(PPOK)
1
Saat ini PPOK adalah penyebab kematian ke-3 di dunia1, dengan
perkiraan prevalensi global adalah 10.3%
2
PERMASALAHAN PPOK
3
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
4
Faktor Risiko PPOK
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit PPOK adalah:
Faktor risiko Keterangan
Genetik Defisiensi α-1 antitrypsin (mutasi gen SERPINA-1)
Umur & jenis kelamin Pria > wanita, namun wanita lebih rentan terhadap efek dari asap tembakau dibandingkan
laki-laki
Asap rokok Rokok tembakau sebagai faktor risiko yang paling umum terhadap COPD
Polusi udara Polusi udara di dalam ruangan, di luar ruangan, dan di tempat kerja
Status sosio-ekonomi Terdapat bukti yang kuat perihal korelasi yang terbalik antara perkembangan COPD dengan
status sosio-ekonomi seseorang
Infeksi saluran napas bawah Berperan dalam pathogenesis dan progresivitas PPOK
berulang
Asma Orang dewasa dengan asma memiliki risiko yang 12 kali lebih besar dalam mendapatkan
COPD, setelah penyesuaian faktor merokok
Bronkitis kronis Terdapat hubungan antara hipersekresi mukus dengan penurunan FEV1
Tumbuh kembang paru Pertumbuhan paru berhubungan dengan proses kehamilan, kelahiran, dan pajanan waktu
kecil (asap rokok)
Kondisi Indonesia
34,7%
Polusi udara di Prevalensi PPOK
populasi Indonesia
Indonesia
menempati posisi adalah 5,5%*
(penelitian
adalah perokok (2010)
ke-11 di Dunia. Litbangkes Kemenkes
Riskesdas 2018 RI dengan Dept.
berdasarkan setiap hari World Air Quality Pulmonologi dan
merokok dan kadang Report, 2018 Kedokteran Respirasi
kadang merokok Berdasarkan estimasi FK UI)
rata-rata konsentrasi
OM2.5 ((µg/m³)
7
ETIOLOGY, PATHOGENESIS & PATHOLOGY IN COPD
NOXIOUS
STIMULATION
CHRONIC
INFLAMMATION
DESTRUCTION, REPAIR
& REMODELLING
ABNORMAL FUNCTION
& SYMPTOMS
Alv macrophage Ep cells
Irreversible
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Wedzicha JA, Seemungal TA. Lancet 2007; Barnes PJ. Therapy 2009
Welte T, et al. Exp Toxicol Pathol 2006
Larsson K. Clin Respir J 2008
WALL THICKENING
INFLAMMATION
MUCUS
GLANDHYPERTROPHY
SECRETIONS
bronchus
WALL THICKENING
INFLAMMATION
REPAIR
REMODELLING
LOSS OF ALVEOLAR
bronchiole ATTACHMENTS
WALL THINNING
INFLAMMATION
ELASTOLYSIS
ELASTICITY
alveoli
Diagnosis PPOK
Gejala • Infeksi saluran
napas bawah
• Sesak napas berulang
• Mengi • Fc risiko: paparan
berulang rokok, biomass,
faktor individu,
• Batuk kronis dan paparan zat
• Sputum lainnya
Spirometri
Dibutuhkan untuk
menentukan
diagnosis
Chronic Respiratory
Questionnaire (CCQ® )
St George’s Respiratory
Questionnaire (SGRQ)
Chronic Respiratory
Questionnaire (CRQ)
Modified Medical
Research Council
(mMRC) questionnaire
= digunakan dalam GOLD untuk
menentukan kelompok PPOK
17
Penilaian gejala dan keluhan PPOK mMRC (2/2)
Skor Deskripsi sesak napas pasien
COPD Assessment Test Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)
(CATTM)
0 “Saya hanya susah bernapas jika aktivitas berat”
Chronic Respiratory 1 “Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan
Questionnaire (CCQ® ) bergegas atau berjalan ke tanjakan”
Chronic Respiratory
Questionnaire (CRQ) 3 “Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di
tangga, saya harus berhenti untuk mengambil napas”
Modified Medical
Research Council 4 “Saya tidak bias keluar rumah karena susah bernapas atau
tidak bisa mengganti baju karena susah bernapas”
(mMRC) questionnaire
= digunakan dalam GOLD untuk
menentukan kelompok PPOK
18
Spirometry: Penyakit Obstruktif
Setelah pemberian bronkodilator didapatkan nilai FEV1/FVC <0,70
→ menegaskan adanya hambatan aliran udara.
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Penilaian PPOK
Penilaian PPOK
3. Menilai risiko eksaserbasi
Berdasarkan riwayat eksaserbasi dan spirometri
Dua kali eksaserbasi atau lebih dalam satu tahun terakhir atau
FEV1 <50% dari nilai prediksi merupakan indikator risiko tinggi.
Menggabungkan penilaian
gejala, tingkat hambatan
aliran udara dan frekuensi
eksaserbasi bertujuan untuk
memperbaiki manajemen
PPOK
Penilaian pasien PPOK berdasarkan GOLD 2023
Eksaserbasi
sedang ke berat
Grade FEV1 ≥2
(% predicted) eksaserbasi
moderate atau
Pasca bronkodilator Gold 1 ≥ 80 ≥1 di rawat di
FEV1/FVC < 0.7 rumah sakit
Gold 2 50-79
Risiko
Gold 3 30-49 0 atau 1x
eksaserbasi
moderate
Gold 4 < 30 (tidak pernah
di rawat di
rumah sakit)
Gejala
Hasil spirometry normal dibandingkan dengan pasien
penderita PPOK
FVC
FEV1
5
Normal
4
FVC
Liter
3
PPOK
2
FEV1 (L) FVC (L) FEV1 / FVC
1 FEV1 Normal 4.0 5.0 80%
PPOK 1.8 3.2 56%
1 2 3 4 5 6
Detik
Spirometri: mengidentifikasi abnormalitas berdasarkan
kurva flow-volume
Tingkat Kriteria
GOLD 1: Ringan FEV1 80% predicted
Eksaserbasi sedang ke
berat
≥2 eksaserbasi
moderate atau ≥1
di rawat di rumah
sakit
Risiko
0 atau 1x
eksaserbasi
moderate (tidak
pernah di rawat di
rumah sakit)
Gejala
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Osteoporosis
Diabetes
Kanker paru-paru
Bronkiektasis
• Mencegah
progresivitas penyakit
Mengurangi risiko • Mencegah dan
mengatasi eksaserbasi
• Menurunkan kematian
MANAJEMEN PPOK STABIL
• Awal
• Pemeliharaan
Farmakologis
34
PPOKEksaserbasi:
Definisi:
•Kejadian akut
EKSASER
BASI
Mempercepat Meningkatnya
Penurunan Biaya
Fungsi Paru
Meningkatnya
Risiko Kematian
Derajat Eksaserbasi PPOK dibagi menjadi :
41
TATALAKSANA EKSASERBASI
Bronkodilator Kortikosteroid
Antibiotik
Asidosis
respiratorik Sesak berat +
(PaCO2 ≥45 kelelahan otot
mmHg, pH napas
≤7,35)
Hipoksemia
persisten
meskipun
sudah diterapi
oksigen
44
TERIMA KASIH
45