Batch 3 2021
Sumber Pustaka Sesuai Dengan Daftar
Referensi Resmi Yang Dikeluarkan Panitia
Nasional UKMPPD
• Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Edisi 2); Benjamin J. Sadock,
Virginia A. Sadock; EGC; 2010
• Buku Ajar Psikiatri (Edisi 2); B.K. Puri, P.J. Laking, I. H. Treasaden; EGC; 2011
• Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ
III); Departemen Kesehatan R. I; Cetakan Pertama; 1993
• Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Edisi 2); Willy F. Maramis dan Albert A.
Maramis; Airlangga University Press; 2009
• Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2); Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI; 2013
• Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder Edition “DSM-5”. ;
American Psychiatric Association; American Psychiatric Publishing; 2013.
• Sateia, M., Buysse, D., Krystal, A., Neubauer, D. and Heald, J. (2017). Clinical
Practice Guideline for The Pharmacologic Treatment of Chronic Insomnia In
Adults: An American Academy of Sleep Medicine Clinical Practice
Guideline. JCSM. pp.A147-A147.
Sumber Pustaka Sesuai Dengan Daftar Referensi Resmi Yang
Dikeluarkan Panitia Nasional UKMMPD Tahun 2016
• Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Edisi 2); Benjamin J.
Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
• Buku Ajar Psikiatri (Edisi 2); B.K. Puri, P.J. Laking, I. H. Treasaden; EGC;
2011
• Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III); Departemen Kesehatan R. I; Cetakan Pertama; 1993
• Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Edisi 2); Willy F. Maramis dan Albert A.
Maramis; Airlangga University Press; 2009
• Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2); Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI; 2013
• Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder Edition “DSM-5”.
; American Psychiatric Association; American Psychiatric Publishing;
2013.
• Sateia, M., Buysse, D., Krystal, A., Neubauer, D. and Heald, J. (2017).
Clinical Practice Guideline for The Pharmacologic Treatment of Chronic
Insomnia In Adults: An American Academy of Sleep Medicine Clinical
Practice Guideline. JCSM. pp.A147-A147.
Disclaimer!
• Pembahasan kami sajikan bila ada tambahan
atau pelengkap dari materi yang sudah kami
sajikan saat fase intensif dan fase cepat.
• Bila kami rasa cukup jelas, lugas, sesuai
dengan materi yang sudah kami sajikan saat
FASE INTENSIF dan FASE CEPAT tidak akan
kami ulang kembali. Repetisilah materi yang
sudah kami berikan!
Budayakan hidup JUJUR
dengan menghargai
Jerih Payah, Hak Cipta, Hak Moral dan
Hak Ekonomi
INGENIO INDONESIA.
DEMENSIA DELIRIUM
• Penurunan daya ingat dan • Gangguan KESADARAN
daya pikir sampai • Distorsis persepsi, waham
• Gangguan kognitif umum;
mengganggu ADL keterbatasan daya pikir dan
• TANPA gangguan kesadaran memori, inkoherensi bicara,
disorientasi waktu.
• Gejala dan disabilitas • Gangguan psikomotor.
terjadi > 6 bulan. (Kronik • Gangguann siklus tidur
Progresif) bangun.
• Gangguan emosi.
• Onset cepat, perjalanan
penyakit hilang timbul
(fluktuatif) sepanjang hari,
dan berlangsung < 6 bulan
DELIRIUM
Sumber:
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
Paranoid
Skizofenia Tak Terinci
Depresi
Paska Hebrefrenik Skizofrenia Lainnya
Skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia Yang
Tidak Terklasifikasi
Simpleks Katatonik
Redisual
ABAIKAN!
3 Skizofrenia Berdasarkan Perbandingan
Riwayat Gejala Dahulu dan Gejala Sekarang
Sumber:
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III);Departemen Kesehatan RI; Cetakan
Pertama; 1993
• Saat ini dominan gejala • Saat ini dominan gejala • Gejala-gejala depresi
negatif; perlambatan negatif; perlambatan yang menonjol; afek
psikomotor, aktivitas psikomotor, aktivitas depresif, anhedonia,
menurun, afek menurun, afek anergi, telah ada
menumpul, sikap pasif, menumpul, sikap pasif, setidaknya selama 2
komunikasi nonverbal komunikasi nonverbal minggu
yang buruk, kinerja sosial yang buruk, kinerja sosial • Pasien telah tegak
yang buruk. yang buruk. menderita skizofrenia
• Ada riwayat satu episode • TANPA didahului riwayat selama 1 tahun terakhir
psikotik yang memenuhi episode psikotik yang • Beberapa gejala
diagnosis skizofrenia. memenuhi diagnosis skizofrenia masih ada
• Sudah melampaui kurun skizofrenia. namu tidak mendominasi
waktu 1 tahun dimana gejala saat ini.
intensitas da frekuensi
waham dan halusinasi
telah sangat berkurang.
8
Seorang laki-laki, berusia 35 tahun, datang dengan keluhan selalu
curiga bahwa isterinya selingkuh. Hal ini dimulai 3 tahun lalu setelah
isterinya diangkat sebagai direktur di kantornya. Awalnya pasien selalu
menelepon untuk menanyakan aktivitas dan keadaan isterinya, sampai
1 tahun yang lalu pasien melarang isterinya membawa handphone
sama sekali. Padahal isterinya tidak pernah selingkuh. Pemeriksaan
psikiatri didapatkan waham cemburu tanpa gangguan psikiatri yang
lain. Apa diagnosis yang tepat?
a. Psikotik akut
b. Skizofrenia paranoid
c. Gangguan waham menetap
d. Gangguan penyesuaian
e. Gangguan campuran cemas dan depresi
8
Seorang laki-laki, berusia 35 tahun, datang dengan keluhan selalu
curiga bahwa isterinya selingkuh. Hal ini dimulai 3 tahun lalu setelah
isterinya diangkat sebagai direktur di kantornya. Awalnya pasien selalu
menelepon untuk menanyakan aktivitas dan keadaan isterinya, sampai
1 tahun yang lalu pasien melarang isterinya membawa handphone
sama sekali. Padahal isterinya tidak pernah selingkuh. Pemeriksaan
psikiatri didapatkan waham cemburu tanpa gangguan psikiatri yang
lain. Apa diagnosis yang tepat?
a. Psikotik akut
b. Skizofrenia paranoid
c. Gangguan waham menetap
d. Gangguan penyesuaian
e. Gangguan campuran cemas dan depresi
9
Pasien laki laki, 25 tahun dibawa keluarganya ke IGD karena mengamuk tanpa
sebab. Pasien merasa tetangganya memiliki niat untuk berbuat jahat
padanya. Pasien menunjukkan perubahan perilaku sejak 1 bulan terakhir
seperti sulit tidur, mudah marah, sering bicara sendiri, bicara tidak nyambung,
dan suka merusak barang. Pasien tidak mau minum obat (merasa dirinya
tidak sakit) dan tidak kontrol teratur ke puskesmas. Pada pemeriksaan status
mental didapatkan pasien gaduh gelisah, hiperaktif, dan ada waham curiga.
Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Injeksi haloperidol 5 mg IM
B. Injeksi diazepam 10 mg IV
C. Injeksi diazepam 10 mg IM
D. Injeksi chlorpromazine 5 mg IM
E. Injeksi olanzapin 10 mg IV
9
Pasien laki laki, 25 tahun dibawa keluarganya ke IGD karena mengamuk tanpa
sebab. Pasien merasa tetangganya memiliki niat untuk berbuat jahat
padanya. Pasien menunjukkan perubahan perilaku sejak 1 bulan terakhir
seperti sulit tidur, mudah marah, sering bicara sendiri, bicara tidak
nyambung, dan suka merusak barang. Pasien tidak mau minum obat
(merasa dirinya tidak sakit) dan tidak kontrol teratur ke puskesmas. Pada
pemeriksaan status mental didapatkan pasien gaduh gelisah, hiperaktif, dan
ada waham curiga. Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Injeksi haloperidol 5 mg IM
B. Injeksi diazepam 10 mg IV
C. Injeksi diazepam 10 mg IM
D. Injeksi chlorpromazine 5 mg IM
E. Injeksi olanzapin 10 mg IV
Dosis Anjuran Antipsikotik
Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. Penerbit: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa – Unika Atma Jaya, cetakan ke-3; 2007
• Li: Lhitium
• DVP: Divalproat
• AAP: Antipycal
Antipshycotic
• 2 Drug
Combination:
Li/DVP + AAP
50
16
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke tempat
praktik dokter swasta dengan keluhan nyeri dada sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dada diikuti dengan nyeri kepala,
pusing, dan kesemutan. Pasien sudah berobat ke tiga
dokter yang berbeda, namun keluhan dirasa tetap dan
tidak berkurang. Pemeriksaan fisik dan EKG dalam batas
normal. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah ...
A. Gangguan konversi
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Gangguan cemas depresi
16
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke tempat
praktik dokter swasta dengan keluhan nyeri dada sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dada diikuti dengan nyeri kepala,
pusing, dan kesemutan. Pasien sudah berobat ke tiga
dokter yang berbeda, namun keluhan dirasa tetap dan
tidak berkurang. Pemeriksaan fisik dan EKG dalam batas
normal. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah ...
A. Gangguan konversi
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Gangguan cemas depresi
17
Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan cemas. Dari anamnesis didapatkan pasien yakin dirinya
menderita penyakit stroke karena mengalami kelemahan kaki kiri.
Keluhan tersebut telah berlangsung selama 2 tahun. Pasien telah
berganti-ganti dokter dan dinyatakan tidak ada kelainan dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan status
mental didapatkan afek emosi cemas dan isi pikiran adanya preokupasi
menderita penyakit stroke. Dari pemeriksaan neurologik, CT Scan dan
MRI tidak didapatkan kelainan. Apakah terapi farmakologik yang tepat
untuk pasien tersebut?
A. Risperidone
B. Clorpromazine
C. Clobazam
D. Propanolol
E. Trihexyphenidil
17 - Hipokondriasis
Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan cemas. Dari anamnesis didapatkan pasien yakin dirinya
menderita penyakit stroke karena mengalami kelemahan kaki kiri. Keluhan
tersebut telah berlangsung selama 2 tahun. Pasien telah berganti-ganti
dokter dan dinyatakan tidak ada kelainan dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan status mental didapatkan afek
emosi cemas dan isi pikiran adanya preokupasi menderita penyakit stroke.
Dari pemeriksaan neurologik, CT Scan dan MRI tidak didapatkan kelainan.
Apakah terapi farmakologik yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Risperidone
B. Clorpromazine
C. Clobazam (terapi yang utama diberikan CBT dulu)
D. Propanolol
E. Trihexyphenidil
18
Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun, mengeluh
cemas saat berada di keramaian sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan disertai sesak, dada berdebar dan rasa tercekik.
Keluhan dirasakan jika pasien berada di pasar atau kendaraan
umum. Pasien berhenti sekolah dan menghabiskan waktu di
rumah. Gangguan waham, halusinasi dan ilusi (-). Tanda vital
dan pemeriksaan lain dalam batas normal. Apakah diagnosis
yang tepat pada kasus ini?
a. Agorafobia tanpa gangguan panik
b. Agorafobia dengan gangguan panik
c. Gangguan panik dengan agorafobia
d. Gangguan panik
e. Fobia sosial
18
Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun, mengeluh
cemas saat berada di keramaian sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan disertai sesak, dada berdebar dan rasa tercekik.
Keluhan dirasakan jika pasien berada di pasar atau kendaraan
umum. Pasien berhenti sekolah dan menghabiskan waktu di
rumah. Gangguan waham, halusinasi dan ilusi (-). Tanda vital
dan pemeriksaan lain dalam batas normal. Apakah diagnosis
yang tepat pada kasus ini?
a. Agorafobia tanpa gangguan panik
b. Agorafobia dengan gangguan panik
c. Gangguan panik dengan agorafobia
d. Gangguan panik
e. Fobia sosial
19
• Pola pemakaian zat • Sindrom spesifik zat yang • Sindrom spesifik zat akibat
maladaptif → reversibel karena ingesti penghentian (atau
menyebabkan atau pemaparan suatu zat penurunan) pemakaian zat
gangguan/penderitaan yang belum lama terjadi. yang telah digunakan
yang bermakna secara • Intensitas berkurang seiring dalam waktu yang lama
klinis dengan ciri (> 3); berlalunya waktu dan pada dan berat.
• Kompulsi untuk akhirnya efeknya • Gejala putus zat akan
mengunakan zat menghilang bila tidak mereda dengan
• Kesulitan mengedalikan terjadi penggunaan zat lagi meneruskan kembali
perilaku menggunakan za → orang akan kembali ke penggunaan zat.
• Toleransi kondisi semula, kecuali jika
ada jaringan yang rusak
• Didapatkan gejala putus zat
atau terjadi komplikasi lain.
bila penggunaan
dihentikan
• Secara progresif
mengabaikan
kesenangan/minat lain
• Tetap menggunakan zat,
meski menyadari ada
akibat merugikan
26
Seorang perempuan, 20 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering bermimpi buruk sejak 1 bulan. Keluhan terjadi
setelah pasien mengalami perampokan. Pasien menjadi sering
kaget dan sering teringat kejadian tersebut berulang kali.
Pasien takut keluar rumah dan takut bertemu orang yang
tidak dikenal. Riwayat gangguan jiwa disangkal. Pemeriksaan
tanda vital dan pemeriksaan fisik umum dalam batas normal.
Apa tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
a. Risperidon 2 x 2 mg
b. Terapi keengganan
c. Haloperidol 10 mg IM
d. Lithium 1 x 300 mg
e. Terapi paparan
26
Seorang perempuan, 20 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering bermimpi buruk sejak 1 bulan. Keluhan
terjadi setelah pasien mengalami perampokan. Pasien
menjadi sering kaget dan sering teringat kejadian tersebut
berulang kali. Pasien takut keluar rumah dan takut bertemu
orang yang tidak dikenal. Riwayat gangguan jiwa disangkal.
Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik umum dalam
batas normal. Apa tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
a. Risperidon 2 x 2 mg
b. Terapi keengganan
c. Haloperidol 10 mg IM
d. Lithium 1 x 300 mg
e. Terapi paparan
Terapi PTSD
Sumber:
Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2): Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI, 2013
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
• Sekali/bebeapa kali memakai narkoba dalam waktu relatif singkat kemudian berhenti.
• Motif: Keingintahuan.
DOSIS EFEKTIF
~ onset efek primer, perbaikan Dievaluasi tiap 2 minggu Dinaikkan bila perlu hingga optimal
DOSIS MAINTENANCE
TAPPERING OFF
Dosis diturunkan 2 – 4 minggu
Antipsikosis Long Acting
Jenis Obat Indikasi Cara Pemberian