Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
limpaha nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan
berjudul  “ Pengaruh enzim terhadap kecepatan reaksi kimia “.

Dalam penulisan laporan praktikum ini, berbagai hambatan telah kami lalui. Oleh karena
itu, terselesaikannya laporan praktikum ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata Pelajaran Biologi kelas XII IPA 1 yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan percobaan ini.

I.2 LATAR BELAKANG


Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang terjadi di dalm tubuh mahluk hidup. Reaksi
metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi. Kumpulan
metabolisme memerlukan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Enzim adalah suatu kelompok
protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi.
Tentunya dalam melakukan kerjanya, enzim memiliki beberapa faktor penghambat seperti ph,
suhu dan sebagainya.
Ph mempengaruhi laju reaksi enzim dalam bekerja. Menurut teori perubahan kondisi
asam dan basa disekitar enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat
menyebabkan denaturasi enzim. Sehingga enzim tidak dapat bekerja pad akondisi yang terlalu
asam ataupun kondisi yang terlalu basa. Sedangkan suhu optimum suatu reaksi adalah 40 derajat
C. Dalam praktikum kali ini kami akan membuktikan pengaruh ph dan suhu terhadap kinerja
enzim katalase.

I.3 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana pengaruh ph dan suhu terhadap kerja enzim katalase?

I.4 HIPOTESIS
 Kerja enzim di pengaruhi oleh ph dan suhu.

I.5 TUJUAN PENELITIAN


 Untuk mengetahui apakah ph dan suhu berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.
I.6 VARIABEL
Variabel bebas : ph dan suhu
Variabel terikat : Kinerja enzim katalase
Variabel kontrol : H2O2 dan ekstrak hati ayam

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini
diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan
Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea
Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat
oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang
tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:

                                      H2O --> H2O + O2


Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :

a. Suhu

Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.  Protein akan mengental atau
mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).

b. Derajat keasaman (pH)

Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.  Sebagian besar
enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7).  Di luar
pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor


Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan,
maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.  Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim
dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang
ada.  Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menetukan laju reaksi.

d. Inhibitor enzim

Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat
kimia tertentu.  Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap
laju reaksi.

 Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam ronggaperut sebelah


kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racundan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut
proses detoksifikasi. Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dansel non-parenkimal.
Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan
melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit
merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus
pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit.

BAB 3

RANCANGAN PERCOBAAN

3.1   ALAT DAN BAHAN

1.      Alat 2. Bahan
 Tabung reaksi                   5 buah Peroksida (H2O2)                
 Gelas ukur                        1 buah Bahan Ekstrak : Hati ayam
 Rak tabung reaksi             1 buah HCL
 Pipet tetes                         1 buah NaOH
 Penjepit tabung reaksi      1 buah Air panas
 Lidi                                   4 batang Air dingin
 Korek api                          1 buah
 Lap kain/serbet                 1 lembar
3.2 LANGKAH KERJA
1. Menggunakan ekstrak dari hati/jantung. Kemudian dituangkan kedalam 5 buah
tabung reaksi masing-masing 0,5 mL (tabung 1, 2, 3, 4, 5 ).
2. Menambahkan HCL pada 2 tabung dan NaOH pada tabung 3. Direndam ke
tabung 4 pada air panas dan tabung 5 dalam air dingin.
3. Kemudian dituangkan H2O2 sebanyak 0,5 mL pada masing-masing tabung
tersebut dan dilakukan pengamatan apa yang terjadi. Ujilah masing-masing
tabung dengan menggunakan bara lidi.
4. Dikukan analisis terhadap data hasil percobaan tersebut dan dibuatlah
kesimpulannya.

3.3 DATA
Dari hasil pengamatan terhadap enzim katalase, di peroleh data sebagai berikut :

Banayaknya
No Perlakuan Gelembung Nyala Api H2O2

Cukup
1 1 potong hati ayam + 2ml H2O2 Banyak sekali 5 tetes
terang
1 potong hati ayam + HCL + 2ml
2 Sedikit sekali Padam 2 tetes
H2O2
1 potong hati ayam + NaOH +
3 Sedang Tetap 2 tetes
2ml H2O2
1 potong hati ayam + 2ml H2O2+
4 Sedikit Padam 2 tetes
air panas
1 potong hati ayam + 2ml H2O2 + Terang
5 Banyak 2 tetes
air dingin sekali

3.4 ANALISIS DATA


1. Ekstrak hati + H2O2

Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.Hal ini


membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi
H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal
ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).

2. Ekstrak hati + NaOH + H2O2

Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang sedang, saat bara api
dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak
dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

3. Ekstrak hati + HCl + H2O2

Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan
bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.

4. Ekstrak hati dididihkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara
yang sangat sedikit dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal
ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

5. Ekstrak hati dimasukkan kedalam air Es di tambah H2O2

Ekstrak yang dimasukkan kedalam air es kemudian ditambah H2O2, ternyata


menimbulkan gelembung udara cukup banyak saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga
menimbulkan nyala api terang.

BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Ya, ph dan suhu mepengaruhi kerja enzim katalase. Enzim katalase akan rusak apabila
bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi asam maupun basa. Semakin tinggi konsentrasi
substarat dan konsentrasi enzim, maka kinerja enzim akan meningkat. Namun pada kondisi tertentu
(maksimum) kinerja ini tidak dapat dipercepat kembali.

4.2 DAFTAR PUSTAKA

 www.wikipedia.org
 www.anneahira.blogspot.com
 www.slideshare.com

4.3 LAMPIRAN
SEBELUM DIBERI H2O2 SEBELUM DIBERI H2O2

LAPORAN BIOLOGI
KERJA ENZIM KATALASE
 
NAMA ANGGOTA : AFIF GHIFARY
FAHMI ALFIAN
MUFTI HANIF
M. HAFIDZ HIDAYAT

KELAS : XII IPA 1

Anda mungkin juga menyukai