Anda di halaman 1dari 7

INSOMNIA

No. Dokumen : UKP/LKBP/7.2.1/EP3


No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : 12 Juni 2017
Halaman : 1/3
Kepala
UPT Puskesmas Jatibanteng
UPT

Puskesmas
Jatibanteng AMROZI, S.Kep.Ners

NIP: 19641008 198503 1 004

1. Pengertian Insomnia adalah gejalah atau gangguan dalam tidur,dapat berupa kesulitan
berulang untuk mencapai tidur,atau mempetahankan tidur yang optimal,atau
kualitas tidur yang buruk.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan insomnia
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Jatibanteng Nomor 440/
/431.202.7.02/2019 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Petugas Poli/UGD melakukan anamnesis/alloanamnesis
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila
terdapat gangguan organik,ditemukan kelainan organ.
3. Petugas (dokter) memberikan diagnosa sementara berdasarkan hasil
pemeriksaan, pedoman diagnosis:
a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur
atau kualitas tidur yang buruk.
b. Gangguan terjadi minimal tiga kali seminggu selama minimal satu
bulan.
c. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabakan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
4. Petugas memberikan penanganan :
a. Perbaiki pola hidup
b. Terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitif Behaviour Therapy) bagi
yang telah mengalami gangguan lebih dari sebulan
c. Obat tidur biasanya hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Obat
tidur umumnya diresepkan dengan dosis serendah mungkin dan
dengan jangka waktu sesingkat mungkin.
d. Untuk insomnia yang menyebabkan penderitanya mengalami
kelelahan, stres berat atau terbangun tiba-tiba pada malam hari,
dokter dapat meresepkan zopiclone atau zolpidem dengan dosis
serendah mungkin dan maksimal 1 bulan.
e. Untuk penderita insomia ysng mengalami cemas atau depresi, dokter
dapat meresepkan golongan obat penenang seperti benzodiazepin
atau antidepresan agar penderita menjadi rileks dan dapat tidur
dengan lelap.
5. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat
memahami tentang insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya
insomnia.
6. Petugas menetapkan kriteria rujukan
Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan,
atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu,
pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memilikii dokter
spesialis kedokteran jiwa
6. Diagram
Alir Anamnesa :
pasien tampak lelah dan mata cekung

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Diagnosa

Penatalaksanaan :
Perbaiki pola hidup
Terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitif Behaviour Therapy)
Obat tidur biasanya hanya digunakan sebagai pilihan terakhir, dengan
pilihan zopiclone atau zolpidem golongan obat penenang seperti
benzodiazepin atau antidepresan dengan dosis serendah mungkin dan
maksimal 1 bulan.

Konseling dan Edukasi

Semua proses ditulis dalam Rekam Medis

7. Unit 1. Pemeriksaan Umum


Terkait 2. Pemeriksaan KIA

Rekaman Historis

No Yang dirubah Isi Perubahan Diberlakukan Tgl

1 Surat Keputusan Kepala UPTD Surat Keputusan Kepala UPT 02 Desember 2019
Puskesmas Jatibanteng Nomor Puskesmas Jatibanteng Nomor
440/87.3.03/ /431.202.7.02/2017 440/
tentang Pelayanan Klinis /431.202.7.02/2019
tentang Pelayanan Klinis
2 Nama Kepala Puskesmas Amrozi, S.Kep.Ners 02 Desember 2019
M. Ali Mukhrodi, S.Kep
INSOMNIA

Daftar No. Dokumen : UKP/LKBP/7.2.1/EP3


No. Revisi :-
Tanggal Terbit : 12 Juni 2017
Tilik
Halaman : 1/2
Kepala
UPTD Puskesmas Bungatan
UPTD
PUSKESMAS
BUNGATAN
Asari, S.Kep, Ners
NIP.196703061989011003

Unit : UPTD PUSKESMAS BUNGATAN


Nama Petugas :
Tgl. Pelaksanaan :

TIDAK
No KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah petugas melakukan anamnesa terhadap keluhan
pasien berupa tampak lelah dan mata cekung?
2 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
3 Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan?
4 Apakah dokter meresepkan zopiclone atau zolpidem dengan
dosis serendah mungkin dan maksimal 1 bulan untuk
insomnia yang menyebabkan penderitanya mengalami
kelelahan, stres berat atau terbangun tiba-tiba pada malam
hari?
5 Apakah dokter meresepkan golongan obat penenang seperti
benzodiazepin atau antidepresan untuk penderita insomia
ysng mengalami cemas atau depresi?
6 Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi dengan
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar
mereka dapat memahami tentang insomnia dan dapat
menghindari pemicu terjadinya insomnia?
7 Apakah petugas merujuk pasien apabila setelah 2 minggu
pengobatan tidak menunjukkan perbaikan ke fasilitas
kesehatan sekunder yang memilikii dokter spesialis
kedokteran jiwa?
Compliance Rate ( CR ) : %
Bungatan, 5 Agustus 2017
Pelaksana / Auditor
( …………………………………. )

Anda mungkin juga menyukai