Anda di halaman 1dari 7

TENSION HEADACHE

No. Dokumen : UKP/LKBP/7.2.1/EP3


No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 12 Juni 2017
Halaman : 1/5
Kepala
UPTD Puskesmas
Jatibanteng
UPT

Puskesmas
Jatibanteng AMROZI, S.Kep.Ners

NIP: 19641008 198503 1


004

1. Pengertian Tension Headache atau Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe
tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering
dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan Tension Headache
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Jatibanteng Nomor 440/
/431.202.7.02/2019 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa
Pasien datang dengan keluhan nyeri yang tersebar secara difus dan sifat
nyerinya mulai dari ringan hingga sedang. Nyeri kepala tegang otot
biasanya berlangsung selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri bisa
dirasakan kadang-kadang atau terus menerus. Nyeri pada awalnya dirasakan
pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala bagian
belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga
dapat menjalar ke bahu. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal,
rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di
sekeliling kepala. Nyeri kepala tipe ini tidak berdenyut.
Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah tetapi anoreksia
mungkin saja terjadi. Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti
insomnia (gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari),
nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan
haid.
Pada nyeri kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan manifestasi
konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Tidak ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk mendiagnosis nyeri kepala
tegang otot ini. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal,
pemeriksaan neurologis normal.
Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan kepala dan leher serta
pemeriksaan neurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks,
koordinasi, dan sensoris.
Pemeriksaan mata dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan
pada bola mata yang bisa menyebabkan sakit kepala.
Pemeriksaan daya ingat jangka pendek dan fungsi mental pasien juga
dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menyingkirkan berbagai penyakit yang serius yang
memiliki gejala nyeri kepala seperti tumor atau aneurisma
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang tidak diperlukan
4. Petugas menegakkan diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
normal. Anamnesis yang mendukung adalah adanya faktor psikis yang
melatar belakangi dan karakteristik gejala nyeri kepala (tipe, lokasi,
frekuensi dan durasi nyeri) harus jelas.
Klasifikasi
Menurut lama berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini dibagi menjadi
nyeri kepala episodik jika berlangsungnya kurang dari 15 hari dengan
serangan yang terjadi kurang dari1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).
Apabila nyeri kepala tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari
selama 6 bulan terakhir dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis.
5. Petugas memberikan terapi
a. Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien
merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan
pengobatan. Penjelasan dokter yang meyakinkan pasien bahwa tidak
ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat
menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit
intrakranial lainnya. Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus
segera dilakukan. Sebagian pasien menerima bahwa kepalanya
berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia ikut program
pengobatan sedangkan pasien lain berusaha menyangkalnya. Oleh sebab
itu, pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan
obat anti cemas atau anti depresi serta modifikasi pola hidup yang salah,
disamping pengobatan nyeri kepalanya.
b. Saat nyeri timbul dapat diberikan beberapa obat untuk menghentikan
atau mengurangi sakit yang dirasakan saat serangan muncul. Penghilang
sakit yang sering digunakan adalah: acetaminophen dan NSAID seperti
aspirin, ibuprofen, naproxen,dan ketoprofen. Pengobatan kombinasi
antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif biasa
digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan
sakitnya, tetapi jangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan
penggunaannya harus diawasi oleh dokter.
c. Pemberian obat-obatan antidepresi yaitu amitriptilin
Tabel Analgesik nonspesifik untuk TTH
Regimen analgesik NNT*

Aspirin 600-900 mg +
3,2
metoclopramide

Asetaminofen 1000 mg 5,2


Ibuprofen 200-400 mg 7,5

Respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual menjadi


ringan atau hilang dalam 2 jam).
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi
a. Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik
dalam rongga kepala atau otaknya sehingga dapat menghilangkan rasa
takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.
b. Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau depresi pasien,
serta menilai adanya kecemasan atau depresi pada pasien.
6. Diagram
Alir
Anamnesa :
Nyeri kepala yang tersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai dari
ringan hingga sedang. Tegang otot biasanya berlangsung selama 30 menit
hingga 1 minggu penuh.

Pemeriksaan fisik

Diagnosa

Terapi
1.Acetaminophen dan NSAID seperti aspirin, ibuprofen,
naproxen,dan ketoprofen.
Regimen
NNT*
analgesik
Aspirin 600-900
mg + 3,2
metoclopramide
Asetaminofen
5,2
1000 mg
Ibuprofen 200-
7,5
400 mg
2. Obat-obatan antidepresi yaitu amitriptilin

Konseling dan Edukasi

Semua proses ditulis dalam rekam medis

7. Unit 1. UGD-Rawat Inap


Terkait 2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan KIA
Rekaman Historis

No Yang dirubah Isi Perubahan Diberlakukan Tgl

1 Surat Keputusan Kepala UPTD Surat Keputusan Kepala UPT 02 Desember 2019
Puskesmas Jatibanteng Nomor Puskesmas Jatibanteng Nomor
440/87.3.03/ /431.202.7.02/2017 440/
tentang Pelayanan Klinis /431.202.7.02/2019
tentang Pelayanan Klinis

2 Nama Kepala Puskesmas Amrozi, S.Kep.Ners 02 Desember 2019

M. Ali Mukhrodi, S.Kep


TENSION HEADACHE

No. Dokumen : UKP/LKBP/7.2.1/EP3


Daftar No. Revisi :-
Tilik Tanggal Terbit : 12 Juni 2017
Halaman : 1/2
Kepala
UPTD Puskesmas Bungatan
UPTD
PUSKESMAS
BUNGATAN
Asari, S.Kep, Ners
NIP.196703061989011003

Unit : UPTD PUSKESMAS BUNGATAN


Nama Petugas :
Tgl. Pelaksanaan :

TIDAK
No KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1 Apakah petugas melakukan anamnesa terhadap keluhan
nyeri kepala pasien?
2 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan kepala dan leher serta pemeriksaan neurologis
yang meliputi kekuatan motorik, refleks, koordinasi, dan
sensoris?
3 Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik?
4 Apakah petugas memberikan terapi berupa :
- Acetaminophen dan NSAID seperti aspirin, ibuprofen,
naproxen,dan ketoprofen.
- Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin
dengan kafein
- Obat antidepresi yaitu amitriptilin
5 Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi yang
meliputi :
- Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan
kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya
sehingga dapat menghilangkan rasa takut akan adanya
tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.
- Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau
depresi pasien

Compliance Rate ( CR ) : %

Bungatan, 5 Agustus 2017


Pelaksana / Auditor

( …………………………………. )

Anda mungkin juga menyukai