Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF
KRONIS (PPOK)
Kelompok 2 :
1. DEWI ANGGITA
2. DELLA ANGGRIANI
3. EKA NUGRAHA
4. INDAYANI
5. TIOUDUR
PREVALENSI PPOK

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah satu


penyakit yang memilki beban kesehatan tertinggi.World Health
Organization (WHO) dalam Global Status of Non-communicable
Diseases tahun 2010 mengkategorikan PPOK ke dalam empat besar
penyakit tidak menular yang memiliki angka kematian yang tinggi
setelah penyakit kardiovaskular, keganasan dan diabetes.
DEFINISI PPOK
The Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD)
tahun 2014 mendefinisikan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebagai penyakit respirasi kronis
yang dapat dicegah dan dapat diobati, ditandai adanya hambatan aliran
udara yang persisten dan biasanya bersifat progresif serta berhubungan
dengan peningkatan respons inflamasi kronis saluran napas yang
disebabkan oleh gas atau partikel iritan tertentu.Pada kenyataannya, PPOK
merupakan sebuah kelompok penyakit dengan gejala klinis yang hampir
serupa dengan bronkitis kronis, emfisema, asma, bronkiektasis, dan
bronkiolitis. Hambatan jalan napas yang terjadi pada penderita PPOK
disebabkan oleh penyakit pada saluran napas dan rusaknya parenkim paru
GEJALA PPOK

MERCURY VENUS MARS


SUARA DESAH BATUK KRONIS
SESAK NAFAS SAAT BERNAFAS DAHAK BERWARNA

JUPITER SATURN NEPTUNE


PEMBENGKAKAN SIANOSIS/
BERAT BADAN TURUN PERGELANGAN KAKI
KEBIRUAN
ETIOLOGI PPOK

01 02 POLUSI UDARA
MEROKOK RUANGAN

03 04
POLUSI UDARA DEBU KERJA
TERBUKA
KLASIFIKASI PPOK
Derajat I: PPOK Ringan
Klinis : Gejala batuk kronik dan produksi sputum adatapi tidak sering.
Spirometri : -VEP1/KVP < 70% -VEP1≥80% prediksi

Derajat II: PPOK Sedang


Klinis : Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksisputum.
Spirometri : -VEP1/KVP < 70% -5VEP1< 80% prediksi

Derajat III: PPOK Berat


Klinis : Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas,rasa lelah dan serangan eksaserbasi makinsering-
Spirometri : -VEP1/KVP < 70% -30 VEP1< 50% prediksi

Derajat IV: PPOK Sangat Berat


Klinis : Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagalnapas atau gagal jantung kanan danketergantungan oksigen.
Spirometri : -VEP1/KVP < 70% - VEP1<30% prediksi atau VEP1< 50% disertai gagal napas kronik.
TATALAKSANA PPOK
Prinsip penatalaksanaan PPOK diantaranya adalah sebagai berikut :

• Berhenti Merokok
• Terapi farmakologis dapat mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan
beratnya eksaserbasi dan memperbaiki status kesehatan dan toleransi
aktivitas.
• Regimen terapi farmakologis sesuai dengan pasien spesifik, tergantung
beratnya gejala, risiko eksaserbasi, availabilitas obat dan respon pasien.
• Vaksinasi Influenza dan Pneumococcal
• Semua pasien dengan napas pendek ketika berjalan harus diberikan
rehabilitasi yang akan memperbaiki gejala, kualitas hidup, kualitas fisik dan
emosional pasien dalam kehidupannya sehari-hari.
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Bronkodilator, Ada dua cara yaitu : a. short-acting dan long-
acting, b. Antikolinergik
2. Methylxanthine
3. Kortikosteroid
4. Phosphodiesterase-4 inhibitor
5. Vaksin
6. Alpha-1 Augmentation therapy
7. Antibiotik
8. Mukolitik (mukokinetik, mukoregulator) dan antioksidan
KASUS PPOK PADA PENGENDARA OJEK
ONLINE
Belakang belakang. Pengendara ojek online berisiko terhadap gangguan fungsi pernapasan
akibat polutan pajanan, khususnya PM2,5, di jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
kejadian PPOK pada pengendara ojek online di Kota Bogor dan Kota Depok serta hubungannya
dengan perilaku kerja, status gizi, dan derajat berat merokok. Metode. Penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 100
pengendara ojek online. Desain studi dalam penelitian ini yaitu cross-sectional . Data dianalisis
secara bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil.Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya derajat berat yang merokok yang berhubungan
signifikan dengan kejadian PPOK. Sementara itu, penggunaan APD, lama kerja, dan status gizi
tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PPOK. Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor dominan terhadap kejadian PPOK pada
pengendara ojek online di Kota Bogor dan Kota Depok. Simpulan. Untuk mencegah terjadinya
PPOK pada pengendara ojek online, upaya harus memperhatikan pencegahan dan pengehentian
pajanan terhadap rokok dan polutan lainnya, serta menjaga status gizi.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai