Anda di halaman 1dari 4

INSOMNIA

No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
SOP Halaman

UPT Febrina, SKM, M.Si


PUSKESMAS NIP 19670202 198811 2
PONDOK RANJI 003

1. Pengertian No. ICPC-2 : P06 Sleep disturbance


No. ICD-10 : F51 Insomnia non organikpadapsikiatri
Tingkat Kemampuan 4A

Insomnia adalahgejalaataugangguandalamtidur,
dapatberupakesulitanberulanguntukmencapaitidur,
ataumempertahankantidur yang optimal, ataukualitastidur yang buruk.
Padakebanyakankasus,
gangguantiduradalahsalahsatugejaladarigangguanlainnya, baik mental
(psikiatrik) ataufisik.

Secaraumumlebihbaikmembuat diagnosis gangguantidur yang


spesifikbersamaandengan diagnosis lain yang
relevanuntukmenjelaskansecarakuatpsikopatologidanataupatofisiologinya
.
2. Tujuan Semua pasien Insomnia yang datang ke Puskesmas ABC
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prosedur
3. Kebijakan SK Nomor : ……………. Tentang
4. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, cetakan pertama, 1993.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa/Psikiatri, 2012.
4. World Health Organization. MH gap Intervention Guide for Mental,
Neurological and Substance Use Disorders in Non-Specialized
Health Settings, 2010.
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
 Sulitmasuktidur, seringterbangun di
INSOMNIA

No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
SOP Halaman

UPT Febrina, SKM, M.Si


PUSKESMAS NIP 19670202 198811 2
PONDOK RANJI 003

malamhariataumempertahankantidur yang optimal,


ataukualitastidur yang buruk.
FaktorRisiko
1. Adanyagangguanorganik (sepertigangguanendokrin,
penyakitjantung).
2. 2. Adanyagangguanpsikiatriksepertigangguanpsikotik,
gangguandepresi, gangguancemas,
dangangguanakibatzatpsikoaktif.
FaktorPredisposisi
1. Seringbekerja di malamhari .
2. Jam kerjatidakstabil.
3. Penggunaanalkohol, cafeinatauzatadiktif yang berlebihan.
4. Efeksampingobat.
5. Kerusakanotak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit
Alzheimer

HasilPemeriksaanFisikdanPenunjangSederhana (Objective)
 PemeriksaanFisik
 Pada status generalis, pasientampaklelahdanmatacekung.
Bilaterdapatgangguanorganik, ditemukankelainanpada organ.
 PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaanspesifiktidakdiperlukan.

PenegakanDiagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkanberdasarkan anamnesis.

Pedoman Diagnosis
1. Keluhanadanyakesulitanmasuktidurataumempertahankantidura
taukualitastidur yang buruk
INSOMNIA

No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
SOP Halaman

UPT Febrina, SKM, M.Si


PUSKESMAS NIP 19670202 198811 2
PONDOK RANJI 003

2. Gangguanterjadi minimal tiga kali semingguselama minimal


satubulan.
3. Adanyapreokupasitidakbisatidurdanpeduli yang
berlebihanterhadapakibatnyapadamalamharidansepanjangsian
ghari.
4. Ketidakpuasanterhadapkuantitasdanataukualitastidurmenyebab
kanpenderitaan yang
cukupberatdanmempengaruhifungsidalamsosialdanpekerjaan.

Diagnosis Banding
1. Gangguan Psikiatri, Gangguan Medik umum, Gangguan
Neurologis,
2. Gangguan Lingkungan, Gangguan Ritme sirkadian.
3. Komplikasi
4. Dapat terjadi penyalahgunaan zat.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang
sehat dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya
insomnia.
2. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2
mgatau Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada orang yang
berusia lanjut atau mengalami gangguan medik umum
diberikan dosis minimal efektif.

Konseling dan Edukasi


1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar
mereka dapat
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggalmulaidiberla

INSOMNIA kukan

No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
SOP Halaman

UPT Febrina, SKM, M.Si


PUSKESMAS NIP 19670202 198811 2
PONDOK RANJI 003

2. memahami tentang insomnia dan dapa tmenghindari pemicu


3. terjadinya insomnia.

Kriteria Rujukan
1. Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan
perbaikan,
2. atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2
minggu,
3. pasien dirujuk kefasilitas kesehatan sekunder yang memiliki
dokter
4. spesialis kedokteran jiwa.
Peralatan
 Tidak ada Peralatan khusus

Prognosis
 Prognosis pada umumnya bonam
6. Diagram -
Alur
7. Unit terkait Balai Pengobatan

8.Rekaman
HistorisPer
ubahan

Anda mungkin juga menyukai