Anda di halaman 1dari 50

Obstruktive Pulmonary

Disease
(COPD/COAD/PPOK)

By. Ns. Eli Indawati


STIKes Abdi Nusantara
2023

1
2
3
Pengertian

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


• atau Chronic Obstructive Pulmonary
Disease (COPD) merupakan suatu istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung
lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya.

4
• Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPD
adalah asma bronkial, bronkitis kronis
dan emfisema paru-paru.
• Penyakit ini juga sering dikenal dengan
istilah Chronic airflow limitation (CAL)
dan chronic obstructive lung disease
(COLD)

5
Komplikasi COPD

• 1. Hipoksemia
• 2. Asidosis respiratori
• 3. Infeksi respiratori
• 4. Gagal jantung
• 5. Kardiak disritmia
• 6. Status asmatikus

6
7
8
EMFISEMA

By. Ns. Eli indawati


Prodi Sarjana Keperawatan
STIKes Abdi Nusantara
2023

9
10
PENGERTIAN
Menrut WHO, Emfisema adalah
gangguan pengembangan paru
yang ditandai dengan pelebaran
ruang udara di dalam paru-paru
disertai dengan destruksi
jaringan.

11
• Empisema adalah suatu perubahan anatomis paru
yang ditandai dengan melebarnya secara
abnormal saluran udara bagian distal bronkus
terminal, yang disertai kerusakan dinding alveolus.
• Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai
pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan
destruksi dinding alveolar.

12
Penyebab

• Genetik
Ditandai dengan adanya eosinifilia atau
peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE)
serum, adanya hiper responsive bronkus,
riwayat penyakit obstruksi paru pada
keluarga, dan defisiensi protein alfa – 1
anti tripsin.

13
• Hipotesis Elastase-Anti Elastase

Didalam paru terdapat keseimbangan antara


enzim proteolitik elastase dan anti elastase
supaya tidak terjadi kerusakan jaringan.
Perubahan keseimbangan menimbulkan
jaringan elastik paru rusak.

14
• Rokok

Rokok adalah penyebab utama timbulnya


bronkitits kronik dan emfisema paru. Secara
patologis rokok berhubungan dengan
hyperplasia kelenjar mucus bronkus dan
metaplasia epitel skuamus saluran
pernapasan.

15
• Infeksi

Bakteri yang di isolasi paling banyak adalah


haemophilus influenzae dan streptococcus
pneumoniae.
• Polusi
• Sosial ekonomi

16
Manifestasi klinik

• Emfisema paru terjadi sedikit demi sedikit


bertahun-bertahun. Biasanya mulai pada
pasien perokok berumur 15-25 tahun. Pada
umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan
pada saluran nafas kecil dan fungsi paru. Umur
35-45 tahun timbul batuk yang produktif. Pada
umur 45-55 tahun terjadi sesak nafas,
hipoksemia dan perubahan spirometri. Pada
umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal,
yang dapat menyebabkan kegagalan nafas

17
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan • Sputum kultur


radiologis • ECG
• Pemeriksaan fungsi • Lab : darah lengkap
paru
• Kimia darah
• Pemeriksaan AGD
• Bronkogram

18
PATOGENESIS
A. A. Hilangnya elastisitas paru
B. B. Hiperinflasi paru
C. C. Terbentuknya bullae
D. E. Kolaps jalan napas kecil dan udara terperangkap

19
Hilangnya Elastisitas paru

• Protease (enzim paru) mengubah alveoli dan


saluran napas kecil dengan cara merusakan
serabut elastin, sebagai akibatnya adalah
kantong alveolar kehilangan elastisitasnya dan
jalan napas kecil menjadi kolaps atau
menyempit.Beberapa alveoli rusak dan yang
lainnya mungkin dapat menjadi membesar.

20
Hiperinflasi Paru

• Pembesaran alveoli mencegah paru-paru


kembali kepada posisi istirahat selama
ekspirasi

21
Terbentuknya bullae

• Dinding alveolar membengkak dan


sebagai kompensasinya membentuk
suatu bullae (ruangan tempat udara)
yang dapat dilihat pada radiologis.

22
23
Kolaps jalan napas kecil dan udara
terperangkap

• Ketika klien berusaha untuk ekshalasi


secara kuat, tekanan positif intratorak
akan menyebabkan kolapnya jalan napas
(alveoli)

24
25
Tipe Emfisema

• 1. Emfisema Centriolobular
• 2. Emfisema Panlobular
• 3. Emfisema Paraseptal

26
Emfisema centriobular

• Tipe yang sering muncul, menyebabkan


kerusakan bronkiolus, biasanya region
paru atas, inflamasi berkembang pada
bronkiolus tetapi biasanya kantung
alveolar tetap bersisa.

27
Emfisema panlobular
• Merusak ruang udara pada seluruh
asinus dan biasanya termasuk pada
paru-paru bagian bawah.
• Bentuk ini disebut centriacinar
emfisema
• Sering timbul pada perokok

28
Emfisema paraceptal

• Merusak alveoli pada lobus bagian


bawah yang mengakibatkan isolasi dari
blebs sepanjang perifer paru
• Sering timbul pada orang tua dan
defisiensi enzim alpha-antitripsin

29
30
Patofisiologi
• Emfisema merupakan kerusakan pada
dinding alveolar. Dapat menyebabkan
overdistensi ruang udara. Perjalanan udara
dapat terganggu akibat dari perubahan ini.
Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema
merupakan akibat dari adanya destruksi
dinding (septum) diantara alveoli, kolaps
jalan napas sebagian, dan kehilangan
elastisitas rekoil.
31
Lanjutan....

• Proses ini akan menyebabkan


peningkatan ventilatori pada dead space
atau area yang tidak mengalami
pertukaran gas atau darah.
• Kerja napas meningkat karena kekurangan
fungsi jaringan paru untuk melakukan
pertukaran gas. Emfisema juga dapan
menyebabka destruksi kapiler paru
32
33
Patofisiologi
Asap tembakau dan Predisposisi genetik Faktor-faktor yang tidak
polusi udara (defisiensi alfa diketahui penyebabnya
antitripsin)
Gangguan bersihan Sekat dan jaringan
paru paru penyokong hilang Seumur hidup

Peradangan bronkus Saluran napas kecil


dan bronkiolus kolaps saat ekspirasi

PLE asimtomatik
PLE (Emfisema
pada orang tua
Obstruksi jalan panlobular)
napas akibat
peradangan
Hipoventilasi Dinding bronkiolus
alveolar melemah dan alveoli CLE dan PLE
pecah
Bronkiolitis kronis Saluran napas kecil
kolaps saat ekspirasi

CLE Bronkitis CLE (Emfisema


kronis centriolobular)
34
Penatalaksanaan medis

• Pemberian terapi • Mencegah dan


• Fisioterapi dan mengobati infeksi
rehabilitasi • Bronkodilator
• Aerosol
• Kortikosteroid
• Oksigenisasi

35
Penatalaksanaan keperawatan

• Pemberian Asuhan Keperawatan


• Pencegahan
• Dukungan
• Edukasi

36
• Terima kasih

37
BRONKITIS
• 1. Bronkitis akut
• 2. Bronkitis kronis
Gambaran
Bronkitis akut

• Bronkitis akut adalah radang mendadak


pada bronkus yang biasanya mengenai
trakea dan laring, sehingga sering
disebut juga dengan
laringotrakeobronkitis
Bronkitis kronis
• Bronkitis kronis menunjukan kelainan pada bronkus yang sifatnya
menahun dan disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari luar
bronkus maupun bronkus itu sendiriterpapar debu, polusi, zat
kimia, defisiansi alfa – 1 antitripsin dll.
• Bronkitis kronis termasuk kedalam kategori PPOK.
• Bronkitis kronis sifatnya menahun, lebih dari 3 bulan atau
kambuh beberapa kali dalam 2 tahun.
• Apakah perbedaan bronkitis kronis dan bronkitis akut??
Gambaran poto ThoraksCTR >0,5 dapat disebabkan karena
pembesaran jantung atau kondisi rongga thoraks yang tidak
normal. Sinus costophrenicus adalah sudut di tepi kedua paru.
Normalnya lancip, apabila tampak tumpul, dapat disebabkan
karena adanya cairan yang tidak normal di bagian selubung paru
(pleura).

42
Etiologi
• 1. Infeksi
• 2. Alergi
• 3. Rangsangan
• 4. Riwayat keluarga
• 5. Lingkungan yang tidak sehat
• 6. Genetik
• dst
Diskusi Kelompok

• Askep Pada Klien PPOK

44
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

wassalamu’alaikum wr.wb
Pengkajian

Data Subjektif :
Klien mengatakan sesak ,batuk berdahak

Data Objektif :
Klien terlihat lemas, klien tampak menggunakan otot bantu
pernafasan, suara nafas wheezing dan ronchi, terjadi sianosis,
akral teraba dingin.
RR : 30 x/menit
TD : 130/90 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,5
46
Diagnosa Keperawatan

Conto :

Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan


penumpukan cairan didalam alveoli

47
Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan
pertukaran gas pasien mampu efektif dalam
waktu 1x24 jam

Kreteria Hasil
1. pasien mengatakan tidak sesak
2. batuk hilang
3. RR 16-20 X/menit
4. suara napas vesikuler
5. Tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
6. TD : 120/80 mmHg
7. N : 60-100x/menit 48
Intervensi

1. Monitor TTV
2. Monitor fisik klien
3. Monitor suara nafas
4. Posisikan posisi semi fowler
5. Periksa TTV
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Ajarkan posisi semi fowler
6. Tingkatkan bedrest / pengurangan
aktivitas
7. Kolaborasi pemberian obat antibiotik
8. Kolaborasi oksigenasi
49
Evaluasi

• S : klien mengatakan tidak sesak lagi


• O : RR 18X/Menit
• A : Pertukaran gas kembali efektif
• P : intervensi dihentikan
persiapan pasien pulang
– kontrol tgl...
– pemberian Obat sesuai dosis dan cara
minum
50

Anda mungkin juga menyukai