Areaendemis :
Asia Selatan, Asia Tenggara yaitu : Philipina,
Indonesia, Kep. Pasifik, India, Bangledesh,
Myanmar. Tropikal Afrika, Amerika latin
(bbrp).
DI INDONESIA
Ditemukan diseluruh Propinsi
Tidak merata prevalensi lebih tinggi di wilayah bagian
Timur
Laporan tahun 1985 :
- Irian Jaya (5,38 ‰)
- Maluku (4,28 ‰)
- Sul-sel (3,76 ‰)
- Terkecil : - Lampung (0,06 ‰)
- Yogyakarta (0,09 ‰)
AGEN INFEKSIUS
Mycobacterium Leprae
Ditemukan oleh Dr. Armaver Hansen
(1873)
Dalam pengecatan menurut Ziehl –
Neelsen (ZN) : Kuman M. Leprae tampak
sebagai bentukan : Batang (Basil)
berwarna merah diatas latar belakang
yang kebiruan. Basil tahan asam
Kuman ini mudah ditemukan pada kusta
type lepromatosa dibandingkan
tuberkuloid
Ada 2 indikator yang penting dalam
penentuan derajat infeksi dan
viabilitas organisma, serta kemajuan
pengobatan (menurut Ridley)
1. Indeks Morfologis
Adalah : - Indeks yang menunjukkan
persentase basil yang hidup (viable)
Basil yang dianggap hidup adalah basil yang
bentuknya masih utuh atau solid
2. Indeks Bakteriologis
Hal ini menunjukkan beratnya infeksi dengan
menghitung kepadatan kuman pada rata-rata
lapang pandang mikroskop
Masa Inkubasi :
9 bulan –20 tahun
Rata-rata 4 tahun kusta type tuberkuloid
Rata-rata 4 tahun kusta type lepramateus
WAKTU PENULARAN
Penderita lepra yang tidak diobati tujuan type L.
Sifat infeksius akan hilang, bila px diobati secara
teratur dengan DDS atau clofazimine dalam 3 – 4
bulan atau dengan rifampicin dalam 3-7 hari.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Mycobacterium leprae
• Basil tahan asam
• Positif gram
• Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um
• Biakan medium artifisial (-)
• N. medianus
• N. radialis
• N. poplitea lateralis
- Pembesaran
• N. tibialis posterior
- Konsistensi
-Nyeri +/-
TES MOTORIK (PARESIS / PARALISIS)
MORBUS HANSEN
KERUSAKAN SARAF
Pengamatan pengobatan
Indeks Morfologi:
Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah
solid dan non solid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Histopatologik
– Untuk memastikan gambaran klinis
– Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis
– Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
– Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
– Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
DIAGNOSIS
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
– Dermatofitosis
– Tinea versikolor
– Pitiriasis rosea
– Pitiriasis alba
– Psoriasis
– Neurofibromatosis
– dll
PENGOBATAN
Multi Drugs Treatment (MDT):
• DDS (Diamino Difenil Sulfon)
• Klofazimin (Lamprene)
• Rifampisin
Pemberian MDT:
• Mencegah dan mengobati resistensi
Minosiklin
Klaritromisin
PENGOBATAN
MDT Multibasiler (MB)
– BB,BLdan LL
– atau semua tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg
Ofloksasin 400 mg
Minosiklin 100 mg
Tujuan pemberantasan :
Memutuskan mata rantai penularan
menurunkan insidens penyakit kusta sehingga
tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat
lagi.
Mengobati penderita sampai sembuh dan bila
mungkin rehabilitasi secara lengkap.
Mencegah timbulnya deformitas.
2. Kegiatan dalam program pemberantasan
penyakit kusta:
a. Pasif Penemuan penderita (case finding)
b. Aktif - kontak survey
school survey
mass survey
case survey