Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

PPOK
Denny Krisna Purnama
NIM 201510401011027

Pembimbing:
dr. Nur Indah Sawitri, Sp.P.

SMF ILMU PENYAKIT PARU


RSU HAJI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

berdamp
ak
negatif
dengan
penyakit tidak menular yang telah menjadi kualitas
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia hidup
penderita

Karena meningkatnya usia harapan hidup, semakin tingginya pajanan faktor risik
banyaknya jumlah perokok
pencemaran udara (dalam ruangan, luar ruangan, dan di tempat kerja)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

keterbatasan aliran udara pada saluran nafas,


persisten, progresif, berhubungan dengan respon
inflamasi disebabkan oleh partikel atau gas yang
berbahaya
FAKTOR RESIKO TERJADINYA PPOK
MENURUT AMERICAN THORACIC SOSIETY
(ATS)

4
PREVALENSI: 6%
perokok>bekas perokok>bukan perokok
> 40 tahun
Laki-laki > perempuan
3-11% bukan perokok PPOK
MORBIDITAS:
Lebihsedikit dr sebenarnya
Dipengaruhi oleh komorbid (kardiovaskular,
muskuloskeletal, DM)
Faktor yg mempegaruhi perkembangan &
progresi penyakit

MEROKOK

gen
Usia, jenis kelamin
Pertumbuhan & perkembangan
paru
Indoor/outdoor air pollutan
Pajanan partikel/gas
Status sosial ekonomi
Asma / hipereaktivitas bronkus
Bronkitis kronik
Infeksi masa kanak2

GOLD 2011
Patogenesis PPOK

Barnes PJ, Immunology of asthma and chronic


obstructive pulmonary disease, 2008
Gambaran klinis
Anamnesis
Px fisik:
I:pursed-lips breathing, barrel chest, pink puffer, blue boater,
sic melebar
P: fremitus melemah, sic melebar
P: hipersonor, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah
A: SDV melemah/normal, wheezing, ekspirasi memanjang, BJ
terdengar jauh
Gambaran klinis
Pemeriksaan Rutin:
Spirometri : VEP1/KVP < 70% post BD

Lab darah

Radiologi

AGD

EKG
DIAGNOSIS

Faktor resiko -sesak napas


-usia > 40 th Pemeriksaan -batuk kronik
-r. pajanan fisik -Produksi sputum kronis

Curiga PPOK Foto toraks

Fasilitas Spirometri (-) Fasilitas Spirometri (+)

VEP1/KVP < 70%


post BD Normal

Bukan PPOK
PPOK scr klinis PPOK drjt I/II/III/IV

GOLD 2011
DIAGNOSIS BANDING
Asma
CHF

Bronkiektasis

Tuberkulosis

Bronkiolitis obliteratif

Panbronkiolitis difus
SYMPTOMS /GEJALA
CAT (COPD assessment test) 8
pertanyaan
Batuk
Dahak
Rasa berat di dada
Sesak saat jalan menanjak/naik tangga
Keterbatasan aktivitass harian
Khawatir keluar rumah
Tidak dapat tidur nyenyak
Tidak bertenaga
AIRFLOW LIMITATION / DERAJAT
HAMBATAN ALIRAN UDARA
PENATALAKSA
NAAN
Tujuan Penatalaksanaan
penatalaksanaan: secara umum PPOK
Mengurangi gejala meliputi:
Mencegah 1. Edukasi
eksaserbasi
berulang 2. Obat - obatan
Memperbaiki dan 3. Terapi oksigen
mencegah penurunan
faal paru 4. Ventilasi mekanik
Meningkatkan kualitas 5. Nutrisi
hidup penderita 6. Rehabilitasi
PENATALAKSAN
AAN PPOK
STABIL
PENATALAKSAN
AAN PPOK
STABIL
PENATALAKSANAAN PPOK
dengan EKSASERBASI AKUT

Penyebab terbanyak: infeksi Derajat eksaserbasi akut :


saluran nafas a. Tipe I (berat) 3
gejala
b. Tipe II (sedang) 2 gejala
Gejala eksaserbasi:
c. Tipe III (ringan) 1 gejala di
Sesak bertambah
atas ditambah:
Produksi sputum meningkat
Infeksi saluran napas atas lebih
Perubahan warna sputum
dari 5 hari
Demam tanpa sebab lain
Peningkatan batuk
Peningkatan mengi
Peningkatan RR dan nadi >
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN PPOK
dengan EKSASERBASI AKUT

1. Oksigen 4. Mukolitik
Nasal 1-2 L/menit
Venturi mask FIO2 24-28% 5. Kortikosteroid
Indikasi: eksaserbasi berat
2. Bronkodilator exact dose belum diketahui
Agonis beta-2 + antikolinergik prednisolone 30-40 mg/hari
diberikan sehari 3-4 kali dengan selama 10-14 hari
nebuliser atau MDI
6. Cairan dan elektrolit
3. Antibiotik 7. Nutrisi
Indikasi: eksaserbasi karena Tinggi protein rendah karbohidrat,
infeksi bakteri protein > 1,5 mg/kgBB/hari
KOMPLIKASI

Gagal Nafas

Infeksi berulang

Kor pulmonale
PROGNOSIS

Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan survival adalah:


Umur lanjut
Terus merokok
FEV1 awal < 50% prediksi
Penurunan FEV1 meningkat
Hipoksemi berat yang tidak diterapi
Kor pulmonale dan kapasitas fungsional jelek
TINJAUAN PUSTAKA
PENCEGAHAN

Mencegah terjadinya PPOK


Hindari asap rokok
Hindari polusi udara
Hindari infeksi saluran napas berulang

Mencegah perburukan PPOK


Berhenti merokok
Gunakan obat-obatan adekuat
Mencegah eksaserbasi berulang
BAB III
KESIMPULAN

PPOK keterbatasan aliran udara pada saluran nafas yang


persisten, berkembang secara progresif, berhubungan dengan
respon inflamasi disebabkan partikel atau gas yang berbahaya

Faktor risiko yang paling umum dan juga menjadi penyebab


utama 80-90% kasus paparan asap rokok

Bentuk utama PPOK Emfisema Paru dan Bronkitis Kronis

Mendiagnosis PPOK anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang (foto toraks, spirometri dan lain-lain)

Penilaian PPOK berdasarkan GOLD kombinasi simptom, derajat


keterbatasan aliran udara dengan spirometri, dan resiko terjadinya
eksaserbasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Oemiati R. Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Pusat Teknologi Intervensi
Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
2013; 23 (2): pp 82-88
2. PDPI, 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Balai Penerbit UI: Jakarta, hal 1-32
3. GOLD (Global Initiative for Chronic Obstruktive Lung Disease). Pocket Guide to COPD Diagnosis,
Management, and Prevention: Updated 2015. A Guide for Health Care Professionals. GOLD, inc. 2015:
pp 1-32
4. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Paru. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK). Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Surabaya. 2005. hal 76-83
5. Suradi H, Prof. Dr. dr. SpP (K), MARS. Pengaruh Rokok pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Tinjauan Patogenesis, Klinis dan Sosial. Pidato Pengukuhan Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2007: hal 1-17
6. OHTAC COPD Collaborative. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Evidentiary Framework.
Ontario Health Technology Assessment Series. 2012: 12 (2): pp 197
7. Kepmenkes 1022 tahun 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1022/Menkes/SK/XI/2008, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. 2008: hal 1-39
8. Takahashi M, Fukuoka J, Nitta N, Takazakura R et al. Imaging of Pulmonary Emphysema: a Pictorial
Review. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2008. Available at
http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=2629965_copd-3-193f8&req=4. Viewed 3 rd November,
2015
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai