(PPOK)
Oleh :
DR. dr. Masrul Basyar, Sp.P(K) FISR
2
Chronic Respiratory Disease is a Leading Cause of
Chronic Disease Deaths Worldwide
SYM/030/Okt12-Okt13/RD
The World Health Organization (WHO) projected that, in 2005, chronic respiratory disease would be the third-
leading cause of deaths from chronic disease worldwide
Adapted from: World Health Organization. Preventing chronic diseases: a vital investment. (2005) Available at:
http://www.who.int/chp/chronic_disease_report/contents/en/index.html (accessed June 2009).
3
Tahun 2020
PPOK diperkirakan menjadi penyebab kematian ketiga penyakit kronis di seluruh dunia 1
2020
1990
SYM/030/Okt12-Okt13/RD
Ischaemic heart Cerebrovaskular COPD lower respiratory trachea, Road traffic
disease disease infection bronchus and accidents
lung infection
5
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
6
Faktor Risiko PPOK
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit PPOK
adalah:
Faktor risiko Keterangan
Genetik Defisiensi α-1 antitripsin
Umur & jenis kelamin Pria = wanita, namun wanita lebih rentan terhadap efek dari asap
tembakau dibandingkan laki-laki
Paparan terhadap Rokok tembakau sebagai faktor risiko yang paling umum terhadap COPD
partikel
Status sosio-ekonomi Terdapat bukti yang kuat perihal korelasi yang terbalik antara
perkembangan COPD dengan status sosio-ekonomi seseorang
Asma Orang dewasa dengan asma memiliki risiko yang 12 kali lebih besar dalam
mendapatkan COPD, setelah penyesuaian faktor merokok
Bronkitis kronis Terdapat hubungan antara hipersekresi mukus dengan penurunan FEV1
NOXIOUS
STIMULATION
CHRONIC
INFLAMMATION
DESTRUCTION, REPAIR
& REMODELLING
ABNORMAL FUNCTION
& SYMPTOMS
Alv macrophage Ep cells
Irreversible
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Wedzicha JA, Seemungal TA. Lancet 2007; Barnes PJ. Therapy 2009
Welte T, et al. Exp Toxicol Pathol 2006
Larsson K. Clin Respir J 2008
WALL THICKENING
INFLAMMATION
MUCUS
GLANDHYPERTROPHY
SECRETIONS
bronchus
WALL THICKENING
INFLAMMATION
REPAIR
REMODELLING
LOSS OF ALVEOLAR
bronchiole ATTACHMENTS
WALL THINNING
INFLAMMATION
ELASTOLYSIS
ELASTICITY
alveoli
Diagnosis PPOK
Faktor Risiko
Gejala • Faktor individu
• Sesak napas • Tembakau
• Batuk kronis • Pekerjaan
• Polusi di dalam
• Sputum
atau luar ruangan
Spirometri
Dibutuhkan untuk
menentukan
diagnosis
Chronic Respiratory
Questionnaire (CCQ® )
St George’s Respiratory
Questionnaire (SGRQ)
Chronic Respiratory
Questionnaire (CRQ)
Modified Medical
Research Council (mMRC)
questionnaire
= digunakan dalam GOLD untuk
menentukan kelompok PPOK
19
Penilaian gejala dan keluhan PPOK
mMRC (2/2)
Skor Deskripsi sesak napas pasien
COPD Assessment Test Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)
(CATTM)
0 “Saya hanya susah bernapas jika aktivitas berat”
Chronic Respiratory 1 “Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan
Questionnaire (CCQ® ) bergegas atau berjalan ke tanjakan”
Modified Medical 4 “Saya tidak bias keluar rumah karena susah bernapas atau
Research Council (mMRC) tidak bisa mengganti baju karena susah bernapas”
questionnaire
= digunakan dalam GOLD untuk
menentukan kelompok PPOK
18
Spirometry: Penyakit Obstruktif
Setelah pemberian bronkodilator didapatkan nilai FEV1/FVC <0,70
→ menegaskan adanya hambatan aliran udara.
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Penilaian PPOK
Penilaian PPOK
3. Menilai risiko eksaserbasi
Berdasarkan riwayat eksaserbasi dan spirometri
Dua kali eksaserbasi atau lebih dalam satu tahun terakhir
atau
FEV1 <50% dari nilai prediksi merupakan indikator risiko tinggi.
Perburukan keterbatasan aliran udara dikaitkan dengan
peningkatan
. prevalensi eksaserbasi dan resiko kematian
Perawatan di rumah sakit karena eksaserbasi PPOK dikaitkan
dengan prognosis yang buruk dengan peningkatan kematian.
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of
COPD
Menggabungkan penilaian
gejala, tingkat hambatan
aliran udara dan frekuensi
eksaserbasi bertujuan untuk
memperbaiki manajemen
PPOK
Penilaian pasien PPOK berdasarkan GOLD 2020
Diagnosis yang telah
Uji keterbatasan aliran
dikonfirmasi dengan Uji gejala / risiko eksaserbasi
udara
spirometri
Eksaserbasi
sedang ke berat
Grade FEV1
(% predicted) ≥2 atau ≥1
hingga di
Pasca bronkodilator rawat di
Gold 1 ≥ 80 rumah sakit
FEV1/FVC < 0.7
Gold 2 50-79
Risiko
Gold 3 30-49
0 atau 1 tidak
di rawat di
Gold 4 < 30 rumah sakit
Gejala
Hasil spirometry normal dibandingkan dengan
pasien penderita PPOK
FVC
FEV1
5
Normal
4
FVC
3
Liter
PPOK
2
FEV1 (L) FVC (L) FEV1 / FVC
1 FEV1 Normal 4.0 5.0 80%
PPOK 1.8 3.2 56%
1 2 3 4 5 6
Detik
Spirometri: mengidentifikasi abnormalitas
berdasarkan kurva flow-volume
Peak Expiratory Flow ( PEF ) is In a severe airflow obstruction, The pattern observed in the
reduced and the decline in particularly with emphysema, the expiratory trace of a patient with
airflow to complete exhalation characteristic ‘ steeple pattern ‘ is restrictive defect is normal in
follows a distinctive dipping ( or seen in the expiratory flow trace shape but there is an absolute
concave ) curve reduction in volume
Klasifikasi keparahan aliran udara berdasarkan
GOLD 2020
Tingkat Kriteria
GOLD 1: Ringan FEV1 80% predicted
≥2 atau ≥1 hingga
di rawat di rumah
sakit
Risiko
0 atau 1 tidak di
rawat di rumah
sakit
Gejala
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Osteoporosis
Diabetes
Kanker paru-paru
Bronkiektasis
dan
GOLD 2019
Tata laksana PPOK GOLD 2020: Terapi farmakologi
awal
35
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Pengelolaan PPOK Stabil : Non-farmakologi
Berhenti merokok
Vaksinasi flu
(termasuk pengobatan
B, C, D Aktivitas fisik Vaksinasi
farmakologi), Rehabilitasi
pneumococcal
paru
JOURNAL READING SUBDIVISI PARU KERJA 37
PPOK
Eksaserbasi :
Definisi:
•Kejadian akut
•Bervariasi
EKSASE
R
Mempercepa Meningkatnya
t BASI Biaya
Penurunan
Fungsi Paru
Meningkatnya
Risiko
Kematian
Penilaian pada eksaserbasi
Penilaian Eksaserbasi PPOK: Riwayat Pengobatan
1. keparahan COPD Berdasarkan tingkat
keterbatasan aliran udara
2. Durasi gejala yang memburuk atau gejala baru
3. Jumlah episode sebelumnya (total / rawat
inap)
4. Komorbid Penilaian Eksaserbasi PPOK: Tanda keparahan
5. rejimen pengobatan sebelumnya 1. Penggunaan otot pernapasan tambahan
6. Riwayat penggunaan ventilasi medis 2. Gerakan dinding dada yang paradox
3. sianosis sentral awal yang memburuk atau
baru
4. edema perifer
5. ketidakstabilan hemodinamik
6. Memburuknya status mental
Managemen eksaserbasi berat tetapi tidak mengancam jiwa
PEMANTAUAN KOMPREHENSIV :
1. Pantau keseimbangan cairan dan nutrisi
2. Pertimbangkan heparin subkutan atau heparin dengan berat
molekul rendah
3. mengidentifikasi dan mengobati kondisi terkait (mis. Gagal
jantung, arrhythmias)
4. Pemantauan kondisi pasien dengan cermat
Komponen pada terapi di
RS
1. Terapi Pendukung
- Oksigen terapi
- Ventilator (mekanik dan non mekanik)
2. Terapi Farmakologi
- Bronkodilator
- Kortikosteroid
- Antibiotik
Indikasi masuk ICU
1. dispnea berat yang tidak berespons terhadap terapi darurat awal
2. perubahan status mental (kebingungan, kelesuan, koma)
3. hipoksemia yang terus menerus yang memburuk (PaO2 <5,3 kPa, 40
mmHg) dan / atau asidosis respiratorik berat / (pH <7,25) meskipun
oksigen tambahan dan ventilasi non invasive
4. membutuhkan untuk ventilasi mekanik invasive
5. ketidakstabilan hemodinamik - kebutuhan akan vasopresor
Kriteria pulang
1. Dapat menggunakan LABA / LABACS / LAMA
2. Penggunaan SABA lebih dari 4 jam sekali
3. Pasien dapat berjalan melintasi ruangan (bila sebelumnya hanya rawat
jalan)
4. Dapat makan dan tidur tanpa gangguan sesak
5. Sudah stabil secara klinis dalam 12-24 jam
6. Gas darah stabil dalam 12-24 jam
7. Pasien atau penjaganya mengerti cara pemakaian obat
8. Edukasi yang lengkap untuk pulang telah diketahui
9. Pasien dan keluarga mampu merawat dirumah.
Cara mencegah eksaserbasi
1. Berhenti merokok
2. Vaksin influenza dan pneumonia
3. Cara penggunaan obat inhalasi yang
tepat
4. Penggunaan LABA dengan atau tanpa
kortikosteroid
www.themegaller
y.com
JOURNAL READING SUBDIVISI PARU KERJA 50
TERIMA KASIH
51