Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“MEMBANGUN INTERAKSI IDEAL BERSAMA AL-QUR’AN”

Oleh :

Kelompok 6

1. Dwi Rosyidatu Fuadatin (19030244056)


2. Ismi Nur Aini (19030244058)
3. Jannatul Makwa (19030244059)

Biologi E 2019

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tentang karakteristik makalah ilmiah.

Makalah ini telah terselesaikan berkat kerjasama kami sekelompok. Berkat


kerjasama kelompok makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu,
karena itu kami ucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok kami dan
segenap pihak yang membantu.

Kami sadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, kami sangat menghargai kritik dan saran agar kami dapat
mengevaluasi untuk pengerjaan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
maupun masyarakat luas.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5

BAB II Pembahasan 6

1. Mempelajari al-Qur’an 6
2. Manfaat Membaca al-Qur’an 7
3. Membaca al-Qur’an 9
4. Mendengarkannya (al-istimaa’) 10
5. Memahami dan merenungkan kandungannya (at-tadabbur) 10
6. Menghafal Al Quran 11
7. Mengamalkan Al-Qur’an (at-tathbiiq) 11
8. Mengajarkan Al-Qur’an (at-ta’liim) 12

BAB III Penutup 13

Kesimpulan 13

Daftar Pustaka 14

3
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Al-qur’an adalah Kitab Suci teragung yang diturunkan Allah


kepada Nabi Muhammad untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi
umatnya, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
akhirat. Menurut Ibnu Khaldun bahwa al-Qur’an adalah mukjizat
terbesar Rasulullah dan juga jika dibandingkan dengan semua
mukjizat Rasul-rasul lainnya.
Nabi Muhammad menjadi Rasul yang paling utama, salah
satunya karena al-Qur’an diturunkan kepadanya. Allah menjadikan
Nabi Muhammad sebagai manusia teladan dengan kualitas akhlak
yang agung, karena budi pekerti beliau adalah budi pekerti yang
Qur’ani. Mekkah dan Madinah dijadikan Allah sebagai dua kota suci,
karena di dua tempat itulah al-Qur’an diturunkan. Bulan Ramadhan
menjadi bulan yang mulia karena di bulan inilah al-Qur’an diturunkan.
Para sahabat menjadi generasi yang paling mulia, karena, kerane
mereka adalah generasi yang paling sunguh-sunguh mencintai al-
Qur’an dan mengamalkan petunjuknya.
Al-Qur’an yang ada di tangan kita hari ini sama persis dengan
al-Qur’an yang dibaca oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya
dahulu, yang telah berhasil menjadikan mereka sebuah generasi yang
istimewa. Seharusnya, kita pun bisa menjadi umat yang maju seperti
mereka. Tapi harus diakui, bahwa kondisi umat Islam saat ini belum
menjadi umat yang maju dan berwibawa. Oleh kerena itu, perlu
dipahami dan dihayati lagi bagaimana seharusnya umat Islam dapat
berinteraksi dengan Kitab Sucinya secara benar, sehingga ia benar-
benar menjadi pedoman hidup yang akan membawa pada kebangkitan
dan kemenangan.

4
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengapa harus belajar Al-Qur’an?
b. Apa manfaat membaca Al-Qur’an?
c. Bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang benar?

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah


a. Menjelaskan mengapa perlu belajar Al-Quran.
b. Menjelaskan manfaat membaca Al-Qur’an.
c. Menjelaskan cara membaca Al-Qur’an yang benar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mengapa belajar Al-Qur'an


Memahami al-Qur’an adalah kewajiban setiap muslim. Allah
memberikan akal dan fikiran kepada manusia yang tujuannya semata-mata
agar manusia memikirkan apa-apa yang telah Allah turunkan semua yang
ada di alam semesta. Salah satunya adalah al-Qur’an yang dijadikan
pedoman hidup oleh umat islam.

Al-Qur’an karim adalah kalamullah, kitab suci yang agung,


mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad SAW,
yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sebagai
syifa atau penyembuh jiwa, juga petunjuk dan rahmat. Sungguh tidak ada
kebatilan di dalamnya, keaslian atau keotentikannya terjaga. Orang yang
belajar dan mengajarkannya dianggap sebaik-baiknya manusia, bacaan
setiap hurufnya mendatangkan pahala, bahkan menjadi syafaat di akhirat
kelak bagi siapa saja yang mengamalkan kandungannya. Sebaliknya,
keutamaan yang dijanjikan al-Qur’an tidak mungkin diraih apabila kita
jauh darinya.

Dalam pembahasan ini kami membahas mengenai “Mengapa Kita


Harus Belajar al-Qur’an?”. Dalam kalimat tersebut, sekilas terfikir dengan
pertanyaan mengapa kita beragama?. Manusia lahir tanpa mengetahui
sesuatu, tetapi kemudian dengan panca indra akal dan jiwanya sedikit demi
sedikit pengetahuannya bertambah. Dengan pengamatannya, pemikiran
yang logis dan pengalamannya, ia menemukan pengetahuan. Namun
demikian, keterbatasan panca indra dan akal menjadikan sekian banyak
tanda tanya yang munculdalam benaknya tidak dapat terjawab. Hal ini
dapat mengganggu perasaan dan jiwanya serta semakin mendesak
pertanyaan terrsebut semakin gelisah ia bila tidak terjawab. Hal ini antara
lain disebabkan manusia memiliki naluri ingin tahu. Jika demikian,

6
manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu.
Harusnya dalam hal-hal yang sangat mendesak yang mengganggu
ketenangan jiwanya atau menjadi syarat bagi kebahagiaannya. Disinilah
informasi tuhan itu datang yaitu “al-Qur’an” sebagai wahyu Ilahi.

Mengapa pertanyaan tersebut dikaitan dengan agama?. Salah satu


ilmuan yakni Mahmud Syaltut menyatakan bahwa, “Agama adalah
ketetapan-ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada nabinya untuk
dijadikan pedoman manusia”. Tidak lain hanyalah al-Qur’an sebagai
pengatur kehidupan manusia terutama umat islam. Hidup manusia
bagaikan lalu lintas, masing-masing ingin berjalan selamat sekaligus cepat
sampai tujuan. Namun karena kepentingan mereka berbeda-beda, maka
apabila tidak ada peraturan lalu lintas kehidupan pasti akan terjadi
berantakan. Oleh karena itu dengan al-Qur’an hidup manusia akan teratur,
karena al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan aturan
supaya manusia terarah jalannya.

2. Manfaat membaca Al-Quran


Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW
untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju
cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik
yang pernah ada di muka bumi ini. Diantara ciri khas atau keistimewaan
yang dimiliki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat
pada orang-orang yang membacanya dan mengkajinya. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Umamah Al Bahimah, bahwa
Rasulullah Saw bersabda, yang artinya: “Baca Al-Qur’an, ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepadanya.” (H.R. Muslim) .
Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah Swt yang paling mulia,
senantiasa telah memberikan banyak hikmah dan manfaat bagi kita yang
ingin mempelajarinya. Karena kita sebagai hamba Allah Swt yang beriman
hendaknya kita menunaikan kewajiban kita untuk membaca, mempelajari
dan memaknai setiap ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan hal itu kita akan

7
mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh dari mempelajari kitab suci
Al-Qur’an.
Bacaan Al-Qur’an umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh,
seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas,
meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi,
menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan
meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa
takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan
lain-lain.
Berikut ini adalah penjelasan beberapa manfaat dari membaca Al-Qur’an :
1. Mengurangi Ketegangan (stres)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al
Qadhi, direktur utama Islamic Muslim for Education and Research
yang berpusat di Amerika Serikat sekaligus konsultan ahli sebuah
klinik di Panama City, Florida menunjukkan bahwa bacaan Al-
Qur’an menimbulkan efek relaksasi hingga 65%. Al-Qur’an juga
memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam
menurunkan ketegangan (stres).
2. Meningkatkan Kesehatan Mental
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kazemi dkk
yaitu dengan cara mendengarkan Al-Qur’an selama 15 menit 3 kali
seminggu selama 4 minggu berturut-turut yang diperdengarkan
melalui tape recorder. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan
mendengarkan Al-Qur’an telah meningkatkan kesehatan mental si
pendengar.
3. Mencegah dan Mengatasi Kepikunan
Membaca Al-Qur’an secara rutin dapat meningkatkan daya
ingat dan fungsi kerja otak kita karena secara spiritual Al-Qur’an
merupakan kumpulan wahyu yang sempurna yang menenangkan
jiwa, meningkatkan keyakinan, dan menyeimbangkna hidup
manusia. Energi positif dari ayat-ayat Allah Swt ini dapat menjadi
nutrisi otak yang paling berharga dari sebuah obat.

8
3. Membaca Al-Qur’an yang benar

Al Quran sendiri merupakan sebuah kitab umat Islam, dimana


didalamnya terdapat ajaran, perintah dan larangan dalam beribadah maupun
menjalani kehidupan. Karena itu membacanya pun tidak boleh sembarangan.
Jika baru sempat belajar membaca Al Quran di usia yang sudah dewasa pun
tidak mengapa. Karena tidak ada kata terlambat jika ingin mendapatkan ilmu,
terutama cara membaca Al Quran yang benar.

Mengenal dasar membaca Al Quran. Dasar yang dimaksud adalah


dengan belajar mengenal huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah terdiri dari 28 huruf
yang jika dirangkai akan membentuk kalimat-kalimat pada ayat Al Quran. Jika
dalam pelajaran bahasa Indonesia, huruf hijaiyah adalah abjad dan buku
merupakan kumpulan dari abjad-abjad tersebut. Belajar huruf hijaiyah ini
dimulai dari iqro. Ada 6 tingkatan iqro dengan kesulitannya masing-masing.
Jika sudah lulus di tingkat 6 baru beralih membaca Al Quran.

1. Mengenal bunyi vocal dan panjang pendek bacaan

Setelah dari iqro maka tahap mengaji berikutnya adalah membaca Al


Quran. Di sini akan mulai diperkenalkan tanda baca yang membentuk
huruf vocal serta tanda panjang pendek sebuah huruf dilafalkan. Panjang
pendek huruf ini sangat penting karena ikut berperan dalam aritnya juga.

2. Menggunakan teknik membaca Al Quran

Cara membaca Al Quran yang benar diringi dengan teknik bacaannya


juga. Ada beberapa teknik yang harus dipelajari seperti idgham, idzar,
ikhfa atau qalqalah. Kesemua teknik tersebut akan menentukan sebuah
bacaan terdengar jelas, mendengung atau samar-samar. Pada level ini ada
beberapa huruf hijaiyah yang harus dihapalkan dan dibagi berdasarkan
golongan tekniknya.

3. Membaca dengan makhraj yang jelas


Makhraj adalah pelafalan huruf yang benar. Untuk pelajaran makhraj ini
terbilang cukup susah terlebih terbentur dengan perbedaan dialek antara

9
orang Indonesia dan arab. Dibutuhkan kesabaran serta latihan yang cukup
sering untuk memperlancar makhraj huruf Al Quran tersebut.
4. Membaca dengan bentuk mulut yang sempurna
Membaca Al Quran harus dengan mulut yang terbuka, sesuai dengan
pelafalan hurufnya. Terkadang ada yang membaca tetapi mulutnya tidak
sampai bergerak, sehingga yang terdengar hanyalah seperti suara
gumaman besar. Tentu hal tersebut tidak benar dan tidak akan terdengar
jelas bagi orang yang mendengar. Karenanya usahakan untuk memenuhi
hak huruf tersebut ketika dilafalkan oleh mulut.
5. Membaca dengan tartil dan stabil
Tartil artinya bacaan Al Quran haruslah dengan jelas setiap hurufnya
baik ketika diucapkan atau didengar orang lain. Selain itu ritme
membacanya juga harus stabil, tidak boleh cepat atau terlalu lambat. Cara
membaca Al Quran yang benar adalah dengan kecepatan sedang dan
sesuai panjang atau pendek huruf Al Quran tersebut.

4. Mendengarkannya (al-istimaa’)
Menyimak bacaan al-Quran adalah perintah Allah dalam surat al-
A’raaf ayat 204. Allah berfirman yang artinya,
“Dan apabila al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik- baik dan
perhatikan dengan tenang agar kalian mendapat rahmat”
Bahkan, sekelompok jin bisa masuk islam setelah mereka
mendengarkan bacaan al-Qur’an pada surat al Jinn ayat 1-2 yang artinya,
“Katakanlah (muhammad), telah diwahyukan kepadaku bahwa
sekumpulan jin telah mendengarkan bacaan. Lalu mereka berkata, kami
telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (al-Qur’an). Yang
memberi petunjuk ke jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan
kami sekali – kali tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan
kami.”
5. Memahami dan merenungkan kandungannya (at-tadabbur)
Tadabbur Quran adalah aktifitas memahami makna ayat al-Quran,
merenungi kandungannya, mengambil pelajaran darinya, dan berusaha

10
mengamalkannya. Berbeda dengan sekedar membaca, tadabbur sekaligus
pemahaman, penghayatan, serta kegendak kuat untuk mengamalkannya.
Bertadabbur sangatlah penting, seperti yang telah disampaikan oleh
professor kita Bapak Quraish Shihab. Jika seseorag ingin mendapatkan
petunjuk lebih banyak dari Al-Quran, maka ia harus hidup di lingkungan
Al-Quran sehingga mersakan bahwa Al-Quran berdialog, bahkan
bersahabat dengannya.

6. Menghafal Al Quran
Al-Quran adalah salah satu kitab yang paling istimewa, salah satu
keistimewaannya adalah mudah dipelajari dan dihafalkan. Karena sudah
dijamin oleh Allah dalam ayat-Nya. Salah satu manfaat menghaflkan
Quran adalah sebagai Dzikir, yang bisa dibaca berulang-ulang, sehingga
hati, jiwa, dan kehidupan kita tidak akan kosong. Nabi Muhammad SAW
pernah bercerita. Ada kalangan manusia yang akan menjadi orang-orang
terdekat dari Allah dan bahkan menjadi Keluarga Allah, siapa dia ? dia
adalah orang orang yang mempelajari, membaca, dan menghafalkan Al
Quran.

7. Mengamalkan Al-Qur’an (at-tathbiiq)


Al-Quran diturunkan untuk diamalkan, bukan sekedar dijadikan
hiasan dinding-dinding rumah, bukan hanya untuk dibaca kepada orang-
orang mati, bukan semata untuk pengobatan, ataupun sekedar
diperlombakan kemerduan suara pembacanya. Al-Quran juga diturunkan
untuk mengeluarkan manusia daripada kegelapan kepada cahaya ilahi,
mengatur kehidupan mereka, dan memberikan solusi terhadap problem-
problemnya. Tuntutan untuk mengamalkan al-Qur'an ini mencakup
seluruh kandungannya, baik dalam masalah akidah, ibadah mu'aamulaat,
akhlak, bahkan iptek. Atau dalam ungkapan lain yang lebih populer ia
mencakup masalah ritual, ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan,
keluarga dan sebagainya.

11
Karena sebagai Kitab yang oleh Allah dirancang berlaku
sepanjang zaman di setiap tempat dan untuk semua kalangan, al-Qur'an
diyakini mengandung segala hal yang terkait dengan persoalan hidup
manusia, meski sebagiannya hanya bersifat pokok-pokok saja. Bahwa al-
Qur'an sesuai dan bisa menjawab persoalan manusia di setiap zaman,
bahkan di zaman yang sangat moderen dan situasi yang kompleks
sekalipun.

8. Mengajarkan Al-Qur’an (at-ta’liim)


Mengajarkan al-Qur'an jika dilakukan dengan tulus dan penuh
kesungguhan adalah bagian dari aktifitas dakwah yang sangat dianjurkan
dan dipuji oleh Allah Ta'aalaa. Ia juga termasuk dari aktifitas mengajarkan
ilmu yang sangat dicintai Allah. Apalagi ia merupakan sumber ilmu yang
tidak ada keraguan di dalamnya. (hadits riwayat Imam Bukhari).
Salah satu peran Rasulullah adalah sebagai Guru al-Qur'an
sebagaimana firmanNya dalam surat Ali Imran ayat 164 yang artinya,
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab
dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

12
BAB III

KESIMPULAN

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap umat Islam hukumnya


wajib untuk memperdalam Al-Qur’an dan mengamalkannya, serta menjadikannya
sebagai pedoman hidup didunia, sehingga ia benar-benar menjadi pedoman hidup
yang akan membawa pada kebangkitan dan kemenangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahannya.

Departemen Agama RI. 2019, AL-Qur’an dan Terjemahannya; Syamil Qur’an.


Bandung: PT. Sygma Media Arkanlima

Hendri, Ari. 2005, Mukjizat al-Qur’an. Jakarta : Arta Rivera.

Ilyas, Yunahar. 2013/ Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta” Itqan Publishing.

Al-Isfari, Abu Muhammad. 2014. Masuk Islam Karena al-Qur’an. Surakarta: al-
Qudwah Publishing.

Jum’ah, Ahmad Khalil. 1999. Al-Qur’an dalam Pandangan Sahabat Nabi,


Jakarta:Gema Insani Press

As-Sunaidi, Salman bin Umar. 2008. Mudahnya Memahami al-Qur’an. Jakarta:


Darul Haq

14

Anda mungkin juga menyukai