Anda di halaman 1dari 25

1

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
LAPORAN TUGAS ESSAY
MINGGU KE-1 BLOK 6.2

NAMA : INGGIT AULIA NAHDIYIN


NPM : 117170032
BLOK : 6.2 / SEMESTER VI
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UGJ
2020

BIDANG KULIAH : ILMU PSIKOLOGI


2
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
DOSEN PENGAMPU : DUDDY FACHRUDIN FITRIA, S.PSI, M.PSI

MATA KULIAH : KULIAH TUMBUH KEMBANG REMAJA PART I

JADWAL WAKTU : SELASA, 12 MEI 2020 PUKUL 10.00-12.00 WIB.

TUMBUH KEMBANG ADOLESCENT 1

Siapa itu remaja? Apa bedanya dengan anak-anak? Definisi adolescere berasal dari
Bahasa latin yakni “adolescere” tumbuh menjadi dewasa atau mencapai kematangan. Menurut
sarlito wirawan sarwono mengatakan bahwa, yaitu usia remaja di negara Indonesia usia 11-24
tahun dan belum menikah, dengan segala pertimbangan sebagai berikut dibagi menjadi 4
klasifikasi :

1. Usia 11 tahun mulai tampak tanda seks sekunder

Untuk remaja pria mengalami tanda seks sekunder mengalami wet dream, dan tumbuh jakun.
Untuk remaja perempuan mengalami tanda seks sekunder mengalami tumbuh pubis
kemaluan.

2. Kriteria sosial adat dan agama, usia 11 tahun dianggap akil baligh,

Menurut agama Islam, kriteria akil baligh berarti sudah wajib melakukan segala perintah
Allah Swt dan menjauhi segala larangann-Nya, dan sudah berlaku dosa bagi mereka akil
baligh.

3. Usia 24 tahun batas maksimal untuk masih tergantung kepada orang tua,

Belum dapat hak penuh sebagai orang dewasa dalam berupa adat atau pun tradisi di
sekitarnya,

Belum memenuhi syarat usia perkembangan dewasa secara sosial dan secara psikologis anak.

4. Mulai tanda penyempurnaan perkembangan dikatakan menurut beberapa ahli yakni :


- Identitas diri menurut Erickson
- Kognisi menurut Piaget
- Moral menurut Kohlberg
3
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Psikososial menurut Freud.

Dalam Ilmu Psikologi Ada Beberapa Kriteria Ciri Remaja Ditandai Dengan Klasifikasi :

Awalnya ada kematangan kognitif berkaitan dengan kapasitas berpikir kognitif abstrak

Kematangan emosional yang ditunjukkan oleh kemampuan menemukan identitas diri dan lebih
mandiri, mulai mengembangkan system value dan membentuk relasi sosial dengan teman
sebaya.

Penerimaan akan identitas seksual akan dirinya mulai menyadari ciri identitas seksual dirinya.

Adanya perubahan tingkah laku mulai dipengaruhi oleh pemikiran filsafat hidup.

TUGAS PERKEMBANGAN TUMBUH KEMBANG MASA ADOLESCENT :

Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebayanya dari kedua jenis
kelamin antara rekan sepermainan pria dan wanita untuk mencapai relasi sosial baru.

Mencapai peran sosial yang matang sesuai jenis kelamin

Menerima keadaan fisik dan memanfaatkannya secara efektif

Mencapai kemandirian secara emosional terhadap kedua orang tua dan orang dewasa lain

Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan baru dan kehidupan keluarga selanjutnya

Mempersiapkan karir ekonomi

Mengembangkan system nilai dan etika sebagai pedoman bertingkah laku dan

Mulai mengembangkan ideology pemikiran dan keyakinan tentang dirinya

Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bertingkah laku sosial dan

Melakukan bertanggung jawab.

Termasuk dari tugas perkembangan tumbuh kembang masa remaja diatas semakin kesini
semakin berkembangnya peradaban di era digital dan zaman millennial maka tidak menutup
4
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
kemungkinan tugas perkembangan tumbuh kembang masa remaja akan bertambah bisa menjadi
belasan puluhan bahkan lebih. Kerjakan tugas essay tentang dirimu tentang perjalanan hidupmu.

LIFE-SPAN DEVELOPMENT ADOLESCENT PART 2

Bismillahirrohmanirrohim, code of conduct dalam materi life span development


adolescent ini menjadi 3 klasifikasi penting harus kita pegang teguh dengan baik baik mengenai :

1. Attending – adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah.
3. Be happy – InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke
Allah

MENU PEMBELAJARAN :

- DEFINISI REMAJA
- CIRI REMAJA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI
- TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
- TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA

TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA MENURUT FREUD DAN ERICKSON :

AGE FREUD’S ERICKSON GENERAL STAGE

0 – 1 tahun ORAL TRUST VS MISTRUST – HOPE

1–3 ANAL AUTONOMY VS SHAME & DOUBT – WILL

3–6 PHALLIC INITIATIVE VS GUILT – PURPOSE

6 – 11 LATENCY INDUSTRY VS INFERIORITY – COMPETENCE

ADOLESCENCE GENITAL IDENTITY VS ROLE CONFUSSION – FIDELITY

YOUNG ADULTHOOD INTIMACY VS ISOLATION – LOVE

ADULTHOOD GENERATIVITY VS SELF ABSORPTION,

OLD AGE EGO INTEGRITY VS DESPAIR – WISDOM


5
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Pada masa Adolescence menurut stage freud’s merupakan termasuk ke dalam fase
“genital” dan menurut Erickson’s General stage dikatakan termasuk dalam mencari identitiy
dalam mencari jati diri vs role confussion mencari figure panutan dalam hidupnya sehingga
Fidelity.

BIDANG KULIAH : ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN

DOSEN PENGAMPU : DR. OUVE RAHADIANI, MH.KES

MATA KULIAH : KULIAH ETIK MEDIKOLEGAL PART I

JADWAL WAKTU : RABU, 13 MEI 2020 PUKUL 10.00-12.00 WIB.

ASPEK ETIK DAN HUKUM ANAK – CHILD ABUSE

“The number of child abuse case hase indeed increased recently, and the cases have also
been more sadisct in nature.” Menurut PBB dan Convention on the right of the child mengatakan
definisi Anak, anak adalah setiap individu manusia dibawah usia 18 tahun, kecuali menurut
Undang-Undang yang berlaku pada anak, kedewasaan dicapai lebih awal daripada usia
seharusnya. Definisi menurut Undang-Undang berlaku di Indonesia :

UNDANG-UNDANG NO 35 TAHUN 2014 tentang Perlindungan anak yaitu “seseorang


yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam perlindungan kedua orang tua.”

KEKERASAN PADA ANAK

DEFINISI

Kekerasan anak merupakan suatu tindakan semena mena dilakukan oleh seseorang yang
seharusnya menjaga dan melindungi anak atau care taker pada seorang anak baik secara fisik,
secara seksual dan maupun emosional.

BENTUK KEKERASAN

- Physical abuse
- Sexual abuse
6
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Neglect atau pengabaian
- Emotional abuse
- Child exploitation

Kekerasan terhadap anak meliputi berbagai hal kekerasan adanya mengakibatkan cederan
atau kerugian nyata atau potensial terhadap kesehatan anak kelangsungan hidup nak dan tumbuh
kembang anak atau martabat anak tersebut, sehingga dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung jawab, kepercayaan dana tau kekuasaan.

INSIDENSI

Berdasarkan data komisi nasional perlindungan anak KPAI tahun 2018 terdapat 1446
kasus. Dengan kata lain setiap hari terdapat sekitar 4,2 kasus kepad anak usia 10-17 tahun
kekerasan anak

PHYSICAL ABUSE

Indicator perilaku dikatakan perilaku berbeda di sekolah dan dirumah, anak menjadi
tertutup dan sulit menjalani hubungan sosial, adanya upaya bunuh diri, berbohong, dan konsep
diri lemah sehingga kadang terjadi agresi ekstrim terhadap dirinya sendiri pada physical abuse.

KEKERASAN SEKSUAL

Indicator secara fisik :

- Kesulitan berjalan atau duduk


- Terdapat darah pada pakaian dalam
- Anak biasanya kesakitan
- Kegatalan
- Memar bengkak di area kemaluan
- Inflamasi traktus urinarius

Indicator perilaku :

- Kemajuan pengetahuan seksual meningkat


- Bersetubuh dengan siapa saja baik sejenis maupun lawan jenis
7
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Mendadak sulit untuk pergi ke sekolah dan mengisolasi diri
- Menghindari kontak fisik atau menutup diri dan depresi

NEGLACTION ATAU PENGABAIAN

Indicator secara fisik :

- Kelaperan terus menerus akibat gangguan makanan


- Kurang hygenis
- Memakai pakaian tidak sesuai
- Tidak diperhatian terhadap masalah kesehatan
- Berat badan dibawah normal dan gagal tumbuh

Indicator secara perilaku :

- Perilaku merusak diri sendiri


- Mengemis atau mencuri makanan
- Kelelahan terus menerus
- Memikul atau mengambil tanggung jawab orang dewasa
- Sering tidak hadir atau terlambat
- Menyatakan tidak ada yang menjaga dirumah

EMOSIONAL

Indikator secara fisik :

- Gangguan komunikasi berbicara dan penundaan


- Perkembangan fisik

Indicator secara perilaku :

- Perilaku berbeda di sekolah dan rumah


- Tertutup dan sulit menjalin hubungan sosial
- Adanya upaya bunuh diri
- Harga diri rendah dan tidak sabaran
8
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

KEKERASAN DALAM ANAK

CHILD ABUSE

ANAMNESIS

- Riwayat kecelakaan tidak cocok dengan jenis atau beratnya trauma kecelakaan dirinya
- Riwayat bagaimana kecelakaan terjadi tidak jelas begitu saja menimpa kepada dirinya
- Riwayat kecelakaan berubah-ubah
- Orang tua jika ditanya secara terpisah memberi keterangan dan saling bertentangan
- Riwayat yang tidak masuk akal

OBSERVASI

a. Adanya keterlambatan dalam mencari pertolongan medis


b. Orang tua tidak memberikan kepedulian yang memadai sesuai derajat berat trauma anak
c. Interaksi pengasuh atau care child atau ortu anak yang patologis aneh.

PEMERIKSAAN FISIK

- Luka bakar rokok terdapat lesi sirkuler dan menonjol kemerahan inflamasi pada kulit
anak
- Luka edem memar dan luka lecet vulnus laceration
- Gigi patah atau gigi goyang
- Cedera pada kepala trauma kranial

INDIKATOR KEMUNGKINAN TERJADINYA KEKERASAN FISIK PADA ANAK :

1. Memar dan blur

Pada wajah bibir mulut bagian tubuh lain terdapat memar baru maupun yang sudah mulai
menyembuh dan terdapat corak-corak memar menunjukkan benda tertentu dipakai kekerasan

2. Luka lecet dan luka robek


9
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Di mulut, bibir mata kuping lengan tangan kaki di genitalia dsb
- Luka akibat gigitan oleh manusia dan tubuh lain terdapat luka baru atau berulang

3. Patah tulang
- Setiap fraktur tulang pada anak dibawah 3tahun, patah tulang ditemukan bersamaan
- Patah tulang ganda
- Patah tulang pada kepala rahang dan hidung serta patahnya gigi
- Patah tulang panjang lengan dan tungkai

4. Luka bakar
- Bekan sundutan rokok terdapat inflamasi di tangan
- Luka bakar di tangan kaki akibat kontak bagian tubuh tersebut dengan benda panas

5. Cedera pada kepala


- Hematoma perdarahan subkutan dan atau subdural dapat dilihat pada px foto rontgen
- Berak atau area kebotakan akibat tertariknya rambut

6. Lain-lain
- Dislokasi pada sendi bahu atau panggul kemungkinan akibat tarikan, tanda luka berulang.

KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK

1. KEJAHATAN SEKSUAL PERKOSAAN

PASAL 287 KUHP, persetubuhan dengan anak dibawah umur. “laki-laki menyetubuhi
perempuan bukan isterinya, yang diketahui belum cukup usia sampai 15 tahun, atau belum
pantas dikawin” pidana maksimal 9 tahun. Dibelik aduan, kecuali usia pelaku belum 12
tahun.

2. PENCABULAN
10
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PASAL 289 KUHP, Pencabulan merupakan semua perbuatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan kesusilaan, pidana
maksimal 9 tahun. Sering digunakan sebagai tuntutan subside pada perkosaan yang
persetubuhannya tidak terbukti.

3. PELECEHAN SEKSUAL

FAKTOR MEMPENGARUHI BESAR KECILNYA DAMPAK

- WAKTU
- USIA
- PERLAKUAN SEHARI-HARI
- ORANG TERDEKAT

Anak tersebut diberikan pertanyaan berupa sudah berapa lama? Usia anak dan daya tahan
psikologis anak dalam menghadapi tekanan. Dalam situasi normal sang anak tetap memperoleh
perlakuan atau pengasuhan yang wajar. Orang lain atau anggota keluarga lain yang dapat
mencintai, mengasihi dan memperhatikan dan dapat diandalkan oleh sang anak.

PERMASALAHAN DALAM HIDUP

1. MASALAH RELASIONAL

Masalah pada relasi dengan orang sekitar.

- Anti sosial
- Merasa kesepian
- Terlalu tergantung atau terlalu mandiri
- Sulit mempercayai diri sendiri dan orang lain
- Sulit membagi perhatian untuk diri sendiri dan orang lain
- Terlalu bertanggung jawab atau menghindar dari tanggung jawab akan dirinya

2. MASALAH EMOSIONAL
- Merasa bersalah, malu, menyimpan perasaan dendam, depresi
- Takut akan diketahui masalahnya
11
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
- Tidak mampu mengekspresikan kemarahan
- Bingung dengan identitasnya
- Tidak mampu mengahadapi kehidupan masa depan

3. MASALAH KOGNISI
- Berbohong
- Mencuri
- Bolos sekolah
- Mencari perhatian
- Insomnia
- Perilaku seksual tidak wajar
- Penggunaan NAPZA
- Anorexia atau bulimia
4. MASALAH PERILAKU – tidak semua akan memperlihatkan tanda tanda tersebut.

ASPEK ETIK MEDIKOLEGAL –

MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO 39 TH 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA :

- Hak anak merupakan bagian dari HAM


- Wajib dijamin dilindungi dan dipenuhi agar tumbuh hidup berkembang berpartisipasi
- Mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

ASPEK MEDIKOLEGAL

KONVENSI HAK ANAK PBB – KEPUTUSAN PRESIDEN NO 36 TAHUN 1990

1. NON DISKRIMINASI
2. KEPENTIGAN TERBAIK BAGI ANAK
3. HAK HIDUP TUMBUH DAN BERKEMBANG
4. PENGHARGAAN PENDAPAT ANAK
12
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Berdasarkan pasal 1 angka 2 undang-undang perlindungan anak no 35 tahun 2014 :
“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan haknya
agar dapat hidup tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan diskriminasi.”

ASPEK MEDIKOLEGAL

UNDANG UNDANG RI NO 23 TAHUN 2002 DIPERBAHARUI MENJADI TERBARU


UNDANG UNDANG RI NO 35 TAHUN 2014, PASAL 13 PERLINDUNGAN ANAK :

1. DISKRIMINASI
2. PENELANTARAN
3. EKSPLOITASI
4. KETIDAKADILAN

PENANGANAN KASUS KEKERASAN PADA ANAK – ASPEK ETIK


MEDIKOLEGAL :

 Angka kejadian kekerasan pada anak semakin hari semakin meningkat terjadi
 Peranan dokter pada kasus kekerasan anak adalah untuk menangani masalah ini dari segi
kesehatan dan dokter pun dapat turut membantu mengenali bentuk kekerasan pada anak.
13
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BIDANG KULIAH : ILMU PSIKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : DUDDY FACHRUDIN FITRIA, S.PSI, M.PSI

MATA KULIAH : KULIAH PARENTING PART I

JADWAL WAKTU : RABU, 13 MEI 2020 PUKUL 13.00-15.00 WIB.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PARENTING PART I

Bismillahirrohmanirrohim, code of conduct dalam materi life span development


adolescent ini menjadi 3 klasifikasi penting harus kita pegang teguh dengan baik baik
mengenai :

1. Attending – adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah.
3. Be happy – InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke
Allah
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima saat ini.

MENU PEMBELAJARAN

1. KEKERASAN PADA ANAK DAN REMAJA


2. PARENTING DAN GAYA PENGASUHAN
3. MINDFUL PARENTING

KEKERASAN PADA ANAK DAN REMAJA


14
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Kekerasan anak merupakan suatu tindakan semena mena dilakukan oleh seseorang yang
seharusnya menjaga dan melindungi anak atau care taker pada seorang anak baik secara fisik,
secara seksual dan maupun emosional.

VIOLENCE AGAINST CHILDREN BENTUK KEKERASAN –

- Physical abuse
- Sexual abuse
- Neglect atau pengabaian
- Emotional abuse
- Child exploitation

Ketika seorang anak mengalami kekerasan terhadap dirinya, misalnya Zain mengatakan
bahwa “saya kecewa pada orang tua saya, karena mereka melahirkan saya.” Anak tesebut
mengalami hal kegagalan pada dirinya dan berpikiran sempit akan dirinya sendiri, malah
menyalahkan kepada kedua orang tuanya dan merasa kecewa, seharusnya tidak boleh seperti itu,
dan seharusnya yang dilakukan oleh anak tersebut bahwa bersyukur dan terimakasih telah
dilahirkan sebagai anaknya.

Menurut KPAI kasus banyak terjadi saat ini di negara Indonesia mengatakan
bahwa

Pelaku kekerasan pada anak teratas dilakukan oleh bapak dan ibu kandung ranking teratas.
Bahkan ada data menyatakan bahwa sekitar kurang lebih 70% mengatakan hal orang tua
merupakan pelaku tersering melakukan kekerasan pada anaknya.

Menurut UNICEF, inspire : 7 strategies for ending violence against children :

1. Implementation and enforcement of laws


2. Norm and values
3. Safe environment
4. Parent and care giver support
5. Income and economic strengthening
6. Response anda support service
7. Education and life skills
15
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
PARENTING STYLE :

- Authortative

Pola asuh demokratis lebih bagus dibandingkan dengan 3 jenis dibawah. Interaktif, perhatian.

- Neglectful

Pola asuh orang tua bersifat mengabaikan anak. Pengabaian dilakukan anak memilih bebas.

- Authoritarian

Pola asuh orang tua dengan displin dan terkait dengan aturan berlaku kepada anak
konsekuensi

- Permissive or indulgent.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PARENTING PART II

Bismillahirrohmanirrohim, code of conduct dalam materi life span development adolescent


ini menjadi 3 klasifikasi penting harus kita pegang teguh dengan baik baik yakni hal mengenai :

1. Attending – adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah.
3. Be happy – InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke
Allah
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima saat ini.

MENU PEMBELAJARAN

1. KEKERASAN PADA ANAK DAN REMAJA


2. PARENTING DAN GAYA PENGASUHAN
3. MINDFUL PARENTING

MINDFUL PARENTING

Mindfulness merupakan keadaan ketika suatu keterampilan dalam memberikan perhatian


dengan berfokus pada 1 tujuan dan ini tidak menilai adanya suatu norm and values. Zain, 1990.
16
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
MADE OF MIND

DOING MODE :

- Automatic pilot – biasanya perilaku muncul saat kita negative thinking


- Analytical – harus berfikir secara analitikal berfikir dengan penuh kesadaran
- Striving -
- Thought as facta
- Approaching pleasant, avoiding unpleasant
- Mental time travel

BEING MODE :

- Conscious awareness and choice


- Sensing
- Accepting
- Thought as mental event
- Allowing and approaching pleasant, neutral and unpleasant experience
- Remaining in present moment.

PARENTING STYLE has become :

Attention -> mendapat perhatian dan memberikan perhatian dari dirinya kepada anaknya

Balance -> adanya keseimbangan antara pola pengasuhan orang tuanya kepada feedback
anaknya

Compassion -> terdapat pemikiran yang secara vertical maupun horizontal orang tua dengan
anak.

MINDFUL PARENTING AND DIMENSIONS

1. Greater awareness of a child unique nature feelings and needs


2. A greater ability to be present and listen with full attention
3. Rezognizing and accepting things as they are in each moment, weather or unpleasant
17
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
4. Recognizing ones own reactive impulness and learning to respond more appropriately
and imaginatively with greater clarity and kindness for children and mindful parenting.

MINDFUL PARENTING

Mindful parenting is the hardest job in the planet, mindfull parenting merupakan
pekerjaan paling tersulit yang ada di planet bumi ini, tapi its also akan menjadi potensial untuk
menjadikan anak kita dan berdasarkan statisfication over the life span, dan menjadi perasaan
kebanggaan terbahagia of intereconnectedness and pola komunikasi terjalin satu sama lain
orangtua dan anak.

BIDANG KULIAH : ILMU PSIKOLOGI

DOSEN PENGAMPU : DUDDY FACHRUDIN FITRIA, S.PSI, M.PSI

MATA KULIAH : KULIAH TUMBUH KEMBANG REMAJA PART II

JADWAL WAKTU : JUMAT, 15 MEI 2020 PUKUL 10.00-12.00 WIB.

TUMBUH KEMBANG ADOLESCENT 2

Bismillahirrohmanirrohim, code of conduct dalam materi life span development adolescent


ini menjadi 3 klasifikasi penting harus kita pegang teguh dengan baik baik yakni hal mengenai :

1. Attending – adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan dijalani.
2. Niatkan diri untuk menjadi Dokter terbaik – Aamiin, khususnya dokter shalihah.
3. Be happy – InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke
Allah
18
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima saat ini.

MENU PEMBELAJARAN

- DEFINISI REMAJA

Siapa itu remaja? Apa bedanya dengan anak-anak? Definisi adolescere berasal dari
Bahasa latin yakni “adolescere” tumbuh menjadi dewasa atau mencapai kematangan.
Menurut sarlito wirawan sarwono mengatakan bahwa, yaitu usia remaja di negara Indonesia
usia 11-24 tahun dan belum menikah, dengan segala pertimbangan.

- CIRI REMAJA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Dalam Ilmu Psikologi Ada Beberapa Kriteria Ciri Remaja Ditandai Dengan
Klasifikasi:

Awalnya ada kematangan kognitif berkaitan dengan kapasitas berpikir kognitif abstrak

Kematangan emosional yang ditunjukkan oleh kemampuan menemukan identitas diri dan
lebih mandiri, mulai mengembangkan system value dan membentuk relasi sosial dengan
teman sebaya.

Penerimaan akan identitas seksual dirinya mulai menyadari ciri identitas seksual dirinya.

Adanya perubahan tingkah laku mulai dipengaruhi oleh pemikiran filsafat hidup.

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

TUGAS PERKEMBANGAN TUMBUH KEMBANG MASA ADOLESCENT :

Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebayanya dari kedua jenis
kelamin antara rekan sepermainan pria dan wanita untuk mencapai relasi sosial baru.

Mencapai peran sosial yang matang sesuai jenis kelamin

Menerima keadaan fisik dan memanfaatkannya secara efektif


19
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Mencapai kemandirian secara emosional terhadap kedua orang tua dan orang dewasa lain

Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan baru dan kehidupan keluarga selanjutnya

Mempersiapkan karir ekonomi

Mengembangkan system nilai dan etika sebagai pedoman bertingkah laku dan

Mulai mengembangkan ideology pemikiran dan keyakinan tentang dirinya

Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bertingkah laku sosial dan

Melakukan bertanggung jawab.

Termasuk dari tugas perkembangan tumbuh kembang masa remaja diatas semakin kesini
semakin berkembangnya peradaban di era digital dan zaman millennial maka tidak menutup
kemungkinan tugas perkembangan tumbuh kembang masa remaja akan bertambah bisa
menjadi belasan puluhan bahkan lebih.

- TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA

Menurut teori beberapa tokoh psikologi Sigmund Freud dan Erick Erickson Tahap
Perkembangan mulai saat usia 0 tahun atau saat kelahiran bayi, usia birth to age 1 menurut freud
stage termasuk tahap oral, selanjutnya memasuki usia balita usia 1 tahun – 3 tahun termasuk
tahap anal, selanjutnya memasuki usia anak pra sekolah dengan usia 3 tahun – 6 tahun termasuk
stage phallic, selanjutnya memasuki usia anak anak dengan usia 6 tahun – 11 tahun stage latency,
selanjutnya memasuki kriteria usia remaja atau adolescence dengan rentang usia 12 tahun – 17
tahun stage genital, selanjutnya usia young adulthood rentang usia 18 tahun – 24 tahun,
selanjutnya termasuk klasifikasi usia dewasa dengan rentang usia 25 tahun – 40 tahun, dan
selanjutnya kriteria usia terakhir yakni rentang lanjut usia atau old age dengan usia di atas 50
tahun menurut Erick Erickson termasuk general stage dalam tahap ego integrity vs despair
20
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
sehingga terbentuk hasil perkembangan menghasilkan sikap dan perilaku wisdom atau bijaksana
dalam kehidupannya.

TAHAPAN PERKEMBANGAN REMAJA MENURUT FREUD DAN ERICKSON :

AGE FREUD’S ERICKSON GENERAL STAGE

0 – 1 tahun ORAL TRUST VS MISTRUST – HOPE

1–3 ANAL AUTONOMY VS SHAME & DOUBT – WILL

3–6 PHALLIC INITIATIVE VS GUILT – PURPOSE

6 – 11 LATENCY INDUSTRY VS INFERIORITY – COMPETENCE

ADOLESCENCE GENITAL IDENTITY VS ROLE CONFUSSION – FIDELITY

YOUNG ADULTHOOD INTIMACY VS ISOLATION – LOVE

ADULTHOOD GENERATIVITY VS SELF ABSORPTION,

OLD AGE EGO INTEGRITY VS DESPAIR – WISDOM

Tabel 1 : Tahap Perkembangan Remaja Menurut Freud dan Erickson.

KETERANGAN :

1. Usia 0 – 1 tahun

0 – 1 tahun ORAL TRUST VS MISTRUST – HOPE

Pada usia kelahiran bayi birth to 1 age, termasuk ke dalam stage oral atau fase mulut
menurut Freud stage, dan menurut Erick Erickson stage ke dalam stage trust atau kepercayaan vs
mistrust adanya ketidakpercayaan sehingga menghasilkan perkembangan hope atau adanya
harapan dari kedua orang tuanya. Bayi tersebut mulai belajar untuk mempercayai kepada orang
tuanya, dan memberikan kepercayaan kedua orang tuanya.

Pada usia tersebut bayi termasuk fase oral atau mulut pada saat memasuki waktu untuk
menyusui kepada ibunya dan belajar mulai makan. Apabila bayi tersebut dalam fase trust vs
mistrust ini tidak berjalan sesuai dengan perkembangannya maka menurut Erick Erickson stage
21
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
akan mengembangkan hope atau harapan kepada orangtuanya. Ketika misalkan bayi tersebut
tidak mendapatkan kepercayaan atau mistrust dari orang tuanya, bayi tersebut akan
menghasilkan harapan percaya dan mengatakan tidak apa-apa jika orang tuanya tidak
memberikan apa yang bayi tersebut inginkan. Maka yang terjadi bayi tersebut apabila gagal
dalam stage trust vs mistrust ini akan mengalami kegagalan pada fase ini.

2. Anak usia 1 – 3 tahun

1–3 ANAL AUTONOMY VS SHAME & DOUBT – WILL

Anak dengan usia 1 tahun sampai usia 3 tahun menurut Freud stage termasuk kedalam
stage anal atau saluran pencernaan terakhir anus, saat belajar untuk buang air besar, saat usia
tersebut mungkin dikatakan sangat sulit sekali untuk menahan buang air besar dan sulit
mengatakannya, apabila buang air kecil masih bisa diminimalisir dan masih menahan untuk
buang air kecil, kemudian baru kemudian dia dibantu untuk membersihkan buang air kecilnya
dan buang air besarnya.

Ketika anak usia tersebut bisa mencapai stage tersebut maka anak tersebut dikatakan
berhasil menyesuaikan dengan situasinya, dan belajar ketika tangannya untuk motoric kasar
apabila melempar bola dia apakah kemudian apa namanya fase nya untuk memegang atau
melempar nah anak tersebut belajar untuk melepaskan.

Menurut Erick Erickson stage, anak usia 1 – 3 tahun ini anak itu belajar dan mulai
eksplorasi dan mereka mengeksplore apa yang dia sukai mengulang ulang mainan yang disukai
dan merangsang system indera nya system penciumannya apabila dia suka maka dia menyukai
dia termasuk ke dalam stage autonomy ketika anak tersebut mengatakan aku tidak suka makanan
itu maka anak tersebut mengatakan aku tidak suka, misalkan “gamau mama..” kemudian anak
tersebut tetap intinya sama belajar untuk pengendalian atau kontrol, maka orang tua atau anak
ketika hal tersebut perlu untuk mencapai target untuk toilet training untuk mengajarkan phb
perilaku hidup bersih, apabila berhasil maka dia mandiri, apabila tidak berhasil maka dia tidak
bisa melakukan stage anal tersebut di masa anak selanjutnya kemudian.
22
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Biasanya anak anak ini dalam fase tantrum oa oa teriak atau menangis, maka gapapa
orang tua coba memahami anak tersebut, sehingga kemudian sulit untuk meneruskan letting go.
Maka pada fase ini anak harus mulai mencapai shame atau memegang dan doubt atau melepas.
Dan anak tersebut belajar untuk autonomy atau memahami kondisi yang diterima kepada dirinya.
Ketika anak tersebut sudah bisa memeluk, mencium kedua orang tuanya dan keluarga sekitarnya.

Apabila fase ini terlambat dan atau terhambat maka fase ini akan mempengaruhi fase fase
selanjutnya kepada anak tersebut menjadi pemalu dan tidak berani, karena pada usia 1-3 tahun
ini stage anal tersebut tidak mencapai dengan maksimal dan berhasil. Shame pada anak ini juga
merasa anak tersebut ketika tidak merasa baik di mata orang tuanya. Dan mulai anak tersebut
membanding bandingkan dirinya dengan orang lain atau bahkan adiknya sendiri. Tidak mampu
menunjukkan kemampuan dirinya ke orang lain. Maka pada fase ini dalam tahapan
perkembangan ini harus menghasilkan Will atau akan, akan melakukan sesuatu yang baru dan
melakukan hal menakjubkan baru lainnya.

3. Anak usia 3 – 6 tahun

3–6 PHALLIC INITIATIVE VS GUILT – PURPOSE

Anak dengan usia 3 tahun – 6 tahun menurut Freud stage termasuk ke dalam stage
phallic, dan menurut Erick Erickson stage termasuk kedalam stage initiative vs guilt, sehingga
akan menghasilkan tahapan perkembangan untuk purpose atau pujian. Pada usia anak ini
menurut freud misalkan ketika seorang anak melalui masa kecemburuan saat hidupnya didepan
orang tuanya dan mulai eksplorasi tentang genital. Anak pada fase ini misalkan anak laki-laki
lebih dekat dengan ibunya, dan ibunya pun merasa lebih mencintai anak laki-lakinya
dibandingkan dengan suaminya sendiri.

Ketika anak pada fase ini misalkan anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya, dan
ayahnya pun merasa lebih mencintai anak perempuannya sendiri dibandingkan dengan istrinya
ini. Jadi anak mulai mengembangkan initiative atau inisiatif untuk mulai berfikir lebih jauh dan
23
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
mulai merencanakan lebih, jadi kalo misalkan dia mencapai sesuatu kadang untuk mengambil
bola jaraknya 10 meter maka dia sudah merencanakan bahwa dia harus berjalan sejauh itu.

Maka pada fase ini dilakukan tahapan perkembangan motoric kasar dan motoric halus
serta sensoriknya. Dan apabila pada fase ini gagal atau tidak berhasil, maka anak tersebut
berfikiran timbul rasa bersalah dan gagal akan dirinya sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh
orang tua kepada anak ini, orang tua harus sangat kooperatif dan harus selalu menemani anaknya
tersebut sebisa mungkin dikatakan attachment. Biasanya di usia anak ini dikatakan karir usia
orang tua sedang menanjak atau sukses atau sedang sibuk sibuknya sehingga waktu dengan anak
nya berkurang sehingga harus dekat.

4. Adolescence

ADOLESCENCE GENITAL IDENTITY VS ROLE CONFUSSION – FIDELITY

Pada masa Adolescence menurut stage freud’s merupakan termasuk ke dalam fase
“genital” mulai ada dorongan seks yang besar dan menurut Erick Erickson’s General stage
dikatakan termasuk dalam mencari identitiy dalam mencari jati diri vs role confussion mencari
figure panutan dalam hidupnya sehingga Fidelity. Apa itu identitiy? Disini anak pada fase ini
mulai muncul identitas akan ciri seksual dirinya ketika mulai pubertas. Muncul namanya konflik
pada masa remaja baik itu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dan mengalami hal
ketika berteman dengan teman yang berbeda beda. Kemudian bisa berinteraksi sosial secara
bebas dengan teman sebayanya dan teman lawan jenisnya.

Proses untuk mengenal identitas dirinya cukup lama sehingga membutuhkan waktu untuk
baik baik mengenal akan dirinya sendiri dengan mencari jati dirinya sendiri. Dan mulai
24
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
melakukan permainan game biasa dilakukan. Ketika anak ini tau tentang identitas dirinya maka
akan menghasilkan keberhasilan tahapan perkembangan Fidelity, ya its me.

DAFTAR PUSTAKA

1. Simandjuntak, B, Pasaribu. Pengantar Psikologi Perkembangan. Adolesence,


Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. 2017.
2. Aflanie, Iwan. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2017.
3. UNDANG UNDANG RI NO 35 TAHUN 2014, PASAL 13 PERLINDUNGAN ANAK :
4. Rafika Adhitama. Kekerasan Seksual (Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan).
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK.
25
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
5. UNICEF. Parenting and Responding to Violence Against Children and Adolescence,
Theory of Change. UNICEF. New York : 2017.
6. Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
2018.
7. Anggraini “Parenting Classes, Parenting Behavior, and Child.
Cognitive Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: 2016.
8. UNICEF. Parenting and Responding to Violence Against Children and Adolescence,
Theory of Change. UNICEF. New York : 2017.

Anda mungkin juga menyukai