Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“PENGAMBILAN DARAH VENA”

Oleh :

KELOMPOK 2

1. ULFA MAR’ATUS SOLEKHAH


2. NANDA KHOIRUN NISA
3. DESY INDAH LESTARI
4. AGUNG ANJAR KURNIAWAN

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2020
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.(Syaifuddin,2001)
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari 2 bagian. Bahan intraseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,yaitu sel darah
merah.Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira
5 liter.Sekitar 55% adalah cairan dan 45% sisanyaterdiri atas sel darah merah.Angka ini
dinyatakan dalam nilai hematogkrit ( pearce,2009:133).
Darah adalah cairan berwarna merah pekat warnanya merah cerah didalam arteri ( sudah
di oksigenasi ) dan berwarna merah ungu gelap didalam vena (deoksigenasi), setelah
melepas sebagian oksigen kejaringan. Darah bersifat sedikit alkali dan PH nya hanya sedikit
bervariasi sepanjang kehidupan karena sel-sel badan hanya bisa hidup bila PH dalam batas
normal. Jumlah darah sekitar 5% berat badan,sehingga volume rata-ratanya adalah 3-4 liter.(
Watson,2002:231)

2. Tujuan
1. Mengetahui definisi pengambilan darah vena
2. Memahami tujuan pengambilan darah vena
3. Mengetahui area pengambilan darah vena
4. Mengetahui indikasi pengambilan darah vena
5. Mengetahui kontraindikasi pengambilan darah vena
6. Mengetahui komplikasi pengambilan darah vena
7. Mengetahui persiapan alat pengambilan darah vena
8. Mengetahui prosedur pengambilan darah vena

3. Sasaran
Pasien di ruang 14 RS. Dr. Saiful Anwar Malang

4. Materi
1. Mengetahui definisi pengambilan darah vena
2. Memahami tujuan pengambilan darah vena
3. Mengetahui area pengambilan darah vena
4. Mengetahui indikasi pengambilan darah vena
PP Tahap Prapelaksanaan
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai berikut:

Penetapan Pasien
Mengetahui kontraindikasi pengambilan darah vena

Mengetahui persiapan alat pengambilan darah vena

Proposal
Mengetahui komplikasi pengambilan darah vena

Mengetahui prosedur pengambilan darah vena

Persiapan pasien:
Informed consent
Hasi pengkajian/intervensi data
Apa yang menjadi masalah
Penyajian masalah Cross cek data yang ada
Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
Bagaimana pendekatan (Proses Kep,
SOP)
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching

Validitas data
Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat
konselor

Persiapan Alat
Metode.
Tahap BST pada bed
pasien Analisa data

7. Proses
6. Media
5.
6.
7.
8.
5.
Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan
diskusi
7.1 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga

7.2 Pelaksanaan BST


1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/manajer tetang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada akan
ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan

8. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal : Rabu, 29 Januari 2020
Waktu : 11 : 00 wib
Tempat : Ruang 14

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST

11. Kegiatan Bedside Teaching


1. Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
1) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
2) Practice : tindakan yang akan dilakukan terkait masalah klien
3) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan lingkungan
4) Procedure : prosedur pelaksanaan
5) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2. Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3. Post round : evaluasi dari pembimbing klinik terhadap tindakan yang dilakukan.

12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya dapat dijadikan
masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode pembelajaran.
Malang, Januari 2020
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua kelompok,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruang 14
RS dr. Saiful Anwar Malang

(...........................................................)
Lampiran materi

PENGAMBILAN DARAH VENA


1. Definisi Tindakan
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari vena dalam fossa cubiti,
vena saphena magna/ vena superficial lain yang cukup besar untuk endapatkan sampel darah

2. Tujuan Tindakan
a. Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk melakukan
pemeriksaan
b. Untuk mendapatkan specimen darah vena tanpa antikoagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
c. Untk menganalisa kandungan komponen darah, seprti sel darah merah, sel darah putih,
leukosit dan trombosit.

3. Area pengambilan darah vena


Tempat-tempat yang memungkinkan untuk pengambilan darah vena:
- Lengan : vena basilica, vena sefalika, vena median cubiti, vena medial-antebrakial, vena
radialis.
- Tungkai vena saphenous.
Pada pengambilan darah vena ( enipucture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital pada anterior lengan ( sisi dalam lipatan siku). Vena ini dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidk
memungkinkan, vena chepalika atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipucture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Sebagian besar darah yang dipakai adalah darah dari vena cubiti pada orang dewasa.
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan sebelum melkukan pegambilan darah vena
adalah mengkaji area/pembuluh darah vena tempat darah akan diambil. Perawat memastikan
vena yang diambil darahnya memiliki ukuran yang cukup besar dan untuk meyakinkan dapat
dilakukan palpasi, tempat pengambilan tidak dalam keadaan trauma atau luka. Sebelum
diambil dilakukan pembendungan pada bagian proksimal pada vena agar mudah dalam
penusukan jarum, area pengambilan darah harus disterilisasi dengan alcohol sebelum
ditusuk jarum.
Jika vena cephalika dan basilica tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat
dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan sangat hati-
hati dengan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. Lokasi yang tidak boleh
diambl darah adalah :
- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah edema
- Hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan canula, fistula atau cangkokan vascular
- Daeah intra-vena lines.

4. Indikasi
- Pemeriksaan laboratorium

5. Kontraindikasi
- Juka terdapat tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis pada tempat penusukan.
- Klien dengan mastektomi yang mengalami gangguan pada tangannya.
- Fistula arteriovenus
- Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan
- Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologis.

6. Komplikasi
- Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi
hemokonsentrasi. Pengisapan darah ang terlalu dalam akan menyebabkan darah membeku
dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai jenis pemeriksaan.
- Terbentuk hematoma pada tempat penusukan.
- Terjadi perdarahan pada tempat penusukan

7. Alat dan bahan


- Kapas alcohol
- Spuit ( 3-5ml)
- Bak spuit
- Bengkok
- Tube darah
- Sarung tangan
- Plester da tourniquet
- Perlak pengalas

8. Prosedur
a. Persiapan pasien
1. Perkenalkan dirir Anda pada klien dan jelaskan prsedur tindakan yang akan Anda
lakukan
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam istilah yang dapat
dipahami klien
4. Kumpulkan peralatan
5. Sesuaikan tempat tidur atau kursi pada tinggi yang tetap
6. Yakinkan bahwa klien nyaman dan bahwa Anda memiliki ruangan yang cukup untuk
melaksanakan tugas
7. Cuci tangan sebelum kontak dengan klien

b. Langkah kerja
1. Bantu klien pada posisi terlentang atau semifowler dengan tangan lurus
2. Tempatkan handuk kecil di bawah lengan atas
3. Buka kemasan steril menggunakan teknik steril
4. Pilih sisi distal pada vena yang digunakan
5. Pasang tourniquet 5-15 cm di atas tempat fungsi vena. Lingkarkan tourniquet dan
kencangkan pada lengan klien, ikatkan satu sama lain. Jangan menggunakan ikatan
mati
6. Kenakan sarung tangan
7. Palpasi nadi distal di bawah tourniquet.
8. Pilih vena yang terdilatasi dengan baik. Ini membantu jika klien menggenggam.
9. Bersihkan sisi pungsi vena dengan alcohol
10. Gerakkan dalam gerakan melingkar dari tempat tusukan kira-kira 5 cm
11. Lepaskan penutup jarum, spuit, atau vacutainer dan informasikan klien bahwa ia akan
merasakan sakit
12. Tempatkan ibu jari atau telunjuk tangan non dominan 2,5 cm di bawah tempat injeksi
dan tarik kulit klien ke arah Anda
13. Pegang spuit, butterfly, spuit, atau vacutainer dan jarum pada sudut 15-30 derajat dari
lengan klien dengan pangkal jarum spuit ke atas
14. Masukkan jarum ke dalam vena dengan perlahan
15. Dengan menggunakan spuit, tarik plunger dengan perlahan sambil memegang tabung
spuit. Pegang vacutainer dengan aman dan pasangkan tabung specimen ke dalam
pemegang jarum
16. Perhatikan aliran darah ke dalam spuit, tabung butterfly atau jarum vacutainer
17. Ambil jumlah darah yang diharapkan
18. Bila specimen didapat, lepaskan tourniquet
19. Lepaskan jarum dari vena: tempatkan kasa atau bantalan alcohol di atas sisi pungsi
vena tanpa memberikan tekanan. Menggunakan tangan yang lain, jarum dengan
menarik lurus ke belakang dari pungsi vena
20. Berikan tekanan pada tempat injeksi.
21. Untuk darah yang didapat dari spuit, pindahkan specimen pada tabung. Masukkan
jarum melalui penghenti tabung darah dan biarkan vakum mengisi tabung. Jangan
dipaksa
22. Untuk tabung darah mengandung tambahan, rotasi ke belakang dan ke depan 8-10
kali dengan perlahan
23. Perhatikan sisi pungsi unutk perdarahan dan berikan Band-Aid
24. Tempelkan label identifikasi lengkap pada tabung, lekatkan daftar permintaan dan
kirim ke laboratorium.
c. Evaluasi dokumentasi
1. Ucapkan terima kasih pada klien
2. Lepaskan sarung tangan bila digunakan , kemudian cuci tangan
3. Nyamankan klien
4. Kembalikan posisi tempat tidur pada posisi tepat
5. Buang semua material kotor dalam wadah yang tepat
6. Bersihkan dan kembalikan material yang dipakai ulang ke tempat yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Perry, Anne Griffin., Potter, Patricia A. 2005. Buku saku keterampilan dan prosedur dasar. Alih
bahasa : Didah Rasida, Monika Ester. Ed. 5. EGC. Jakarta

Hidayat, A. Aziz Alimul., Uliyah, Musrifaul. 2004. Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia.
Alih bahasa : Monika Ester. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai