FAKULTAS KEDOKTERAN
UGJ
2020
Trauma pada bayi baru lahir adalah ketika ada gangguan pada fungsi tubuh atau struktur
saat kelahiran. Etiologi disebabkan karena mekanikal forceps dan compression traction. Faktor
predisposisi ada dua yaitu faktor ibu dan faktor janin, keadaan dimana faktor ibu saat kehamilan
primigravida, disproposisi sefalopelvik (CPD) ketika ibu hamil bertubuh kecil, dana tau kelainan
pada panggul ibu, adanya partus lama. Jenis trauma pada bayi baru lahir bisa mengenai bagian
kepala, bahu dan system saraf. Kepala, ada ekstrakranial, kranial, intrakranial. Ekstrakranial,
trauma bayi seperti kaput suksedaneum kondisi ini sering ditemui. Sefalhematoma terjadi ketika
adanya pembengkakan jaringan lunak.
Trauma system saraf dan sumsum tulang belakang pada bayi baru lahir, etiologi
disebabkan hiperekstensi, fraksi dan peregangan berlebihan terjadi pada rotasi simultan. Trauma
berkisar dari neurapraksia local hingga transeksi total saraf dan system saraf pusat. Trauma
sumsum tulang belakang, etiologi disebabkan oleh traksi atau rotasi berlebihan. Lokasi pada
daerah servikal puncak kepala. Manifestasi klinis, tidak adanya fungsi motoric kea rah distal, dan
menurunnya fungsi respirasi. Tatalaksana dapat diberikan resusitasi, ABCD, dan dukungan
keluarga memberikan dukungan untuk psikologis terhadap system saraf pusat. Spinal cord
injury, lesi tergantung letak anatomi, terkena C4-T7 gejala berupa kehilangan rasa sensasi atau
kebas pada spinal cord pada bayi baru lahir,
3
Kelumpuhan saraf pasial, etiologi disebabkan kompresi saraf tepi bisa disebabkan
melahirkan dengan mekanikal forceps dan riwayat partus lama, trauma system saraf pusat pada
fraktor tulang temporal. Manifestasi klinis dapat berupa paralisis muncul dari unilateral atau
bilateral, sisi terkena kelainan halus atau berada lebih turun, dapat menjadi lebih parah apabila
bayi menangis. Tatalaksana supportif, penutup mata protektif lubrikasi kornea per 4 jam, dan
mulai pemberian asupan makanan. Prognosis 90% sembuh dalam jangka waktu 1 tahun, 80%
sembuh dalam jangka waktu 1 minggu, dan pembedahan dapat dilakukan segera jika tidak ada
perbaikan selama kurun waktu lebih 1 tahun.
Trauma pleksus brachialis, etiologi BMK > 3500kg, persalinan disfungsional, distorsia
bahu. Tanda dan gejala dapat berupa trauma bilateral pada 8-23%, lesi trauma pleksus brachialis,
fraktur pleksus klavikula 10%, fraktur pleksus humerus 10%, dan pelsy wajah 10-20%.
Palsi Duchenne-Erb, etiologi disebabkan cedera akibat peregangan C5-C7 pleksus atas 90%.
Diagnosis dapat berupa ekstremitas posisi aduksi pronasi dan rotasi internal, reflex moro, biseps
dan radial tidak ada, reflex gangguan ada, postur “waiter’s tip” gawat napas jika saraf terkena.
Klumpke Erb-Palsy, etiologi C8-T1 pleksus bawah dengan angka kejadian 10% kasus.
Manifestasi klinis dapat berupa ekstremitas complete palsy. Pencegahan dilakukan imobilisasi
ekstremitas secara perlahan melintang diatas perut untuk minggu pertama, dan splint untuk
menahan pergelangan tangan. Trauma syaraf laryngeal, etiologi disebabkan postur didalam
rahim atau persalinan kepala terotasi. Penegakkan diagnosis berupa laringoskopi direct.
Tatalaksana trakeotomi dengan asupan sonde. Manifestasi klinis, stridor, respiratory distress,
dysphagia dan cry. Fraktur tulang panjang, prevalensi angka kejadian kasus 0,1/1000
kelahiran bayi hidup. Faktor resiko posisi sungsang, bedah sesar, BBLR. Manifestasi klinis dapat
berupa pergerakan menurun, pembengkakan dan nyeri pada pergerakan passif. Penegakkan
diagnose dengan foto rontgen. Tatalaksana, splinting atau immobilisasi dalam posisi adduksi,
reduksi tertutup dan pemasangan gips jika bergeser. Dalam 8-10 hari pembentukkan kalus cukup
untuk menghentikkan immobilisasi. Trauma organ dalam abdomen, etiologi disebabkan riwayat
persalinan sulit. Prevalesi angka kejadian kasus jarang terjadi. Soft tissues injuries, jenis trauma
bayi baru lahir berupa abrasions laserasi, erythema petechie, echymossis, subcutaneous
fatnecrosis etiologi disebabkan indurasi subkutaneus dan ada benjolan. Facial injuries,
4
subconjungtial hemmoraghic, retinal hemmorage, other ocular injuries, nasal septal dislocation,
etc.
Alat kontrasepsi dibagi menjadi dua jenis, kontrasepsi permanen dan kontrasepsi non
permanen. Kontrasepsi permanen : Vasektomi – pemotongan “vas deferens”, Tubektomi –
pemotongan “tuba fallopi” pada wanita. Kontrasepsi non permanen terbagi menjadi dua ada yang
menggunakan alat, dan tanpa menggunakan alat. Pengggunaan dengan alat : IUD, Implant KB,
Suntik, Kondom. Penggunaan tidak menggunakan alat : metode LAM atau pemberian ASI
eksklusif, Pantang Berkala atau system kalender, Coitus Interraptus atau senggama terputus.
Fungsi menurunkan menekan produksi minyak berlebih pada kulit, dan mencegah jerawat
radang.
3. PIL KB Jasmine, terdiri hormon progestin “Drospirenon” dan hormone estrogen
“Ethinylestradiol” fungsi untuk mencegah ovulasi sehingga tidak terjadi pembuahan.
4. Kontrasepsi Darurat – kalua lupa minum obat KB > 24jam. Fungsi upaya pencegahan
kehamilan dilakukan pada 5 hari pertama atau 120 jam sejak berhubungan seksual.
Atresia koana, ada dua jenis atresia bilateral dan atresia unilateral. Atresia bilateral,
manifestasi klinis berupa sianosis, menghilang pada saat menangis, ada gawat napas, kesulitan
menyusui. Atresia unilateral, biasanya pada salah satu sisi choana nya. Penegakkan diagnose
dengan pemeriksaan kateter elastic 6F ke choanna. Labiopalatogenatosistisis, prevalensi angka
kejadian lebih banyak terjadi anak laki-laki 90% unilateral, celah bibir, + langit-langit CL/P.
tatalaksana, menggunakan alat Haberman untuk mengangkat ke langit-langit.
6
Pierre-Robin Sequence, adanya gangguan potensi jalan napas, jika parah lakukan
trakeostomi, apabila ada gangguan pemberian asupan jika parah, lakukan gastrostomy.
Tatalaksana adhesi lidah, bibir dengan glossopexy. Hidrosefalus, insiden angka kejadian 1/1000
kelahiran hidup. Etiologi, sekresi CSS berlebihan, adanya penyumbatan jalur CSS, defisiensi
resorpsi, dan mekanisme yang belum diketahui. Gastrointestional congenital, ada dua jenis
gastroskisis dan omfalokel. Gastroskisis letak vena umbilicus 2 ke 1, dari posisi tengah geser
kebawah. Tidak ada kantong pembungkus (cover sac), GI : atresia usus, midgut, volvulus,
intestine stenosis. Omfalokel letak didalam ring, ada cover sac, GI tidak terjadi kelainan.
Kelainan ke jantung. Stabilisasi, resusitasi ABCD, transportasi. Pembedahan : penutupan primer
vs penutupan sekunder.
Hipertensi dalam kehamilan, terdiri dari beberapa jenis penegakkan diagnosis diantaranya ;
secara rutin, PEB diberikan medikamentosa, infus larutan ringer laktak, pemberian obat MgSO4
dan antihipertensi, pengelolaan konservatif, pengelolaan aktif, dan pengelolaan obstetric,
Penyakit Jantung pada Kehamilan, merupakan salah satu penyebab kematian wanita
usia 25-44thn, Banyak perubahan fisiologis terjadi pada saat kehamilan menyebabkan tegaknya
diagnosis penyakit jantung ini menjadi sulit, contoh adanya murmur sistolik dan edema pada
wanita hamil tanpa penyakit tersebut, Manifestasi klinis berupa Progressive dyspnea or
orthopnea, Nocturnal cough, Hemoptysis, Syncope, dan Chest pain, Pemeriksaan Fisik ; sianosis,
clubbing fingers, distensi vena jugular, murmur sistolik grade 3/6 lebih, murmur distolik,
kardiomegali, persisten aritmia, Pemeriksaan Penunjang; EKg, terjadi deviasi aksis jantung left
akibat desakan diafragma, dan Px Echocardiography, gambaran regurgitasi tricuspid, Px Chest
X-ray, gambaran kardiomegali ringan tidak dpt dideteksi krn normalnya ukuran jantung ibu
hamil lebih besar,
Patofisiologi,
Hal ini disebabkan hipertofi, hyperplasia dan hypersekresi sel Beta pancreas,
Manajemen Penatalaksanaan ;
1) Passenger ; fetus, ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, plasenta, dan air
ketuban,
Biological influences selama masa kehamilan pada usia 38-42 minggu kehamilan
Mechanical influences, terdiri dr fetal head, hub antara fetopelvic, cardinal movement,
Fetal head ; bones, ukuran kepala janin, suture dan fontanelles titik tunjuk pada saat
pemeriksaan dalam, landmarks, dan diameters bone pelvic ukurran normal sekitar 10
diameter
Hubungan antara fetopelvic, fetal lie – longitudinal atau vertical, fetal attitude – complete
flexion, fetal presentation – vertex, fetal position – occipital, synclitism dan asynclitism
merupakan garis tengah antara pubis sympisis dan sacral promontory
9
Fertilitas fisiologi atau normal disebut fertil, fertilisan patologi atau abnormal disebut
infertil. Reproduksi normal dikatakan siklus haid normal, reproduksi abnormal dikatakan apabila
ada gangguan perdarahan dari uterus. Sistem reproduksi wanita merupakan organ reproduksi
terdiri dari uterus, ovarium, tuba fallopi, cervix dan vagina. Ovarium merupakan sumber utama
estrogen dan progesteron.
10
1) Masa subur : Spinnbarkeit merupakan lendir masa subur pada hari 10-14
2) Endometrium : Musim Tanam - ketebalan tempat hamil hari ke 21-24. Adanya efek dari
progesteron dan estrogen mempengaruhi masa tanam.
3) Pembentukan cairan tuba fallopi - medium embrio.
Adalah folikel ovarium kecil-kecil, atau disebut Anovulasi. Penyebab karena hormon androgen
tinggi meningkat menyebabkan Hirsutisme.
Ammenorhea – keadaan ketika jaringan endometrium tidak tumbuh, tidak ada siklus
mesntruasi.
1) Tone – Atonia Uteria, ketika faktor power kontraksi uterus gagal berkontraksi dan mengecil
sesudah keadaan dimana ketika janin keluar dari rahim,
2) Tissue – sisa plasenta atau bekuan atau retensioplasenta
3) Trauma – laserasi luka jalan lahir, rupture uterus, inversion uterus, vaginal hematom 20%
4) Thrombin – faktor pembeukan darah / koagulopati,
Penegakkan Diagnosa ;
Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan tfu? Nilai fundus, normal tfu 2jari dibawah
umbilicus, periksa saluran genitalia bawah, vulva dan perineum, eksplorasi kavum uterus untuk
mencari sisa plasenta dan ketuban, rupture uteri, inversion uteri, dan plasenta succenturiata, nilai
faktor pembekuan darah,
Pemeriksaan Penunjang ;
Pemeriksaan bleeding time, lab darah Hb, Ht, Clot, dan Observation test, dll,
Penatalaksanaan ;
Medikamentosa ; berikan oksitosin, diberikan metil ergometrin, dan bisa diberikan misoprostol,
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2016.
2. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Singapura : Elsevier.
2016.
3. Eric, Fauser B et al. Textbook of Obstetrics and Gynaecology : A life course approach.
Bohn stafleu van loghum; 2019.
12