Anda di halaman 1dari 46

Tatalaksana penyakit kusta di

faskes rujukan

Dr. Prima Kartika Esti, SpKK, M.Epid, FINSDV


RSUP dr. Sitanala, Tangerang
• Penanggulangan kusta: upaya kesehatan
untuk menurunkan morbiditas dan memutus
penularan
• Bertujuan untuk mencapai eliminasi kusta
tingkat Kab/Kota tahun 2024.
• Tujuan tatalaksana: pengobatan dini dan
pencegahan cacat
Peran faskes tingkat lanjut –
rumah sakit (RS)

• Sistem rujukan dalam yankes yg terintegrasi


• Layanan rujukan kusta bagian dari layanan
kesehatan umum (inklusif)
• Jenis layanan (Rehab, POD, operasi rekonstruksi/amputasi,
penanganan kasus sulit/komplikasi, protesa, konseling, dsb)
Bergantung pada kemampuan RS.
Alur rujukan

• PB atau MB tanpa komplikasi


PPK I • ENL atau RR ringan

• PB atau MB dengan komplikasi


PPK II • ENL atau RR berat
• Perlu asuhan antar spesialis

• Bila perlu tatalaksana


PPK III khusus (bedah vaskular,
bedah saraf, dsb)

PNPK Kusta, KMK 2019


INDIKASI RUJUKAN
Indikasi rujukan-1
• Diagnosis
• Dugaan relaps, resistensi, atau re-infeksi
• Cacat yg memerlukan intervensi operasi atau
rehabilitasi
• Komplikasi atau konkomitan dengan penyakit
lain yang berat
Indikasi rujukan-2
• Reaksi berat
• Neuritis – termasuk silent neuritis
• Infeksi (sekunder) berat pada ekstremitas
• Kelainan mata: penurunan visus akut, mata
merah sakit, lagoftalmus < 6 bulan
• Efek samping atau efek simpang obat yang
berat
Tidak perlu dirujuk ke RS, bila:

• Pengobatan kusta rutin


• Perawatan diri
• Ulkus kronis yang tidak memerlukan tindakan
bedah/intrevensi lain
• Penyakit lain yang tidak berhubungan dengan
kusta (HT, DM, rematik, cc, dsb)
DIAGNOSIS
Diagnosis tipe kusta
• Tanda kardinal
• Kerokan jaringan kulit – BTA
• Biopsi kulit
• Serologis (anti PGL-1, anti protein 16 dan
35kDa)
• PCR – DNA sequencing
• Klasifikasi Ridley-Jopling
• Varian lain:
– Lucio leprosy (lepra bonita)
– Pure neuritic leprosy
– Histoid leprosy
Kusta histoid (Fitzpatrick dermatology in general Lucio leprosy (link.Springer.com)
med)
Diagnosis kecacatan
• Upaya mitigasi pada cacat tk-1 → perawatan
diri
• Identifikasi cacat tk-2
• Penanganan cacat tk-2
– Fisioterapi
– Protesa
– Tindakan bedah
– Rehab karya/sosial
PNPK Kusta, KMK 2019
Diagnosis tambahan lain
• Reaksi ?
• Komplikasi penggunaan steroid lama
• Neuropati
• Komplikasi mata
• Komplikasi cacat: osteomielitis, destructive
bone, keganasan.
• Efek samping obat (SSJ, TEN, EOA,
sindrom dapson, DILI)
• Kelainan darah (anemia gravis, ITP)
• Infeksi berat (fasciitis nekrotikan,
sepsis)
• Gangguan kosmetis akibat
kusta (HPI, eritema)
Kecacatan
MH BL dengan ulserasi
ENL
RR
vaskulonekrotik
Ulkus pada kusta
Ulkus
Fasciitis necroticans pada kusta (Int J Res
Dermatol 2020)
TATALAKSANA
• Medikamentosa: MDT + ajuvan + obat lain
sesuai indikasi
• Tindakan bedah dan rehabilitasi medik
• Non medikamentosa
– Konseling
– Penilaian cacat
– POD pada tiap kunjungan ulang
Medikamentosa
• MDT MB dan PB dari Puskesmas (standar
dan/atau extended)
• MDT alternatif
• Obat ajuvan
• Terapi reaksi
• Obat lain terkait penyakit penyerta
MDT alternatif
• Alergi dapson:
• MB: R dan klofa seperti biasa + minosiklin 100mg/hari
• PB: R spt biasa, dapson diganti klofa
• Alergi klofazimin
• ROM per bulan selama 24 bulan
• R per bulan + dapson perhari + ofloksasin 400mg/hari
• Alergi rifampisin
• MB: klofa 50mg/hari + oflok 400mg/hari + minok
100mg/hari selama 6 bulan; dilanjutkan klofa
50mg/hari + oflok atau minok per hari selama 18 bulan
• PB: klofa + oflox + minox per hari selama 6 bulan (atau
12 bln)
sensitif R • MDT-MB teruskan

resisten DDS • MDT-MB teruskan

• Klofazimin 50mg/hari selama 24 bulan + ofloxacin


400mg/hari + minosiklin 100mg/hari selama 6
bulan. Diteruskan ofloxacin 400mg/hari ATAU
minosiklin 100mg/hari selama 18 bulan
resisten R selanjutnya.
• Klofazimin 50mg/hari selama 24 bulan + dua dari
atau R+DDS obat berikut selama 6 bln: ofloksasin 400mg/hari,
minosiklin 100mg/hari,atau klaritromisin
500mg/hari. Diteruskan ofloksasin 400mg/hari
ATAU minosiklin 100mg/hari ATAU klaritromisin
500mg/hari selama 18 bln selanjutnya.
MDT pada kondisi khusus

• Bumil/busui: MDT aman


• Ko-infeksi TB: OAT+MDT, dosis R sesuai OAT
• Dgn HIV+ : sama
• Pasien RFT dengan steroid jangka panjang :
profilaksis dengan klofazimin 1x50mg/hari
Nyeri neuropatik (NP)

Neuropati/neuritis Nyeri neuropatik

• Kerusakan saraf • Salah satu bagian


terkait kusta, ada neuropati
bermacam jenis, • akibat kerusakan
antara lain neuritis. saraf perifer kronis.
• terbanyak • Ada sinyalemen
mononeuritis keterlibatan
• akibat proses sensitisasi sentral
radang, pada tingkat spinal
cord.
Leprosy neuropathy: clinical presentation, Arq Neuropsiquiatr 2013,(9-B), 661-666
Terapi nyeri neuropatik

PNPK Kusta, KMK 2019


Penyakit
dalam

gizi anak

Psikiatri kusta bedah

Rehab
Neurologi
medik

Mata
Take home messages
• Pengobatan dan pemeriksaan teratur di Puskesmas/RS
akan mengurangi risiko komplikasi berat.
• Temukan, periksa bercak, obati sedini mungkin
• Untuk bercak tersangka kusta, akan dilakukan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan bila perlu biopsi
kulit.
• Penanganan kolaboratif dan inklusif di RS perlu untuk
penanganan pasien secara komprehensif
Tidak
sembuh
dengan obat
kulit biasa
Bercak Tidak
merah sakit
Tidak
gatal
Bercak
putih

INGAT 5 tanda
Terima kasih
Pendahuluan
• Salah satu indikator utk melihat efikasi terapi
adalah relapse rate.
• Regimen terapi dikatakan efektif bila: relapse
rate sangat rendah pada periode observasi yg
adekuat → WHO merekomendasikan periode
surveilans yang panjang untuk pasien pasca
RFT (2 tahun PB, 5 tahun MB).
Definisi relaps
• Timbulnya tanda dan gejala kusta pada
pasien yang telah menyelesaikan
pengobatan adekuat, dengan MDT
standar (Pedoman Pengendalian Kusta, Kemenkes)

• Pengobatan harus sesuai dengan


ketentuan yang sudah ditetapkan dan
dihentikan oleh petugas yang berwenang.
Diagnosis diferensial
• ENL
DD/
• RR
– Pada kasus PB kadang sulit membedakan late RR dengan relaps
www.leprosy-ila.org
DD/
• Resistensi obat
– Primer
– Sekunder
– Merupakan salah satu penyebab relaps
Epidemiologi
• Crude cumulative relapse rate sebesar 1.84% dan
relapse rate 0.26/100 person–years (95% CI:
0.235–0.285). (Mitranna, 2008)
• Relapse rate setelah MDT rekomendasi WHO
cukup rendah: rerata 0.1% per tahun untuk PB
dan 0.06% per tahun untuk MB (www.who.int, disitasi
2015)
• Berbagai studi lain menggunakan observasi
person-year: PB antara 0.65 sampai 3.0% dan MB
antara 0.02 sampai 0.8%
• Faktor penting yg berperan pada kasus relaps
antara lain tingginya bacterial load sebelum
terapi
Guide to Leprosy Control
Kriteria Becx-Bleumink Relaps pada pasien PB
(WHO 1988)
• A patient who • new skin lesions • Beorrigter et al, :
successfully completes an • new activity in previously appearance of a new skin
adequate course of MDT, existing skin lesions lesion or increase in size
but who subsequently • bacteriological index (BI) of pre-existing skin
develops new signs and 2+ or more in two sets of lesion, provided there is
symptoms of the disease skin smears either strong clinical or
either during the definite histopathological
• new nerve function loss
surveillance period (2 evidence (or both) of
years for PB and 5 years • histological evidence of leprosy in such a lesion."
for MB leprosy) or relapse in skin or nerve
• Pandian et al : extension
thereafter." biopsy
of the lesion, infiltration,
• lepromatous activity in erythema, occurrence of
the eye(s) fresh lesions, pain and
tenderness of nerve, new
paralysis of muscles and
bacteriological positivity.

Anda mungkin juga menyukai