Anda di halaman 1dari 10

Clinical Science Session

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO

PARESIS NERVUS FASIALIS PADA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Oleh :

Rasyida Rumaisya 1840312464

Preseptor :

dr. Jacky Munilson, Sp.THT-KL(K), FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR M. DJAMILPADANG

2020
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Benign Paroxysmal Positional Vertigo pada OMSK dengan insidensi kejadiannya hanya 1-
3% dari pasien OMSK. Keadaan ini akan
Paresis Nervus Fasialis Pada Otitis Media
mempengaruhi kehidupan sosial dan psikologis
Supuratif Kronik
pasien. Otitis Media Supuratif Kronik adalah inflamasi
kronik pada mukosa telinga tengah dan ruang mastoid
Rasyida Rumaisya
dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya cairan (otorea) dari telinga selama lebih dari
PENDAHULUAN dua bulan, baik terus menerus ataupun hilang timbul.
1.1 Latar Belakang OMSK berpotensi menjadi sangat berat karena
komplikasinya yang mengancam kesehatan dan dapat
Vertigo merupakan keluhan yang sangat menyebabkan kematian. 8
mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Sampai
saat ini sangat banyak hal yang dapat menimbulkan 1.2 Tujuan Penulisan
keluhan vertigo. Diagnosis dan penatalaksanaan yang Tujuan penulisan Clinical Science Session ini
tepat masih terus disempurnakan.1 adalah untuk mengetahui Benign Paroxysmal
Vertigo didefinisikan sebagai persepsi Positional Vertigo dan Paresis Nervus Fasialis pada
subjektif dari rotasi atau gerakan translasi tanpa Otitis Media Supuratif Kronik.
adanya rangsangan eksternal. Dalam kasus Benign
Paroxysmal Positional Vertigo, adanya gangguan 1.3 Metode Penulisan
hantaran sinyal pada kanal setegah lingkaran Metode penulisan Clinical Science Session
menciptakan ilusi gerak yang menyebabkan vertigo.2 ini adalah studi pustaka mengenai Benign Paroxysmal
Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan Positional Vertigo Paresis Nervus Fasialis pada Otitis
gangguan vestibular dimana 17%-20% pasien Media Supuratif Kronik.
mengeluh vertigo. Gangguan vestibular
dikarakteristikan dengan serangan vertigo yang 1.4 Manfaat Penulisan
disebabkan oleh perubahan posisi kepala dan Manfaat penulisan Clinical Science Session
berhubungan dengan karakteristik nistagmus ini adalah untuk menambah wawasan khususnya
paroksismal. Penyakit ini merupakan penyakit tentang Benign Paroxysmal Positional Vertigo dan
degeneratif idiopatik yang sering ditemukan, Paresis Nervus Fasialis pada Otitis Media Supuratif
kebanyakan diderita oleh wanita dibandingkan pria Kronik.
dengan perbandingan 2:1.3
Benign Paroxysmal Positional Vertigo TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan ketika material berupa kalsium karbonat
dari makula dalam dinding utrikulus masuk kedalam Benign Paroxysmal Positional Vertigo
salah satu kanalis semisirkularis yang akan merespon
ke saraf. Berdasarkan teori dapat mengenai ketiga 2.1 Anatomi dan Fisiologi Organ Vestibular
kanalis semisirkularis, walaupun terkenanya kanal
superior (anterior) sangat jarang. Bentuk yang paling Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan
sering adalah bentuk kanal posterior, diikuti bentuk sakulus yang merupakan pelebaran labirin membran
lateral. Diagnosis BPPV ditegakkan berdasarkan yang terdapat dalam vestibulum labirin tulang. Pada
anamnesis, gejala klinis yang terjadi serta dikonfirmasi tiap pelebarannya terdapat makula yang di dalamnya
oleh berbagai manuver diagnosis.1,3 terdapat sel-sel reseptor keseimbangan. Makula
Secara umum penatalaksanaan BPPV utrikulus terletak pada dasar utrikulus kira-kira di
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup serta bidang kanalis semisirkularis horisontal. Makula
mengurangi resiko jatuh yang dapat terjadi pada sakulus terletak pada dinding medial sakulus dan
pasien. Penatalaksanaan BPPV secara garis besar terutama terletak di bidang vertikal. Pada setiap
dibagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan non- makula terdapat sel rambut yang mengandung
farmakologi yang termasuk berbagai manuver endapan kalsium yang disebut otolith (otokonia).
didalamnya dan penatalaksanaan farmakologi. Makula pada utrikulus diperkirakan sebagai sumber
Penatalaksanaan dengan menuver secara baik dan dari partikel kalsium yang menjadi penyebab BPPV.
benar menurut beberapa penelitian dapat mengurangi Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis
angka morbiditas.3,4 dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang
Paresis nervus fasialis adalah kelumpuhan berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula. Di
saraf fasialis yang ditandai dengan kelumpuhan otot- dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari
otot wajah yang asimetris. Paresis nervus fasialis sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya
adalah komplikasi yang tidak umum, tetapi signifikan
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut 2.3 Etiologi


kupula.1 BPPV merupakan penyakit degeneratif
idiopatik yang sering ditemukan, kebanyakan diderita
pada usia dewasa muda dan usia lanjut. Trauma
kepala merupakan penyebab kedua terbanyak pada
BPPV bilateral. 1
Sekitar 50%, penyebab BPPV adalah
idiopatik, selain idiopatik, penyebab terbanyak adalah
trauma kepala (17%) diikuti dengan neuritis
Gambar 1. Labirin dan Telinga Dalam Sisi Kanan
vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi dan
operasi telinga, dapat juga sebagai akibat dari posisi
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan
tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed
menimbulkan perpindahan cairan endolimfa di labirin
rest total lama.3
dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
Penyebab lain yang lebih jarang adalah
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran
labirinitis virus, neuritis vestibuler, pasca
sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke
stapedoctomi, fistula perilimfa dan penyakit meniere.
dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
BPPV merupakan penyakit pada semua usia dewasa.
depolarisasi dan akan merangsang pengelepasan
Pada anak belum pernah dilaporkan.1
neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan
meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke
2.4 Patofisiologi
pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia
Sistem vestibular berfungsi dalam
terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi
mempersepsikan gerakan dan posisi kepala.
hiperpolarisasi. Ampulofugal berarti pergerakan yang
Terutama organ otolit yang terdiri dari utrikula dan
menjauhi ampula, sedangkan ampulapetal berarti
sakula yang akan mendeteksi akselerasi linear dan
gerakan mendekati ampula. Pada kanal semisirkular
pengaruh gravitasi, sedangkan kanalis semisirkular
posterior dan superior, defleksi utrikulofugal dari
akan mendeteksi akselerasi rotasional. Hidrodinamik
kupula bersifat merangsang (stimulatory) dan defleksi
endolimfe pada kanalis semisirkularis yang juga
utrikulopetal bersifat menghambat (inhibitory). Pada
terdapat pada kupula ampulari yang memungkinkan
kanal semisirkular lateral, terjadi yang sebaliknya.1,3
sensasi gerakan pada masing-masing kanalis. Gejala-
Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser
gejala Benign Paroxysmal Positional Vertigo
yang mengubah energi mekanik akibat rangsangan
merupakan hasil dari gangguan sinyal pada kanalis
otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis yang menciptakan gerakan indera ilusi
semisirkularis menjadi energi biolistrik, sehingga dapat
berupa vertigo. Terdapat dua teori terkait patofisiologi
memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh
Benign Paroxysmal Positional Vertigo yaitu teori
akibat percepatan linier atau percepatan sudut.
kanalitiasis dan kupulolitiasis.2
Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai
Pada teori kupulolitiasis, disebabkan oleh partikel
semua gerak tubuh yang sedang berlangsung. Sistem
pada kupula itu sendiri sehingga kupular ini
vestibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang
menjadikan sistem kupula semakin sensitif oleh
lain, sehingga kelainannya dapat menimbulkan gejala
pengaruh gravitasi, sehingga bila adanya berubahan
pada sistem tubuh yang bersangkutan. Gejala yang
pada defleksi kupular menyebabkan persepsi gerak
timbul dapat berupa vertigo, rasa mual, dan muntah.
patologis. Biasanya mekanisme ini tejadi pada Benign
Pada jantung berupa bradikardi arau takikardi dan
Paroxysmal Positional Vertigo kronis.2
pada kulit reaksinya berkeringat dingin.1
Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan
ketika otolith yang terdiri dari kalsium karbonat yang
2.2 Epidemiologi
berasal dari makula pada utrikulus yang lepas dan
Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu
bergerak dalam lumen dari salah satu kanal
antara 11 sampai 64 per 100.000 penduduk. Dari
semisirkular. Kalsium karbonat dua kali lebih padat
kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit dan klinik di
dibandingkan endolimfe, sehingga bergerak sebagai
Amerika Serikat dengan keluhan pusing didapatkan
respon terhadap gravitasi dan pergerakan akseleratif
prevalensi 17% - 42% pasien didiagnosis BPPV. Di
lain. Ketika kristal kalsium karbonat bergerak dalam
Indonesia, BPPV merupakan vertigo perifer yang
kanal semisirkular (kanalitiasis), partikel tersebut
paling sering ditemui, yaitu sekitar 30%. Proporsi
menyebabkan pergerakan endolimfe yang
antara wanita lebih besar dibandingkan dengan pria
menstimulasi ampula pada kanal yang terkena,
yaitu 2,2 : 1,5. Usia penderita BPPV biasanya pada
sehingga menyebabkan vertigo.3,5
usia 50-70 tahun, paling banyak adalah diatas 51
tahun. Jarang ditemukan pada orang berusia kurang
dari 35 tahun bila tidak didahului riwayat trauma
kepala.3
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2.6 Diagnosis

2.6.1 Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan
onset akut kurang dari 10-30 detik akibat perubahan
posisi kepala dan tidak disertai dengan gejala
tambahan selain mual pada beberapa pasien. Posisi
yang memicu adalah berbalik di tempat tidur pada
Gambar 2. Labirin telinga
posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas
Nistagmus mengacu pada gerakan osilasi dan belakang, dan membungkuk.3
yang ritmik dan berulang dari bola mata. Stimulasi Beberapa pasien yang rentan terhadap
pada kanal semisirkular paling sering menyebabkan mabuk (motion sickness) mungkin merasa mual dan
“jerk nystagmus”, yang memiliki karakteristik fase pusing selama berjam-jam setelah serangan vertigo,
lambat (gerakan lambat pada satu arah) diikuti oleh tetapi kebanyakan pasien merasa baik-baik saja di
fase cepat (kembali dengan cepat ke posisi semula). antara episode vertigo. Jika pasien melaporkan
Arah dari nistagmus ditentukan oleh eksitasi saraf
episode vertigo spontan, atau vertigo yang
ampula pada kanal yang terkena oleh sambungan
langsung dengan otot ektraokular. Setiap kanal yang berlangsung lebih dari 1 atau 2 menit, atau jika
terkena kanalitiasis memiliki karakteristik nistagmus episode vertigo tidak pernah terjadi di tempat tidur
tersendiri. Kanalitiasis mengacu pada partikel kalsium atau dengan perubahan posisi kepala, maka kita harus
yang bergerak bebas dalam kanal semisirkular. mempertanyakan diagnosis dari BPPV.3
Sedangkan kupulolitiasis mengacu pada kondisi yang
lebih jarang dimana partikel kalsium melekat pada 2.6.2 Pemeriksaan Fisik
kupula itu sendiri. Konsep “calcium jam” pernah
diusulkan untuk menunjukkan partikel kalsium yang
a. Tes Dix-Hallpike
kadang dapat bergerak, tetapi kadang terjebak dalam
kanal.3,5 Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien
Alasan terlepasnya kristal kalsium karbonat yang memiliki masalah dengan leher dan punggung.
dari makula belum dipahami dengan pasti. Debris Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan
kalsium dapat pecah karena trauma atau infeksi virus, vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus. Cara
tapi pada banyak keadaan dapat terjadi tanpa trauma melakukannya sebagai berikut :
atau penyakit yang belum diketahui. Mungkin ada
1. Pertama-tama jelaskan pada penderita
kaitannya dengan perubahan protein dan matriks
gelatin dari membran otolith yang berkaitan dengan mengenai prosedur pemeriksaan, dan vertigo
usia. Pasien dengan BPPV diketahui lebih banyak mungkin akan timbul namun menghilang setelah
terkena osteopenia dan osteoporosis daripada beberapa detik.
kelompok kontrol, dan mereka dengan BPPV berulang 2. Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat
cenderung memiliki skor densitas tulang yang periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala
terendah. Pengamatan ini menunjukkan bahwa ekstensi ke belakang 30o-40o, penderita diminta
lepasnya otokonia dapat sejalan dengan
tetap membuka mata untuk melihat nistagmus
demineralisasi tulang pada umumnya. Tetapi perlu
ditentukan apakah terapi osteopenia atau osteoporosis yang muncul.
berdampak pada kecenderungan terjadinya BPPV 3. Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau
berulang.3 kanalis semisirkularis posterior yang terlibat). Ini
Otokonia ditemukan pada 85-95 persen akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith
pasien pada kanalis semisirkularis posterior untuk bergerak, kalau ia memang sedang berada
dibandingkan dengan kanalis semisirkularis horizontal. di kanalis semisirkularis posterior.
Sekitar 85 persen unilateral, dan 8 persen pada kedua
4. Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi
kanal posterior. Kanal horizontal terkena sekitar 5
persen dari kasus dan keterlibatan kanal anterior kepala penderita, penderita direbahkan sampai
jarang. Pada tahun 1992, partikel yang mengambang kepala tergantung pada ujung tempat periksa.
bebas diidentifikasi di kanalis semisirkularis posterior 5. Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan
ketika prosedur operasi. 12-15 Temuan ini mendukung vertigo, posisi tersebut dipertahankan selama 10-
teori kanalitiasis terkait penyebab dari BPPV.3 15 detik. Komponen cepat nistagmus harusnya
“up-bet” (ke arah dahi) dan ipsilateral.
2.5 Gejala Klinis 6. Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa
Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang
datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala, terlihat dalam arah yang berlawanan dan
beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat penderita mengeluhkan kamar berputar kearah
posisi tertentu yang menimbulkan keluhan vertigonya. berlawanan.
Biasanya vertigo dirasakan sangat berat, berlangsung 7. Berikutnya manuver tersebut diulang dengan
singkat hanya beberapa detik saja walaupun penderita kepala menoleh ke sisi kiri 45o dan
merasakannya lebih lama.4 seterusnya.1,3
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dokter harus menginformasikan pada pasien


bahwa manuver ini bersifat provokatif dan dapat
menyebabkan pasien mengalami pusing yang berat
selama beberapa saat. Tes ini dilakukan dengan
memposisikan pasien dalam posisi supinasi atau
berbaring terlentang dengan kepala pada posisi netral
diikuti dengan rotasi kepala 90 derajat dengan cepat
ke satu sisi dan dokter mengamati mata pasien untuk
memeriksa ada tidaknya nistagmus. Setelah
nistagmus mereda (atau jika tidak ada nistagmus),
kepala kembali menghadap ke atas dalam posisi
supinasi. Setelah nistagmus lain mereda, kepala
Gambar 3. Tes Dix-Hallpike
kemudian diputar/ dimiringkan 90 derajat ke sisi yang
berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk
Pada orang normal nistagmus dapat timbul
memeriksa ada tidaknya nistagmus.3,5
pada saat gerakan provokasi ke belakang, namun saat
gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi
nistagmus. Pada pasien BPPV setelah provokasi
ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, 40 detik,
kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu
menit bila sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis
nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit, biasanya
serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan
nistagmus.3
b. Tes Kalori
Gambar 5. Supine Roll
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dix dan
Hallpike. Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin
Kriteria diagnosis pada BPPV :
dan panas. Suhu air dingin adalah 30 oC, sedangkan
1. Diagnosis BPPV Tipe Kanal Posterior
suhu air panas adalah 44oC. Volume air yang
Dokter dapat mendiagnosis BPPV tipe kanal
dialirkan ke dalam liang telinga masing- masing 250
posterior ketika nistagmus posisional paroksismal
ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat
dapat diprovokasi dengan manuver Dix-Hallpike.
lama nistagmus yang timbul. Setelah telinga kiri
Manuver ini dilakukan dengan memeriksa pasien dari
diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan
posisi berdiri ke posisi berbaring (hanging position)
dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan
dengan kepala di posisikan 45 derajat terhadap satu
air panas, lalu telinga kanan. Pada tiap-tiap selesai
sisi dan leher diekstensikan 20 derajat. Manuver Dix-
pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin
Hallpike menghasilkan torsional upbeating nystagmus
atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit
yang terkait dalam durasi dengan vertigo subjektif
(untuk menghilangkan pusingnya).3
yang dialami pasien, dan hanya terjadi setelah
memposisikan Dix-Hallpike pada sisi yang terkena.
Diagnosis presumtif dapat dibuat dengan riwayat saja,
tapi nistagmus posisional paroksismal menegaskan
diagnosisnya.3
Nistagmus yang dihasilkan oleh manuver Dix-
Hallpike pada BPPV kanal posterior secara tipikal
menunjukkan 2 karakteristik diagnosis yang penting.
Pertama, ada periode latensi antara selesainya
manuver dan onset vertigo rotasi subjektif dan
Gambar 4. Tes Kalori
nistagmus objektif. Periode latensi untuk onset
nistagmus dengan manuver ini tidak spesifik pada
c. Supine Roll
literatur, tapi berkisar antara 5 sampai 20 detik,
Jika pasien memiliki riwayat yang sesuai
walaupun dapat juga berlangsung selama 1 menit
dengan BPPV dan hasil tes Dix- Hallpike negatif,
pada kasus yang jarang. Yang kedua, vertigo subjektif
dokter harus melakukan supine roll test untuk
yang diprovokasi dan nistagmus meningkat, dan
memeriksa ada tidaknya BPPV kanal lateral. BPPV
kemudian mereda dalam periode 60 detik sejak onset
kanal lateral atau disebut juga BPPV kanal horisontal
nistagmus.3
adalah BPPV terbanyak kedua. Pasien yang memiliki
2. Diagnosis BPPV Tipe Kanal Lateral
riwayat yang sesuai dengan BPPV, yakni adanya
BPPV tipe kanal lateral (horisontal) terkadang
vertigo yang diakibatkan perubahan posisi kepala,
dapat ditimbulkan oleh Dix- Hallpike manuver. Namun
tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis BPPV kanal
cara yang paling dapat diandalkan untuk
posterior harus diperiksa ada tidaknya BPPV kanal
mendiagnosis BPPV horisontal adalah dengan supine
lateral.3
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

roll test atau supine head turn maneuver (Pagnini- manuver-manuver yang ada bervariasi mulai dari
McClure maneuver). Dua temuan nistagmus yang 70%-100%. Beberapa efek samping dari melakukan
potensial dapat terjadi pada manuver ini, menunjukkan manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus
dua tipe dari BPPV kanal lateral.3 dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris
a. Tipe Geotrofik otolitith yang tersumbat saat berpindah ke segmen
Pada tipe ini, rotasi ke sisi patologis yang lebih sempit misalnya saat berpindah dari
menyebabkan nistagmus horisontal yang ampula ke kanal bifurcasio. Setelah melakukan
bergerak (beating) ke arah telinga paling manuver, hendaknya pasien tetap berada pada posisi
bawah. Ketika pasien dimiringkan ke sisi lain, duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko
sisi yang sehat, timbul nistagmus horisontal jatuh.1,3,5
yang tidak begitu kuat, tetapi kembali Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah
bergerak ke arah telinga paling bawah. untuk mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu
pada makula utrikulus.
b. Tipe Apogeotrofik
a. Manuver Epley
Pada kasus yang lebih jarang,
Manuver Epley adalah yang paling sering
supine roll test menghasilkan nistagmus yang
digunakan pada BPPV tipe kanal vertikal (posterior).
bergerak ke arah telinga yang paling atas.
Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang
Ketika kepala dimiringkan ke sisi yang
sakit sebesar 45o, lalu pasien berbaring dengan kepala
berlawanan, nistagmus akan kembali
tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala
bergerak ke sisi telinga paling atas.
ditolehkan 90o ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi
Pada kedua tipe BPPV kanal lateral,
berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-
telinga yang terkena diperkirakan adalah
60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu
telinga dimana sisi rotasi menghasilkan
pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
nistagmus yang paling kuat. Di antara kedua
perlahan.3,5
tipe dari BPPV kanal lateral, tipe geotrofik
adalah tipe yang paling banyak.3
3. Diagnosis BPPV Tipe Kanal Anterior dan Tipe
Polikanalikular
Benign Paroxysmal Positional Vertigo tipe
kanal anterior tidak spesifik, berkaitan dengan
paroxysmal downbeating nystagmus, kadang-kadang
dengan komponen torsi minor mengikuti posisi Dix-
Hallpike. Bentuk ini mungkin ditemui saat mengobati
bentuk lain dari BPPV. Benign Paroxysmal Positional
Vertigo kanal anterior kronis atau persisten jarang.
Dari semua tipe BPPV, BPPV kanal anterior
Gambar 6. Manuver Epley
tampaknya tipe yang paling sering sembuh secara
spontan. Diagnosisnya harus dipertimbangkan dengan
b. Manuver Semont
hati-hati karena downbeating positional nystagmus
Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan
yang berhubungan dengan lesi batang otak atau
cupulolithiasis kanal posterior. Jika kanal posterior
cerebellar dapat menghasilkan pola yang sama.
terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala
Benign Paroxysmal Positional Vertigo tipe
dimiringkan 45o ke sisi yang sehat, lalu secara cepat
polikanalikular jarang, tetapi menunjukkan bahwa dua
bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan
atau lebih kanal secara bersamaan terkena pada
selama 1-3 menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat
waktu yang sama. Keadaan yang paling umum adalah
diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi
BPPV kanal posterior dikombinasikan dengan BPPV
berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke
kanal horisontal. Nistagmus ini bagaimanapun juga
posisi duduk lagi.3,5
tetap akan terus mengikuti pola BPPV kanal tunggal,
meskipun pengobatan mungkin harus dilakukan
secara bertahap dalam beberapa kasus.3

2.7 Tatalaksana BPPV


2.7.1 Non-Farmakologi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo adalah
suatu penyakit yang dapat sembuh secara spontan
dalam beberapa bulan. Namun telah banyak penelitian
Gambar 7. Manuver Semont
yang membuktikan dengan pemberian terapi dengan
manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning
c. Manuver Lempert
Maneuver (PRM) dapat secara efektif menghilangkan
Manuver ini dapat digunakan pada
vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas hidup, dan
pengobatan BPPV tipe kanal lateral (horizontal).
mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pasien berguling 360o, yang dimulai dari posisi neurectomy mempunyai risiko kehilangan
supinasi lalu pasien menolehkan kepala 90 o ke sisi pendengaran yang tinggi.5
yang sehat, diikuti dengan membalikkan tubuh ke 2.8 Komplikasi
posisi lateral dekubitus. Lalu kepala menoleh ke Meskipun BPPV menyebabkan rasa tidak
bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral nyaman, jarang sekali menyebabkan komplikasi pada
dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 90o dan penderitanya. Dalam kasus yang jarang terjadi, BPPV
tubuh kembali ke posisi lateral dekubitus lalu kembali persisten yang berat dapat menyebabkan muntah,
ke posisi supinasi. Masing-masing gerakan penderita mungkin beresiko mengalami dehidrasi.7
dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat
dari partikel-partikel sebagai respon terhadap 2.9 Prognosis
gravitasi.3,6 Pasien perlu diberikan edukasi dan
diyakinkan tentang penyakitnya. Sepertiga pasien
mengalami remisi dalam 3 minggu dan mayoritas
pasien pada 6 bulan setelah pengobatan. Pasien
harus dibuat menyadari bahwa BPPV sangat bisa
diobati, tetapi harus memperingatkan bahwa
kekambuhan adalah umum bahkan setelah
pengobatan berhasil dengan manuver reposisi,
sehingga perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan.
Literatur yang diterbitkan bervariasi pada tingkat
kekambuhan, dengan studi observasional jangka
Gambar 8. Manuver Lempert panjang menunjukkan tingkat kekambuhan 18% di
atas 10 tahun, sedangkan penelitian lain menunjukkan
2.7.2 Farmakologi tingkat kekambuhan tahunan 15%, dengan tingkat
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk kekambuhan 50% pada 40 bulan setelah pengobatan.
BPPV tidak secara rutin dilakukan. Beberapa Munculnya kekambuhan meskipun pengobatan
pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek memadai merupakan indikasi untuk dirujuk ke klinik
untuk gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang spesialis.7
berat yang dapat terjadi pada pasien BPPV, seperti
setelah melakukan terapi PRM.
Pengobatan untuk vertigo disebut juga Paresis Nervus Fasialis Pada Otitis Media
pengobatan suppresant vestibular, obat yang Supuratif Kronik
digunakan adalah golongan benzodiazepine
(diazepam, clonazepam) dan antihistamine (meclizine, 3.1 Anatomi Telinga Tengah
dipenhidramin). Benzodiazepines dapat mengurangi
sensasi berputar namun dapat mengganggu Telinga secara anatomi dibagi menjadi tiga bagian,
kompensasi sentral pada kondisi vestibular perifer. yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Antihistamine mempunyai efek supresif pada pusat Telinga tengah berbentuk kubus dengan membran
muntah sehingga dapat mengurangi mual dan muntah timpani sebagai batas luar, tuba Eustachius sebagai
karena motion sickness. Harus diperhatikan bahwa batas depan, vena jugularis sebagai batas bawah,
benzodiazepine dan antihistamine dapat mengganggu aditus ad antrum dan kanalis fasialis pars vertikalis
kompensasi sentral pada kerusakan vestibular sebagai batas belakang,tegmen timpani sebagai batas
sehingga penggunaannya diminimalkan.3 atas. Selanjutnya, berturut-turut dari atas ke bawah
kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
2.7.3 Operasi tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV window), serta promontorium sebagai batas dalam dari
yang telah menjadi kronik dan sangat sering mendapat telinga tengah. Telinga tengah terdiri dari tiga buah
serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah tulang pendengaran yang tersusun dari luar kedalam,
melakukan manuver-manuver yang telah disebutkan di yaitu maleus, inkus, dan stapes,serta tuba Eustachius
atas. Dari literatur dikatakan indikasi untuk melakukan yang merupakan penghubung daerah nasofaring
operasi adalah pada intractable BPPV, yang biasanya dengan telinga tengah.9
mempunyai klinis penyakit neurologi vestibular, tidak
seperti BPPV biasa.
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik
operasi yang dapat dipilih, yaitu transeksi saraf
ampula posterior (singular neurectomy) dan oklusi
(plugging) kanal posterior semisirkular. Kedua
prosedur mempunyai komplikasi seperti
ketidakseimbangan dan kehilangan pendengaran.
Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik
Gambar 9. Batas-batas telinga tengah
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Bakteri patogen aerob diantaranya P. Aeruginosa, S.


Aureus dan S.Epidermidis, Proteus, Klebsiella, dan
Escheria coli. Bakteri patogen anaerob diantaranya
Bacterioides fragilis, Peptococcus dan organisme
Veillonella. penyebab OMSK terbanyak adalah
Staphylococcus aureus (41,25%), Pseudomonas sp.(
37,5%), Coagulase negative staphylococcus (11,25%),
Klebsiella pneumonia(7,5%), Escherichia coli(5%) dan
Gambar 10. Membran Timpani Proteus sp.(5%).11
OMSK diklasifikasikan menjadi dua tipe, tipe
3.2 Anatomi Nervus Fasialis
aman (tanpa kolesteatom, tipe mukosa, tipe benigna)
dan tipe bahaya (dengan kolesteatom, tipe tulang, tipe
Nervus fasialis merupakan nervus kranial
maligna). Berdasarkan aktifitas sekret yang keluar
terpanjang yang berjalan di dalam tulang, sehingaa
OMSK dapat dibedakan menjadi OMSK aktif dan
sebagian besar kelainan nervus fasialis terletak di
OMSK tenang. Proses peradangan pada OMSK tipe
dalam tulang temporal, nervus fasialis terdiri atas tiga
aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak
komponen yaitu komponen sensoris, motoris, dan
mengenai tulang. Perforasi membran timpani terletak
parasimpatis. Dalam perjalanannya di dalam tulang
di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang
temporal, nervus fasialis dibagi atas tiga segmen, yaitu
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Paada
segmen labirin, timpani, dan mastoid. Di dalam tulang
OMSK tipe aman tidak ditemukan adanya
temporal, nervus ini memberikan tiga percabangan,
kolesteatoma. OMSK tipe maligna atau tipe bahaya
yaitu nervus petrosus superior mayor yang mensarafi
adalah OMSK yang disertai kolesteatoma. Perforasi
kelenjar lakrimalis, nervus stapedius, dan nevus korda
membran timpani pada OMSK tipe bahaya terletak di
timpani yang memberiksan serabut perasa pada dua
marginal atau atik, terkadang terdapat kasus perforasi
pertiga lidah bagian depan.8
subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya
atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.11
Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial yang
berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi
terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma
bertambah besar. Banyak teori yang dikemukakan
oleh para ahli tentang pataogenesesis kolesteatoma,
antara lain teori invaginasi, teori migrasi, teori
implantasi, dan teori metaplasi.11
Gambaran klinis OMSK antara lain otore,
gangguan pendengaran, otalgia, vertigo, dan perforasi
membran timpani. Sedangkan pada OMSK tipe
Gambar 11. Anatomi Nervus Fasialis
bahaya dapat ditemukan perforasi pada marginal atau
atik membran timpani sebagai tanda dini. Pada kasus
3.3 Otitis Media Supuratif Kronik
yang lebih lanjut dapat terlihat abses atau fistel
retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi pada liang
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang
telinga luar yang berasal dari telinga tengah, terlihat
sehari-hari disebut “congek” adalah infeksi kronis pada
kolesteatoma pada telinga tengah, sekret berbentuk
telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
nanah atau berbau khas (aroma kolesteatoma) atau
adanya sekret yang keluar dari telinga tengah yang
terlihat bayangan kolesteatoma pada foto rontgen
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
mastoid.11
encer atau kental, bening, atau berupa nanah.11
Komplikasi sering terjadi pada pasien OMSK tipe
Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum
bahaya, tetapi OMSK tipe aman juga dapat
adalah 3,9%.2 Sedangkan di Bagian Telinga Hidung
menyebabkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi di
Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT-KL) RSUP
intratemporal dan ekstratemporal. Komplikasi
Dr.M.Djamil Padang periode Januari 2010 sampai
intratemporal yaitu: abses subperiosteal, labirintitis,
Desember 2012 didapatkan 704 kasus OMSK tipe
paresis n.fasial, dan petrositis. Komplikasi
aman dan 82 kasus OMSK tipe bahaya.12 ekstratemporal terdiri dari abses ekstradural, abses
Otitis media akut dengan perforasi membran subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses
timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila otak, hidrosefalus otitis, dan meningitis otikus.11
prosesnya sudah lebih dari dua bulan. Beberapa faktor
yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi
3.4 Paresis Nervus Fasialis
yang diberikan terlambat, terapi yang tidak adekuat,
virulensi kuman yang tinggi.11 Etiologi OMSK adalah
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
infeksi campuran bakteri patogen aerob dan anaerob
komplikasi OMSK. Sangat penting mengetahui
yang menghasilkan sekret purulen yang berbau busuk.
anatomi dari lokasi terjadinya infeksi, rute penyebaran
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dan karakteristik dari penyakit itu sendiri. Komplikasi KESIMPULAN


OMSK berhubungan erat dengan koombinasi dari
destruksi tulang, jaringan granulasi, dan Vetigo posisional adalah sensasi berputar
kolesteatoma.8,13 Paresis nervus fasialis sering yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala.
menjadi komplikasi dari otitis media akut. Pada kasus Sedangkan Benign Paroxysmal Positional Vertigo
OMSK, paresis nervus fasialis sering disebebkan oleh didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi di telinga
OMSK dengan kolesteatoma yang menyebabkan dalam dengan gejala vertigo posisional yang terjadi
terjadinya penekanan baik disertai inflamasi lokal atau secara berulang-ulang dengan tipikal nistagmus
tidak. Umumnya penekanan terjadi pada segmen paroksimal dan merupakan suatu penyakit yang dapat
timpani. Letak lesi lainnya dapat terjadi pada regio sembuh secara spontan dalam beberapa bulan.
ganglion genikulatum, segmen mastoid, atau pada Namun telah banyak penelitian yang membuktikan
kanal auditori interna.13 dengan pemberian terapi dengan manuver reposisi
partikel/ Particle Repositioning Maneuver (PRM) dapat
Paresis nervus fasialis merupakan paresis otot- secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV,
otot wajah. Pasien tidak dapat atau kurang dapat meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko
menggerakkan otot wajah sehingga wajah tampak jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-manuver
tidak simetris sehingga dapat mempengaruhi yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%.
kehidupan sosial dan dampak psikologis. Kejadiannya Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang
lebih sering tiba-tiba. Paresis nervus fasialis akibat sehari-hari disebut “congek” adalah infeksi kronis pada
OMSK merupakan paresis nervus fasialis tipe perifer telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
yang ditandai dengan gejala motorik berupa sekret yang keluar dari telinga tengah yang terus
pergerakan otot wajah asimetris, yang tampak menerus atau hilang timbul. OMSK tipe bahaya sering
berkurangnya kerutan pada dahi, posisi alis yang lebih menyebabkan komplikasi baik intratemporal ataupun
rendah, kelopak mata yang tidak menutup lengkap, ekstratemporal. Paresis nervus fasialis merupakan
sudut mulut yang menggantung, dan lipatan nasolabial salah satu komplikasi yang cukup signifikan pada
yang menghilang. Selain itu juga disertai gejala lain OMSK. Diagnosis dini dan penatalaksanaan segera
seperti gejala sensorik berupa paresetesia ipsilateral merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan
wajah dan hilangnya sensasi mengecap, penurunan OMSK dengan komplikasi. Kombinasi pemberian
produksi saliva, gangguan pendengaran (hiperakusis) antibiotik dan tindakan bedah adalah modalitas utama
serta munculnya gerakan involunteer sinkinetik otot penanganan OMSK dengan komplikasi. Penanganan
wajah.14 yang cepat dan tepat dapat menurunkan morbiditas
dan mortalitas.
Mekanisme pasti paresis nervus fasialis akibat
OMSK tidak sepenuhnya diketahui. Paresis nervus DAFTAR PUSTAKA
fasialis pada pasien OMSK dengan kolesteatoma
dapat disebabkan oleh salah satu dari empat hal yaitu 1. Soepardi EA dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan
penekanan pada nervus fasialis, edema dan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, edisi
kemerahan pada segmen tertentu, segemen yang 6. FKUI, Jakarta 2011.
mengalami fibrosis, dan segmen yang terputus. 2. You P, Instrum R, Parnes L. Benign Paroxysmal
Beberapa ahli juga mengatakan bahwa paresis pada Positional Vertigo. Laryngoscope Investigative
pasien dengan kolesteatoma disebabkan substansi Otolaryngology. 2019: 116-123.
neurotoksik yang disekresikannya dan menyebabkan 3. Purnamasari Prida P, Diagnosis Dan Tata
kerusakan tulang melalui reaksi enzimatik.13 Laksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV). FK Universitas Udayana, Denpasar
Paresis nervus fasialis akibat komplikasi OMSK 2013.
dengan atau tanpa kolesteatoma ditatalaksana 4. Nagel P & Gurkov R, Dasar-dasar Ilmu THT,
dengan kombinasi antibiotik dan tindakan bedah, edisi 2. EGC, Jakarta 2009.
termasuk mastoidektomi dengan atau tanpa 5. Bashir K, Irfan F & Cameron P, Management of
dekompresi nervus. Keberhasialan degenerasi nervus benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) in
tergantung pada keadaan awal temuan nervus, the emergency department, Journal of
apakah sudah mengalami degenerasi atau belum. Emergency Medicine, Trauma & Acute Care
Dekompresi pada saraf fasialis dilakukan dengan (JEMTAC), Qatar 2014.
mengangkat kolesteatoma dan jaringan granulasi yang 6. Roseli Saraiva et Al “Benign Paroxymal
menekan nervus, memotong bagian yang mengalami Positional Vertigo: Diagnosis and Treatment”.
fibrosis, dan melakukan anastomosis langsung. Insisi Last update: desember 2011.
nervus hanya dilakukan pada paresis fasialis komplit. 7. BMJ Best Practice “Benign Paroxymal Positional
Menurut penelitian Kumar dan Thakar, paresis nervus Vertigo”. Last Update: 27 Maret 2015. Available
fasialis yang inkomplit mempunyai prognosis yang at: [http://bestpractice.bmj.com/best-practice/
baik. Prognosis juga dipengaruhi oleh onset kejadian monograph/73/follow-up/prognosis.html] diakses:
dan ada atau tidaknya kolesteatoma.13 26 Januri 2019.
Dokter Muda THT-KL Periode Mei – Juni 2020 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

8. Sari JTY, Edward Y, Rosalinda R. Otitis media


Supuratif Kronis Tipe Kolesteatom dengan
Komplikasi Meningitis dan Paresis Nervus
Fasialis Perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;
7; 88-95.
9. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J.
Gangguan pendengaran (tuli). Dalam: Soepardi
EA, Iskandar N(eds). Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala dan leher edisi
keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. 10-
30.
10. Dhingra PL, Dhingra S. Diseases of ear, nose
and throat, 4thed, India: Elsevier, 2007. pp: 4-5,
70.
11. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga
Tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N(eds).
Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher edisi keenam.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. 64-77.
12. Edward Y dan Novianti D. Biofilm pada Otitis
Media Supuratif Kronik. JMJ, 2015; 3(1): 68– 78
13. Helmi, Djafaar ZA, Restuti RD. Komplikasi Otitis
Media Supuratif. Dalam: Soepardi EA, Iskandar
N(eds). Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher edisi keenam.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. 78-86.
14. Heckmann JG, Urban PP, Gagyor I. The
Diagnosis and Treatment of Idiophatic Facial
Paresis (Bell’s Palsy). Deutsches Arzteblatt
International. 2019; 116: 692-702.

Anda mungkin juga menyukai