Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI

Disusun oleh:
Kartini

Preceptor:
Yusva Gunawan, dr., Sp.OG (K)

PROGRAM INTERNSHIP
RS KARYA HUSADA
2019
IDENTITAS

• Nama : Ny. L

• Umur : 35 tahun

• Nama suami : Tn. M

• Alamat : Dusun Gubug RT 003/013

Dawuan tengah Cikampek

KELUHAN UTAMA

Pasien G3P2A0 hamil 9 bulan mengeluh keluar air-air dari jalan lahir sudah sekitar 1

minggu, berwarna jernih, mules (-), lendir darah (+)

ANAMNESIS TAMBAHAN

• HPHT : 11/4/2018

• TP : 18/01/2019

• ANC : Bidan

• Riwayat kontrasepsi : Suntik KB 3 bulan

Riwayat Obstetrik persalinan yang lalu :

- Anak ke-1, lahir thn 2006, tempat partus :PKM, umur kehamilan :9 bln, Jenis

persalinan:Spontan Penolong:Bidan, Penyulit(-) BB:2900gr,Keadaan anak: Sehat, jenis

kelamin: Perempuan

- Anak ke-2, lahir thn 2012, tempat partus :RS, umur kehamilan :9 bln,Jenis

persalinan:Spontan Penolong:Bidan,Penyulit: (-) laki-laki


PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis

 Keadaan Umum : baik

 Kesadaran : composmentis

 Tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 24 x/ menit

Suhu : 36 C

 Kepala

 konjungtiva : anemis (-)

 Sklera : ikterik (-)

 Leher

 KGB : tidak teraba

 Thorak : Bentuk dan pergerakan simetris

 Paru-paru: sonor, VBS kiri=kanan, ronki (-), wheezing (-)

 Jantung : BJ murni reguler, murmur (-)

 Abdomen Status Obstetric :

TFU : 28 cm

DJJ 140x/’ reguler,

Punggung kiri, presentasi kepala H1

VT: v/v tak, portio tebal lunak, ø 1 cm, ketuban (-)

 Ekstrimitas : tidak edema


Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium):

Hb: 12,7 g/dl

Leukosit: 10300/mm³

Eritrosit: 4,29juta/mm³

HT: 36%

Trombosit: 223ribu/ mm³

Hitung Jenis

Basofil: 0%

Eosinofil: 0%

N.Batang: 1%

N.Segment: 63%

Limfosit: 27%

Monosit: 9%

CT/BT: 7‘30“/1‘00“

HbsAG: Negatif

Serologi Anti HIV: Negatif

Urine Lengkap

Warna: Kuning

Kejernihan: Agak Keruh

PH: 6,0

Berat Jenis: 1,015

Nitrit: Negatif

Protein: Negatif

Reduksi: Negatif

Keton: (+2) Positif


Urobilinogen: Negatif

Bilirubin: Negatif

Darah: Negatif

Sediment

Eritrosit: 10-15 lpb

Leukosit:12-17 lpb

Epitel: Negatif

Kristal: Negatif

Silinder: Negatif

Bakteri: Negatif

Hasil USG

BPD 9,35cm 38w0d

EDD 22/01/2019

AC 33,07cm 37w0d

EDD 29/01/2019

FL 7,04cm 36w1d

EDD 04/02/2019

EFW2(S) 3182g OOR EDD

DIAGNOSA

G3P2A0 Gravida 38 minggu + KPD 1 minggu +Oligohidramnion


PENATALAKSANAAN

IVFDRL 20 tpm

Inj.Cetriaxone 1gr

Inj. Dexametason 1 amp

Inj.Metronidazol 1 fls

Cek Lab DR,Gol.Darah,HbsAg,CT/BT

Rencana USG Pasien dipuasakan

Jam 20.30 USG (+)

Pasien direncana SC + MOW setelah poli

Sio (-), acc Ri (-), Ok (-) DC/Cukur

Pukul 22.10 WIB dilakukan tindakan SC+MOW a/i KPD 1 minggu+oligohidramnion dari
ibu P3A0 hamil 38 minggu pukul 22.15 WIB lahir bayi perempuan, langsung menangis BB
2710 gr PB 45 cm apgar score 7/9 cairan ketuban jernih. Plasenta dilahirkan secara manual.
Perdarahan selama operasi ± 400 cc.

Instruksi post operasi jam 23.10 WIB

IVFD RL+Oksitosin 2 ampul/500cc 20 tpm

Inj.Ceftriaxone 1x2 gr iv

Gentamicin 1x8 gr iv

Inj.Metronidazole 3x 500 mg

Inj.Ketorolac 3x1 ampul

Periksa Hb Post Transfusi

Obs KU,TTV,tanda-tanda perdarahan


FOLLOW UP

Tanggal 09-01-2019 (II)

Jam 22.00 WIB

S:Keluhan : Os mengatakan nyeri luka operasi (skala nyeri 5)

O: Kes:CM

TD: 110/70 mmHg ; N: 80 x/mnt ; RR: 20 x/mnt ; S: 36 ⁰C

Lab : Hb 14,3 gr/dL, Leukosit 15300/mm3 trombosit 242ribu/mm3

A: P3A0 Post SC + MOW H1 KPD + Oligohidramnion

P: Setelah Oksitosin habis stop

Dc angkat besok

Laxadin syr 2 Cth

Tgl 10-01-2019 (III)

Jam 20.45 WIB

S:Keluhan : Os mengatakan nyeri luka operasi (skala nyeri 5), perdarahan pervaginam (-)

O: Kes:CM

TD: 110/70 mmHg ; N: 80 x/mnt ; RR: 20 x/mnt ; S: 36 ⁰C

A: P3A0 Post SC + MOW H1 KPD + Oligohidramnion

P: terapi dilanjutkan
Tgl 11-01-2019 (IV)

Jam 09.00 WIB

S:Keluhan : nyeri luka operasi berkurang (skala nyeri : 3)

O:Kes : CM

TD : 110/80 mmHg ; N : 80 x/mnt; S: 36 ⁰C ; RR : 22 x/mnt.

A: P3A0 Post SC + MOW H1 KPD + Oligohidramnion

P: Laboratorium

Hb : 11,5 g/dL, Leukosit 7900 mm3, Trombosit 208 ribu

Pasien boleh pulang,Terapi Pulang :

Amoxicilin 3x1

Asam mefenamat 3x1

Kontrol Poli SpOG 16/01/19 ( 5 hari )


Ketuban Pecah Dini

Definisi

Robeknya selaput khorioamnion dalam kehamilan (sebelum onset persalinan

berlangsung).

Etiologi

Selaput janin dapat robek dalam kehamilan karena:

1. Spontan disebabkan selaput yang lemah atau kurang terlindung. Karena serviks

terbuka (incompetent cervix).

2. Trauma akibat jatuh, koitus atau alat-alat.

Klasifikasi

1. PPROM (Preterm Premature Rupture Of Membrane)

Yaitu ketuban pecah pada saat usia kehamilan <37 minggu.

2. PROM (Premature Rupture Of Membrane)

Yaitu ketuban pecah pada saat usia kehamilan >37 minggu.

Kriteria Diagnosis

- Umur kehamilan >20 minggu

- Keluar cairan ketuban dari vagina

- Pemeriksaan speculum : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum

- Kertas nitrazin merah jadi biru

- Mikroskopis : terlihat lanugo (rambut yang halus) dan verniks kaseosa (bintik

lemak yang berasal dari kulit badan anak).


Pemeriksaan Penunjang

o Tes Lakmus (Tes Nitrazin)

Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya

cairan ketuban (alkalis).

o Tes Pakis

Dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.

Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan Kristal cairan amnion dan

gambaran gambaran seperti daun pakis.

Gambar 2.2 Tes Pakis2

- Pemeriksaan Leukosit

Bila terjadi infeksi, leukosit darah > 15.000.

- USG

Untuk menilai jumlah cairan ketuban, menentukan usia kehamilan, berat janin,

letak janin, kesejahteraan janin dan letak plasenta.


Penatalaksanaan

KPD pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk

ke rumah sakit. Dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jika usia kehamilan masih sangat muda ( 20 - < 28 mgg ), dilakukan induksi.

2. Jika usia kehamilan 28 – 36 mgg, dilakukan pengelolaan konservatif, bila tidak

ada penyulit (pada ibu dan janin) dirawat selama 2 hari.

Selama perawatan, dilakukan :

a. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi. Pada ibu :

suhu >38oC, takikardi, leukositosis, nyeri pada rahim, sekret vagina

purulen. Pada janin : takikardi.

b. Pengawasan timbulnya tanda persalinan.

c. Pemberian antibiotik (ampicillin 4x500 mg atau eritromisin 4x500 mg dan

metronidazole 2x500 mg) selama 3-5 hari.

d. Kortikosteroid, untuk memperbaiki kematangan paru janin. Betametason

12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam. Atau Deksametason 6 mg IM

dalam 4 dosis setiap 6 jam.

e. USG : Untuk menilai kesejahteraan janin.

f. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.

g. Jika terdapat his dan darah lender, dilakukan persalinan.

3. Jika usia kehamilan >37 minggu,

a. Dilakukan induksi dengan oksitoksin 5 IU dalam dextrose 5% mulai 20 tetes

per menit sampai maksimal 60 tetes, bila gagal dilakukan secsio cecarea.

Dapat pula diberikan misoprostol 50 ug intravagina tiap 6 jam max 4 kali.

b. Berikan antibiotik profilaksis (ketuban telah pecah >18 jam). Ampicillin 2 g

IV setiap 6 jam. Atau Penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam.


Komplikasi

- Infeksi

- Prolaps tali pusat

- Distosia (partus kering)

- Kematian janin karena infeksi atau prematuritas.

Gambar 2.3 Prolaps tali pusat7

Anda mungkin juga menyukai