Anda di halaman 1dari 73

1

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
LAPORAN TUGAS ESSAY
MINGGU KE - 3 BLOK 6.2

NAMA : INGGIT AULIA NAHDIYIN


NPM : 117170032
BLOK : 6.2 / SEMESTER VI
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UGJ
2020
2
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
BIDANG KULIAH : ILMU PSIKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : DUDDY FACHRUDIN FITRIA , S.PSI , M.PSI .

MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEKERASAN PADA ANAK DAN REMAJA

JADWAL WAKTU : SELASA , 26 MEI 2020 PUKUL 10.00 - 12.00 WIB.

PENGANTAR GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU - KEKERASAN REMAJA

Hadits Shahih Al- Bukhari meriwayatkan :

“Ya Allah, jadikanlah pada hatiku cahaya dan pada penglihatanku cahaya, dan pada
pendengaranku cahaya, dan di kanan ku cahaya, dan di kiri ku cahaya, dan di atas ku cahaya,
dan di bawah ku cahaya, dan di depan ku cahaya, dan di belakang ku cahaya, dan jadikan
untukku cahaya.”

Bismillahirrohmanirrohim, code of conduct dalam materi life span development adolescent


ini menjadi 3 klasifikasi penting harus kita pegang teguh dengan baik baik yakni hal mengenai :

1. Attending
Mindfull adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani
digunakan selama perkuliahan dan selama kehidupan kita.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah dan
terbaik
3. Be happy
InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke Allah
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima saat ini.
Kuncinya bahagia, ada serotonin dan dopamine dan endorphin yang cukup. Untuk
melepaskan hormone kebahagiaan tersebut salah satunya kita mencintai ilmu yang kita
pelajari dari dosen, dari pasien, dari rekan rekan kita selama kuliah di fakultas
kedokteran.

MENU PEMBELAJARAN PSIKOLOGI KEKERASAN REMAJA :

1. KASUS : TANDA DAN GEJALA


3
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. KEKERASAN ANAK REMAJA–PENGANTAR GANGGUAN EMOSI
PERILAKU
3. KONSEP NORMAL DAN ABNORMAL.
1. KASUS ADANYA TANDA DAN GEJALA
1. Meronta – ronta atau temper tantrum
2. Memukul – mukul sesuatu
3. Tidak mau di peluk atau menghindar
4. Menangis ketika mau sekolah
5. Ketika di sekolah tidak mau melibatkan diri dengan teman sebaya
6. Lebih suka menyendiri di kelas dengan mengelilingi ruangan , membaca buku ,
menyuruk di bawah meja , menggigit tangannya , dan menghisap jempol.
7. Ketika teman – teman di sekolahnya asik bermain di taman, ia tidak. Ia berjalan sendiri ,
mengambil ranting , dan menggoreskannya ke tanah. Ia kemudian memandangi ranting
dan tanah tersebut. Terdiam , tanpa memandangi siapapun.

- NAMA GANGGUANNYA ?
Kelainan psikologis anak
- ETIOLOGINYA ?
Faktor intrinsic dari dirinya sendiri dan faktor ekstrinsik dari keluarganya
- INTERVENSINYA ?
Intervensi terhadap anaknya tersebut dari orang tuanya dengan pola pengasuhan orang
tua.
- FAKTOR RESIKO
Penolakkan dari orang tuanya

2). PENGANTAR GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU -

KEKERASAN ANAK DAN REMAJA

Faktor Resiko :

1- Individual level
4
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Seorang individu kemudian misalkan anak tersebut mengalami hal kenakalan remaja
pergaulan bebas, meminum alcohol, geng motor, kurang tidak berpendidikan maka akan
menimbulkan kekerasan pada anak dan remaja tersebut.
Karena individu tersebut, bahwa individu tersebut memiliki sejarah bahwa dirinya pernah
trauma pernah mendapatkan kekerasan tersebut dari orang lain.
Fakta ini mengerikan, akan memberikan efek bola salju bagi dirinya dan orang
sekitarnya.
Kasus : seorang remaja NF usia 15 tahun mengalami kekerasan remaja, kasus
pemerkosaan oleh paman sendiri, dan tetangganya 3 orang, sehingga dia melakukan
kekerasan remaja kepada korban anak usia 5 tahun dengan membunuhnya membekap di
kamar mandi dan akhirnya korban meninggal oleh pelaku dengan pelaku sebagai korban
kekerasan remaja.
2- Close – Relationship Level
Kurangnya bonding attachment antara orang tua kepada anaknya, dengan
buruknya parenting pola pengasuhan orang tua kepada anaknya. Parenting itu sesuai
usianya dan selalu update pada setiap jamannya. Adanya disfungsi keluarga. Menjadi
rentatan drama. Adanya disfungsi feer grup dia mengalami kekerasan oleh kelompok
teman sebaya nya.
Riwayat perceraian orang tua bisa memicu close relationship dengan anaknya
menjadi akan melakukan kekerasan remaja. Dengan pola pengasuhan orang tua misalkan
ada salah satu buruk maka anak tersebut melihat dan mengamati orang tua missal
narkoba merokok sehingga mengakibatkan anak tersebut mengikuti kebiasaan jeleknya
orangtua tersebut.
Contoh film : tri bermurd outside abing dapat nominasi film terbaik Oscar tahun 2018.
3- Community Level
Semakin padat pemukiman rumah keluarga, semakin padat populasi penduduk di
suatu daerah. Maka semakin meningkatnya memicu terjadi kekerasan pada anak dan
remaja. Mungkin orang orang desa berbeda dengan orang kota, kalua orang desa ikatan
individu kuat, kalua orang kota ikatan individu rendah sehingga tidak terjalin komunikasi
antar rumah lingkungan tersebut. Missal di lingkungan tersebut penuh dengan orang
kecanduan narkoba maka hal itu akan menjadikan kebiasaan lingkungannya memberikan
5
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
contoh kepada anak atau remaja tersebut maka akan mengalami kekerasan anak dan
remaja.
Karena tidak ada perubahan di suatu daerah tersebut, maka tidak ada intervensi pula
kepada anak atau remaja tersebut sehingga anak dan remaja akan mengalami kekerasan
tersebut.
4- Society Level
Hal cakupan lebih luas mengenai sosial, dengan populasi antar wilayah dan negara.
Banyak sekali terjadi konflik konflik sosial, bahkan terjadinya konflik sosial ekonomi,
eterjadinya bencana, faktor kesehatan kurang maka akan mengakibatkan kekerasan anak
dan remaja.

DAMPAK – IMPACT OF VIOLENCE KEKERASAN PADA ANAK DAN REMAJA :

1. Result in death
2. Lead to severe injuries
3. Impair brain dan nervous system development
4. Result in negative coping dan health risk behavours
Mengenai hal terjadinya kenakalan pada anak dan remaja. Ketika hasil didapatkan anak
negative saat tidak mendapatkan pola pengasuhan dari orang tuanya, maka anak tersebut
akan menimbulkan resiko perilaku kesehatan dengan kenakalan pada anak dan remaja.
5. Lead to unintended pregnancies
Kehamilan tidak diinginkan pada kehamilan dengan usia dini kurang dari 20 tahun.
6. Contribute to wide range of non – communicable disease
Prevalensi dengan disease communicable pada kekerasan anak dan remaja akan
mengakibatkan anak tersebut menderita penyakit diabetes mellitus atau dm.
7. Impact opportunities dan future generations
Dampak pada generasi masa depan akan menjadi buruk misalkan putus sekolah,
dikeluarkan dari sekolahnya, lingkungan sekitar rumahnya, dikeluarkan dari masyarakat.

KONSEP NORMAL DAN ABNORMAL

Acuan dasar normal versus abnormal :


6
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Statistical Deviance
2. Socio Cultural Norms
3. Mental Health Definitions

1) Statistical Deviance

Ketika alat ukur dalam statistika didapatkan kurva penyimpangan pada konsep normal
versus abnormal. Jadi dalam kurva statistic tersebut diharapkan adanya balance atau
keseimbangan dalam menghadapi hidup mengalami bahagia secukupnya, sedih secukupnya dan
kecewa secukupnya karena hidup harus dengan seminimal mungkin dengan berkecukupan.
Seperti kutipan nanti kita cerita tentang hari ini atau nkcthi, karena hidup itu secukupnya.

2) Socio Cultural Norms

Norma sosial culture. Saat norma berlaku dalam lingkungan sekitar baik, maka akan
memberikan acuan dasar normal pada lingkungan itu dan tidak mengalami kekerasan pada anak
dan remaja. Ketika norma sosial culture buruk maka acuan dasar abnormal maka mengakibatkan
kekerasan pada anak dan remaja tersebut.

3 ) Mental Health Disease

Seorang anak seharusnya memiliki quality of life baik positif. Ketika memiliki quality of
kognitif, quality emosional , quality happy maka anak tersebut memiliki mental health baik
sehingga tercipta acuan dasar normal pada anak tersebut, apabila abnormal maka terjadi disease.

ASSESMENT ->

SIMPTOM TINGKAH LAKU

Hal hal melihat perilaku, melihat respon perilaku, melihat efek perilaku tingkah laku
gejala.

PATOLOGIS ATAU TIDAK


7
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Ketika anak tersebut sudah dilakukan assessment dengan melihat symptom tingkah laku
apakah terjadi patologis atau tidak maka akan dimasukkan kedalam beberapa klasifikasi dibawah

KLASIFIKASI

Klasifikasi anak atau remaja tersebut termasuk kedalam gangguan kekerasan anak
remaja.

DIAGNOSIS

Diagnosis kasus kekerasan anak dan remaja tersebut berdasarkan kriteria diatas. Merujuk
pada berbagai buku psikologi , misalkan buku Virginia , buku ppdgj.

PROGRAM INTERVENSI

Intervensi diberikan melalui 3 tindakan yakni tindakan preventif, tindakan kompresi


memberikan sanksi dan tindakan rehabilitative memberikan program intervensi psikologis anak.

PSYCHO PATOLOGY refers to intense frequent, and or persistent mal adiptive patterms of
emotion , cognitive , and behavior.

Kita lihat apakah fungsi psikopathologi ini apakah terjadi maladapitive atau tidak dalam
hal psikis emosi kognisi dan perilaku tingkah lakunya apakah terjadi persistensi atau istiqomah
dalam melakukan berbagai keputusan dalam hidupnya memiliki frekuensi irama sama.

DEVELOPMENTAL PSCYHO PATHOLOGY extends this descriptions to emphasize that


these mal adiptive patterms occur in the contest of normal development , and result in the
current and potential impairment of infants , children , and adolescence.

Developmental psychopathology ini kita melihat perkembangan psikologis hingga


sampai menilai kepada diagnose nya untuk mendeskripsikan dari perilaku mal adaptive itu
apakah perkembangannya normal atau tidak hingga result atau kesimpulan akhir dari potensial
perkembangannya emosional kognisi dan perilaku pada masa infant , anak anak dan masa
remaja.

Adanya riwayat perkembangan merujuk ke arah gangguan perkembangan psikopatologi.


8
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PSYCHOLOGICAL FUNCTIONING – RESPONSES AND PATTERMS

- Kognisi
- Emosional
- Physicological or biological responses
- social

INDIVIDUAL FACTORS :

- Genetic
- Biological
- Psychological

FAMILY AND OTHER SOCIAL SUPPORT

- Extended family
- Peers
- Marital
- Parent or child
- siblings

SOCIETY AND ENVIRONMENT

- government
- financial
- community
- physical and health environment

ADJUSMENT MAL ADJUSTMENT

- social competence
- internalizing problems
- externalizing problems
9
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Faktor penting dalam menciptakan lingkungan sekitar sebaik mungkin seminimal mungkin
tidak terjadi adanya kenakalan pada anak dan remaja nantinya akan mengakibatkan kekerasan
anak dan remaja. Semoga kita semua menciptakan lingkungan baik sehingga tercipta hubungan
baik 

BIDANG KULIAH : ILMU FARMAKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : RAMA SAMARA BRAJADENTA , S.FARM , M.SC , APT.

MATA KULIAH : PSIKO FARMAKOTIKA TERAPI

JADWAL WAKTU : RABU , 27 MEI 2020 PUKUL 10.00 - 12.00 WIB.

PSIKO FARMAKOTIKA TERAPI

Psikofarmaka adalah merupakan obat psikotropik yang bekerja secara selektif pada
system syaraf pusat atau SSP dengan cara kerja untuk menghambat reseptor dopamine tipe 2 dan
mempunyai efek kerja samping utama terhadap aktivitas mental dan perilaku pengguna obatnya.

Tujuan psikofarmaka adalah digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang


berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.

GOLONGAN OBAT PSIKOFARMAKO TERAPI :


10
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Anti - psikosis
2. Anti – depresi
3. Anti – mania
4. Anti – anxietas
5. Anti – insomnia
6. Anti – panic
7. Anti – obsesif – kompulsif

ADA DUA GOLONGAN OBAT PSIKOFARMAKOTIKA ANTIPSIKOSIS :

1. Obat Anti Psikosis Tipikal


OAP Tipikal dengan cara kerja inhibitor kompresi pada berbagai reseptor,dan efek
samping kerja anti psikotiknya adalah penghambatan kompetitif dari reseptor :
dopamine.
2. Obat Anti Psikosis Atipikal
OAP Atipikal lebih baru dan disamping berafinitas terhadap Dopamine D2 receptors
juga terhadap reseptor Serotonin 5 HT2 receptors.

1). ANTI PSIKOSIS

Terapi : Terapi Psikotik akut atau kronik merupakan keadaan ketika suatu gangguan jiwa berat.

Ciri : efek Anti Psikosis

Fungsi : untuk mengatasi agresivitas , hiperaktifitas , labilitas emosional pada pasien psikosis.

Dose : dosis besar dalam memberikan Obat Anti Psikosis ini tidak menyebabkan koma terlalu
dalam atau keadaan anesthesia.

- Dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang reversible maupun irreversible


- Tidak ada kecenderungan zat adiktif atau adanya zat ketergantungan ingin memakainya.

OBAT ANTI PSIKOSIS

Anti psikosis disebut -> neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer. Contoh salah
satunya adalah chlorpromazine CPZ diperkenalkan pertama kali pada tahun 1951 dan segera
11
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
dicobakan pada penderita skizofrenia dan memiliki efek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa
efek sedative yang berlebihan.

OBAT ANTI PSIKOSIS

Indikasi :

• Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk


mengurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif dalam
mencegah kekambuhan.

Efek Samping :

1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv

2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea

3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia

Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,
ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran.

FARMAKO KINETIK :

OAP obat anti psikosis dapat di absorpsi pada pemberian per oral dan dapat memasuki system
saraf pusat SSP dan jaringan tubuh yang lain oleh obat anti psikotik adalah lipid soluble.

OAP ini juga mengalami first-pass metabolism yang signifikan.

Obat ini memerlukan metabolism oleh hepar sebelum di elmininasi dan mempunyai waktu paruh
yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan once daily dose.

MEKANISME KERJA OBAT ANTIPSIKOSIS

1 Semua obat anti – psikosis merupakan obat obat potensial dalam memblokade reseptor
dopamine dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik , adrenergic dan histamine.

Pada obat generasi pertama missal : fenotiazin dan butirofenon, umumnya tidak terlalu
selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2
12
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Anti psikosi “Atypical” memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5 HT 2 dan
beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamine system limbik terutama pada
striatum.

ANTI PSIKOTIK

Anti Psikotik generasi I ± Tipikal (Konvensional)-tradisional

 Memblok reseptor D2- khusus di mesolimbik dopamin pathway post sinaptik

 Antagonis reseptor dopamin-menurunkan hiperaktifitas dopamin

 Kerugian: blokade reseptor kolinergik muskarinik- sedasi, perburukan simptom negatif &
kognitif

 Memblok reseptor histamin (H1) & alpha 1 adrenergik

Anti Psikotik Generasi II- atipikal

 Serotonin dopamin antagonis-efek samping minimal

FARMAKODINAMIK ANTI PSIKOSIS

1. Mesolimbic pathways – gejala positif


13
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. Mesocortical pathways – gejala negative dan kognitif
3. Nigrostriatal pathways – EPS & TD
4. Tuberoinfundibular pathways

JALUR DOPAMINERGIK SYARAF

- Jalur nigrostriatal – dari substantia nigra ke basal ganglia – fungsi motoric , EPS
- Jalur mesolimbic – dari tegmental area menuju ke system limbik – memori, sikap,
stimulus
- Jalur mesocortical – dari tegmental area menuju ke frontal cortex – kognisi, fx sosial
komunikasi , respon terhadap stress
- Jalur tubero infundibular – dari hipotalamus ke kelenjar pituitary – pelepasan prolactin.

GOLONGAN FENOTIAZIN

Chlorpromazin - Tablet 25 dan 100mg Injeksi 25mg/ml – dose anjuran : 150-600mg/hari

Thioridazin - Tablet 50 dan 100mg – dose anjuran : 150-600mg/hari

Trifluoperazine – Tablet 1 mg dan 5 mg – dose anjuran 10 – 15 mg/hari

Perfenazin – Tablet 2 , 4, 8 mg – dose anjuran 12 – 24 mg / hari

PRINSIP PENGOBATAN :

Terapi inisial -> dimulai setelah di diagnosis ditegakkan, dari dosis anjuran > 1 – 3 minggu
hingga tercapai dose optimal.

Terapi pengawasan - > dose optimal waktu 8 – 10 minggu

Terapi pemeliharaan -> mulai diturunkan bertahap hingga tercapai dose minimal tanpa
menimbulkan kekambuhan.

CARA PENGGUNAAN OBAT :

 Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati “first-pass metabolism” di hepar.


14
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intramuscular (IM) atau
Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti haloperidol dan
flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil dalam bentuk “depot” IM
yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu.

 Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan
efek samping obat.

 Penggantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalennya.

 Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis optimal
setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis lainnya.

 Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya
dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.

PERTIMBANGAN PEMBERIAN DOSIS OBAT :

 Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

 Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

 Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

 Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping, sehingga tidak
menganggu kualitas hidup pasien

Mulailah dosis awal dengan dosis anjurandinaikkan setiap 2-3 hari hingga dosis efektif
(sindroma psikosis reda)dievaluasi setiap 2 minggu dan (bila perlu dinaikkansampai dosis
optimal)dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggu sampai
dengan dosis maintenancedipertahankan selama 6 bulan – 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2
hari/minggu tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu)stop penggunaan obat.

 Obat anti-psikosis potensi ketergantungan sangat kecil.


15
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, (gangguan lambung, mual,
muntah, diare, pusisng, gemetar) dan akan mereda jika diberikan anticholinergic agents
(injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet trihexylfenidil 3x2 mg/hari).

 Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi
dan pemeliharaan terhadap skizofrenia.

 Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah posisi
tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM).

 Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.

2). OBAT ANTI DEPRESAN

Obat anti depresan memiliki sinonim adalah thimoleptika atau psikisk energizer.

Umumnya digunakan sekarang adalah golongan Trisiklik , missal : imipramine, amitriptilin,


dothiepin, dan lofepramin.

INDIKASI :

Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang berguna juga pada penderita
ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah kekambuhan depresi.

EFEK SAMPING :

Trisklik dan MAOI : antikolinergik(mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi,
sinus takikardi) dan antiadrenergik (perubahan EKG, hipotensi SSRI : nausea, sakit kepala,
MAOI : interaksi tiramin).

KONTRA INDIKASI :

• Penyakit jantung koroner

• Glaucoma, retensi urin, hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy


16
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
MEKANISME KERJA OBAT ANTI DEPRESAN :

Setiap mekanisme kerja dari antidepresan melibatkan modulasi pre atau post sinaps atau
disebut respon elektrofisiologis.

 Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin yang menuju
neuron presinaps.

 SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin.

 MAOI menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps.

 Mianserin dan mirtazapin memblokade reseptor alfa 2 presinaps.

GOLONGAN TRISIKLIK [TCA]

1. Amitriptilin tablet 25 mg dose anjuran 75 – 150 mg/hari


2. Imipramine tablet 25 mg dose anjuran 75 – 150 mg / hari

GOLONGAN SSRI

1. Sentralin tablet 50 mg dose anjuran 50 – 150 mg/hari


2. Fluvoxamine tablet 50 mg dose anjuran 50 -100 mg/hari

GOLONGAN MAOI

1. Moclobemide tablet 150 mg dose anjuran 300 – 600 mg/hari

GOLONGAN ATYPICAL

1. Mianserin tablet 10 dan 30 mg dose anjuran 30 – 60 mg / hari


2. Trazodone tablet 50 dan 100 mg dose anjuran 75 – 150 mg / hari dose terbagi

CARA PENGGUNAAN OBAT ANTIDEPRESAN :

 Umumnya oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan mengalami proses first-
pass metabolism di hepar.

 Respon anti-depresan jarang timbul dalam waktu kurang dari 2-6 minggu
17
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Untuk sindroma depresi ringan dan sedang, pemilihan obat sebaiknya mengikuti urutan:

a) Langkah 1 : golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)

b) Langkah 2 : golongan tetrasiklik (TCA)

c) Langkah 3 :golongan tetrasiklik, atypical, MAOI (Mono Amin Oxydase Inhibitor)


reversibel.

3). OBAT ANTI MANIA :

Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain : mood modulators, mood
syabilizer dan anti maniak.

Dalam membicarakan obat antimaniak yang menjadi acuan adalah litium karbonat.

EFEK SAMPING ANTI MANIA :

1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien

2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama:

mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak), kelemahan otot,
poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan
dengan neuroleptika dan antidepresan) Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal

3. Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi tiroid, edema
pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya ingat dan kosentrasi pikiran

4. Gejala intoksikasi

- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi pikiran menurun, bicara sulit,
pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil

- Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun, oliguria, kejang-
kejang
18
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah

5. Faktor predisposisi terjadinya intoksikasi lithium :

- Demam (berkeringat berlebihan)

- Diet rendah garam

- Diare dan muntah-muntah

- Diet untuk menurunkan berat badan

- Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non steroid

MEKANISME KERJA OBAT ANTI MANIA :

 Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi ”dopaminereseptor


supersensitivity” meningkatkan ”cholinergic muscarinic activity” dan menghambat ”
cyclic AMP” (adenosine monophospat)

GOLONGAN OBAT ANTI MANIA :

1. Litium karbonat dose anjuran 250 – 500 mg / hari


2. Haloperidol sediaan tablet 0,5mg, 2 mg, 5 mg, liquid 2mg/hr, injeksi 5mg/ml, dose 4,5-15
mg/hari.

CARA PENGGUNAAN OBAT ANTI MANIA :

 Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada gangguan
afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium karbonat sebagai
obat profilaks Dapat mengurangi frekuensi, berat dan lamanya suatu kekambuahan

 Bila penggunaan obat litium karbonat tidak memungkinkaan dapat digunakan


karbamezin  Obat ini terbukti ampuh meredakan sindroma mania akut dan profilaksis
serangan sindroma mania pada gangguan afektif bipolar.
19
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Pada ganguan afektif unipolar, pencegahan kekambuhan dapat juga dengan obat
antidepresi SSRI yang lebih ampuh dari pada litium karonat.

4). ANTI ANXIETAS :

Obat anti anxiety memiliki sinonim beberapa missal : psikoleptik – transquilizer minor
dan anksioliktik.

Dalam membicarakan obat anti anxiety menjadi obat racun adalah Diazepam atau
klordiazepoksid.

EFEK SAMPING :

Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor menurun, kemampuan


kognitif melemah)

Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)

Potensi menimbulkan ketergntungan lebih rendah dari narkotika

Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat dipertahankan setelah
dosis trerakhir berlangsung sangat singkat.

Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien menjadi
iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringhat dingin, konvulsi.

KONTRA INDIKASI :

Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastenia gravis, insufisiensi


paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik.

Pada pasien usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction)
berupa kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan gangguan tidur.
20
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum alkohol,
penyalagunaan obat atau unstable personalities.

Untuk mengurangi resiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan dalam
rentang dosis terapeutik.

MEKANISME KERJA OBAT ANTI ANSIETAS :

 Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari system limbic yang terdiri dari
dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA ergic yang
merupakan suatu inhibitory neurotransmitter.

 Obat antiansietas benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-
inforce the inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda

GOLONGAN BENZODIAZEPIN :

1. Diazepam sediaan tablet 2-5mg dose anjuran PO: 10-30mg/hari Parenteral : IV/IM 3-
4jam
2. Klordiazepoksid tablet dan kapsul 5mg dose anjuran 15 – 30 mg/hari 2-3x/hari.

GOLONGAN NON BENZODIAZEPIN :

1. Sulprid sediaan kapsul 50 mg – dose anjuran 100 -200 mg/hari


2. Buspiron sediaan tablet 10 mg – dose anjuran 15 – 30 mg/hari.

CARA PENGGUNAAN OBAT ANTI ANXIETY :

 Klobazam  pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif

 Lorazepam  pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal


21
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Alprazolam  ansietas antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan mempunyai komponen
efek antidepresan.

 Sulpirid 50 efektif meredakan gejala somatic dari sindroma ansietas dan paling kecil
resiko ketergantungan obat.

5). ANTI INSOMNIA

Anti insomnia memiliki sinonim – hipnotik – somnifacient – atau hipnotika.

Obat acuannya adalah fenobarbital.

EFEK SAMPING :

- Supresi SSP pada saat tidur


- Rebound Phenomen
- Disinhibiting efect yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas pada penggunaan
golongan benzodiazepine dalam waktu yang lama

KONTRA INDIKASI :

- Sleep apnoe syndrome


- Congestive heart failure
- Chronic respiratory disease
- Wanita hamil dan menyusui

MEKANISME KERJA OBAT ANTI INSOMNIA :

 Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang berperan
dalam memperantarai proses tidur.

GOLONGAN OBAT ANTI INSOMNIA :

1. Nitrazepam golongan benzodiazepine sediaan tab 5mg dose anjuran dewasa 2tab, lansia
1.
2. Triazolam golongan benzodiazepine tab 0,125 mg dose anjuran dewasa 2tab, lansia 1 tab.
22
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
3. Estazolam golongan benzodiazepine tab 1mg dan 2mg, dose anjuran 1-2mg/malam.

CARA PENGGUNAAN OBAT ANTI INSOMNIA :

 Dosis anjuran untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur.

 Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2
minggu, kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan
toleransi obat.

 Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan untuk
menghidari oversedation dan intoksikasi.

 Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar risiko ketergantungan kecil.

6). ANTI OBSESIF KOMPULSIF :

 Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan adalah klomipramin

 Obat anti obsesi kompulsi dapat digolongkan menjadi :

1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik, contoh klomipramin

2. Obat anti obsesi kompulsi SSRI, contoh sentralin, paroksin, flovokamin, fluoksetin

MEKANISME KERJA OBAT ANTI OBSESIF KOMPULSIF :

Menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala mereda.

CARA PENGGUNAAN OBAT :

 Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah klomipramin.
23
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Terhadap mereka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI dimana efek samping
relatif aman.

 Obat dimulai dengan dosis rendah klomopramin mulai dengan 25-50 mg /hari (dosis
tunggal malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/hari sampai
tercaapi dosis efektif (biasanya 200-300 mg/hari).

 Dosis pemeliharan umumnya agak tinggi, meskipun bersifat individual, klomipramin


sekitar 100-200 mg/hari dan sertralin 100 mg/hari. Sebelum dihentikan lakukan
pengurangan dosis secara tappering off. Meskipun respon dapat terlihat dalam 1-2
minggu, untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan waktu 2- 3 bulan
dengan dosis antara 75-225 mg/hari

7). OBAT ANTI PANIK

Obat anti panik menjadi acuan adalah obat imipramin.

MEKANISME KERJA OBAT ANTI PANIK :

Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di SSP. Mekanisme
kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin padacelah sinaptik antar neuron

GOLONGAN OBAT ANTI PANIK :

1. Imipramine sediaan tab 25 mg – dose anjuran 75-150mg/hr


2. Chlorpiramine sediaan tab 25 mg – dose anjuran 75 – 150 mg/hari
3. Alprazol sediaan tab 0,25 mg , 0,5 mg, dan 1mg – dose anjuran 2-4mg/hr

CARA PENGGUNAAN OBAT ANTI PANIK :

 Golongan SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan


24
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Alprozolam merupakan obat yang paling kurang toksiknya dan onset kerjanya lebih cepat

LAMA PEMBERIAN OBAT ANTI PANIK :

 Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umunya selama 6-12 bulan,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan

 Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh. Dalam
keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama 2 tahun. Setelah
itu dihentikan secara bertahap selama 3 bulan.

BIDANG KULIAH : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


25
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
DOSEN PENGAMPU : DR. JUNNY SETYAWATI , M.KM

MATA KULIAH : KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI ANAK REMAJA

JADWAL WAKTU : KAMIS , 28 MEI 2020 PUKUL 10.00 - 12.00 WIB.

KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI PADA ANAK DAN REMAJA

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa dalam keadaan masa topai badan dan stress / storm and
stress. Kondisi fisik usia rentang 12 – 24 tahun dengan remaja awal usia 12 – 17 tahun dan
remajaa akhir usia 18 – 24 tahun. Keinginan untuk meneentukan nasib sendiri untuk mencari
identitasnya. Dikatakan masa remaja merupakan masa transisi menjadi terarah menjadi orang
yang bertanggung jawab.

KARAKTERISTIK MASA REMAJA :

1. Periode penting
2. Masa peralihan
3. Periode perubahan
4. Pencarian identitaas
5. Usia yang ditakutkan
6. Tidak realistic
7. Ambang dari masa dewasa

TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA :

- Mencari relasi lebih matang dengan teman seusia sebaya laki-laki perempuan
- Mencapai peran sosial feminism atau maskulin
- Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
- Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara sosial
- Mencapai kemandirian secara emosional
- Mempersiapkan untuk karir ekonomi masa depan
- Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluargamemperoleh set nilai dan system etis
untuk mengarahkan perilaku.
26
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PERMASALAHAN PADA MASA REMAJA :

Prevalensi masa remaja saat ini jumlah penduduk usia 10 – 24 th besar (sekitar 60 juta)

 Masa transisi kehidupan (youth five life transitions):

1. Melanjutkan sekolah (continue learning)

2. Mencapai pekerjaan (start working)

3. Memulai berkeluarga (form families)

4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)

5. Mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life)

 Globalisasi liberalisasi norma sikap dan perilaku remaja

 Resiko triad (seksulaitas, narkoba, HIV / AIDS)

 KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA?????

PERMASALAHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SAAT INI :

1. Seksual pra nikah


- Sekitar 90% remaja telah melakukan light petting
- 80% remaja melakukan heavy petting
- Perilaku onani – masturbasi di Surabaya berkisar sekitar 62% atau samadengan 2x/hari
- Nonton video porno belum ada perhitungannya sekitar …..%

2. Aborsi
- sekitar 20% dari kasus 2,3 juta kasus aborsi per tahun dilakukan pada masa remaja

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


27
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Kesehatan reproduksi merupakan kesejahterraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan
bukan hanya bebas darri penyakit atau kecacatan dan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya menurut WHO .

Reproduksi merupakan proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi


kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi peran dan system reproduksi menurut
konferensi internasional kependudukan dan pembangunan tahun 1994.

PRASYARAT REPRODUKSI SEHAT

1. supaya tidak terjadi kelainan anatomis dan fisiologis


umumnya perempuan harus memilik rongga pinggul yang cukup lebar untuk
mempermudah persalinan normal pervaginam ;
memiliki kelenjar penghasil hormone reproduksi yang sehat normal anamtoi fisiologis
2. diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai sejak dimulai saat bayi
3. terbebas dari penyakit organ reproduksi seperti candidiasis, sifilis, gonorrhea, dsb
4. dapat melewati masa hamil dengan aman.

RUANG LINGKUP MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Ditinjau dari siklus kehidupan keluarga (Program kerja WHO IX th 1996 – 2001):

1. Praktik tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (mutilasi, genital,


diskriminasi)

2. Masalah kespro remaja

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan KB

4. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak

5. Infeksi saluran reproduksi , contoh Kemandulan

6. Sindroma pre dan post menopause

7. Kekurangan hormon  osteoporosis


28
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Berdasarkan Masalah reproduksi:

1. Kesehatan, kesakitan dan kematian perempuan yang terkait dengan kehamilan

2. Peranan / kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi

3. Intervensi pemerintah terhadap masalah reproduksi

4. Tersedianya yan reproduksi dan KB

5. Kesehatan bayi dan anak

6. Dampak pembangunan ekonomi, industri dan perubahan lingkungan kesehatan


reproduksi

Berdasarkan masalah gender dan seksualitas:

1. Pengaturan negara terhadap seksualitas

2. Pengendalian sosio-budaya terhadap masalah seksualitas

3. Seksualitas di kalangan remaja

4. Status dan peran perempuan

5. Perlindungan terhadap perempuan bekerja

Berdasarkan masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan:

1. Kecenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada perempuan

2. Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga

3. Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur

4. Berbagai langkah untuk mengatasi masalah2 tersebut

 Berdasarkan masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual:

1. Masalah penyakit menular seksual yang lama (sifilis, Gonorhea)


29
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. Masalah penyakit menular seksual yang baru (chlamydia, herpes)

3. Masalah HIV / AIDS

4. Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual

5. Kebijakan dan program pemerintah dalam mengatasi masalah penyakit menular seksual

6. Sikap masyarakat terhadap penyakit menular seksual

Berdasarkan masalah pelacuran :

1. Demografi pekerja seksual komersial


2. Faktor – faktor yang mendorong pelacuran
3. Dampaknya terhadap kesehatan reproduksi

Berdasarkan masalah sekitar teknologi:

1. Teknologi reproduksi dengan bantuan

2. Pemilihan bayi berdasarkan kelamin

3. Penapisan genetik

4. Keterjangkauan dan kesamaan kesempatan

5. Etika dan hukum yang terkait dengan teknologi reproduksi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA :

1. FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI


2. FAKTOR BUDAYA DAN LINGKUNGAN
3. FAKTOR PSIKOLOGIS
4. FAKTOR BIOLOGIS

UTAMA
30
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Meningkatkan kesedaran dan kemandirian wanita pada masa remaja dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpeuhi terhadap peningkatan kualitas hidup quality of life.

KHUSUS

- Meningkatkan kemandirian remaja dalam memutuskan peran dan fungsi organ


reproduksi
- Meningkatkan hak dan tanggungjawab sosial remaja dalam menentukan kapan hamil
- Meningkatkan peran dan tanggungjawab sosial remaja pria trhdp efek perilaku seksual
- Dukungan yang menunjang remaja untuk membuat keputusan yang berkaitan organ
repro.

ANALISIS DATA

 Analisis = mempelajari & menguji data

 Tujuan  untuk menentukan kebutuhan kesehatan komunitas, kekuatan komunitas, pola


respon kesehatan, tren pemanfaatan yankes

 Dilakukan berdasarkan hasil pengkajian melalui 4 langkah

 Langkah 1: mengkatogorikan data (categorize the data)

Contoh kategori data:

1. Data demografik (family size, age, sex, ethnic, racial groupings)

2. Data geografik (area boundaries, number & size of neighborhoods, public spaces, roads)

3. Data sosioekonomik (occupation & income categories, educational attainment, rental or


home-ownership patters)

4. Data pelayanan kesehatan (hospitals, clinics, mental health centers, dll.)

Analisa data (sebaiknya) mengikuti model pengkajian yang digunakan  menentukan kerangka
kerja koleksi data dan membantu dalam analisa data
31
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Langkah 2: meringkas data (summarize the data) per kategori
- Langkah 3: mengidentifikasi perbedaan data (data gaps, incongruence), penghapusan
data (omission)
- Langkah 4: membuat simpulan (inference)

TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA :

1. Pengenalan masalah sostem reproduksi , dalam proses dan fungsi alat reproduksi
2. Pemberian informasi tentang mengapa remaja perlu perlu dewasa usia perkawinan dan
merencanakan kehamilan agar sesuai keinginan
3. Pemberian informasi tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS dan dampaknya trhdp kespro
4. Informasi tentang bahaya narkoba dan miras
5. Informasi ttg pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
6. Informasi ttg kekerasan seksual
7. Mengembangkan kemampuan komunikasi termasuk memperkuat percaya diri
8. Informasi tentang hak hak organ reproduksi

EVALUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA :

DIFOKUSKKAN KEPADA :

1. Tingkat pemehaman remaja tentang kesehatan reproduksi remaja


2. Prevalensi atau kejadian PSM di kalangan masa remaja
3. Perilaku induksi haid di kalangan remaja wanita
4. HIV / AIDS di kalangan masa remaja
32
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BIDANG KULIAH : ILMU ORTHOPEDI

DOSEN PENGAMPU : DR. MIKO , SP.OT

MATA KULIAH : KELAINAN MUSKULOSKELETAL ANAK DAN REMAJA

JADWAL WAKTU : KAMIS , 28 MEI 2020 PUKUL 13.00 - 15.00 WIB.

KELAINAN MUSKULOSKELETAL ANAK DAN REMAJA

OSTEOGENESIS IMPERFACTA

OI osteogenesis imperfacta is a condition resulting from abnormality in the type I


collagen , which most commonly manifest as fragility of bones. There are at least four distinct
from of the disorder. Extreme variation in severity from one individu to another.

Etiology

1. Kolagen adalah bahan protein berserat. Ini berfungsi sebagai fondasi struktural kulit,
tulang, tulang rawan, dan ligamen.

2. Dalam oesteogenesis imperfacta, kolagen yang dihasilkan abnormal dan tidak


terorganisir.

3. Hal ini menghasilkan sejumlah kelainan pada tubuh, yang paling menonjol adalah
tulang yang rapuh dan mudah patah

 There are four forms of OI, Types I through IV.

 Type II is the most severe, and is usually fatal within a short time after birth.

 Types I, III, and IV have some overlapping and some distinctive symptoms, particularly
weak bones.

Permasalahan biasanya terjadi ketika pada kolagen : didapatkan hasil dari dominant defect
genetic.

Defect biasanya kemungkinan terjadi dikarenakan kesalahan perbedaan mekanisme :


33
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
The defect may be inherited terjadi ketika pada gen autosomal dominan pattern dari efek
keturunan orangtua. Pada orang dengan pembawa carrier dengan gen single untuk dari penyakit
ini, kemungkinan terjadi sekitar 50% perubahan having pada anak-anak dengan kelainan
penyakit.

Beberapa anak – anak memungkinkan terjadi inherits pada gen ini akan terjadi berdampak
bburuk bagi kehidupannya.

A pattern of inheritance called mosaicism.

- Neither parent is affected, One carries a percentage of sperm or eggs which contain the
genetic defect. Though the parents are unaffected, some of their children may have the
disorder and others will not.
- Prevalensi sekitar 2% to 7% of unaffected parents who have had a child with OI will have
another child with OI due to the phenomenon of mosaicism.

Riwayat :

1. Pasien kebanyakan biasanya dating dengan bone fragility.


2. Skrining prenatal ultrasound biasanya trimester 2 hadir dengan bowing of long bones,
fraktur, limb shortening, dan decreased skull echogenicity.
3. Easy bruising
4. Berulang fraktur setelah trauma lama. Biasanya these fracture heal redily.
5. Deafness sekitar usia 50 tahun presentasi 50% pada type I.

Physical :

Pemeriksaan fisik dapat banyak variasi depending on the type. Berdasarkan basis dari
sillienece classification.

Type 1

A – dentiogenesis imperfacta tidak ada

B – dentiogenesis imperfacta hadir


34
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Gejala keduanya subtypes termasuk dibawah ini serupa :

Sklera biru hadir , biasanya sklera biru dapat occur in other lain penyakit, such as turner
syndrome, paget disease, atau osteoporosis.

 In utero fractures - 10% (Fractures are more common during infancy.)

 Mild-to-moderate bone fragility (Frequency of fractures decreases after puberty.)

 Kyphoscoliosis

 Hearing loss

 Premature arcus senilis

 Easy bruising

 Mild short stature

Type 2 :

- Dentiogenesis imperfacta
- Sklera biru hadir
- Hearing loss tidak didapatkan pada type 2 OI.
- Perinatal lethality
- Hidung kecil, micrognathia
- Connective tissue fragility
- Fraktur utero hadir 100% kasus
- Short trunk

Type III

- Dentinogenesis imperfecta

- Sclera of variable hue

- No hearing loss
35
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- In-utero fractures in 50% of cases (The remaining half of cases have fractures in neonatal
period.)

- Limb shortening and progressive deformities

- Triangular facies with frontal bossing

- Pulmonary hypertension

Type IV :

- Subtype A: Dentinogenesis imperfecta is absent.

- Subtype B: Dentinogenesis imperfecta is present.

- Symptoms of both subtypes include the following:

- Normal sclera

- Normal hearing

- Fractures that begin in infancy (In utero fractures are rare.)

- Mild angulation and shortening of long bones

- No bleeding diathesis

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM :

 Results from routine laboratory studies usually are within reference ranges.

 Collagen synthesis analysis

Imaging Studies:

Type I

 Tam O'Shanter skull

 Thin bones
36
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Fractures with deformities

 Osteopenia

 Platyspondylia

Type II

 Beaded ribs

 Broad bones

 Fractures with deformities

 Osteopenia

 Platyspondylia

Type III

 Cystic metaphyses (popcorn appearance)

 Normal or broad bones early on; thin bones later

 Fractures with deformities

 Osteopenia

Type IV

 Thin bones

 Fractures with deformities dan Osteopenia

PENATALAKSANAAN :

MEDICAL CARE

- Tidak ada terapi medical, dilain itu adanya treatment terhadap infeksinya sebagai
penyebab
37
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Untuk keadaan parah kasus hadir dengan severe osteopenia dan repeated fraktur, cyclic
administration of IV intravene.
- Amniohydroxypropylidine, Ie pamidronate may reduce the insidensi pf fracture dan
increase bone mineral density.

PERAWATAN PEMBEDAHAN

- Intervensi bedah termasuk intramedullary rodding, operasi kesan basilar, koreksi


skoliosis.
- Intramedullary rodding
- Pada pasien dengan OI tipe III, rodding intramedullary dapat meningkatkan berat badan
pada kaki, memungkinkan anak untuk berjalan pada usia lebih dini.

KOMPLIKASI :

1) Hyperplastic callus formation

2) Repeated respiratory infections

3) Basilar impression with brainstem compression

4) Cerebral hemorrhage caused by birth trauma

5) Cord compression

PROGNOSIS

Tipe I A - Harapan hidup mirip dengan populasi umum

Tipe I B, IV A, IV B - Sebuah sedikit penurunan dalam harapan hidup telah diamati

Tipe II - Sebagian besar pasien meninggal dalam tahun pertama kehidupan.

Tipe III - Harapan hidup berkurang secara signifikan karena faktor-faktor seperti infeksi
pernapasan dan fraktur tengkorak. Namun, dari anak yang bertahan hidup di atas usia 10
tahun, prognosis keseluruhan membaik.

 GENU VARUM VALGUM RECURVACTUM

GENU VARUM
38
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
INTRODUCTION

Keadaan ketika sudut deformitas tibia proximal posisi keadaan anak tersebut
terbungkuk “bowlegged”. Genu varum fisiologis adalah kelainan bentuk dengan sudut
tibiofemoral minimal 10 derajat varus, fisis yang secara radiografi normal, dan
membungkuk lateral ujung proksimal tibia dan seringkali ujung distal tulang paha.

ETIOLOGI

• Dapat dilihat dalam satu lutut atau kedua lutut

• Fisiologis

• Penyakit Blount / Sindrom Mau-Nilsonne

• Rickets

• Kelonggaran ligamen lateral

• Pseudoarthrosis bawaan tibia

• Coxa vara

• Due to growth abnormalities of upper tibial epiphysis.

• Infections like osteomyelitis, etc.

• Trauma near the growth epiphysis of femur.

• Tumors affecting the lower end of femur and upper end of tibia.

ETIOLOGI ANAK ANAK :

- Deformitas as sequel pada anak anak tidak ada penyebab sebelumnya


- Fraktur tulang bagian bawah femur
- Osteoarthritis
39
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Gambar 2 : Keadaan Genu Varum pada kaki anak.

PERSISTENT GENU VARUM :

• Worried parents

• About 3 years old + bow legs + mild lateral

• thrust at the knees + in-toeing

MANIFESTASI KLINIS :

• Pasien mengeluh sakit saat berjalan, berdiri

• Pincang mungkin ada.

• Kesulitan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

• Kesulitan menggunakan toilet jongkok

• Kesulitan jongkok di tanah dll.


40
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PENATALAKSANAAN :

NON OPERATIVE:

• Physiologic genu varum nearly always spontaneously corrects itself as the child grows.

• This usually occurs by the age of 3 to 4 years

TERAPI PEMBEDAHAN :

• Dalam kasus yang jarang terjadi, fisiologis genu varum di balita tidak akan sepenuhnya
menyelesaikan dan selama masa remaja, membungkuk dapat menyebabkan anak dan
keluarga untuk memiliki keprihatinan citra tubuh.

• Jika deformitasnya cukup parah, maka operasi untuk memperbaiki kaki dibutuhkan.

GENU VALGUM

Biasanya dengan sebutan panggilan “knock – knee”. Knee berarti adanya deviasi
menjauh midline sejajar garis tengah dari badan dan bersentuhan dengan satu dan lainnya pada
bagian kaki are straightened. Berbentuk kaki X.

ETIOLOGI :

Bilateral Genu Valgum

• Physiologic

• Renal osteodystrophy (renal rickets)

• Skeletal dysplasia

• Morquio syndrome

• Spondyloepiphyseal dysplasia

• Chondroctodermal dysplasia
41
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Unilateral Genu Valgum

- Cidera physeal akibat trauma, infeksi, atau pembuluh darah menyempit.


- Fraktur tibia metafisis proksimal.
- Tumor jinak:
a. Jaringan displasia
b. Osteochondromas
c. Penyakit Ollier

PENEGAKKAN DIAGNOSIS :

Gambar 3 : Penegakkan diagnosis Genu Valgum.

PENATALAKSANAAN :

NON – OPERATIF

- Pengamatan deformitas & konseling orang tua dianggap sebagai manajemen lini pertama
untuk genu valgum fisiologis pada anak-anak <6 tahun usia dengan sudut valgus <15
derajat.
42
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
OPERATIVE

1. Hemiepiphysiodesis or Physeal tethering


2. Osteotomy
Indikasi terbanyak untuk pasien genu valgum pada usia peertumbuhan perkembangan.

GENU RECURVATUM

Genu recurvatum merupakan keadaan keetika abnormal intra uterine. Posture tubuh
biasanya recovers sembuh dengan sendirinya secara spontan.

Kasus sangat jarang, gross hyperextension pada precursor pada kongenital dislokasi of the knee.

ETIOLOGI :

a) Lower limb length discrepancy

b) Congenital genu recurvatum

c) Cerebral palsy, polio

d) Multiple sclerosis

e) Muscular dystrophy

f) Quadriceps Contracture

g) Limited dorsiflexion ( plantar flexion contracture )

TANDA KLINIS :

Batasan fleksi lutut dari ringan ke berat. Efusi dan bukti kelainan lutut lainnya tidak hadir.

• Terkadang pita padat yang menjadi tegang selama fleksi lutut bisa teraba di proksimal bagian
dari patela.

• Patella selalu terletak lebih ke atas dan kadang-kadang ke luar.


43
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
• Fitur lain termasuk; biasanya bilateral, umum pada kembar identik, lebih sering terjadi pada
wanita, dan sangat tahan terhadap pengobatan konservatif.

PENATALAKSANAAN :

Pembedahan adalah pengobatan pilihan dan biasanya ditunjukkan dalam kontraktur yang sudah
mapan, karena pengobatan konservatif tidak menguntungkan.

Pengenalan dan pencegahan dini melalui latihan pasif saat anak menerima suntikan adalah
tindakan pencegahan terbaik.

Gambar 4 : Terapi pembedahan osteotomy genu recurvatum.


44
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 SCOLIOSIS

Scoliosis merupakan keadaan ketika spinal lateral curvature mengalami rotasi positif
lebih dari sudut 10.

Epidemiologi :

Cobb Angle Prevalence

>10° 2-3%

>20° 0.3%-0.5%

>30° 0.1-0.3%

>40° <0.1%

INTRODUCTION :

Alasan mengapa scoliosis kadang tidak terdeteksi tanpa gejala :

1. Tidak ada rasa nyeri


2. Pre adolescent atau remaja akhir period biasanya termasuk precludes orangtua tanpa
melihat jenis tulang anak scoliosis,
3. Rutin skrining
4. Terbaru popular karena style pakaian ketat.

KLASIFIKASI

1. Non Structural

 Postural

 Compensatory
45
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Sciatic

 Hysterical

 Inflammatory

2. Structural

 Idiopathic (70-80%)

 Infantile (< 3 y.)

 Juvenile (3-10 y.)

 Adolescent (>10y.)

 Congenital

 Meningo myelocele, spina bifida

 Diastemato myelia, hemivertebra, vertebral bar, vertebral coalition

 Neuromuscular

 Upper motor neuron

 Lower motor neuron

 Myopathic

 Neurofibromatosis

 Others

 Mesenchymal

 Trauma

ETIOLOGI :
46
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Genetic

 Tissue deficiencies

 CNS growth disturbance

 Biology

 Enzym matrix metalloproteinase

 Melatonin deficiency

FAKTOR RESIKO :

1. Pasien usia muda


2. Perempuan pre menarche
3. Resiko rendah deteksi curve
4. Large curve
5. Thoracic hypo kyphosis

PENEGAKKAN DIAGNOSIS :

Riwayat

 Cosmetically

 Back pain

 Psychogenic problem

 Severe cases cardiopulmonale problem (100o – 120o)

 Should exclude any potential causes

 Predict the sexual maturity

Pemeriksaan Fisik ditemukan :


47
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Physical examination :

 General condition

 Any possibilities of cause, e.g. : café au lait, manifestation of other syndromes

 Neurological condition

 Leg length discrepancy

 Cardiopulmonale function

PEMERIKSAAN PENUNJANG

RADIOLOGI :

 Major curve

 Minor curve
48
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Level

 Cervical : C2-C6

 Cervicothoracicc : C7-T1

 Thoracic : T2-T11

 Thoracolmbar : T12 l- + L2

 Lumbar : L2 – L4

1. Standing AP & lateral Long film, from occi –put – sacrum

 Curve type

 Other abnormality

 Cobb angel

 Kyphosis, lordosis

LENKE’S CLASSIFICATION :
49
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

PENATALAKSANAAN :

TUJUAN TERAPI

- Cegah perkembangan kurva dan pertahankan keseimbangan


- Pertahankan fungsi pernapasan
- Nyeri mengurangi dan mempertahankan kondisi neurologis
- Kosmetik

 CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS - CETV


50
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
DEFINISI

Cetv merupakan keadaan ketika memutar skafoid, tulang kalkis dan berbentuk kubus
sekitar astragalus.

• Heel : inverted

• Forefoot and mid foot - inverted & varus

- adducted

Ankle = equinus

• Talipes = talus + pes

ankle + foot

• Equinus = “horse like”

= heel in plantar flexion

• Varus = inverted + adducted

DIAGNOSIS KETIKA BAYI USIA 3 TAHUN :

1. Kaki Depan = Adduksi

2. Hindfoot = inversi = varus

3. Hindfoot = Equinus

4. Kaki Depan = Cavus (Ponseti)

PREVALENSI :

Incidence : - (1-2) per 1000 births

- male : female = 7:5 50% bilateral

ETIOLOGI :
51
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
• Chromosomal theory

• Embryonic theory

• Otogenic theory

• Fetal theory

• Neurological theory dan Muscular theory

Chromosomal theory

Defek : dalam sel embrio yang tidak dibuahi cacat ada sebelum pembuahan.

- Embryonic theory

Defek : dalam sel benih yang dibuahi terjadi antara konsepsi 12 minggu.

• Otogenic theory

Penangkapan pembangunan terkait dengan perubahan faktor genetic.

• Fetal theory

Packing syndrome ketika intra uterine packing atau faktor mekanikal.

PHATOANATOMY

• Major deformity

– Inward rotation of the whole foot on the talus

• Rotation primarily takes place in :

– talocalcaneal joint

– talonavicular joint

– calcaneocuboid joint

MEKANISEME OF CTEV
52
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
• Fetal posture abnormality : foot in equinovarus

• Muscle imbalance : tib. post. contracted

• Factors determine the severity of the CTEV

Gambar : Posisi intrauterin. Pinggul selalu tertekuk dan eksternal diputar, sedangkan lutut
biasanya tertekuk dan kaki diputar ke dalam.

PENEGAKKAN DIAGNOSIS :

DIAGNOSIS :
53
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Tipe tidak kaku (sindrom packing)

2. Jenis yang kaku:

- Sedang

- Berat

3. Resistensi tipe kaku:

- AMC

- Myelomeningocele

- Pita penyempitan

DIAGNOSIS BANDING :

1. Constriction bands (Streeter disease)

2. A.M.C

3. Myelomeningocel

4. Sacral agenesis

5. Tibial agenesis

6. Charcot-Marie disease

PENATALAKSANAAN :
54
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. CONSERVATIF
2. OPERATIVE

CONSERVATIFE TERAPI

• 1st week : golden period : serial plastering

Tujuan Terapi :

- Sejajarkan ulang os calcis, skafoid dan kuboid di sekitar astragalus dengan mengoreksi
varus, adduksi dan equinus.
- Pertahankan koreksi hingga stabil
- Sehingga kita dapat memiliki fungsi maksimal, tidak ada rasa sakit, plantigrade, mobilitas
yang baik, tidak ada pembentukan kalus, tidak memakai sepatu khusus

OPERATIVE TERAPI

• 3 months conservative tx. no improvement

• Rigid type

• Recurrent/neglected

ATL

Posteromedial release

Subtalar release

Ilizarof

Menurut teori Phelps tahun 1881 mengatakan :

After Lister antiseptic, and anaesthetic methods : ATL + medial release

KOMPLIKASI PEMBEDAHAN :
55
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Infeksi

2. Nekrosis (lesi vaskular)

3. Bekas luka buruk

4. Kekakuan

5. Over / under-koreksi

6. Dislokasi navicular

7. Meratakan atau memenggal kepala talar

8. Talar necrosis

9. Kelemahan otot (gait)

10. Kaki miring

BIDANG KULIAH : ILMU KEDOKTERAN KEJIWAAN


56
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
DOSEN PENGAMPU : DR. ERI ACHMAD , SP.KJ, PSIKIATER KLINIS

MATA KULIAH : GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL ANAK dan


REMAJA

JADWAL WAKTU : JUMAT , 29 MEI 2020 PUKUL 08.00 - 10.00 WIB.

IDENTIFIKASI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL ONSET MASA ANAK REMAJA

TARGET PEMBELAJARAN

1. PENDAHULUAN

Mental health is defined as a state of well – being, beingin which the person.

- Mental health can tackle the normal difficultsles of life


- Mental health is aware of his or her own abilities
- Mental health can work productivityely
- Mental health is able to contribute to his or her community.

LATAR BELAKANG

Mental health prevalensi sekitar 50 % dengan rentang usia sekitar 14 tahun,


mengalami gejala depression dengan entery health and development dengan keterkaitan 3
hal yakni mengenai physical , mental , dan social. Dengan angka kematian pada rentang
usia sekitar 14-29 tahun mengalami kejadian sekitar 800.000 people has death.

2. MENJELASKAN FAKTOR FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MENTAL


PERILAKU PADA MASA KANAK DAN REMAJA

FAKTA LOKAL

Remaja zaman sekarang rentan mengalami gangguan kejiwaan – psychological – depression.

FAKTA LAINNYA

Berita, dr. Eri Achmad : Kecanduan Game Penyakit Gangguan Mental.

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MENTAL :


57
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- George engel tahun 1977 menjelaskan model pendekatan model bipsikososial
- Suatu system yang terintegrasi dalam menjelaskan terjadinya suatu penyakit

Biological, menekankan fungsi biologic manusia yang terpengaruh baik secara anatomi dan
structural, akibat media molekul suatu penyakit.

Psikologikal,menekankan pada faktor – faktor psikodinamika yang terpengaruh, seperti


motivasi dan personality yang bereaksi selama mengalami proses penyakit.

Sosial – menekankan pada budaya, lingkungan, dan pengaruh keluarga pad acara untuk
mengekspresikan dan mengalami penyakitnya.

Model ini lebih untuk memahami dan mengatasi secara komprehensif suatu penyakit –
holistic.

Bukan untuk menjelaskan penyebab langsung suatu penyakit medik.

Biopsychososial model – prenatal influences, dan neurological correlates, neurochemical


correlates dan menghasilkan outcomes 3 parenting – peer relations – neighrhood.

3. MENJELASKAN DAMPAK BURUK AKIBAT GANGGUAN MENTAL


PERILAKU PADA MASA KANAK DAN REMAJA

Gangguan mental pada anak dan remaja meningkatkan resiko kesehatan


umumnya, meningkatkan gejala fisik yang pada akhirnya meningkatkan penggunaan
fasilitas kesehatan.

- Setiap anak dan remaja dalam 1 tahun akan mengunjungi perawatan primer
- Kegagalan akademik
- Bolos
- Sulit konsentrasi di kelas
- Tidak dapat menyelesaikan tugas tugas dasar
- Konflik dalam keluarga
- Kegagalan bersosialisasi
58
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
4. IDENTIFIKASI JENIS JENIS KLASIFIKASI GANGGUAN MENTAL
PERILAKU ONSET MASA KANAK DAN REMAJA

Gangguan mental ditandai dengan gejala dan keluhan pada :

- Pikiran
- Emosi
- Perilaku

Adanya hendaya pada fungsi dasar manusia :

- Produktifitas
- Interpersonal – sosialisasi
- Perawatan diri

Tingkat gangguan mental pada anak dan remaja cenderung tinggi :

1 pada 4 anak usia 1-12 tahun

4 pada 10 remaja usia 13 – 16 tahun

Pedoman diagnostic :

- DC 0-3R Zero to There


- DSM V
- ICD 10
- PPDGJ

5. MAMPU MENJELASKAN PENATALAKSANAAN PROMOTING


PREVENTION UNTUK GANGGUAN MENTAL MASA KANAK DAN REMAJA

PENATALAKSANAAN

Berdasarkan penilaian kondisi sosial pendidikan psikiatrik dan lingkungan yang diperlukan :

Farmakologi disesuaikan gejala dan kormobiditas yang ada :

1. Hiperaktifitas dan deficit antensi – dengan metilphenidat


59
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. Perilaku agresif dan melukai diri – dengan lithium, carbamazepine, asam valproate,
risperidone atau clozapine
3. Gangguan depresif, dengan fluoxetine atau sertraline
4. Explosive rage behavior dengan propranolol atau anti psikotik yang sesuai

PENCEGAHAN

- Primer

Mencegah timbulnya penyakit , konseling genetic , edukasi , kesehatan ibu dan anak

- Sekunder

Memperpendek perjalanan penyakit, dengan pengobatan farmakologi

- Tersier

Mencegah kecacatan, lebih lanjut atau konsekuensinya baik secara psikososial.

KLASIFIKASI GANGGUAN MENTAL PERILAKU ONSET MASA ANAKREMAJA


ICD

Selanjutnya akan membahas klasifikasi gangguan mental yang onsetnya terjadi pada
masa kanak-remaja, berdasarkan panduan ICD 10. Terdapat 3 bagian besar yaitu retardasi mental
yang sekarang ini istilahnya diganti dengan Intelectual disabilities, kelompok kedua adalah
gangguan perkembangan psikologis, dan yang ke tiga gangguan emosi dan perilaku onset pada
masa kanak-remaja, yakni :

 F70-F79 Mental Retardation

 F80-F89 Disorder of psychological development

 F90-F98 Behavioral and emotional disorders with onset usually occurring in childhood
and adolescence
60
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Gangguan mental Kanak-Remaja kalau kita lihat dari jenisnya ada yang berupa gangguan
interaksi sosial, contohnya autism, apserges sindrom, dll. Jenis lain berupa gangguan
internasilasi seperti gangguan ansietas, depresi, atau respon terhadap trauma, dan lainnya.
Gangguan eksternalisasi dapat berupa GPPH, gangguan tingkah laku, dll.

 Gangguan interaksi sosial

 Autisme

 Aspergers syndrome

 Gangguan internalisasi

 Gangguan ansietas

 Depresi

 Respon terhadap trauma

 Gangguan eksternalisasi

 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas

 Gangguan tingkah laku

Gangguan pola makan dan penyalahgunaan zat juga bisa terjadi pada masa kanak dan remaja.

Gangguan pola makan dan penyalahgunaan zat :

- Perilaku menyakiti diri sendiri.

Sementara retardasi mental adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan disabilitas
pembelajaran.

Retardasi mental

- Disabilitas pembelajaran

Dan yang berat adalah adanya gangguan skizofrenia atau bipolar yang onsetnya terjadi pada
masa kanak kanak dan remaja
61
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Onset dini gangguan mental berat

- Skizofrenia
- Bipolar

INSTRINSIC DIFFERENCES

1) Status fisik

2) Kapasitas intelektual

3) Temperamen

4) Suku-budaya

5) Hubungan dalam keluarga

6) Status sosio ekonomik

7) Kapasitas untuk mengelola emosi

8) Kapasitas untuk mengatur perilaku

 F70-F79 Mental Retardation (Intellectual Disabilities)


- F70 Mild mental retardation
- F71 Moderate mental retardation
- F72 Severe mental retardation
- F73 Profound mental retardation
- F78 Other mental retardation
- F79 Unspecified mental retardation

Jika pada materi ppdgj ICD 10, aka nada penjelasan koding digit dibelakangnya.
Misalnya F70.01, koding dibelakang F70 yaitu 01 menggambarkan kondisi klinis tertentu
yang menyertainya.
62
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

 MENTAL RETARDATION

a) Adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang tidak lengkap, terjadi hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh (kognitif, bahasa, motorik, dan sosial)

b) Hendaya perilaku adaptif selalu ada

c) Dapat komorbiditas dengan gangguan mental lainnya atau penyakit fisik

d) Prevalensi mendekati 1% dalam suatu populasi, laki-laki lebih banyak dari


perempuan

e) Terdapat penyebab yang multipel, mencakup genetik, toksin dan infeksi prenatal,
prematuritas, dan kondisi-kondisi yang didapat.

f) Sepertiga kasus tidak dapat diidentifikasi penyebabnya

g) Sindroma down, sindroma fragile x , dan penilketonuria umumnya menjadi penyebab


retardasi mental sedang hingga berat

 PEDOMAN DIAGNOSTIK UMUM :

1) Intelegensia atau kecerdasan bukan satu-satunya karekteristik. Melainkan


berdasarkan penilaian beberapa keterampilan spesifik yang berbeda, seperti
menulis, membaca, hitungan dasar, perawatan diri, sosialisasi, dll

2) Penilaian kecerdasan meliputi semua informasi, temuan klinis, perilaku


adaptifnya, dan pemeriksaan psikometrik, jadi tidak cukup dari tes IQ saja
ataupun tes ESQ.
63
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
3) Penilaian diagnostik berdasarkan kemampuan umum, bukan hanya berdasarkan
satu kemampuan yang spesifik saja.

4) Diagnosis pasti dapat kita tegakkan, jika penurunan kecerdasan si anak, diikuti
juga dengan ketidakmampuan adaptasinya dalam kehidupan sehari-hari.

5) Gejala yang tampil tidak ada yang khas, sangat bervariasi, apalagi jika disertai
oleh komorbiditas gangguan mental lainnya atau dengan penyakit fisik.
Komorbiditas fisik maupun gangguan mental lainnya berpengaruh pada
penampilan gejala klinisnya.

 F80-F89 Disorder of psychological development

1) F80 Specific developmental disoders of speech and language

a. F80.0 specific speech articulation disorder

2) F81 Specific developmental disorders of scholastic skills

a. F81.0 specific reading disorder

3) F82 Specific developmental disorder of motor function

4) F83 Mixed specific developmental disorders

5) F84 Pervasive developmental disorders - F84.0 childhood autism

6) F88 Other disorder of psychological development

7) F89 Unspecified disorder of psychological development

 DISORDER OF PSYCHOLOGICAL DEVELOPMENT :

Adalah gangguan mental health yang pada sebagian besar kasus ditandai dengan
terganggunya fungsi Bahasa , fungsi keterampilan visualspatial dan koordinasi motoric.

Khas adalah terjadinya perbaikan atau berkurangnya gejala secara progressif sejalan
bertambahnya usia pada bbrp kasus contoh deficit ringan masih menetap hingga dewasa.
64
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PEDOMAN DIAGNOSTIK UMUM :

 Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak

 Hendaya atau kelambatan perkembangan fungsi-fungsi berhubungan erat dengan


kematangan biologis dari susunan saraf pusat

 Perjalanan penyakitnya berlangsung secara terus-menerus tanpa adanya remisi dan


kekambuhan yang khas seperti gangguan jiwa lainnya

 F84.0 AUTISME MASA KANAK

Ditandai adanya perkembangan sebelum usia 3 tahun meliputi :

- Adanya interaksi sosial yang selalu ada secara kualitatif


- Adanya kualitatif komunikasi berupa ketidakmampuan dalam hal komunikasi
feedback, bahawa ekspresif dan respon emosional, modulasi dan isyarat tumbuh.
- Adanya oerilaku seperti minat dan kegiatan khas terhadap benda tertentu yang
tidak wajar dan preoukpasi terhadap minat tertentu, minat khusus terhadap segi
non fungsional suatu benda, dan sikap penolakan terhadap suatu perubahan.

Tidak jelas ada perkembangan yang normal sebelumnya

Berbagai tingkatan IQ dapat ditemukan dalam autism.

 F90 – F98 BEHAVIORAL AND EMOTIONAL DISORDER WITH ONSET


USUALLY OCCURING IN CHILDHOOD AND ADOLESCENCE

1) F90 Hyperkinetic disorders

a. F90.1 Hyperkinetic conduct disorder

2) F91 Conduct disorders

a. F91.2 Socialized conduct disorder


65
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
3) F92 Mixed disorders of conduct and emotions

a. F92.0 Depressive conduct disorders

4) F93 Emotional disorders with onset specific to childhood

a. F93.3 Sibling rivalry disorder

5) F94 Disorders of social functioning with onset specific to childhood and


adolescence

6) F95 Tic disorders

7) F98 Other behavioural and emotional disorders with onset usually occurring in
childhood and adolescence

a. F98.0 Nonorganic enuresis

PATOFISIOLOGI :

 Faktor biologik;

 Genetik, rokok-alkohol selama kehamilan

 Kelemahan neurologis; akibat gangguan otak seperti trauma kepala,


ensefalitis, neoplasma dll dpt merubah kepribadian anak

 Faktor psikologik; rumahtangga yang tidak harmonis, kelekatan yang buruk dengan
figur orangtua menimbulkan masalah dalam pembelajaran dan figur modelling,
toleransi thd stress sangat kurang

 Faktor sosial; kemiskinan, lingkungan buruk, pendidikan buruk, media

 Gangguan ini bisa berdiri sendiri atau komorbiditas dengan gg psikiatrik dan medik :

 Gangguan tingkah laku dengna GPPH

 Gangguan tingkah laku dengan Depresi


66
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 Gangguan tingkah laku dengan Epilepsi

 Gangguan tingkah laku dengan penyalahgunaan zat dan depresi

 GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIF / GPPH

a) 3-6% dalam suatu populasi

b) Onset sebelum usia 7 tahun

c) Gangguan konsentrasi, aktivitas, dan organisasi

d) Timbul masalah dilingkungan rumah, sekolah, dan kelompok bermainnya

e) Terapi meliputi:

a. Stimulat

b. Dukungan edukasional

c. Supervisi orangtua

d. Konsistensi

 F 91 CONDUCT DISORDERS :

 Lebih banyak pada anak laki-laki

 Adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan
menetap setidaknya 6 bulan, dimana terjadi pelanggaran norma-norma sosial dan
peraturan utama setempat. Gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan dengan
tingkat perkembangan anak. Contoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis;
perkelahian, menggertak yang berlebihan, kejam terhadap hewan atau sesama
manusia, perusakan yang hebat atas barang orang lain, membakar, pencurian,
67
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
pendustaan berulang-ulang, membolos dari sekolah dan lari dari rumah, sering
meluapkan kemarahan yang hebat, provokatif yang menyimpang

 Dapat menetap dan berkembang menjadi gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat,


dan kriminalitas yang berkepanjangan

 F 91.2 GANGGUAN TINGKAH LAKU BERKELOMPOK :

- Gg tingkah laku yg ditandai oleh perilaku dissosial atau agresif yang berkelanjutan
dan terjadi pada anak yang pada umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok
sebayanya

- Terdapatnya ikatan persahabatan langgeng dengan anak yang seusia

- Epidemiologi; 1-10% dalam populasi umum

- Laki-laki > perempuan 4:1-12:1

 F 92 GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI :

 Ciri khas; adanya gabungan dari perilaku agresif, dissosial, atau menentang yang
menetap disertai gejala emosi yang nyata seperti depresi, ansietas, atau gg emosi
lainnya

 Gg emosi tersebut harus cukup berat

 F 92.0 GANGGUAN TINGKAH LAKU DEPRESIF

a) Kombinasi dari gg tingkah laku masa kanak F91 dengan keadaan depresif yang
berkelanjutan dan menetap

b) Terdapat gejala berupa rasa duka nestapa yang berlebihan, hilangnya minat dan
kesukaan terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali diri sendiri dan keputus
asaan, sering juga susah tidur, atau kurang nafsu makan
68
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
c) Khususnya remaja muda, dapat menampilkan beberapa gejala depresi, tanpa
menyadari bahwa mereka sebenarnya mengalami gangguan depresi

ADOLESCENT DEPRESSION :

Berikut adalah beberapa kondisi klinis yang ditemukan pada remaja yang mengalami
gangguan depresi menurut AA of Child and Adolescent Psychiatry.

a) Remaja yang mengalami depresi akan menunjukkan emosi sensitive yang


berlebihan, terutama bila mengalami penolakan atau kegagalan.
b) Mereka juga menampilkan perilaku yang rendah diri dan perasaan bersalah.
c) Keluhan-keluhan fisik seperti sakit kepala, perubahan pola tidur, sakit perut, tidak
nafsu makan, dan tidak bertenaga seringkali mereka sampaikan.
d) Bolos, sulit konsentrasi, penurunan prestasi sekolah, mengancam atau niatan
untuk kabur dari rumah, mengeluh sedih, jemu, mudah tersinggung atau
mengeluh perasaan bosan, adalah juga hal-hal yang seringkali disampaikan oleh
remaja yang mengalami gangguan depresi
e) Kondisi yang berat ditandai dengan prestasi sekolahnya yang merosot dengan
nyata, yang kemudian diikuti dengan perilaku menarik diri dari lingkungannya,
yang pada akhirnya mereka memutuskan untuk bunuh diri.

SUICIDAL IDEATION – HOBERMAN AND GARFIELD 1988

In a study of 229 completed youth suicides:

 62% had made a suicidal statement

 45% had consumed alcohol within 12 hours of killing themselves


69
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 76% had shown a decline in academic performance in the past year.

Suatu studi oleh Hoberman dan Garfinkel, yang dilakukan pada 229 remaja yang
berhasil bunuh diri, ditemukan beberapa fakta yaitu, 62% sebelumnya sudah membuat
pernyataan akan melakukan bunuh diri, 45% menggunakan alcohol setidaknya 12 jam
sebelum melakukan bunuh diri, dan 76% sudah mengalami penurunan prestasi sekolah
dalam satu tahun terakhir.

TEEN SUICIDE IN THE U.S

Remaja yang melakukan bunuh diri khususnya di negara Amerika, 100 sd 200
diantara mereka, sebelumnya sudah melakukan percobaan bunuh diri dulu, sebelum
benar-benar mereka berhasil untuk bunuh diri. Remaja perempuan 3 kali lebih banyak
mencoba bunuh diri dibandingkan remaja laki-laki. Tetapi remaja laki-laki 4 kali lebih
banyak berhasil untuk bunuh diri dibandingkan dengan remaja perempuan. Dan menurut
jurnal ini, setidaknya hampir 2000 remaja di Amerika melakukan bunuh diri.

SUICIDE RISK FACTORS :

 Mental disorders-particularly mood or eating disorders


 Substance abuse disorders
 Family history of suicide
 Hopelessness
 Impulsive and /or aggressive tendencies
 Barriers to accessing mental health treatment
 Divorced parents or poor family communication.

Apa yang bisa menjadi faktor risiko untuk seorang remaja melakukan bunuh diri.
Diantarnya adalah adanya gangguan mental khususnya gangguan alam perasaan atau
gangguan pola makan. Riwayat peyalahgunaan zat, riwayat keluarga yang bunuh diri,
tidak adanya harapan, perilaku impulsive yang tidak berpikir dulu sebelum bertindak,
atau kecendurngan perilaku agresif. Keadaan yg mempersulit berupa konflik rumah
tangga yang ditandai dengan buruknya komunikasi, ditambah dengan kesulitan untuk
70
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
mendapatkan akses ke pelayanan Kesehatan mental. Hal-haI tersebut tadi perlu
diidentifikasi untuk mencegah terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja.

SUICIDE WARNING SIGNS :

Selanjutnya adalah tanda-tanda peringatan perilaku bunuh diri. Biasanya remaja


akan mengungkapkan, membaca, atau menulis mengenai kematian atau bunuh diri.
Mengeluh perasaan tak berguna atau tidak ada harapan, menyampaikan kalimat “aku mau
bunuh diri saja”, aku berharap mati saja, atau aku seharusnya tidak dilahirkan ke dunia
ini.

Tanda lain remaja mengunjungi atau menghubungi orang-orang untuk


mengucapkan perpisahan, mengembalikan barang-barang yang sekian lama dipinjam atau
membagikan barang-barangnnya. Adanya perilaku cerobah atau melukai dirinya sendiri.
Terjadi perubahan perilaku yang nyata atau kabur.

F 93 GANGGUAN EMOSIONAL ONSET MASA KANAK KANAK

1) Kelompok ansietas adalah khawatir yang berlebihan dan menetap hingga


menimbulkan rasa panik, takut, tidak nyaman pada berbagai situasi yang bersifat
irasional

2) Gg ansietas adalah salah satu gangguan mental emosional yang umum terjadi

3) Sekitar 13 dari 100 anak-anak dan remaja usia 9 to 17 mengalami berbagai bentuk
gangguan kecemasan

4) Anak perempuan lebih banyak dibanding anak laki-laki.

5) Sebanyak 50% anak-anak dan remaja dengan Gg Ansietas, disertai juga Gg mental
emosional lainnya (Gg. Depresi, Obsesif Kompulsif, Penyalahgunaan zat, dll)

PATOFISIOLOGI

Pada F 93 gangguan emosional ini melibatkan amygdala atau tempat


penyimpanan memori emosional dan memberi peringatan kepada otak bila terdapat
71
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
ancaman yang berlangsung dan hippocampus sebagai encoding kejadian kejadian yang
mengancam ke dalam memori.

MANIFESTASI ANXIETY PADA MASA REMAJA :

 Merasakan rasa takut yang tidak dapat dijelaskan dengan rinci

 Takut akan menghadapi “nasib buruk”

 Mengalami kesulitan bernafas

 Berusaha melakukan antisipasi “bencana” yang tidak dapat dijelaskan

 Kehilangan kendali terhadap pikirannya, koordinasi, bernafas, berbicara

 Banyak mengalami keluhan somatik yang tidak dapat dibuktikan secara fisiologis
maupun anatomi.

DAMPAK BURUK GANGGUAN ANSIETAS PADA REMAJA :

- Kegagalan akademik
- Bolos
- Sulit konsentrasi dikelas
- Tidak dapat menyelesaikan tugas tugas dasar
- Konflik dalam keluarga
- Kegagalan bersosialisasi.

TARGET PENATALAKSANAAN

- Meningkatkan kemampuan adaptasi anak terhadap lingkungannya


- Mendukung usaha lingkungan dalam mengakomodir kebutuhan unik sang kaesang.

PENATALAKSANAAN

1. Psikoterapi individu
72
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. Edukasi keluarga dan psikoterapi
3. Psikofarmakologi

PENATALAKSANAAN

 Pendekatan kognitif; mengajarkan keterampilan kognitif pada anak-anak untuk


mengendalikan kemarahan mereka menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu
mereka mengurangi perilaku agresif

 Pengobatan berbasis rumah sakit/rehabilitasi. Terutama utk pasien yang berisiko tinggi
melakukan kekerasan terhadap dirinya atau orang lain

PENATALAKSANAAN

 Program edukasi khusus

 Program terapi

 Inpatient residential
 Day treatment

 Respon legal

 Penahanan
 Group homes
 Masa percobaan

 Terapi komunitas

 Home based therapy


 Therapeutic foster care
 Mentoring programs

 Crisis intervention

 Mobile crisis unit.


 Police with special training.
73
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

DAFTAR PUSTAKA

1. UNICEF. Parenting and Responding to Violence Against Children and Adolescence,


Theory of Change. UNICEF. New York : 2017.
2. Simandjuntak, B, Pasaribu. Pengantar Psikologi Perkembangan. Adolesence,
Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. 2017.
3. Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
2018.
4. Anggraini “Parenting Classes, Parenting Behavior, and Child.
Cognitive Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: 2016.
5. Nessi Meilan. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kedokteran
EGC. Nessi Meilan dkk. 2018. Kesehatan Reproduksi Remaja: Implementasi PKPR
6. UNICEF. Parenting and Responding to Violence Against Children and Adolescence,
Theory of Change. UNICEF. New York : 2017.

Anda mungkin juga menyukai