BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
LAPORAN TUGAS ESSAY
MINGGU KE - 3 BLOK 6.2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UGJ
2020
2
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
BIDANG KULIAH : ILMU PSIKOLOGI
“Ya Allah, jadikanlah pada hatiku cahaya dan pada penglihatanku cahaya, dan pada
pendengaranku cahaya, dan di kanan ku cahaya, dan di kiri ku cahaya, dan di atas ku cahaya,
dan di bawah ku cahaya, dan di depan ku cahaya, dan di belakang ku cahaya, dan jadikan
untukku cahaya.”
1. Attending
Mindfull adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani
digunakan selama perkuliahan dan selama kehidupan kita.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah dan
terbaik
3. Be happy
InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke Allah
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima saat ini.
Kuncinya bahagia, ada serotonin dan dopamine dan endorphin yang cukup. Untuk
melepaskan hormone kebahagiaan tersebut salah satunya kita mencintai ilmu yang kita
pelajari dari dosen, dari pasien, dari rekan rekan kita selama kuliah di fakultas
kedokteran.
- NAMA GANGGUANNYA ?
Kelainan psikologis anak
- ETIOLOGINYA ?
Faktor intrinsic dari dirinya sendiri dan faktor ekstrinsik dari keluarganya
- INTERVENSINYA ?
Intervensi terhadap anaknya tersebut dari orang tuanya dengan pola pengasuhan orang
tua.
- FAKTOR RESIKO
Penolakkan dari orang tuanya
Faktor Resiko :
1- Individual level
4
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Seorang individu kemudian misalkan anak tersebut mengalami hal kenakalan remaja
pergaulan bebas, meminum alcohol, geng motor, kurang tidak berpendidikan maka akan
menimbulkan kekerasan pada anak dan remaja tersebut.
Karena individu tersebut, bahwa individu tersebut memiliki sejarah bahwa dirinya pernah
trauma pernah mendapatkan kekerasan tersebut dari orang lain.
Fakta ini mengerikan, akan memberikan efek bola salju bagi dirinya dan orang
sekitarnya.
Kasus : seorang remaja NF usia 15 tahun mengalami kekerasan remaja, kasus
pemerkosaan oleh paman sendiri, dan tetangganya 3 orang, sehingga dia melakukan
kekerasan remaja kepada korban anak usia 5 tahun dengan membunuhnya membekap di
kamar mandi dan akhirnya korban meninggal oleh pelaku dengan pelaku sebagai korban
kekerasan remaja.
2- Close – Relationship Level
Kurangnya bonding attachment antara orang tua kepada anaknya, dengan
buruknya parenting pola pengasuhan orang tua kepada anaknya. Parenting itu sesuai
usianya dan selalu update pada setiap jamannya. Adanya disfungsi keluarga. Menjadi
rentatan drama. Adanya disfungsi feer grup dia mengalami kekerasan oleh kelompok
teman sebaya nya.
Riwayat perceraian orang tua bisa memicu close relationship dengan anaknya
menjadi akan melakukan kekerasan remaja. Dengan pola pengasuhan orang tua misalkan
ada salah satu buruk maka anak tersebut melihat dan mengamati orang tua missal
narkoba merokok sehingga mengakibatkan anak tersebut mengikuti kebiasaan jeleknya
orangtua tersebut.
Contoh film : tri bermurd outside abing dapat nominasi film terbaik Oscar tahun 2018.
3- Community Level
Semakin padat pemukiman rumah keluarga, semakin padat populasi penduduk di
suatu daerah. Maka semakin meningkatnya memicu terjadi kekerasan pada anak dan
remaja. Mungkin orang orang desa berbeda dengan orang kota, kalua orang desa ikatan
individu kuat, kalua orang kota ikatan individu rendah sehingga tidak terjalin komunikasi
antar rumah lingkungan tersebut. Missal di lingkungan tersebut penuh dengan orang
kecanduan narkoba maka hal itu akan menjadikan kebiasaan lingkungannya memberikan
5
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
contoh kepada anak atau remaja tersebut maka akan mengalami kekerasan anak dan
remaja.
Karena tidak ada perubahan di suatu daerah tersebut, maka tidak ada intervensi pula
kepada anak atau remaja tersebut sehingga anak dan remaja akan mengalami kekerasan
tersebut.
4- Society Level
Hal cakupan lebih luas mengenai sosial, dengan populasi antar wilayah dan negara.
Banyak sekali terjadi konflik konflik sosial, bahkan terjadinya konflik sosial ekonomi,
eterjadinya bencana, faktor kesehatan kurang maka akan mengakibatkan kekerasan anak
dan remaja.
1. Result in death
2. Lead to severe injuries
3. Impair brain dan nervous system development
4. Result in negative coping dan health risk behavours
Mengenai hal terjadinya kenakalan pada anak dan remaja. Ketika hasil didapatkan anak
negative saat tidak mendapatkan pola pengasuhan dari orang tuanya, maka anak tersebut
akan menimbulkan resiko perilaku kesehatan dengan kenakalan pada anak dan remaja.
5. Lead to unintended pregnancies
Kehamilan tidak diinginkan pada kehamilan dengan usia dini kurang dari 20 tahun.
6. Contribute to wide range of non – communicable disease
Prevalensi dengan disease communicable pada kekerasan anak dan remaja akan
mengakibatkan anak tersebut menderita penyakit diabetes mellitus atau dm.
7. Impact opportunities dan future generations
Dampak pada generasi masa depan akan menjadi buruk misalkan putus sekolah,
dikeluarkan dari sekolahnya, lingkungan sekitar rumahnya, dikeluarkan dari masyarakat.
1) Statistical Deviance
Ketika alat ukur dalam statistika didapatkan kurva penyimpangan pada konsep normal
versus abnormal. Jadi dalam kurva statistic tersebut diharapkan adanya balance atau
keseimbangan dalam menghadapi hidup mengalami bahagia secukupnya, sedih secukupnya dan
kecewa secukupnya karena hidup harus dengan seminimal mungkin dengan berkecukupan.
Seperti kutipan nanti kita cerita tentang hari ini atau nkcthi, karena hidup itu secukupnya.
Norma sosial culture. Saat norma berlaku dalam lingkungan sekitar baik, maka akan
memberikan acuan dasar normal pada lingkungan itu dan tidak mengalami kekerasan pada anak
dan remaja. Ketika norma sosial culture buruk maka acuan dasar abnormal maka mengakibatkan
kekerasan pada anak dan remaja tersebut.
Seorang anak seharusnya memiliki quality of life baik positif. Ketika memiliki quality of
kognitif, quality emosional , quality happy maka anak tersebut memiliki mental health baik
sehingga tercipta acuan dasar normal pada anak tersebut, apabila abnormal maka terjadi disease.
ASSESMENT ->
Hal hal melihat perilaku, melihat respon perilaku, melihat efek perilaku tingkah laku
gejala.
KLASIFIKASI
Klasifikasi anak atau remaja tersebut termasuk kedalam gangguan kekerasan anak
remaja.
DIAGNOSIS
Diagnosis kasus kekerasan anak dan remaja tersebut berdasarkan kriteria diatas. Merujuk
pada berbagai buku psikologi , misalkan buku Virginia , buku ppdgj.
PROGRAM INTERVENSI
PSYCHO PATOLOGY refers to intense frequent, and or persistent mal adiptive patterms of
emotion , cognitive , and behavior.
Kita lihat apakah fungsi psikopathologi ini apakah terjadi maladapitive atau tidak dalam
hal psikis emosi kognisi dan perilaku tingkah lakunya apakah terjadi persistensi atau istiqomah
dalam melakukan berbagai keputusan dalam hidupnya memiliki frekuensi irama sama.
- Kognisi
- Emosional
- Physicological or biological responses
- social
INDIVIDUAL FACTORS :
- Genetic
- Biological
- Psychological
- Extended family
- Peers
- Marital
- Parent or child
- siblings
- government
- financial
- community
- physical and health environment
- social competence
- internalizing problems
- externalizing problems
9
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Faktor penting dalam menciptakan lingkungan sekitar sebaik mungkin seminimal mungkin
tidak terjadi adanya kenakalan pada anak dan remaja nantinya akan mengakibatkan kekerasan
anak dan remaja. Semoga kita semua menciptakan lingkungan baik sehingga tercipta hubungan
baik
Psikofarmaka adalah merupakan obat psikotropik yang bekerja secara selektif pada
system syaraf pusat atau SSP dengan cara kerja untuk menghambat reseptor dopamine tipe 2 dan
mempunyai efek kerja samping utama terhadap aktivitas mental dan perilaku pengguna obatnya.
Terapi : Terapi Psikotik akut atau kronik merupakan keadaan ketika suatu gangguan jiwa berat.
Fungsi : untuk mengatasi agresivitas , hiperaktifitas , labilitas emosional pada pasien psikosis.
Dose : dosis besar dalam memberikan Obat Anti Psikosis ini tidak menyebabkan koma terlalu
dalam atau keadaan anesthesia.
Anti psikosis disebut -> neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer. Contoh salah
satunya adalah chlorpromazine CPZ diperkenalkan pertama kali pada tahun 1951 dan segera
11
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
dicobakan pada penderita skizofrenia dan memiliki efek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa
efek sedative yang berlebihan.
Indikasi :
Efek Samping :
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,
ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran.
FARMAKO KINETIK :
OAP obat anti psikosis dapat di absorpsi pada pemberian per oral dan dapat memasuki system
saraf pusat SSP dan jaringan tubuh yang lain oleh obat anti psikotik adalah lipid soluble.
Obat ini memerlukan metabolism oleh hepar sebelum di elmininasi dan mempunyai waktu paruh
yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan once daily dose.
1 Semua obat anti – psikosis merupakan obat obat potensial dalam memblokade reseptor
dopamine dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik , adrenergic dan histamine.
Pada obat generasi pertama missal : fenotiazin dan butirofenon, umumnya tidak terlalu
selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2
12
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Anti psikosi “Atypical” memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5 HT 2 dan
beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamine system limbik terutama pada
striatum.
ANTI PSIKOTIK
Kerugian: blokade reseptor kolinergik muskarinik- sedasi, perburukan simptom negatif &
kognitif
- Jalur nigrostriatal – dari substantia nigra ke basal ganglia – fungsi motoric , EPS
- Jalur mesolimbic – dari tegmental area menuju ke system limbik – memori, sikap,
stimulus
- Jalur mesocortical – dari tegmental area menuju ke frontal cortex – kognisi, fx sosial
komunikasi , respon terhadap stress
- Jalur tubero infundibular – dari hipotalamus ke kelenjar pituitary – pelepasan prolactin.
GOLONGAN FENOTIAZIN
PRINSIP PENGOBATAN :
Terapi inisial -> dimulai setelah di diagnosis ditegakkan, dari dosis anjuran > 1 – 3 minggu
hingga tercapai dose optimal.
Terapi pemeliharaan -> mulai diturunkan bertahap hingga tercapai dose minimal tanpa
menimbulkan kekambuhan.
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan
efek samping obat.
Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis optimal
setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis lainnya.
Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya
dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.
Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping, sehingga tidak
menganggu kualitas hidup pasien
Mulailah dosis awal dengan dosis anjurandinaikkan setiap 2-3 hari hingga dosis efektif
(sindroma psikosis reda)dievaluasi setiap 2 minggu dan (bila perlu dinaikkansampai dosis
optimal)dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggu sampai
dengan dosis maintenancedipertahankan selama 6 bulan – 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2
hari/minggu tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu)stop penggunaan obat.
Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi
dan pemeliharaan terhadap skizofrenia.
Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah posisi
tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.
Obat anti depresan memiliki sinonim adalah thimoleptika atau psikisk energizer.
INDIKASI :
Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang berguna juga pada penderita
ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah kekambuhan depresi.
EFEK SAMPING :
Trisklik dan MAOI : antikolinergik(mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi,
sinus takikardi) dan antiadrenergik (perubahan EKG, hipotensi SSRI : nausea, sakit kepala,
MAOI : interaksi tiramin).
KONTRA INDIKASI :
Setiap mekanisme kerja dari antidepresan melibatkan modulasi pre atau post sinaps atau
disebut respon elektrofisiologis.
Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin yang menuju
neuron presinaps.
GOLONGAN SSRI
GOLONGAN MAOI
GOLONGAN ATYPICAL
Umumnya oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan mengalami proses first-
pass metabolism di hepar.
Respon anti-depresan jarang timbul dalam waktu kurang dari 2-6 minggu
17
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Untuk sindroma depresi ringan dan sedang, pemilihan obat sebaiknya mengikuti urutan:
Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain : mood modulators, mood
syabilizer dan anti maniak.
Dalam membicarakan obat antimaniak yang menjadi acuan adalah litium karbonat.
1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien
mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak), kelemahan otot,
poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan
dengan neuroleptika dan antidepresan) Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal
3. Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi tiroid, edema
pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya ingat dan kosentrasi pikiran
4. Gejala intoksikasi
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi pikiran menurun, bicara sulit,
pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil
- Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun, oliguria, kejang-
kejang
18
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah
Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada gangguan
afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium karbonat sebagai
obat profilaks Dapat mengurangi frekuensi, berat dan lamanya suatu kekambuahan
Obat anti anxiety memiliki sinonim beberapa missal : psikoleptik – transquilizer minor
dan anksioliktik.
Dalam membicarakan obat anti anxiety menjadi obat racun adalah Diazepam atau
klordiazepoksid.
EFEK SAMPING :
Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat dipertahankan setelah
dosis trerakhir berlangsung sangat singkat.
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien menjadi
iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringhat dingin, konvulsi.
KONTRA INDIKASI :
Pada pasien usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction)
berupa kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan gangguan tidur.
20
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum alkohol,
penyalagunaan obat atau unstable personalities.
Untuk mengurangi resiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan dalam
rentang dosis terapeutik.
Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari system limbic yang terdiri dari
dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA ergic yang
merupakan suatu inhibitory neurotransmitter.
Obat antiansietas benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-
inforce the inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda
GOLONGAN BENZODIAZEPIN :
1. Diazepam sediaan tablet 2-5mg dose anjuran PO: 10-30mg/hari Parenteral : IV/IM 3-
4jam
2. Klordiazepoksid tablet dan kapsul 5mg dose anjuran 15 – 30 mg/hari 2-3x/hari.
Klobazam pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif
Sulpirid 50 efektif meredakan gejala somatic dari sindroma ansietas dan paling kecil
resiko ketergantungan obat.
EFEK SAMPING :
KONTRA INDIKASI :
Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang berperan
dalam memperantarai proses tidur.
1. Nitrazepam golongan benzodiazepine sediaan tab 5mg dose anjuran dewasa 2tab, lansia
1.
2. Triazolam golongan benzodiazepine tab 0,125 mg dose anjuran dewasa 2tab, lansia 1 tab.
22
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
3. Estazolam golongan benzodiazepine tab 1mg dan 2mg, dose anjuran 1-2mg/malam.
Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2
minggu, kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan
toleransi obat.
Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan untuk
menghidari oversedation dan intoksikasi.
Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar risiko ketergantungan kecil.
Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan adalah klomipramin
2. Obat anti obsesi kompulsi SSRI, contoh sentralin, paroksin, flovokamin, fluoksetin
Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah klomipramin.
23
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Terhadap mereka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI dimana efek samping
relatif aman.
Obat dimulai dengan dosis rendah klomopramin mulai dengan 25-50 mg /hari (dosis
tunggal malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/hari sampai
tercaapi dosis efektif (biasanya 200-300 mg/hari).
Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di SSP. Mekanisme
kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin padacelah sinaptik antar neuron
Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umunya selama 6-12 bulan,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan
Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh. Dalam
keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama 2 tahun. Setelah
itu dihentikan secara bertahap selama 3 bulan.
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa dalam keadaan masa topai badan dan stress / storm and
stress. Kondisi fisik usia rentang 12 – 24 tahun dengan remaja awal usia 12 – 17 tahun dan
remajaa akhir usia 18 – 24 tahun. Keinginan untuk meneentukan nasib sendiri untuk mencari
identitasnya. Dikatakan masa remaja merupakan masa transisi menjadi terarah menjadi orang
yang bertanggung jawab.
1. Periode penting
2. Masa peralihan
3. Periode perubahan
4. Pencarian identitaas
5. Usia yang ditakutkan
6. Tidak realistic
7. Ambang dari masa dewasa
- Mencari relasi lebih matang dengan teman seusia sebaya laki-laki perempuan
- Mencapai peran sosial feminism atau maskulin
- Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
- Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara sosial
- Mencapai kemandirian secara emosional
- Mempersiapkan untuk karir ekonomi masa depan
- Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluargamemperoleh set nilai dan system etis
untuk mengarahkan perilaku.
26
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PERMASALAHAN PADA MASA REMAJA :
Prevalensi masa remaja saat ini jumlah penduduk usia 10 – 24 th besar (sekitar 60 juta)
2. Aborsi
- sekitar 20% dari kasus 2,3 juta kasus aborsi per tahun dilakukan pada masa remaja
Ditinjau dari siklus kehidupan keluarga (Program kerja WHO IX th 1996 – 2001):
5. Kebijakan dan program pemerintah dalam mengatasi masalah penyakit menular seksual
3. Penapisan genetik
UTAMA
30
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Meningkatkan kesedaran dan kemandirian wanita pada masa remaja dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpeuhi terhadap peningkatan kualitas hidup quality of life.
KHUSUS
ANALISIS DATA
2. Data geografik (area boundaries, number & size of neighborhoods, public spaces, roads)
Analisa data (sebaiknya) mengikuti model pengkajian yang digunakan menentukan kerangka
kerja koleksi data dan membantu dalam analisa data
31
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Langkah 2: meringkas data (summarize the data) per kategori
- Langkah 3: mengidentifikasi perbedaan data (data gaps, incongruence), penghapusan
data (omission)
- Langkah 4: membuat simpulan (inference)
1. Pengenalan masalah sostem reproduksi , dalam proses dan fungsi alat reproduksi
2. Pemberian informasi tentang mengapa remaja perlu perlu dewasa usia perkawinan dan
merencanakan kehamilan agar sesuai keinginan
3. Pemberian informasi tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS dan dampaknya trhdp kespro
4. Informasi tentang bahaya narkoba dan miras
5. Informasi ttg pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
6. Informasi ttg kekerasan seksual
7. Mengembangkan kemampuan komunikasi termasuk memperkuat percaya diri
8. Informasi tentang hak hak organ reproduksi
DIFOKUSKKAN KEPADA :
OSTEOGENESIS IMPERFACTA
Etiology
1. Kolagen adalah bahan protein berserat. Ini berfungsi sebagai fondasi struktural kulit,
tulang, tulang rawan, dan ligamen.
3. Hal ini menghasilkan sejumlah kelainan pada tubuh, yang paling menonjol adalah
tulang yang rapuh dan mudah patah
Type II is the most severe, and is usually fatal within a short time after birth.
Types I, III, and IV have some overlapping and some distinctive symptoms, particularly
weak bones.
Permasalahan biasanya terjadi ketika pada kolagen : didapatkan hasil dari dominant defect
genetic.
Beberapa anak – anak memungkinkan terjadi inherits pada gen ini akan terjadi berdampak
bburuk bagi kehidupannya.
- Neither parent is affected, One carries a percentage of sperm or eggs which contain the
genetic defect. Though the parents are unaffected, some of their children may have the
disorder and others will not.
- Prevalensi sekitar 2% to 7% of unaffected parents who have had a child with OI will have
another child with OI due to the phenomenon of mosaicism.
Riwayat :
Physical :
Pemeriksaan fisik dapat banyak variasi depending on the type. Berdasarkan basis dari
sillienece classification.
Type 1
Sklera biru hadir , biasanya sklera biru dapat occur in other lain penyakit, such as turner
syndrome, paget disease, atau osteoporosis.
Kyphoscoliosis
Hearing loss
Easy bruising
Type 2 :
- Dentiogenesis imperfacta
- Sklera biru hadir
- Hearing loss tidak didapatkan pada type 2 OI.
- Perinatal lethality
- Hidung kecil, micrognathia
- Connective tissue fragility
- Fraktur utero hadir 100% kasus
- Short trunk
Type III
- Dentinogenesis imperfecta
- No hearing loss
35
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- In-utero fractures in 50% of cases (The remaining half of cases have fractures in neonatal
period.)
- Pulmonary hypertension
Type IV :
- Normal sclera
- Normal hearing
- No bleeding diathesis
Results from routine laboratory studies usually are within reference ranges.
Imaging Studies:
Type I
Thin bones
36
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Fractures with deformities
Osteopenia
Platyspondylia
Type II
Beaded ribs
Broad bones
Osteopenia
Platyspondylia
Type III
Osteopenia
Type IV
Thin bones
PENATALAKSANAAN :
MEDICAL CARE
- Tidak ada terapi medical, dilain itu adanya treatment terhadap infeksinya sebagai
penyebab
37
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Untuk keadaan parah kasus hadir dengan severe osteopenia dan repeated fraktur, cyclic
administration of IV intravene.
- Amniohydroxypropylidine, Ie pamidronate may reduce the insidensi pf fracture dan
increase bone mineral density.
PERAWATAN PEMBEDAHAN
KOMPLIKASI :
5) Cord compression
PROGNOSIS
Tipe III - Harapan hidup berkurang secara signifikan karena faktor-faktor seperti infeksi
pernapasan dan fraktur tengkorak. Namun, dari anak yang bertahan hidup di atas usia 10
tahun, prognosis keseluruhan membaik.
GENU VARUM
38
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
INTRODUCTION
Keadaan ketika sudut deformitas tibia proximal posisi keadaan anak tersebut
terbungkuk “bowlegged”. Genu varum fisiologis adalah kelainan bentuk dengan sudut
tibiofemoral minimal 10 derajat varus, fisis yang secara radiografi normal, dan
membungkuk lateral ujung proksimal tibia dan seringkali ujung distal tulang paha.
ETIOLOGI
• Fisiologis
• Rickets
• Coxa vara
• Tumors affecting the lower end of femur and upper end of tibia.
• Worried parents
MANIFESTASI KLINIS :
NON OPERATIVE:
• Physiologic genu varum nearly always spontaneously corrects itself as the child grows.
TERAPI PEMBEDAHAN :
• Dalam kasus yang jarang terjadi, fisiologis genu varum di balita tidak akan sepenuhnya
menyelesaikan dan selama masa remaja, membungkuk dapat menyebabkan anak dan
keluarga untuk memiliki keprihatinan citra tubuh.
• Jika deformitasnya cukup parah, maka operasi untuk memperbaiki kaki dibutuhkan.
GENU VALGUM
Biasanya dengan sebutan panggilan “knock – knee”. Knee berarti adanya deviasi
menjauh midline sejajar garis tengah dari badan dan bersentuhan dengan satu dan lainnya pada
bagian kaki are straightened. Berbentuk kaki X.
ETIOLOGI :
• Physiologic
• Skeletal dysplasia
• Morquio syndrome
• Spondyloepiphyseal dysplasia
• Chondroctodermal dysplasia
41
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Unilateral Genu Valgum
PENEGAKKAN DIAGNOSIS :
PENATALAKSANAAN :
NON – OPERATIF
- Pengamatan deformitas & konseling orang tua dianggap sebagai manajemen lini pertama
untuk genu valgum fisiologis pada anak-anak <6 tahun usia dengan sudut valgus <15
derajat.
42
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
OPERATIVE
GENU RECURVATUM
Genu recurvatum merupakan keadaan keetika abnormal intra uterine. Posture tubuh
biasanya recovers sembuh dengan sendirinya secara spontan.
Kasus sangat jarang, gross hyperextension pada precursor pada kongenital dislokasi of the knee.
ETIOLOGI :
d) Multiple sclerosis
e) Muscular dystrophy
f) Quadriceps Contracture
TANDA KLINIS :
Batasan fleksi lutut dari ringan ke berat. Efusi dan bukti kelainan lutut lainnya tidak hadir.
• Terkadang pita padat yang menjadi tegang selama fleksi lutut bisa teraba di proksimal bagian
dari patela.
PENATALAKSANAAN :
Pembedahan adalah pengobatan pilihan dan biasanya ditunjukkan dalam kontraktur yang sudah
mapan, karena pengobatan konservatif tidak menguntungkan.
Pengenalan dan pencegahan dini melalui latihan pasif saat anak menerima suntikan adalah
tindakan pencegahan terbaik.
Scoliosis merupakan keadaan ketika spinal lateral curvature mengalami rotasi positif
lebih dari sudut 10.
Epidemiologi :
>10° 2-3%
>20° 0.3%-0.5%
>30° 0.1-0.3%
>40° <0.1%
INTRODUCTION :
KLASIFIKASI
1. Non Structural
Postural
Compensatory
45
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Sciatic
Hysterical
Inflammatory
2. Structural
Idiopathic (70-80%)
Adolescent (>10y.)
Congenital
Neuromuscular
Myopathic
Neurofibromatosis
Others
Mesenchymal
Trauma
ETIOLOGI :
46
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Genetic
Tissue deficiencies
Biology
Melatonin deficiency
FAKTOR RESIKO :
PENEGAKKAN DIAGNOSIS :
Riwayat
Cosmetically
Back pain
Psychogenic problem
General condition
Neurological condition
Cardiopulmonale function
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI :
Major curve
Minor curve
48
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Level
Cervical : C2-C6
Cervicothoracicc : C7-T1
Thoracic : T2-T11
Thoracolmbar : T12 l- + L2
Lumbar : L2 – L4
Curve type
Other abnormality
Cobb angel
Kyphosis, lordosis
LENKE’S CLASSIFICATION :
49
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PENATALAKSANAAN :
TUJUAN TERAPI
Cetv merupakan keadaan ketika memutar skafoid, tulang kalkis dan berbentuk kubus
sekitar astragalus.
• Heel : inverted
- adducted
Ankle = equinus
ankle + foot
3. Hindfoot = Equinus
PREVALENSI :
ETIOLOGI :
51
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
• Chromosomal theory
• Embryonic theory
• Otogenic theory
• Fetal theory
Chromosomal theory
Defek : dalam sel embrio yang tidak dibuahi cacat ada sebelum pembuahan.
- Embryonic theory
Defek : dalam sel benih yang dibuahi terjadi antara konsepsi 12 minggu.
• Otogenic theory
• Fetal theory
PHATOANATOMY
• Major deformity
– talocalcaneal joint
– talonavicular joint
– calcaneocuboid joint
MEKANISEME OF CTEV
52
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
• Fetal posture abnormality : foot in equinovarus
Gambar : Posisi intrauterin. Pinggul selalu tertekuk dan eksternal diputar, sedangkan lutut
biasanya tertekuk dan kaki diputar ke dalam.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS :
DIAGNOSIS :
53
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Tipe tidak kaku (sindrom packing)
- Sedang
- Berat
- AMC
- Myelomeningocele
- Pita penyempitan
DIAGNOSIS BANDING :
2. A.M.C
3. Myelomeningocel
4. Sacral agenesis
5. Tibial agenesis
6. Charcot-Marie disease
PENATALAKSANAAN :
54
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. CONSERVATIF
2. OPERATIVE
CONSERVATIFE TERAPI
Tujuan Terapi :
- Sejajarkan ulang os calcis, skafoid dan kuboid di sekitar astragalus dengan mengoreksi
varus, adduksi dan equinus.
- Pertahankan koreksi hingga stabil
- Sehingga kita dapat memiliki fungsi maksimal, tidak ada rasa sakit, plantigrade, mobilitas
yang baik, tidak ada pembentukan kalus, tidak memakai sepatu khusus
OPERATIVE TERAPI
• Rigid type
• Recurrent/neglected
ATL
Posteromedial release
Subtalar release
Ilizarof
KOMPLIKASI PEMBEDAHAN :
55
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
1. Infeksi
4. Kekakuan
5. Over / under-koreksi
6. Dislokasi navicular
8. Talar necrosis
TARGET PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Mental health is defined as a state of well – being, beingin which the person.
LATAR BELAKANG
FAKTA LOKAL
FAKTA LAINNYA
Biological, menekankan fungsi biologic manusia yang terpengaruh baik secara anatomi dan
structural, akibat media molekul suatu penyakit.
Sosial – menekankan pada budaya, lingkungan, dan pengaruh keluarga pad acara untuk
mengekspresikan dan mengalami penyakitnya.
Model ini lebih untuk memahami dan mengatasi secara komprehensif suatu penyakit –
holistic.
- Setiap anak dan remaja dalam 1 tahun akan mengunjungi perawatan primer
- Kegagalan akademik
- Bolos
- Sulit konsentrasi di kelas
- Tidak dapat menyelesaikan tugas tugas dasar
- Konflik dalam keluarga
- Kegagalan bersosialisasi
58
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
4. IDENTIFIKASI JENIS JENIS KLASIFIKASI GANGGUAN MENTAL
PERILAKU ONSET MASA KANAK DAN REMAJA
- Pikiran
- Emosi
- Perilaku
- Produktifitas
- Interpersonal – sosialisasi
- Perawatan diri
Pedoman diagnostic :
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan penilaian kondisi sosial pendidikan psikiatrik dan lingkungan yang diperlukan :
PENCEGAHAN
- Primer
Mencegah timbulnya penyakit , konseling genetic , edukasi , kesehatan ibu dan anak
- Sekunder
- Tersier
Selanjutnya akan membahas klasifikasi gangguan mental yang onsetnya terjadi pada
masa kanak-remaja, berdasarkan panduan ICD 10. Terdapat 3 bagian besar yaitu retardasi mental
yang sekarang ini istilahnya diganti dengan Intelectual disabilities, kelompok kedua adalah
gangguan perkembangan psikologis, dan yang ke tiga gangguan emosi dan perilaku onset pada
masa kanak-remaja, yakni :
F90-F98 Behavioral and emotional disorders with onset usually occurring in childhood
and adolescence
60
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Gangguan mental Kanak-Remaja kalau kita lihat dari jenisnya ada yang berupa gangguan
interaksi sosial, contohnya autism, apserges sindrom, dll. Jenis lain berupa gangguan
internasilasi seperti gangguan ansietas, depresi, atau respon terhadap trauma, dan lainnya.
Gangguan eksternalisasi dapat berupa GPPH, gangguan tingkah laku, dll.
Autisme
Aspergers syndrome
Gangguan internalisasi
Gangguan ansietas
Depresi
Gangguan eksternalisasi
Gangguan pola makan dan penyalahgunaan zat juga bisa terjadi pada masa kanak dan remaja.
Sementara retardasi mental adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan disabilitas
pembelajaran.
Retardasi mental
- Disabilitas pembelajaran
Dan yang berat adalah adanya gangguan skizofrenia atau bipolar yang onsetnya terjadi pada
masa kanak kanak dan remaja
61
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Onset dini gangguan mental berat
- Skizofrenia
- Bipolar
INSTRINSIC DIFFERENCES
1) Status fisik
2) Kapasitas intelektual
3) Temperamen
4) Suku-budaya
Jika pada materi ppdgj ICD 10, aka nada penjelasan koding digit dibelakangnya.
Misalnya F70.01, koding dibelakang F70 yaitu 01 menggambarkan kondisi klinis tertentu
yang menyertainya.
62
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
MENTAL RETARDATION
a) Adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang tidak lengkap, terjadi hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh (kognitif, bahasa, motorik, dan sosial)
e) Terdapat penyebab yang multipel, mencakup genetik, toksin dan infeksi prenatal,
prematuritas, dan kondisi-kondisi yang didapat.
4) Diagnosis pasti dapat kita tegakkan, jika penurunan kecerdasan si anak, diikuti
juga dengan ketidakmampuan adaptasinya dalam kehidupan sehari-hari.
5) Gejala yang tampil tidak ada yang khas, sangat bervariasi, apalagi jika disertai
oleh komorbiditas gangguan mental lainnya atau dengan penyakit fisik.
Komorbiditas fisik maupun gangguan mental lainnya berpengaruh pada
penampilan gejala klinisnya.
Adalah gangguan mental health yang pada sebagian besar kasus ditandai dengan
terganggunya fungsi Bahasa , fungsi keterampilan visualspatial dan koordinasi motoric.
Khas adalah terjadinya perbaikan atau berkurangnya gejala secara progressif sejalan
bertambahnya usia pada bbrp kasus contoh deficit ringan masih menetap hingga dewasa.
64
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PEDOMAN DIAGNOSTIK UMUM :
7) F98 Other behavioural and emotional disorders with onset usually occurring in
childhood and adolescence
PATOFISIOLOGI :
Faktor biologik;
Faktor psikologik; rumahtangga yang tidak harmonis, kelekatan yang buruk dengan
figur orangtua menimbulkan masalah dalam pembelajaran dan figur modelling,
toleransi thd stress sangat kurang
Gangguan ini bisa berdiri sendiri atau komorbiditas dengan gg psikiatrik dan medik :
e) Terapi meliputi:
a. Stimulat
b. Dukungan edukasional
c. Supervisi orangtua
d. Konsistensi
F 91 CONDUCT DISORDERS :
Adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan
menetap setidaknya 6 bulan, dimana terjadi pelanggaran norma-norma sosial dan
peraturan utama setempat. Gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan dengan
tingkat perkembangan anak. Contoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis;
perkelahian, menggertak yang berlebihan, kejam terhadap hewan atau sesama
manusia, perusakan yang hebat atas barang orang lain, membakar, pencurian,
67
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
pendustaan berulang-ulang, membolos dari sekolah dan lari dari rumah, sering
meluapkan kemarahan yang hebat, provokatif yang menyimpang
- Gg tingkah laku yg ditandai oleh perilaku dissosial atau agresif yang berkelanjutan
dan terjadi pada anak yang pada umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok
sebayanya
Ciri khas; adanya gabungan dari perilaku agresif, dissosial, atau menentang yang
menetap disertai gejala emosi yang nyata seperti depresi, ansietas, atau gg emosi
lainnya
a) Kombinasi dari gg tingkah laku masa kanak F91 dengan keadaan depresif yang
berkelanjutan dan menetap
b) Terdapat gejala berupa rasa duka nestapa yang berlebihan, hilangnya minat dan
kesukaan terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali diri sendiri dan keputus
asaan, sering juga susah tidur, atau kurang nafsu makan
68
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
c) Khususnya remaja muda, dapat menampilkan beberapa gejala depresi, tanpa
menyadari bahwa mereka sebenarnya mengalami gangguan depresi
ADOLESCENT DEPRESSION :
Berikut adalah beberapa kondisi klinis yang ditemukan pada remaja yang mengalami
gangguan depresi menurut AA of Child and Adolescent Psychiatry.
Suatu studi oleh Hoberman dan Garfinkel, yang dilakukan pada 229 remaja yang
berhasil bunuh diri, ditemukan beberapa fakta yaitu, 62% sebelumnya sudah membuat
pernyataan akan melakukan bunuh diri, 45% menggunakan alcohol setidaknya 12 jam
sebelum melakukan bunuh diri, dan 76% sudah mengalami penurunan prestasi sekolah
dalam satu tahun terakhir.
Remaja yang melakukan bunuh diri khususnya di negara Amerika, 100 sd 200
diantara mereka, sebelumnya sudah melakukan percobaan bunuh diri dulu, sebelum
benar-benar mereka berhasil untuk bunuh diri. Remaja perempuan 3 kali lebih banyak
mencoba bunuh diri dibandingkan remaja laki-laki. Tetapi remaja laki-laki 4 kali lebih
banyak berhasil untuk bunuh diri dibandingkan dengan remaja perempuan. Dan menurut
jurnal ini, setidaknya hampir 2000 remaja di Amerika melakukan bunuh diri.
Apa yang bisa menjadi faktor risiko untuk seorang remaja melakukan bunuh diri.
Diantarnya adalah adanya gangguan mental khususnya gangguan alam perasaan atau
gangguan pola makan. Riwayat peyalahgunaan zat, riwayat keluarga yang bunuh diri,
tidak adanya harapan, perilaku impulsive yang tidak berpikir dulu sebelum bertindak,
atau kecendurngan perilaku agresif. Keadaan yg mempersulit berupa konflik rumah
tangga yang ditandai dengan buruknya komunikasi, ditambah dengan kesulitan untuk
70
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
mendapatkan akses ke pelayanan Kesehatan mental. Hal-haI tersebut tadi perlu
diidentifikasi untuk mencegah terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja.
2) Gg ansietas adalah salah satu gangguan mental emosional yang umum terjadi
3) Sekitar 13 dari 100 anak-anak dan remaja usia 9 to 17 mengalami berbagai bentuk
gangguan kecemasan
5) Sebanyak 50% anak-anak dan remaja dengan Gg Ansietas, disertai juga Gg mental
emosional lainnya (Gg. Depresi, Obsesif Kompulsif, Penyalahgunaan zat, dll)
PATOFISIOLOGI
Banyak mengalami keluhan somatik yang tidak dapat dibuktikan secara fisiologis
maupun anatomi.
- Kegagalan akademik
- Bolos
- Sulit konsentrasi dikelas
- Tidak dapat menyelesaikan tugas tugas dasar
- Konflik dalam keluarga
- Kegagalan bersosialisasi.
TARGET PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi individu
72
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
2. Edukasi keluarga dan psikoterapi
3. Psikofarmakologi
PENATALAKSANAAN
Pengobatan berbasis rumah sakit/rehabilitasi. Terutama utk pasien yang berisiko tinggi
melakukan kekerasan terhadap dirinya atau orang lain
PENATALAKSANAAN
Program terapi
Inpatient residential
Day treatment
Respon legal
Penahanan
Group homes
Masa percobaan
Terapi komunitas
Crisis intervention
DAFTAR PUSTAKA