususnya manusia sebagai pengendalinya. Sesuai dengan firman Allah SWT
yang menyatakan bahwa segala kerusakan di muka bumi banyak diakibatkan oleh perbuatan-
perbuatan manusia yang kurang bertanggungjawab. Begitu juga sebaliknya manusia bumi bisa
makmur dan damai juga karena perbuatan-perbuatan manusia.

Alquran merupakan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan-persoalan hidup manusia agar
tetap seimbang sejalan dengan sunnatullah yang perlu dilestarikan bahkan dikembangkan. Untuk
hal itulah Alquran diturunkan sebagai pedoman hidup dan kehidupan bukan hanya hubungan
antara manusia dengan Tuhannya melainkan juga dengan seluruh makhluk dan alam.

A. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Nasehat (Mau‟Izhah)


Ada beberapa pendapat terkait arti dari mau‟idzhah diantaranya Ibnu Manzur mengutip
dari Ibnu Sayyidih, mau‟izhah adalah peringatan yang tujuannya untuk melunakkan hati
manusia disertai ganjaran dan ancaman. Menurut Al-Isfihani mengutip pendapatnya al-Khalil,
mau‟izhah adalah peringatan agar berbuat baik yang dapat melunakkan hati. Dan „Ali bin
Muhammad al-Jarjani, mau‟izhah adalah segala sesuatu yang dapat melunakkan hati yang
keras, mengalirkan air mata dan memperbaiki kerusakan.
Secara umum, mau‟izhah adalah nasehat yang bertujuan untuk merubah sifat dan sikap
manusia menjadi lebih baik dan bermanfaat. Dengan demikian Alquran dapat disebut sebagai
pemberi peringatan yang baik (mau‟izhah alhasanah) sebagaimana firman Allah dalam surat
Yunus (10) ayat 57 yang Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

B. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Obat (Syifa‟)


Seperti yang telah disinggung pada ayat diatas bahwasanya selain sebagai pemberi
nasehat Alquran juga menyebut dirinya sebagai obat (syifa‟) dan sisi lain menyebut madu
lebah sebagai obat. Obat dalam pengertian khusus berarti mengobati suatu penyakit dalam,
baik bersifat individual maupun sosial. Contoh “penyakit-penyakit yang bersifat individual
seperti strees, kegundahan dan pikiran kacau. Sedangkan penyakit sosial seperti sikap
fanatisme, hedonisme, fitnah, kecanduan narkoba, korupsi dan krisis moralitas.
Pengobatan cara Alquran lebih diarahkan ada perbaikan hati karena jika hati manusia itu
baik maka baik pulalah sifat dan tingkah lakunya sebaliknya jika hati manusia itu kotor
(buruk) maka buruk pulalah sifat dan sikap manusia. Hati yang sehat akan membentuk pikiran
dan tubuh manusia juga ikut sehat secara otomatis segala perbuatan yang dihasilkan manusia
itu berdampak positif dan bermanfaat bagi manusia, makhluk lainnya dan juga alam semesta.
C. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk (Hūdan)
Secara bahasa, kata hūdan berasal dari kata hadā-yahdī-hūdan wa hidāyah yang berarti
“memberi petunjuk pada jalan yang benar”. Secara istilah “hidāyah adalah tanda yang
menunjukkan pada hal-hal yang dapat menyampaikan seseorang kepada yang dituju”. Jadi,
Alquran sebagai petunjuk karena mengajarkan manusia pada jalan yang dapat mengantarkan
dirinya pada tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Rahmat
Muhammad Mahmud Hijazi mendefinisikan “rahmat sebagai kelembuatan hati yang
melahirkan ihsan perbuatan baik (ihsān), ramah dan kasih sayang”. Dari pengertian ini rahmat
mengandung tiga perkara yang saling berkaitan satu dengan lainnya yaitu perbuatan baik, sifat
ramah tamah dan kasih sayang.
Pertama, perbuatan baik. Manusia yang memiliki kecenderungan berbuat baik bisa
dipastikan tidak akan memilah dan memilih lawan bicaranya. Siapapun saja bisa menjadi
kawannya. Sikap yang seperti ini hanya dimiliki oleh manusia- manusia yang sudah
tercerahkan hati dan pikirannya sehingga ia senantiasa berpikir untuk berbuat baik termasuk
kepada musuh sekalipun. Begitu juga sebaliknya orang yang memiliki kecenderungan berbuat
dhalim atau aniaya akan menarik dirinya untuk berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang
lain dan lebih mengedepankan kepentingan dirinya dairpada kepentingan orang lain.
Kedua, sifat ramah tamah. Sifat ramah tamah ini telah dicontohkan Nabi Muhammad dan
para ulama-ulama. Sikap ramah pada masyarakat dan lingkungannya menjadikan Islam
mudah diterima oleh semua kalangan dan tidak membeda-bedakan unsur luarnya
(dhahiriyah).
Ketiga, kasih sayang. Alquran sebagai sebuah kitab suci yang didalamnya banyak
mengandung sifat-sifat ketuhanan berarti Alquran merupakan perwujudan rahmat Allah
kepada manusia dan alam semesta. Hilangnya kasih sayang akan membentuk karakter yang
kasar dan bahkan mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itulah Nabi Muhammad
mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi orang dan saling menghormati.
E. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Pembeda (Furqān)
Menurut arti dari kata furqān adalah pembeda. Yakni pembeda antara perkara yang benar
(haq) dan yang salah (bathil), antara jalan keselamatan dan jalan kesengseraan. Manusia telah
dibekali akal dan pikiran untuk menjadi alat menilai dan memilih diantara keduanya.
Penciptaan manusia dibandingkan makhluk-makhluk lainnya sangat berbeda jauh, baik dari
unsur fisik maupun non psikisnya.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum Alquran memuat berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang berkaitan dengan Tuhannya
maupun dengan sesama manusia. Namun secara khusus Alquran memuat delapan perkara,
yaitu: Akidah, ibadah, wa‟du dan wa‟id, mu‟amalat, akhlak, hukum, sejarah atau kisah,
pengetahuan dan teknologi. Selain itu Alquran juga memiliki beberapa fungsi diantaranya
adalah sebagai nasehat (mau‟izhah), obat (syifa‟), petunjuk (hūdan), rahmat, dan pembeda
(furqān).
DAFTAR PUSTAKA

Partanto, Pius A., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola, 1994.

Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawwir, Yogyakarta, Pustaka Progressif, 1984.

Nāshir, Sholeh bin Nashir bin Sulaiman bin, „Ulum al-Qur‟ān „Inda as-Syinqīthī Fī Tafsīriihī
Adlwā‟ al-Bayān Fī Īdlāh al-Qur‟ān Bi al-Qur‟ān, Riyadl, Buhūts Kulliyah at-Tarbiyah, 2004.

Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-Kaidah Memahami Firma Tuhan, Jakarta, RajaGrafindo


Persada, 2014.

Yusuf, Kadar M., Studi Alquran, Jakarta, Amzah, 2014.

Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur‟an, Jakarta, Rajawali Pers, 2014.

Ghazali, Abd. Moqsith, Metodologi Studi Al Qur‟an, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta, Duta Surya, 2012.

As„at, Abdul Muhaimin, Terjemah Kalimat al-Qur‟ān Sistim 24 Jam 1, Surabaya, Indah Jaya
Offset, 1994.

Muhammad, Abu Zakki, 477 Tanya Jawab Agama Islam, Jakarta, Rica Grafika, 1996.

Rofi‟i, Ahmad Syadali & Ahmad, Ulumul Qur‟an untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK,
Bandung, Pustakan Setia, 2000.

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.

Anda mungkin juga menyukai