Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA

LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG

LAPORAN PRAKTIKUM OBSERVASI PSIKOLOGI

TEKNIK PERCATATAN CHECKLIST

Tujuan pemeriksaan : Mengetahui perkembangan motorik halus anak usia


4 – 5 tahun.

Tanggal pemeriksaan : 11 November 2016

Tempat pemeriksaan : Ruang Seminar 4 Rangga Malela

Pemeriksa : Meutya Halida Rahmadani

NPM : 10050015188

Pembimbing : Yusuf Buhori Maulana, S.Psi / Nindiya Kirana, S.Psi

I. IDENTITAS

1.1 Identitas Subyek 1

Nama Subyek 1 : BPS

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Karawang, 10 Juni 2011

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : TK-B

Alamat : Jl. S, Kota B


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
1.2 Identitas Orang tua Subyek 1

AYAH IBU
Nama HD S
Usia 27 tahun 57 tahun
Suku Bangsa Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir STM SD
Alamat Jl. S, Kota B Jl. S, Kota B

1.3 Identitas Subyek 2

Nama Subyek 2 : NN

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 22 April 2011

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : TK-B

Alamat : Jl. S, Kota B

1.4 Identitas Orang tua Subyek 2

AYAH IBU

Nama DF LM
Usia 34 tahun 35 tahun
Suku Bangsa Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir STM SMEA
Alamat Jl. S, Kota B Jl. S, Kota B
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
II. RANCANGAN OBSERVASI

Tujuan : Menetapkan perkembangan motorik halus

Variabel dan dimensi tingkah laku yang diobervasi :

 aktivitas menulis dan menggambar


 aktivitas membuat menara dan jembatan
 aktivitas menggunting dan melipat
 aktivitas meronce

Instrumen pengukuran dan instrument pencatatan : Checklist Motorik Halus

Subyek / kandidat : 2 orang, 1) anak usia 5 tahun 5 bulan

2) anak usia 5 tahun 7 bulan

Teknik Pengambilan dan Pencatatan : Event Sampling

Teknik Pengolahan dan Interpretasi :

 presentase (dikatakan optimal apabila 100 %)


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
III. TINJAUAN TEORITIS PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

3.1. Pengertian Motorik Halus

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan badan dan


anggota badan melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleks dan mass activity yang ada
pada waktu anak lahir.

Selama empat atau lima tahun pertama kehidupan, anak dapat mengendalikan
motorik kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas, atau gerakan yang
dilakukan dengan memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot besar. Setelah
berumur lima tahun, terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian motorik
halus, yaitu gerakan yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunaan
untuk menggenggam, meraih benda, meronce, melempar, menangkap bola, menulis,
dan menggunakan alat-alat tulis. Melalui latihan, motorik kasar dan motorik halus dapat
ditingkatkan dalam hal kecepatan, keluwesan dan kecermatan.

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan


seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena itu gerakan motorik halus tidak terlalu
membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian.
Depdiknas (2007 : 7)

Keterampilan motorik halus mulai berkembang, setelah diawali dengan kegiatan


yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok, dan mengaduk.
Keterampilan motorik halus lebih lama pencapainnya dari pada keterampilan motorik
kasar karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit
misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan
yang lain. Seiring dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan
motorik halus semakin berkembang dan maju pesat.

Perkembangan motorik halus juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu


menurut Hurlock (Depdiknas, 2007 : 10) dalam buku pedoman pembelajaran seni yang
mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi
perkembangan individu, yaitu : Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki
keterampilan memainkan boneka, melempar bola atau memainkan mainan yang lainnya.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang bebas dan tidak bergantung. Anak dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk
dirinya. Kondisi seperti ini akan menunjang perkembangan percaya diri anak.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia pra sekolah atau usiadinianak sudah dapat dilatih menggambar,
melukis, berbaris, dan persiapan menulis. (http://www.definisi-
pengertian.com/2015/06/pengertian-motorik-halus.html)

3.2. Prinsip Perkembangan Motorik

1. Perkembangan motorik tergntung pada perkembangan syaraf dan otot.

2. Keterampilan akan terjadi jika anak sudah mencapai kematangan.

3. Perkembangan motorik megikuti pola yang dapat diramalkan.

a. CEPHALOCAUDAL : dari kepala ke kaki

b. PROXIMODISTAL : dari sendi utama (badan) ke sisi samping

4. Norma perkembangan motorik dapat ditetapkan. Karena dapat diramalkan, maka


dapat dibuat suatu norma, yaitu aktivitas motorik tertentu yang dapat dilakukan
pada usia tertentu.

5. Terdapat perbedaan individual dalam laju perkembangan motorik. (pedoman


praktikum observasi psikologi)

3.3. Kondisi-Kondisi Yang Mempengaruhi Kecepatan Perkembangan Motorik

1. Dasar genetik ( bentuk tubuh dan kecerdasan ).

2. Kondisi pra lahir ( gizi, kesehatan ibu ).

3. Kondisi pasca kelahiran ( bayi yang aktif ).


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
4. Kelahiran yang sulit.

5. Kesehatan dan gizi bayi.

6. Taraf Kecerdasan.

7. Stimulasi dan kesempatan latihan.

8. Over-protection akan menghambat.

9. Urutan kelahiran.

10. Kelahiran prematur.

11. Cacat fisik.

12. Motivasi dan metode latihan. (pedoman praktikum observasi psikologi)

3.4. Keterampilan Motorik Halus

Di usia 3 tahun, kadang-kadang anak-anak sudah mampu memungut obyek-


obyek yang paling kecil denga menggunakan ibu jari dan telunjuknya , meskipun masih
canggung. Seorang anak yang berusia 3 tahun secara tidak disangka dapat membangun
menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok. Anak meletakkan setiap balok
itu dengan penuh konsentrasi namun sering kali tidak sepenuhnya lurus. Ketika seorang
anak 3 tahun bermain dengan puzzle sederhana, ia masih meletakkan potongan-
potongan itu dengan agak kasar. Bahkan ketika mereka mengenali lubang yang cocok
untuk potongan tertentu, mereka belum mampu meletakkannya dengan tepat. Mereka
seringkali mencoba meletakkan potongan itu kedalam lubang atau mencocokkannya
dengan penuh semangat.

Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah memperlihatkan


kemajuan yang bersifat substansial dan ia juga menjadi lebih cermat. Kadang kala anak-
anak usia 4 tahun mengalami kesulitan dalam membangun menara yang tinggi
menggunakan balok-balok karena ketika mereka ingin meletakkan setiap balok dengan
sempurna, mereka terganggu dengan balok-balok yang telah tersusun sebelumnya.

Ketika menginjak usia 5 tahun, koordiasi motorik halus anak-anak telah


memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi, misalnya tangan, lengan, dan tubuh,
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
semuanya bergerak bersama dibawah komando mata. (Santrock JW. 2012. Life-Span
Development. Edisi Ketigabelas Jilid I. Penerbit Erlangga)

Pada kemampuan motorik halus anak usia dini (4-5 tahun), anak memiliki
kemampun untuk melakukan koordinasi mata dan tangan (hand-eye coordination)
melalui kegiatan menggenggam, meraih benda, memindahkan, melepaskan, dan
mengarahkan gerakan tangan sehingga sesuai dengan tujuan berdasarkan pandangan
mata.

Pada anak yang sudah mulai belajar menulis, maka kemampuan koordinasi mata
dan tangan ini telah menuntut kemampuan manipulasi tangan (in-hand manipulation),
yaitu kemampuan anak untuk memegang benda dengan jari-jari dan kepalan tangan
serta membuat gerakan tertentu yang terkendali dan cermat. Aspek dalam manipulasi
tangan ini adalah :

1. Translation : kemampuan anak untuk mengendalikan benda yang dipegang


dengan jari dan kepalan tangan. Hal ini terlihat dalam kemampuan memegang
pensil dan mengarahkan pensil sesuai dengan keinginan anak. Kegiatan yang
menuntut kemampuan aspek translation adalah menulis (hand writing),
mewarnai (coloring) atau menggambar (drawing).
2. Shift : kemampuan anak untuk mengendalikan benda menggunakan ujung jari-
jari atau antar jari sehingga mampu mengendalikan benda tersebut sesuai
keinginan. Hal ini terlihat dari kemampuan anak memegang benda kecil yang
tidak dalam genggaman. Misalnya memegang jarum, sumpit (chopstick),
meronce,dsb.
3. Rotation : kemampuan anak untuk mengendalikan gerakan benda dalam
genggaman tangan sehingga benda bergerak sesuai dengan dengan keinginan
anak. Kemampuan rotation terlihat dari kemampuan anak menggerakan kepalan
tangan, seperti dalam kegiatan bermain malam, menggunting, menggerakan
pensil secara memutar, bermain bola tangan, dsb. (pedoman praktikum observasi
psikologi)

3.5. Kriteria Perkembangan Motorik Halus Matang Anak Usia 4 – 5 Tahun


1) Aktivitas menulis / menggambar
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
Anak dapat menulis dan menggambar dengan gerakan yang luwes terkendali
dalam meniru tulisan atau gambar dengan hasil yang baik
2) Aktivitas membuat menara dari balok-balok
Anak dapat menumpukkan balok-balok ke atas sekitar 8 balok tanpa
menjatuhkan balok yang sudah disusun
3) Aktivitas membuat jembatan dari balok-balok
Anak dapat membuat jembatan dari 3 balok
4) Aktivitas menggunting
Anak dapat menggunakan gunting dengan gerakan luwes dan terkendali
mengikuti garis atau bentuk tertentu dengan hasil yang baik
5) Aktivitas melipat kertas
Anak dapat meniru melipat kertas sesuai dengan permintaan dengan hasil yang
baik
6) Aktivitas meronce manik-manik
Anak dapat meronce manik-manik dengan gerakan yang luwes terkendali
dengan hasil yang baik (pedoman praktikum observasi psikologi)
3.6. Rincian Tugas Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun
1) Aktivitas menulis / menggambar
 Memegang pensil / spidol dengan jari telunjuk, ibu jari dan jari tengah
sebagai tumpuan
 Menarik garis perlahan-lahan dengan lancar terkendali membetuk garis lurus
vertical / horizontal, garis lengkung, garis bergelombang, garis tajam sesuai
dengan contoh dan meniru huruf-huruf
 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk
gambar lingkaran, segi tiga, segi empat, tanda tambah, tanda silang
 Mewarnai gambar-gambar tertentu dengan gerakan tangan lancar terkendali
dan hasil coretannya / mewarnainya rapi tidak melewati batas garis
2) Aktivitas membuat menara dari balok-balok
 Memegang balok dengan jari telunjuk dan ibu jari
 Menumpuk balok tanpa menjatuhkan balok yang sudah disusun ke atas
(minimal 8 balok)
3) Aktivitas membuat jembatan dari balok-balok
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
 Memegang balok dengan jari telunjuk dan ibu jari
 Menaruh satu balok di meja, kemudian menaruh balok satunya dengan jarak
kira-kira 1-1,5 cm
 Menaruh balok di atasnya tanpa jatuh
4) Aktivitas menggunting
 Memasukkan jari telunjuk, jari tengah ke salah satu lubang pegangan
gunting dan ibu jari ke dalam lubang pegangan gunting yang satunya
 Menggerakkan gunting untuk memotong dengan gerakan yang luwes / lancar
terkendali mengikuti garis lurus, garis lengkung, garis bergelombang dan
garis tajam
 Menggerakkan gunting untuk memotong dengan gerakan luwes (tidak kaku)
terkendali mengikuti bentuk gambar lingkaran
5) Aktivitas melipat kertas
 Memegang kertas dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan
menggunakan tangan yang lain untuk membuat lipatan yang tajam sesuai
yang dicontohkan sehingga dapat membentuk persegi panjang
 Memegang kertas dengan meggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan
menggunakan tangan yang lain untuk membuat lipatan yang tajam sesuai
yang dicontohkan sehingga dapat membentuk segi tiga besar
 Memegang kertas dengan meggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan
menggunakan tangan yang lain untuk membuat lipatan yang tajam sesuai
yang dicontohkan sehingga dapat membentuk segi tiga kecil
6) Aktivitas meronce manik-manik
 Memegang manik-manik dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
salah satu tangan
 Memegang tali sepatu dengan ibu jari telunjuk tangan yang lain
 Memasukkan tali sepatu yang dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan yag satu ke dalam lubang manik-manik yang dipegang dengan ibu
jari dan jari telunjuk salah satu tangan yang lain
 Menarik manik yang sudah masuk ke dalam tali sepatu ke bagian ujung tali
sepatu (minimal 10 manik-manik) (sumber: pedoman praktikum observasi
psikologi)
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
IV. HASIL DATA OBSERVASI
4.1. Aktivitas Menulis dan Menggambar
4.1.1. Subyek 1 : 83,3 %
4.1.2. Subyek 2 : 66,67 %
4.2. Aktivitas Membuat Menara dan Jembatan
4.2.1. Subyek 1 : 75%
4.2.2. Subyek 2 : 75 %
4.3. Aktivitas Menggunting dan Melipat
4.3.1. Subyek 1 : 70 %
4.3.2. Subyek 2 : 30 %
4.4. Aktivitas Meronce
4.4.1. Subyek 1 : 75 %
4.4.2. Subyek 2 : 100 %

V. PENGOLAHAN DATA OBSERVASI


5. 1. Aspek Translation
5.1.1. Subyek 1
Kemampuan subyek 1 untuk aspek translation belum optimal dikarenakan
terdapat beberapa aktivitas yang belum bisa dilancar untuk mengerjakannya. Subyek
1 masih belum lancar dalam meniru huruf D, karena menulis menyerupai huruf D
tetapi menuliskannya dengan posisi yang salah. Subyek 1 masih belum lancar
menggambar segi empat, karena pada saat membuat garis yang tidak lurus tetapi
sudah lancar. Subyek 1 belum lancar menggambar segi tiga dikarenkan bentuk
segitiga yang ditunjukkan terbalik sehingga subyek 1 susah untuk menggambar segi
tiga tersebut.
Subyek 1 dapat memegang spidol dengan jari telunjuk, ibu jari dan jari tengah,
dengan jari tengah sebagai tumpuan, tetapi hanya pada awal pemeriksaan. Subyek 1
dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk
garis lurus vertical sesuai contoh dengan sangat lurus. Subyek 1 dapat menarik garis
perlahan-lahan dengan grakan lancar terkendali membentuk garis lurus horizontal,
walaupun pada awal pekerjaannnya subyek membuat garis yang cukup pendek tetapi
pada percobaan kedua subyek dapat menuliskannya dengan benar walaupun kurang
lurus. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
membentuk garis lengkung. Subyek menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan
lancar terkendali membentuk garis bergelombang. Subyek dapat menarik garis
perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis tajam.
Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali
meniru huruf A walaupun hanya menuliskannya di ujung kertas dan kecil. Subyek
dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf B
sesuai dengan ada di contohnya. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan
gerakan lancar terkendali meniru huruf C. Subyek dapat menarik garis perlahan-
lahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf D. Subyek dapat menarik garis
perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf E. Subyek dapat
menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf F.
Subyek 1 dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali
membentuk lingkaran penuh. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan
gerakan lancar terkendali membentuk tanda tambah sesuai contoh. Subyek dapat
menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk tanda
silang sesuai contoh. Subyek dapat mewarnai gambar-gambar tertentu dengan
gerakan tagan lancar terkendali dan hasil mewarnainya rapi tidak melewati batas
garis, walaupun ada yang melewati garis namun selebihnya subyek dapat mewarnai
gambar itu dengan rapi dan tidak melewati garis, pada saat diakhir pengerjaan
mewarnai tersebut subyek sudah mulai mengerjakannya dengan cepat karena ingin
segera menyelesaikan pekerjaannya namun tidak melewati batas garis dan mewarnai
dengan cukup rapi.

5.1.2. Aspek Translation pada Subyek 2


Subyek sudah cukup optimal dalam mengerjakan apa yang diperintakan, tetapi
masih ada yang belum dapat dilakukan yaitu subyek belum lancar pada saat menarik
garis untuk membentuk garis bergelombang yang sesuai dengan contoh, subyek juga
belum lancar pada saat membuat gari tajam sesuai contoh karena subyek, subyek
belum lancar saat menirukan huruf B, subyek belum lancar saat menirukan huruf D,
subyek belum lancar pada saat membentuk segi empat, subyek belum lancar pada
saat membentuk segi tiga.
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
Tetapi subyek sudah cukup optimal dalam mengerjakan apa yang
diperintahkan, karena subyek dapat memegang spidol dengan jari telunjuk, ibu jari
dan jari tengah, dengan jari tengah sebagai tumpuan. Subyek dapat menarik garis
perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lurus vertical
sesuai contoh. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar
terkendali membentuk garis lurus horizontal. Subyek dapat menarik garis perlahan-
lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lengkung.
Subjek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali
meniru huruf A. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar
terkendali meniru huruf C. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan
gerakan lancar terkendali meniru huruf E. Subyek dapat menarik garis perlahan-
lahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf F.
Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali
membentuk lingkaran penuh. Subyek dapat menarik garis perlahan-lahan dengan
gerakan lancar terkendali membentuk tanda tambah sesuai contoh. Subyek dapat
menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk tanda
silang sesuai contoh. Subyek dapat mewarnai gambar-gambar tertentu dengan
gerakan tangan lancar terkendali dan hasil mewarnainya rapi tidak melewati batas
garis, walaupun subyek mengerjakannya dengan cukup cepat.

5.2. Aspek Shift


5.2.1. Aspek Shift pada Subyek 1
Aspek shift pada subyek 1 kurang optimal karena ada aktivitas yang subyek
belum menguasainya, aktivitasnya adalah memegang balok dengan ibu jari dan jari
telunjuk, karena subyek memegang dengan semua jarinya. Subyek juga tidak dapat
memegang manik-manik dengan menggunakaan ibu jari dan jari telunjuk salah satu
tangan, karena subyek memegang manik-manik tersebut dengan semua jarinya.
Subyek dapat menumpuk balok satu persatu tanpa menjatuhkan balok yang
sudah disusun ke atas. Subyek dapat menaruh satu balok di meja, kemudian menaruh
balok satunya dengan jarak kira-kira 1 cm. Subyek dapat menaruh balok di atas
kedua belok tanpa menjatuhkan balok atau membuat balok berantakan.
Pada awal pemeriksaan, subyek dapat memegang tali sepatu dengan ibu jari
dan jari telunjuk, tetapi selanjutnya subyek menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
menggunakan jari tengah sebagai tumpuan. Subyek dapat memasukkan tali sepatu ke
dalam lubang manik-manik dengan baik dan lancar. Subyek dapat menarik manik-
manik yang sudah masuk ke dalam tali sepatu ke bagian ujung tali sepatu.
5.2.2. Aspek Shift pada Subyek 2
Aspek shift pada subyek 2 ini sudah cukup optimal, tetapi ada aktivitas yang
tidak dapat dilakukan dengan baik yaitu subyek tidak memegang balok dengan ibu
dan jari telunjuk. Namun, selebihnya subyek dapat mengerjakan aktivitas dengan
baik yaitu subyek dapat menumpuk balok satu persatu tanpa menjatuhkan balok yang
sudah disusun ke atas. Subyek dapat menaruh satu balok di meja, kemudian menaruh
balok satunya dengan jarak kira-kira 1 cm. Subyek dapat menaruh balo di atas kedua
balok tanpa menjatuhkan balok atau membuat balok berantakan. Subyek dapat
memegang tali sepatu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Subyek dapat memegang
manik-manik dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk salah satu tangan walaupun
subyek melakukannya secara tidak terus menerus. Subyek dapat memasukkan tali
sepatu ke dalam manik-manik. Subyek dapat menarik manik yang sudah masuk ke
dalam tali sepatu ke bagian ujung tali sepatu.
5.3. Aspek Rotation
5.3.1. Aspek Rotation pada Subyek 1
Aspek rotation pada subyek ini sudah cukup optimal, namun masih ada yang
belum dikuasai misalnya adalah subyek memasukan jari-jarinya ke dalam lubang
bawah pegangan gunting untuk menyeimbangakannya. Pada saat subyek
menggerakan gunting untuk menggunting garis tajam, subyek kurang luwes dalam
menggerakanya, sehingga subyek memotong ujung dari garis tajam tersebut. Subyek
juga belum rapi dalam membuat garis lipatan yang tajam yang membetuk segitiga
besar sesuai yang dicontohkan.
Namun pada aspek rotation ini subyek 1 dapat menguasai beberpa aktivitas
menggunting dan aktivitas melipat kertas, misalnya subyek dapat menggerakan
gunting untuk memotong dengan gerakan yang luwes / lancar terkenali mengikuti
garis lurus. Subyek dapat menggerakan gunting untuk memotong dengan gerakan
yang luwes / lancar terkendali mengikuti garis lengkung. Subyek dapat
menggerakkan gunting untuk memotong dengan gerakan luwes / lancar terkendali
mengikuti bentuk garis bergelombang. Subyek dapat menggerakkan guting untuk
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
memotong degan gerakan luwes / lancar terkendali mengikuti bentuk gambar
lingkaran.
Subyek juga dapat memegang kertas dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk dan menggunakan tangan yang lain untuk membuat lipatan yang tajam
sesuai dengan yang dicontohkan sehingga dapat membentuk persegi panjang dengan
lipatan yang tajam dan rapi. Subyek dapat memegang kertas dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk dan menggunakan tangan yang lain untuk membuat lipatan yang
tajam sesuai dengan yang dicontohkan sehingga dapat membentuk segi tiga besar,
lalu subyek dapat melanjutkan instruksi selanjutnya dengan memegang ujung kertas
segi tiga dan mempertemukannya secara diagonal dengan ujung yang lain sehingga
membentuk segitiga kecil dengan baik dan rapi.

5.3.2. Aspek Rotation pada Subyek 2


Pada aspek rotation ini subyek kurang optimal dalam mengerjakan aktivitas
menggunting dan melipat karena banyak aktivitas yang lancar dan mengalami
kesulitan dalam pengerjaannya, contohnya adalah subyek memasukkan jari yag
lainnya ke dalam lubang pegangan gunting. Subyek juga kurang lancar pada saat
menggunting garis, subyek juga kurang lancar pada saat menggunting garis lurus.
Subyek juga kurang lacar pada saat menggunting garis lengkung. Subyek kurang
lancar pada saat menggunting bentuk garis gelombang. Subyek kurang lancar pada
saat menggunting bentuk lingkaran.
Namun, subyek dapat melipat dengan lipatan yang tajam sehingga dpat
membentuk persegi panjag dengan lipatan yang tajam dan rapi. Subyek dapat melipat
dengan lipatan yang tajam sehingga dapat membentuk segi tiga besar. Subyek juga
dapat melipat dengan lipatan yang tajam sehingga dapat membentuk segi tiga besar
lalu dilanjutkan lagi melipat dengan melipat seperti itu sehingga mendapatkan bentuk
segi tiga kecil, tetapi subyek mengalami kesulitan dalam membuat segi tiga kecil itu
sehingga tidak membentuk segi tiga kecil.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
6.1.1. Kesimpulan Subyek 1
Berdasarkan pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik
halus yang sudah optimal :
1) Aspek translation, karena pada aspek translation aktivitas subyek untuk
menulis dan menggambar memperoleh persentase sebesar 83,3 %, walaupun
belum dapat dikatakan optimal namun dibandingkan dengan aspek lainnya,
aspek translationlah yang paling optimal.
2) Aspek shift, karena pada aspek shift aktivitas subyek untuk membuat menara
dan jembatan memperoleh prsentase sebesar 75 % dan juga aktivitas meronce
memperoeh persentase sebesar 75 %.
Adapun aspek perkembangan motorik halus yang masih perlu dikembangkan adalah:
1) Aspek rotation, karena subyek masih kurang menguasai aktivitas
menggunting dan melipat, walaupun sebenarnya subyek sudah bisa
mengedalikan apa yang akan dilakukannya, namun masih ada yang belum
dapat mengendalikannya. Dengan begitu aspek rotation yang masih perlu
dikembangkan, dikarenakan aktivitas menggunting dan melipat kertas hanya
memperoleh persentase sebesar 70 %.
6.1.2. Kesimpulan Subyek 2
Berdasarkan pengolahan data dpat disimpulkan bahwa aspek perkembangan motorik
halus yang sudah optimal :
1) Aspek Shift, karena pada aktivitas membuat menara dan jembatan dari balok
dan aktivitas meronce, subyek dapat mengerjakan instruksi dengan baik, dan
pada aktivitas membuat menara dan jembatan dari balok memperoleh
persentase sebesar 75 %, dan aktivitas meronce memperoleh persentase
sebesar 100 %.
Adapun aspek perkembangan motorik halus yang masih perlu dikembangkan adalah:
1) Aspek translation, karena pada aspek translation yang aktivitas nya adalah
menulis da menggambar memperoleh presentase sebesar 66,67 %.
2) Aspek rotation, karena pada aspek rotation yang aktivitasnya adalah
menggunting dan melipat memperoleh persentase sebesar 30 %.
6.2. Saran
6.2.1. Saran Subyek 1
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
Untuk mengoptimalkan aspek rotation disarankan agar anak di latih
mengguntig kertas dan melipat kertas, dengan cara adalah berlatih untuk
menggunting kertas, kegiatan memegang dan menggerakkan gunting melatih otot-
otot yang sama yang akan digunakan untuk menulis. Anda perlu mencermati cara
anak memegang gunting. Posisi gunting yang benar adalah, ibu jari dan jari telunjuk
berada di dalam lubang gunting, jari tengah berada di bagian luar lubang gunting
untuk menstabilkan gerak gunting. Sementara, jari keempat dan kelima menekuk ke
arah telapak tangan. Beri anak keleluasaan melakukan kegiatan ini. Yang kedua
adalah dengan cara berlatih melipat kertas, keterampilan membuat origami baru akan
dikuasai sungguh-sungguh saat anak berusia enam tahun. Tetapi latihan dapat
dimulai sejak anak berusia tiga tahun. Untuk anak-anak usia prasekolah, Anda bisa
melatihnya membentuk persegi panjang atau segitiga dari selembar kertas berbentuk
bujur sangkar. Bila anak sudah mahir membuat lipatan sederhana, Anda bisa
melatihnya melipat bentuk amplop. Latihan melipat kertas akan memperkuat otot-
otot telapak dan jari tangan anak, yaitu saat anak melipat dan menekan lipatan itu.
Kekuatan bagian telapak dan jari dibutuhkan untuk memegang dan menggerakkan
pensil. (http://www.ayahbunda.co.id/balita-bermain-permainan/main-sambil-
mengasah-motorik-halus)

6.2.2. Saran Subyek 2


Untuk mengoptimalkan aspek rotation disarankan agar anak di latih
mengguntig kertas dan melipat kertas, dengan cara adalah berlatih untuk
menggunting kertas, kegiatan memegang dan menggerakkan gunting melatih otot-
otot yang sama yang akan digunakan untuk menulis. Anda perlu mencermati cara
anak memegang gunting. Posisi gunting yang benar adalah, ibu jari dan jari telunjuk
berada di dalam lubang gunting, jari tengah berada di bagian luar lubang gunting
untuk menstabilkan gerak gunting. Sementara, jari keempat dan kelima menekuk ke
arah telapak tangan. Beri anak keleluasaan melakukan kegiatan ini. Yang kedua
adalah dengan cara berlatih melipat kertas, keterampilan membuat origami baru akan
dikuasai sungguh-sungguh saat anak berusia enam tahun. Tetapi latihan dapat
dimulai sejak anak berusia tiga tahun. Untuk anak-anak usia prasekolah, Anda bisa
melatihnya membentuk persegi panjang atau segitiga dari selembar kertas berbentuk
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG
bujur sangkar. Bila anak sudah mahir membuat lipatan sederhana, Anda bisa
melatihnya melipat bentuk amplop. Latihan melipat kertas akan memperkuat otot-
otot telapak dan jari tangan anak, yaitu saat anak melipat dan menekan lipatan itu.
Kekuatan bagian telapak dan jari dibutuhkan untuk memegang dan menggerakkan
pensil. (http://www.ayahbunda.co.id/balita-bermain-permainan/main-sambil-
mengasah-motorik-halus)
Untuk mengoptimalkan kemampuan dalam aspek translation, disarankan agar
anak dilatih untuk menggambar dan mewarnai, dengan cara Kemampuan motorik
seorang anak akan lebih cepat terbentuk bila mereka kita latih untuk melakukan
sesuatu yang mereka suka. Coba kita bayangkan pada diri kita, pada saat kita
melakukan sesuatu yang tidak kita suka. Terkadang jari-jari kita malah menjadi
lemas dan seakan-akan tidak mempunyai kekuatan. Namun bila kita melakukan
sesuatu yang kita suka, kita terkadang menjadi lupa.

Begitu juga anak-anak. Anak-anak yang seharusnya masih diisi dengan dunia
yang penuh keceriaan, jangan sampai mereka kehilangan dunia mereka karena
“paksaan” dalam belajar. Ada beberapa hal yang bisa anda pilih untuk menguatkan
motorik anak ini, yaitu mewarnai, dengan melatih anak mewarnai bisa dimulai
dengan mengajak anak-anak mewarnai gambar-gambar bentuk, agar tidak terlalu
rumit. Konsentrasi anak bukan pada ketebalan atau kecepatan mewarnai, melainkan
pada keindahan. Selalu ingatkan pada anak didik anda agar warna jangan sampai
keluar dari garis batas. Yang kedua adalah, menebalkan gambar, menebalkan gambar
ini bisa bermacam-macam. Bentuk gambarnya harus bergaris-garis, atau bertitik-
titik. Tugas anak adalah menghubungkan tiap titik atau garis ke titik atau garis
berikutnya sehingga membentuk gambar yang jelas. Kalau bisa gambar yang dipilih
adalah gambar yang sesuai dengan kesukaan anak. Misalnya, anak yang suka tokoh
kartun doraemon, berikanlah gambar Doraemon. Hal ini akan memacu anak untuk
menghasilkan karya yang indah. Yang ketiga adalah merobek kertas, tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk melatih motorik halus anak. Anda bisa melatih anak untuk
merobek-robek kertas menjadi serpihan yang paling kecil. Cara merobek kertas bisa
dengan gunting atau dengan peralatan yang lain. Yang perlu diingat adalah, bila anda
kita meminta anak untuk menyobek-nyobek kertas dengan benda tajam, kita harus
memberikan perhatian yang lebih ekstra.
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
LABORATORIUM PSIKOLOGI
BANDUNG

Bandung,

Pemeriksa,

( …………………………..)

Anda mungkin juga menyukai