Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGARUH ASURANSI TERHADAP

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI


BAB 1 
PENDAHULUAN 

 1.1 Latar Belakang 

          Dewasa ini kebutuhan akan jaminan dan perlindungan dirasakan semakin nyata. Hal ini
tentunya berkaitan dengan semakin tingginya resiko yang dihadapi masyarakat yang dapat
berupa kerugian pada jiwa maupun kerugian secara finansial. Kemajuan zaman dan
perkembangan teknologi yang canggih termasuk perkembangan transportasi juga memicu
timbulnya hal – hal negatif dan secara tidak langsung mengancam kehidupan manusia saat ini
dan timbulnya resiko-resiko kecelakaan diri. Resiko-resiko diatas merupakan ketidakpastian
yang dapat menimbulkan kerugian dan ketidaknyamanan hidup karena pada intinya tidak
semua hal dapat berjalan sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. 

         Untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak dari kerugian tersebut dapat dilakukan
dengan banyak metode, salah satunya adalah dengan mengalihkan kepada pihak lain, yakni
perusahaan asuransi. Asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai karena
asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang dihadapi
perorangan maupun resiko yang dihadapi perusahaan. Kebutuhan akan jasa perasuransian
sendiri semakin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan industri dan jumlah perusahaan asuransi di indonesia yang
terus bertambah. 

 1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan asuransi ?
2. Apa yang dimaksud dengan polis asuransi ?
3. Apa yang dimaksud dengan premi asuransi ?
4. Apa faktor-faktor yang timbulnya usaha asuransi ?
5. Apa pengaruh asuransi tehadap kehidupan sosial ekonomi ?
6. Apa aspek produktif dari asuransi ?
7. Apa dampak asuransi terhadap kehidupan sosial ekonomi ?

 1.3 Tujuan 
1. Mengetahui asuransi.
2. Mengetahui polis asuransi.
3. Mengetahui premi asuransi.
4. Mengetahui faktor-faktor timbulnya usaha asuransi.
5. Mengetahui pengaruh asuransi terhadap kehidupan sosial ekonomi.
6. Mengetahui aspek produktif dari asuransi.
7. Mengetahui dampak asuransi terhadap kehidupan sosial ekonomi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi


Istilah asuransi dalam perkembangannya di indonesia berasal dari kata belanda assurantie
yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa indonesia. Namun istilah assurantie itu
sendiri sebenarnya bukanlah istilah asli bahasa belanda akan tetapi berasal dari bahasa latin
yaitu assecursre yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini kemudian dikenal dalam bahasa
perancis sebagai assurance. Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Hukum Dagang
Pasal 246 : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.
Definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan pada meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dari definisi
tersebut, asuransi jelas merupakan salah satu cara pembayaran ganti kerugian kepada pihak
yang mengalami musibah, yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta asuransi.

2.2 Polis Asuransi


Polis asuransi yaitu bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. (Y. Sri Susilo, 2000:209) Polis memegang peranan penting
untuk menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung.
Dengan adanya polis asuransi, perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan
secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak tertanggung memiliki
jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh
tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis tersebut merupakan bukti autentik
yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung
mengabaikan tanggung jawabnya. Polis asuransi juga berungsi sebagai bukti pembayaran
premi kepada peenanggung.

2.3 Premi Asuransi


Premi asuransi adalah merupakan kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. (Y. Sri
Susilo, 2000:219) Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi
rendahnya tingkat resiko jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya resiko
kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi
yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil.
Selain itu biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu dan uang yang
dibayarkan oleh pihak tertanggung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis
asuransi.
Periodisasi dapat bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Yang dijual oleh
perusahaan asuransi adalah janji-janji yang dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal
dengan sebutan polis. Kontrak asuransi merumuskan kapan perusahaan asuransi akan
membayar yang ditanggung dan jumlah yang akan dibayarkan. Akan tetapi, masalah
pembuatan kontrak asuransi bukan hanya membuat konsep instrumen hukum. Penyusunan
dokumen itu didahului oleh analisis yang intensif terhadap perekonomian dan pertimbangan-
pertimbangan teknis.

2.4 Faktor-faktor Yang Mendorong Timbulnya Usaha Asuransi


1. Keinginan untuk memberikan kepastian kepada tertanggung terhadap resiko kerugian yang
dihadapi.
2. Memberikan rasa aman.
3. Menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan tertanggung.
4. Keseimbangan ekonomi yang optimal.

2.5 Pengaruh Asuransi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi.


1. Memberi Rasa Aman Motivasi utama yang mendorong lahirnya usaha asuransi adalah
“dorongan naluriah” yang ada pada diri setiap orang, yaitu “ keinginan akan rasa aman “. Hal
mana dalam aspek psikologis mungkin diwujudkan dalam sikap atau mungkin pula
menimbulkan sikap baru, karena mereka menghendaki adanya alat pemuas terhadap
keinginannya (akan rasa aman). Bila keinginan tersebut tidak terpuaskan maka hal tersebut
akan menimbulkan ketegangan, yang dapat menimbulkan reaksi-reaksi yang tidak sehat.
Artinya bila rasa aman tidak terpenuhi reaksinya mungkin akan berbentuk rasa kekhawatiran,
ketakutan terhadap ketidak-pastian. Dimana cara pemenuhan terhadap kebutuhan/keinginan
rasa aman salah satunya adalah melalui asuransi. Denagnadanya asuransi tersebut maka
sebagian besar dari ketidak pastian, yang berpusat pada keinginan untuk memperoleh rasa
aman terhadap bahaya tertentu akan dapat dieliminir, sehingga dapat menimbulkan suasana
jiwa yang tenang serta rasa hati yang damai.

2. Melindungi Keluarga Dari Perpecahan Perusahaan asuransi jiwa akan memberikan


santunan bila tertanggung meninggal dunia pada saat kontrak. Pemberian santunan tersebut
akan merupakan sesuatu yang benar-benar tepat, sebab pada saat sangat dibutuhkan, yaitu
kebutuhan dana untuk melanjutkan kehidupan keluarga, pada sumber utama penghasilan
terputus/hilang. Uang santunan yang diterima akan merupakan salah satu alat untuk
mempertahankan kerukunan dan keutuhan keluarga. Sebab bila seseorang kepala keluarga
meninggal dunia dan tidak mengasuransikan dirinya, maka keluarga yang ditinggalkan akan
mengalami kesulitan keuangan, yang akan mendapatkan akibat-akibat lain yang lebih jauh.
Misalnya ibunya harus terpaksa bekerja diluar rumah atau bekerja keras, sehingga
mengurangi kesempatannya untuk mengawasi anak-anaknya yang masih dibawah umur harus
bekerja, menyebabkan terjadinya “ mental break down “ dan sebagainya. Dengan demikian
bila ada santunan dari perusahaan asuransi akibat-akibat tersebut dapat dieliminir.

3. Menghilangkan Ketergantungan Bahwa perkembangan yang tidak menguntungkan yang


dialami seseorang adalah disebabkan oleh factor-faktor ekonomi/keuangan yang dialami oleh
orang lain, kepada siapa orang yang bersangkutan tergantung. Misalnya: kesempatan bagi
anak-anak untuk memperoleh kesuksesan dimasa datang akan sangat dikuarangi karena tidak
tersedianya sumber-sumber dana yang memadai akibat ketidak mampuan orang tuanya,
karena sudah tidak mampu bekerja,menganggur dan sebagainya. Orang-orang tua yang
kapasitas kerjanya sudah menurun akan dapat mengakibatkan menurunya tingkat
penghasilannya, yang selanjutnya dapat mengakibatkan menurunya standart kehidupannya,
demolirasi, anak-anaknya tidak dapat melanjutkan sekolah. Kehidupannya menyandarkan diri
pada ‘belas kasihan’ orang lain dan sebagainya Ketergantungan yang demikian itu akan dapat
dikurangi apabila sebelumnya (pada saat kondisi orangtua masih sehat dan kuat) telah diatur
suatu program asuransi untuk mengantisipasi ketergantungan tersebut. Misalnya melalui
program asuransi beasiswa untuk menghindari ketergantungab anak bidang biaya untuk
pendidikannya. Dimana bila ketidak mampuan itu tiba atau orang tua meninggal dunia, anak-
anak akan mendapatkan biaya kelanjutan pendidikannya dari perusahaan asuransi.

4. Menjamin Kehidupan Wanita Karir Dalam program asuransi juga mempunyai peranan
yang tidak kecil, sebab dengan santunan yang didapat dari program asuransi akan
memperbesar persediaan dananya untuk menompang kehidupannya. Dengan mengetahui dan
menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan baik melalui program
asuransi dan meraka ingin memanfaatkannya, akan menimbulkan perasaan aman dan tentram
kepada yang bersangkutan. Jadi program asuransi akan membebaskan mereka (terutama
wanita karier) dari kehawatiran mengenai kondisi keuangannya bilamana ia sudah tidak
mampu lagi membiayai dirinya sendiri dari penghasilannya sendiri pada saat itu.

5. Kontribusi Terhadap Pendidikan Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa telah jauh-jauh


memberikan perhatian khusus dalam masalah penyediaan dana bagi kelanjutan pendidikan
anak-anak setelah orang tua atau yang bertanggung jawab membiayainya meninggal dunia
atau menurunnya kemampuannya. Penghasilan sendiri, sehingga akan mengalami kesulitan
untuk melanjutkan pendidikannya. Untuk mengantisipasi kenyataan tersebut perusahaan-
perusahaan asuransi jiwa umumnya telah menyediakan berbagai bentuk asuransi, yang
memungkinkan anak-anak tetap dapat melanjutkan pendidikannya, meskipun orang
tua/walinya meninggal dunia atau menurun kemampuannya. Aspek lain dalam kaitannya
dengan maslah kelanjutan pendidikan, misalnya seorang mahasiswa yang jauh dari orang
tuanya, bila dia pada suatu ketika mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dana yang
madadak misalnya biaya untuk menyusun skripsi , maka bila dia mempunyai polis asuransi
kebutuhan tersebut maka akan dapat dipenuhi dengan mudah, dengan mengadakan polis
asuransinya kepada perusahaan asuransi yang bersangkutan dan hal ini dapat dilakukan
dengan mudah.
6. Kontribusi Terhadap Lembaga-lembaga Sosial Bahwa sebagian besar dari lembaga-
lembaga social yang memberikan jasa-jasa social yang sangat penting bagi masyarakat
(panti-panti asuhan, panti pendidikan penderita cacad dan sebagainya), menggantungkan
sebagian besar kebutuhan dana operasionalnya dari sumbangan atau hadiah dari berbagai
pihak (para “Donatur “), yang umumnya terdiri dari para pengusaha.
Dalam kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian, mungkin akan
mengakibatkan timbulnya keragu-raguan bagi para donatur untuk tetap memberikan
sumbangan, karena ketakutan akan kehilangan harta kekayaan atau tidak terjaminnya hari
tuanya. Tetapi bila para donatur tersebut telah mengasuransikan dirinya terhadap risiko-risiko
yang dimaksud, maka keragu-raguan dan ketakutan menjadi tidak ada lagi, sehingga yang
bersangkutan tetap dapat menjadi donatur yang setia, sehingga akibatnya lembaga-lembaga
social tetap dapat melaksanakan aktivitasnya dengan sebaik-baiknya. 
7. Memberikan Manfaat Untuk Pemupukan Kekayaan Setiap orang umumnya mempunyai
pandangan dan rencana untuk dapat memenuhi kebutuhan masa depannya sendiri maupun
untuk orang-orang yang tergantung kepadanya. Sehubung dengan hal tersebut, seseorang
dengan tingkat penghasilannya yang diperoleh saat ini akan dapat menghitung atau
menentukan jumlah kekayaan yang diinginkan, yang dapat diakumulasikan selama jangka
waktu tertentu. Untuk mereralisir keinginan tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh
dengan menutup atau membeli polis asuransi untuk sejumlah kekayaan (dana) yang
diinginkan. Dengan demikian kekayaan yang diinginkan tersebut pasti dapat tersedia pada
saat diperlukan, sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam hal ini, misalnya seseorang
yang sangat memperhatikan kemungkinan-kemungkinan terjadinya hal-hal yang akan
menimbulkan kerugian yang besar. Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian tersebut
yang bersangkutan dapat menyisikan sebagian pendapatannya sebagai cadangan untuk
menghadapi kemungkinan kerugian tersebut. Cara ini tentu dapat menjamin bahwa akan
mampu mengatasi kerugian itu dengan cara cadangan yang telah berhasil dikumpulkan, sebab
tidak akan dapat memastikan kapan terjadinya kerugian dan berapa besar kerugiannya.
Ketidakpastian dikaitkan dengan penyediaan dana untuk mengatasi kerugian akan dapat
diatasi dengan mudah melalui program asuransi. Sebab dengan membeli polis asuransi maka
kapanpun dan berapapun kerugian yang terjadi akan ditutup dengan santunan dari perusahaan
asuransi. 
 8. Stimulasi Menabung Secara sempit memang dapat dikatakan bahwa asuransi adalah
berhubungan masalah ganti rugi, dalam asuransi jiwa telah ditambahkan klausul dimana
unsur penabungan lebih ditonjolkan, maka unsur ini tidak dapat diabaikan begitu saja dalam
membahas peranan asuransi. Ada sejumlah perusahaan asuransi jiwa yang memberikan
tekanan khusus pada unsur tabungan tersebut. Disamping itu juga mulai diintrodusir
penggabungan/pengombinasian program asuransi tabungan. Contoh : “ Taska” (Tabungan
Asuransi Berjangka) yang diselenggarakan oleh bank-bank milik pemerintah ( BUMN)
Kelebihan asuransi jiwa yang disertai dengan elemen tabungan dengan tabungan biasa adalah
: karena premi asuransi (termasuk unsur tabungannya) mempunyai jatuh tempo secara teratur
(pasti) dan telah disistimatisir, dimana pemegang polis harus menabung/membayar premi
secara teratur, sehingga kewajiban menabung dapat dipandang sebagai hutang. 
9. Menyediakan Dana Yang Dibutuhkan Untuk Investasi Meskipun sebetulnya bukan
merupakan fungsi utama dari asuransi, tetapi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan asuransi telah berkembang sedemikian rupa, sehingga memegang peranan yang
cukup penting dalam menyediakan dana yang dibutuhkan dalam berbagi macam kegiatan
maupun pembangunan ekonomi. 

 2.6 Aspek Produktif Dari Asuransi Peran asuransi dalam memproduktifkan kegiatan
ekonomi dan sosial.
1. Melengkapi Persyaratan Kredit
2. Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi
3. Mengurangi Biaya Modal
4. Menjamin Kestabilan Organisasi/Perusahaan
5. Dapat Mempertimbangkan Besarnya Biaya Insiden dengan Cara yang Lebih Pasti
6. Penyediaan Pelayanan yang Profesional
7. Mendorong Usaha Pencegahan
8. Membantu Upaya Peningkatan Konservasi Kesehatan

2.7 Dampak Asuransi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi


1. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa
mendatang.
2. Menginvestasikan sebagian dari dana yang terkumpul dari pemegang polis (berupa premi
asuransi) kedalam berbagai sektor ekonomi.

 BAB 3 
SIMPULAN DAN SARAN 

3.1 Simpulan 
1. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. 
2. Pengaruh asuransi terhadap kehidupan sosial ekonomi : 1. Memberi Rasa Aman 2.
Melindungi Keluarga dari Perpecahan 3. Menghilangkan Ketergantungan 4. Menjamin
Kehidupan Wanita Karier 5. Kontribusi Terhadap Pendidikan 6. Kontribusi terhadap
Lembaga-lembaga Sosial 7. Memberikan Manfaat untuk Pemupukan Kekayaan 8. Stimulasi
Menabung 9. Menyediakan Dana yang Dibutuhkan untuk Investasi. 
3.2 Saran 
Penulis menyarankan agar kiranya perlu menumbuhkan kesadaran dalam diri masing-masing
akan pentingnya asuransi sebagai alat untuk memproteksi diri dari musibah yang mungkin
muncul secara tidak terduga.

Anda mungkin juga menyukai