Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN INSOMNIA

No. : 440/
Dokumen /SOP.3/410.109.03/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 23 Mei 2017

Halaman : 1/4

UPTD TTD
drg. MOHAMAD AGUS SABTONI
PUSKESMAS NIP. 19740831 200604 1 004
SANANWETAN

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa
kesulitan berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur
yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk. Pada kebanyakan
kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari gangguan
lainnya, baik mental (psikiatrik) atau fisik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
Insomnia
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan
Nomor 118/P.VII.6/410.109.06/2017 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa yang meliputi :
Keluhan
Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau
mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang
buruk.
Faktor Risiko
a. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin,
penyakit jantung).
b. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik,
gangguan depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat
psikoaktif.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik umum, yaitu pada status
generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat
gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.
3. Petugas menentukan diagnosa Insomnia berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
PENATALAKSANAAN INSOMNIA
No. : 440/
Dokumen /SOP.3/410.109.03/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 23 Mei 2017

Halaman : 4/4

4. Petugas memberikan penatalaksanaan yaitu :


a. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang
sehat dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya
insomnia.
b. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5
2 mg atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada orang
yang berusia lanjut atau mengalami gangguan medik umum
diberikan dosis minimal efektif.
5. Petugas melakukan rujukan apabila setelah 2 minggu
pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau apabila terjadi
perburukan walaupun belum sampai 2 minggu

6. Diagram
Alir Pasien Datang

Anamnesis oleh Dokter / Petugas

Pemeriksaan Fisik oleh Dokter / Petugas

Pemeriksaan Penunjang Bila Diperlukan


(laboratorium)

Diagnosis

Perlu
dirujuk?

Konseling / Edukasi Konseling / Edukasi

Mencatat di rekam medis Mencatat di rekam medis

Rujuk FKTL Tindakan / Resep


/ rawat inap
PENATALAKSANAAN INSOMNIA
No. : 440/
Dokumen /SOP.3/410.109.03/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 23 Mei 2017

Halaman : 3/4

7. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

8. Rekaman
No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan
PENATALAKSANAAN INSOMNIA
No. : 440/
Dokumen /SOP.3/410.109.03/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 23 Mei 2017

Halaman : 4/4

DAFTAR TILIK

NO KEGIATAN YA TIDAK KET

1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Petugas menentukan diagnosa Insomnia
4. Petugas memberikan penatalaksanaan yang sesuai
5. Petugas melakukan rujukan apabila keluhan menetap

Anda mungkin juga menyukai