Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF
KRONIS
SINTIA AYUNINGSIH
2120112255
5A
DAFTAR ISI

Etiologi dan patofisiologi


01 Definis PPOK 02 PPOK

Klasifikasi PPOK berdasarkan


03 Diagnosa PPOK 04 derajat keparahan

Terlaksana PPOK secara


05 Farmakologi dan non Farmakologi
DEFINISI
01 PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau
Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD) adalah suatu penyumbatan menetap
pada saluran pernapasan disebabkan
emfisema dan bronkitis kronis.

DEFINISI PPOK
Menurut American College of Chest
Physicians/American Society, (2015).
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
adalah sekolompok penyakit paru menahun
yang berlangsung lama dan disertai dengan
peningkatan resistensi terhadap aliran udara
(Padila, 2012).
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah
penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati,
ditandanya hambatan aliran udara, bersifat progresif,
dan berhubungan dengan respon inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau
berbahaya (Antariksa B, Djajalaksana S,
Pradjanaparamita, Riyadi J, Yunus F, Suradi, dkk
2011).
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit umum,
DEFINISI PPOK
dapat dicegah dan ditangani dengan karakteristik gejala pernafasan
menetap dan keterbatasan aliran udara, karena abnormalitas saluran
napas a t a u alveolus yang biasanya disebabkan pajanan gas atau
partikel berbahaya (GOLD, 2017).

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dapat terjadi sebagai hasil


peningkatan resistensi sekunder edema mukosa bronkus atau
kontraksi otot polos. Hal itu dapat diakibatkan oleh penurunan
kelenturan, seperti emfisema.
02 ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI PPOK
Merokok Polusi udara

Riwayat infeksi saluran pernafasan saat anak-anak

ETIOLOGI Resiko Keturunan


utama
Polusi industri

Penjelasan Rinci
a. merokok
 Kebiasaan merokok
1. Perokok aktif merupakan satu-satunya penyebab
Riwayat utama.
Perokok pasif  Prevalansi terjadinya gangguan sistem
merokok pernafasan dan penurunan faal paru
Bebas perokok
lebih tinggi terjadi pada perokok
Ringan : 0-200 2. Derajat berat Ringan 0 – 10 batang/hari
2. Derajat merokok
berat Sedang : 200-600 menurut Sedang 11 – 20 batang/hari
merokok banyak yang
menurut IB Berat : dihisapo Berat

b. Riwayat polusi udara kerja atau Perjalanan Penyakit Paru Obstruktif


lingkungan masyarakat
Kronik (PPOK) yang khas adalah lamanya

c. Hiperaktivitas bronkus dimulai dari usia 20-30 tahun dengan

paparan rokok atau batuk pagi disertai


d. Usia
pembentukan sedikit mukoid (Pedila,

2012)
PATOFISIOLOGI

N NAMA PENJELASAN
O
1. Bronkitis Obstruksi • merupakan akibat inflamasi bronkus, yang merangsang
Kronis peningkatan produksi mukus, batuk kronis, kemungkinan
terjadi luka pada lapisan bronkus.
• Kemampuan pertahanan mukosilier paru berkurang,
sehingga paru akan lebih mudah terinfeksi
• Tanda Bronkitis Obstruksi Kronis; Peningkatan ukuran dan
jumlah kelenjar submukosa pada bronkus yang
menyebabkan peningkatan produksi mucus, Peningkatan
jumlah sel goblet yanag juga memproduksi mucus dan
Terganggunya fungsi silia, sehingga menurunkan
pembersihan mukus.
2. Emfisema • Emfisema adalah gangguan yang berupa terjadinya
kerusakan pada dinding alveolus.
• Emfisema menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
kapiler paru, serta penurunan perfusi dan ventilasi oksigen
lebih jauh.
PATOFISIOLOGI

N NAMA PENJELASAN
O
3. Asma • Asma melibatkan proses peradangan kronis yang
menyebabkan edema mukosa, sekresi mukus, dan
peradangan saluran nafas.
• Ketika orang dengan asma terpapar alergen ekstrinsik dan
iritan.

misalnya :
 debu, serbuk sari, asap, tungau, obat-obatan, makanan.

Infeksi saluran napas saluran napasnya akan meradang yang


menyebabkan kesulitan napas, dada terasa sesak, dan mengi.
03 Diagnosa PPOK
Diagnosis klinis untuk PPOK harus dicurigai jika
pasien mengalami kesulitan bernafas, batuk kronis
atau terbentuknya sputum dan riwayat terkena
faktor resiko penyakit ini.
DIAGNOSIS
Spirometri dibutuhkan untuk diagnosis klinis
PPOK; adanya postbronchodilator FEV1/FVC<0.70
mengindikasikan adanya keterbatasan aliran udara
dan PPOK.
04 KLASIFIKASI
Dari hasil pemeriksaan spirometri setelah pemberian bronkodilator juga
dapat menentukan klasifikasi penyakit PPOK;

Stage Pada stage I, hasil Stage Pada stage III, dengan rasio
1 pemeriksaan spirometri 3 FEV1/FVC < 70%, dan nilai
sedang setelah pemberian berat menunjukkan FEV1 diantara 30-
bronkodilator menunjukan 50% dari nilai prediksi
hasil rasio FEV1/FVC <
70% dan nilai FEV1
diperkirakan ≥ 80% dari
Pada stage IV, rasio FEV1/FVC <
nilai prediksi.
Stage 70%, nilai FEV1 diperkirakan
Pada stage I, hasil 4 kurang dari 30% ataupun kurang
Stage pemeriksaan spirometri berat dari 50% dengan kegagalan
2 setelah pemberian respirasi kronik.
ringan bronkodilator menunjukan
hasil rasio FEV1/FVC <
70% dan nilai FEV1
Bronklidator
diperkirakan ≥ 80% dari
nilai prediksi.
TERLAKSANA SECARA
05 FARMAKOLOGI DAN NON
FARMAKOLOGI
Penghentian merokok mempunyai
pengaruh besar untuk TATALAKSANA
mempengaruhi riwayat dari
PPOK. Kita sebagai dokter harus Konseling dengan dokter secara signifikan
bisa membuat pasien untuk meningkatkan angka berhenti merokok, konseling
berhenti merokok. selama 3 menit dapat menghasilkan angka berhenti
merokok hingga 5-10%. Terapi penggantian
nikotin (permen karet nikotin, inhaler, patch
transdermal, tablet sublingual atau lozenge) dan
juga obat dengan varenicline, bupropion atau
nortriptyline dengan baik meningkatkan
penghentian merokok jangka panjang dan
pengobatan ini lebih efektif daripada placebo.
Mendorong kontrol tembakau secara komprehensif
dari pemerintah dan membuat program dengan pesan
anti merokok yang jelas, konsisten dan berulang.
Aktivitas fisik sangat berguna untuk penderita PPOK
dan pasien harus didorong untuk tetap aktif
TATALAKSANA

Melakukan pencegahan primer, dapat dilakukan dengan baik dengan


mengeleminasi atau menghilangkan eksposur pada tempat kerja.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan baik dengan deteksi dini.
Kita menghindari atau mengurangi polusi indoor berupa pembakaran
bahan bakar biomass dan pemanasan atau memasak diruangan yang
ventilasinya buruk, sarankan pasien untuk memperhatikan pengumuman
publik tentang tingkat polusi udara. Semua pasien PPOK mendapat
keuntungan yang baik dari aktivitas fisik dan disarankan untuk selalu
aktif
Agonis β-2 kerja singkat baik yang dipakai secara reguler maupun saat
diperlukan (as needed) dapat memperbaiki FEV1 dan gejala, walaupun
pemakaian pada PPOK tidak dianjurkan apabila dengan dosis tinggi. Agonis
β-2 kerja lama, durasi kerja sekitar 12 jam atau lebih. Saat ini yang tersedia
adalah formoterol dan salmeterol. Obat ini dipakai sebagai ganti agonis β-2
kerja cepat apabila pemakaiannya memerlukan dosis tinggi atau dipakai
FARMAKOLOGIS dalam jangka waktu lama. Efek obat ini dapat memperbaiki FEV1 dan
volume paru, mengurangi sesak napas, memperbaiki kualitas hidup dan
menurunkan kejadia eksaserbasi, akan tetapi tidak dapat mempengaruhi
mortaliti dan besar penurunan faal paru. Agonis β-2 dengan durasi kerja 24
jam , preparat yang ada adalah indacaterol.

Kortikosteroid inhalasi dipilih pada pasien PPOK


dengan FEV1<60%, pengobatan reguler dengan
kortikosteroid inhalasi dapat mengurangi gejala,
meningkatkan fungsi paru dan kualtias hidup dan
menurunkan frekuensi eksaserbasi.
Kortikosteroid inhalasi diasosiasikan dengan peningkatan
pneumonia. Penghentian tiba- tiba terapi dengan kortikosteroid
inhalasi bisa menyebabkan eksaserbasi di beberapa pasien. Terpai
monoterm jangka panjang dengan kortikosteroid inhalasi tidak

FARMAKOLOGIS direkomendasikan

Kortikosteroid inhalasi dikombinasikan dengan beta 2 agonist


kerja lama lebih efektif daripada salah satu antara kortikosteroid
dan bronkodilator dalam peningkatan fungsi paru dan
mengurangi eksaserbasi pada pasien dengan PPOK sedang
sampai sangat berat. Pengobatan jangka panjang dengan
kortikosteroid oral tidak direkomendasikan.
Phosphodiesterase-4 inhibitors, pada GOLD 3 dan GOLD 4
pasien dengan riwayat eksaserbasi dan bronkitis kronis,
FARMAKOLOGIS
phosphodiesterase-4 inhibitor roflumilast ini mengurangi eksaserbasi
pada pasien yang di terapi dengan kortikosteroid oral
Burung dara cendrawasih
Cari dulu di papua
Cukup sekian dan terimakasih
Moga bermanfaat untuk semua

—SINTIA AYUNINGSIH

Anda mungkin juga menyukai