Anda di halaman 1dari 6

Kata sulit:

1. Remming (tsabita): sedikit bicara dan ada jeda dalam berbicara (ilham)
Kondisi pasien bicara lambat nada rendah (songia)
2. Psikomotor hipoaktif (adila): penurunan aktivitas motoric dan kognitif, serta penurunan reaksi
lingkungan (ella)
3. Mood disforik (songia): gangguan perasaan, afek kehilangan kegembiraan atau gairah,
ganggguan tidur penurunan selera akan (putri)
4. Insomnia (ranti): tidak mampu mendapat jumlah waktu tidur yang cukup (ella)
5. Insight derajat 4 (putri): menyadari penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui
pada diri pasien (adila)

Rumusan masalah:

1. Kenapa pasien kadang-kadang merasa senang yang berlebih tetapi tiba tiba berubah menjadi
murung dan sedih tanpa sebab yang jelas? (fitra)
2. Apa hubungan keluhan dengan turunnya berat badan pasien? (songia)
3. Mengapa pada scenario pasien merasa sulit berkonsentrasi? (afina)
4. Mengapa pasien mengalami insomnia? (ranti)
5. Bagaimana hubungan antara usia jenis kelamin dan pekerjaan pasien terhadap keluhan? (adila)
6. Apakah ada hubungan antara nafsu makan pasien menurun dengan perasaan yang berubah
ubah? (putri)
7. Apakah ada hubungan antara durasi keluhan pasien (2 tahun yang lalu) dengan keluhan pasien
yang sekarang? (ella)
8. Apa interpretasi pmx. Status mental pasien? Apa yang mendasari hasil tersebut? (tsabita)
9. Apa tatalaksana yang sesuai dengan kasus pasien? (ilham)
10. Apa masalah kejiwaan yang dialami pasien? (alfian)
11. Apa tanda dan gejala yang dialami pasien? (andhika)
12. Apa faktor yang dapat memperberat keluhan pasien? (tsabita)

Jawaban

1. Kenapa pasien kadang-kadang merasa senang yang berlebih tetapi tiba tiba berubah menjadi
murung dan sedih tanpa sebab yang jelas? (fitra)
Putri: mood swing dipengaruhi beberapa hal: hormonal  naik turunnya kadar hormonal
terutama Wanita missal pada remaja, Wanita hami, dan menopause yang menyebabkan
perubahan seuasana hati lebih tinggi terutama wanita dengan PMS. Bisa juga pada Wanita yang
sensitive, depresi, dan cema mengakibatkan marah dan benci ke dirinya sendiri , stress, kondisi
mental  gangguan mental yang mendasari mood swing seperti depresi berat, bipolar
(perubahan mood ektstrem dan drastic dari mania ke depresi), depresi menetap, dan disregulasi
mood. Bipolar  kebahagiaan ekstrem tiba tiba berubah menjadi depresi dalam, terjaid terus
menerus dan tidak dapat dikontrol dan mengganggu kehidupan sehari hari. Episode mania:
penderita merasa beremangat dan tidak lelah walau kurang tidur dan makan, rasa percaya diri
tinggi. Episode depresi: sangat sedih, tidak nafsu makan, sulit tidur, kurang percaya diri, pesimis,
merasa diri tidak berharga. Bila semakin memberat berujung ke menyakiti diri sendiri dan bunuh
diri. Mood sering berubah  adanya gangguan pada kondisi mental
Afina: pasien berubah moodnya karena adanya perubahan periode mania ke periode depresi.
2. Apa hubungan keluhan dengan turunnya berat badan pasien? (songia)
Ella : ada hubungan. Pada saat pasien stress  gangguan nafsu makan, kehilangan selera makan
atau peningkatan gangguan kecemasan  sulit makan dengan normal. Selain itu ada gangguan
pencernaan dan penyerapan makanana. Gangguan mental  gangguan system pencernaan 
penurunan berat badan. Perubahan metabolism dipengaruhi oleh gangguan mental.
Ilham : pasien depresi dan gangguan tidur, kedua hal ini beruhubungan dengan serotonin
(pengontrolan afek, tidur, dan nafsu makan). Serotonin terganggu  nafsu makan terganggu.
Ranti: nafsu makan juga dipengaruhi oleh perubahan perubahan mood dari mania ke depresi.
Saat depresi, kehilangan minat dalam aktivitas sehari hari (aktivitas makan berkurang) episode
mania membuat kurang bisa focus untuk makan teratur.
Adila : berhubungan dengan SSO (simpatis dan parasimpatis). Stress, kecemasan, depresi
memicu fight or flight  nafsu makan menurun  bb turun. Berhubungan dengan perubahan
hormon kortisol  mempengaruhi motilitas usus  mempengaruhi pencernaan. Perubahan
mood  menganggu Gerakan peristaltic pada usus (diare atau sembelit). Bisa berdampak ke
aktivitas microbiota usus. Gangguan mood berhubungan dengan ganggu tidur, bisa
mempengaruhi hormon grelin dan leptin.
3. Mengapa pada scenario pasien merasa sulit berkonsentrasi? (afina)
Adila: disebabkan oleh adanya kelainan neuroanatomi limbik (regulasi homeostasis) ada gyrus
cinguli, korteks frontal orbital, dan amygdala  kelainan di daerah ini gejala emosional dan
otonom dari gangguan mood. Ggg korteks prefrontal lateral dorsal striatum dan hipokampus
mengganggu domain kognitif  mengganggu fungsi eksekutif, perhatian, dan memori
Putri : insomnia mengakibatkan gangguan pada sel sel otak yang seharusnya dapat
mengoptimalkan ingatan, selain itu dapat menyebabkan stress dan tubuh lelah sehingga mudah
hilang focus. Bsia juga karena perubahan hormon esterogen dan progesterone, itu dapat
menyebabkan brain fog pada Wanita. Bisa juga karena stress yang berlangsung dalam jangka
Panjang yangmenyebabkan kelelahan mental sehingga mengganggu fungsi kognitif  sulit
memusatkan focus dan konsentrasi.
Ella : efek lingkungan dan sosial, seperti tekanan pekerjaan masalah interpersonal. Lingkungan
yang kurang mendukung dapat memperburuk masalah kosnentrasi. Berkaitan dengan ketidak
seimbangan neurotransmitter, dopamine NE  menganggu fx kognitif untuk berkonsentrasi
4. Mengapa pasien mengalami insomnia? (ranti)
Ita : suasana hati ada 2 kemungkinan
Kemungkinan pertama suasana hati yang bururk atau depresi penelitian itu menunjukkan 50-60
prsen gangguan insomnia. Biasanya insomnia biasanya ditengah tidur dan tidak bisa tidur
Kembali. Ini ada kaitannya aktivitas di otak terdapat gelombang otak yang aktivitasnya tdik
mengalami penurunan padahal pd org normal aktvotvs otaknya akan menurun semakin lama
nya siklus tidur hal ini menyebabkan tidur orang depresi tidak nyenyak daj mudah terbangun
sedangkan kemungkinan kedua apabila suasana hati terlalu senang. Merasa tidak membutuhkan
tiudr krn pasien tdk merasakan lelah
Andhika : pasien dengan insomnia  susah tidur, kosnentrasi turun, nafsu makan turun,
kelelahan, tingkat kepercayaan diri rendah, putus asa. Faktor penyebab: depresi, stress. Orang
stress lebih gelisah dan biasanya terlalu memikirkan masalah yang dihadapi sehingga
mengakibatkan sulit tidur. Kelainan kronis, pengbatan, konsumsi zat stimulant juga bisa
mengakibatkan insomnia dan mengacaukan jam tidur. Pola makan buruk seperti konsumsi
makanan berat sebelum tidur dapat mengakibatan sulit tidur
Ilham: fisiologis tidur dibagi menjadi 4 tahap
- REM rapid eye movement
- NREM
- NREM
- NREM

Gangguan pada saat memulai dan mempertahankan tahap NREM. Selama transisi sadar
sampai NREM aktivitas neuronal diturunkan pada area yang mengakibatkan arousal seperti
lokus coeruleus, raphe nuclei, dan tuberomamilarry nukleus. Selama tahap itu, neuron
thalamocortical mengalami hiperpolarisasi. Area di preoptic hipotalamus menunjukkan
peningkatan aktivitas saat tidur. Pada orang sehat, NREM ditandai dengan penrunan aktivitas
metbolik dan aliran darah ke thalamus dan basal forebrain. Pada orang depresi dan
gangguan tidur, ada kelainan pada 3 strutkur itu.

Adila : pada orang gangguan tidur, bangunnya lebih banyak karena adanya hyperarousal 
menignkatkan kognitif emosional, behaviour, dan saraf otonom serta durasi bangun dan
tidur. Di otak meningkatkan EEG dan arousal selama REM  durasi tidur pendek. Di sistemik,
metabolic rate dan suhu tubuh meningkat, peningkatan HR, dan peningkatan aktivitas
pituitary adrenal

Fitra: obat yang menyebabkan insomnia  diuretic, antidepressant, b blocker, narkotika

5. Bagaimana hubungan antara usia jenis kelamin dan pekerjaan pasien terhadap keluhan? (adila)
Alfian : terdapat peningkatan bipolar pada usia 20-50 tahun dengan rata rata usia 30tahun. RS di
bogor 24-44th sampai 67%. Jenis kelamin Perempuan lebih banyak didapatkan dengan
persentase 53% dibandingkan laki laki 47%. Diduga karena episode manik lebih banyak dialami
laki laki dan episode depresi lebih banyak di Wanita. Dipengaruhi dengan hormonal, kelahiran,
dan stress tekanan psikososial
Afina: Wanita lebih sering mengalami episode depresi Sebagian besar karena adanya perubahan
hormonal, bsia juga karena sifat bawaan, pengalaman kehidupan pribadi. Perubahan hormon
pada masa pubertas  aktifnya esterogen dan progesterone mempengaruhi mood. Pada masa
kehamilan  mudah marah, tersinggung, dan menangis. Pada masa menopause  penurunan
kadar esterogen signifikan sehingga mempengaruhi mood.
Rentang usia 20-50th termasuk usia produktif, berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan
sosial  banyak eksposur dari lingkungan yang dapat mentrigger perubahan mood pasien.
Pasien scenario memiliki faktor risiko tinggi mengalami episode depresi
Songia : Wanita risiko 3x lebih tinggi dalam gangguan mental, biasanya mengalami perubahan
mood drastic
6. Udah dijawab
7. Apakah ada hubungan antara durasi keluhan pasien (2 tahun yang lalu) dengan keluhan pasien
yang sekarang? (ella)
Adila : bipolar tidak bisa sembuh total, butuh pengobatan bertahun tahun atau seumur hidup.
Apabila ada trigger atau fx pemberat bisa menimbulkan kekambuhan.
Afina: pada kasus pasien tidak konsumsi obat, di bipolar ada 2 fase yang siklus berulang ulang
apabila ada trigger. Jika pada kasus sudah bertahan 2 tahun. Onset lain: 1 bulan yang lalu merasa
sedih, memenuhi durasi diagnosis fase depresi.
8. Apa interpretasi pmx. Status mental pasien? Apa yang mendasari hasil tersebut? (tsabita)
Adila: psikomotor hipoaktif: penurunan aktivitas motoric dan kognitif  perlambatan pikiran,
pergerakan.
Remming  sedikit bicara, bicara lambat, nada rendah. Karena progresi pikir lambat sering
akrena depresi
Mood disforik: mood yang menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan seperti
jenuh atau bosan.
Insight derajat 4: menyadari bahwa dirinya sakit tetepi tidak tau penyebabnya apa. Pada keadaan
ini membutuhkan bantuan orang sekitar
Mengarah ke bipolar fase depresi
Andhika: Derajat insight
Derajat 1: menyangkal tidak merasa sakit
Derajat 2: sadar sakit dan butuh bantuan tetapi dia juga menyangkal
Derajat 3: pasien sadar sakit tapi menyalahkan faktor lain seperti faktor eksternal, orang
lain,masalah medis, atau masalah fisik lain
Derajat 4: sadar sakit dan disebabkan oleh sesuatu yg tidak diketahui
Derajat 5: sadar sakit dan mengetahui hal tersebut muncul akibat pola pikir sendiri tapi tidak
menggunakan pengetahuan tsb untuk melakukan perubahan (interlectual insight)
Derajat 6: pasien sadar penuh atas apa yang dialami dan dapat melakukan perubahan untuk
pemulihan (true emotional insight)
9. Apa tatalaksana yang sesuai dengan kasus pasien? (ilham)
Fitra: farmakoterapi : moodstabilizer, pilihan pertama bipolar lithium (dosis awal
600-900mg/hari pada dosis terbagi)  menurunakan risiko percobaan bunuh diri,
difalproex(500-1000mg/hari), carbamizepim, lamotrigine
Lamotigrin dan antikonvulsan  meningkatakn rx bunuh diri
Antipsikotik: risperidone, olanzapine  ESO bila penggunaan lebih dari 25mg/hari, quetiapine,
ziprasidone, lurasidone, aripiprazole (dosis anjuran 20-30mg/hari), acenapine
Afina: farmakoterapi insomnia
- Gol. Benzodiazepine: lorazepam, florazepam (1st line)  menghambat GABA di SSP dan
spesifik berikatan di reseptor possinap  efek sedasi tidur dan relaksasi otot
- Gol non benzodiazepin : zolpidem, zaleplon, ramelteon  mempengaruhi reseptor
GABA dengan mengikat reseptor benzodiazepine subtype 1 di otak. Lebih efektif untuk
orang tua. Waktu paruh singkat, lebih kecil potensinya untuk menimbulkan rasa kantuk
di siang hari
Ilham : insomnia: miscellaneous sleep promoting agent  melatonin. Melatonin meningkat saat
tidur dimulai dan mulai menurun menurun. Melatonin diproduksi secara alami di tubuh
manusia. Melatonin menstimulasi tidur di superchiasmatic hipotalamis. Dapat diberikan dalam
bentuk sintetik atau natural. Selain itu, nonfarmakologinya
- Stimulus control: membantu penderita menyesuasikan onset tidur dengan tempat tidur.
Onset tidur dipercepat, durasi tidur dapat diperpanjang 30-40 menit.
Cepet cepet tidur jika masuk waktu tidur, menghindari membaca menonton tv dan
bekerja di tempat tidur, meninggalkan tempat tidur Ketika tidak ingin tidur dan masuk
Kembali saat ingin tidur, bangun di waktu yang sudah ditetapkan di pagi hari,
menghindari tidur di siang hari
- Sleep hygiene : untuk meningkatkan dan merubah cara hidup dan lingkungan penderita
dalam rangka meningkatkan kualitas tidur.
Menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan nikotin sebelum tidur. Meminimumkan
suasana bising, pencahayaan terlalu terang, suhu ruang terlalu panas atau dingin,
pastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik, menggunakan bantal dan Kasur yang
nyaman, menghindari makan dalam jumlah banyak sebelum tidur, tidak membawa
pikiran yang bisa menganggu tidur, beraktivitas fisik senam 3-4x perminggu dan hindari
aktivitas berat sebelum tidur.

Fitra: KIE konseling informasi edukasi, komunikasi efektif beruta psikoterapi suportif dan
dukungan orang terdekat dan keluarga untuk meminimalisir keinginan bunuh diri
10. Apa masalah kejiwaan yang dialami pasien? (alfian)
Ella: bipolar. Ditandai dengan perasaan yang sering berubah ubah, senang berlebihan kemudian
berubah murung sedih tanpa sebab yang jelas
Ilham: bipolar F31.3 gangguan bipolar dengan episode depresi ringan atau sedang tanpa gejala
psikotik dan F31.4 gangguan bipolar episode depresi berat tanpa gejala psikotik
11. Apa tanda dan gejala yang dialami pasien? (andhika)
Alfian: tanda gejala bipolar: gangguan tidur, bicara cepat (tidak ada di scenario tapi ada di
sumber bacaan pada saat episode manik), tiba tiba berubah perasaan, muncul episode depresi
ditandai dengan rasa bersalah berlebih dan terus menerus, tidak ada semangat hidup, kesulitan
konsentrasi
Ilham: kriteria depresi minimal 2 minggu
- Mood depresi pasien tiba tiba sedih
- Berkurangnya minat atau rasa senang, mood disforik
- Penurunan BB bermakna padahal tidak diet, >5% dalam satu bulan
- Insomnia
Pada pasien tidak ditemukan waham halusinasi jadi masuk ke kategori tanpa gejala
psikotik
12. Apa faktor yang dapat memperberat keluhan pasien? (tsabita)
Ranti: stress, kurang tidur (mempengaruhi keseimbangan emosional), perubahan lingkungan,
pasien tidak patuh dalam konsumsi obat.
Songia: stress traumatic akibat keadaan mengancam
LO:
1. M4 etiologi
2. M4 epidemiologi
3. M4 manifestasi klinis
4. M4 patofisiologi
5. M4 tatalaksana farmakologis dan farmakologis
6. M4 prognosis dan komplikasi

Anda mungkin juga menyukai