Anda di halaman 1dari 32

Farmak o te rap i C OP D

Dita Maria Virginia


A heterogenous lung condition characterized by
chronic respiratory symptoms (dyspnea, cough, sputum production)
due to
abnormalities of the airways (bronchitis/bronchiolitis) and/or alveoli (emphysema)
that cause persistent, often progressive, airflow obstruction
Patofisiologi

https://doi.org/10.3390/ph14100979
DOI: 10.1183/09031936.00018908
Tanda dan Gejala

https://www.cdc.gov/copd/infographics/copd-awareness.html
Eksaserbasi
Gejala eksaserbasi Tipe eksaserbasi

1. Sesak bertambah 1. TIPE 1 (berat) – 3 gejala


2. Produksi sputum meningkat 2. TIPE 2 (sedang) – 2 gejala
3. Perubahan warna sputum 3. TIPE 3 (ringan) – 1 gejala PLUS
(sputum menjadi purulent) ISPA>5 hari, demam tanpa sebab lain,
Peningkatan batuk/mengi/RR>20% dari nilai dasar,
HR >20% dari nilai dasar
Tujuan terapi

• Mengatasi segera eksaserbasi yang terjadi


• Mencegah terjadinya gagal nafas
• Mencegah kematian
Non farmakologi
Golongan farmakologi u/ COPD
Beta 2 agonis
BRONKODILATOR
Antikolinergik
Metilxantines
Kortikosteroid (inhalasi)>>ICS
Fosfodiesterase-4 inhibitor
Agent mucolitik
Antibiotik
Bronkodilator

https://doi.org/10.1186/1465-9921-11-149
Metilxantines

http://dx.doi.org/10.1136/archdischild-2014-306186 https://doi.org/10.3390/ph3030725
PDE-4 inhibitor

•10.1517/13543784.2015.1094054
Terapi COPD Stabil
Terapi Eksaserbasi Akut
inhalasi SABA + SAMA

metilxantin intravena seperti teofilin dan aminofilin dipertimbangkan sebagai terapi lini
kedua à apabila tidak didapatkan respons yang adekuat terhadap bronkodilator kerja
singkat

Oral: prednison 40 mg per hari selama 5 hari atau triamsinolon 40 mg, atau
metilprednisolon 32 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
intravena : metilprednisolon 3 x 30 mg per hari sampai bisa disulih ke oral.

N-acetylsistein, mucolitik, imunomodulator


Antibiotik Eksaserbasi Akut

Beta-lactam/beta-lactamase inhibitor a) Sefalosporin generasi 2 dan 3


(co-amoxiclav, ampisilin/sulbaktam) b) Fluorokuinolon (ciprofloxacin,
levofloxacin dosis tinggi, moxifloksasin)
Alternatif:
Flurokuinolon (levofloxacin, moxifloksasin)
Kasus Farmakoterapi COPD

Seorang pasien laki-laki (AN) berusia 57 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk
berdahak sejak 4 bulan lalu, dan semakin memburuk. Hasil pemeriksaan vital menunjukkan
HR: 98x, RR: 24x, suhu: 36.8, TD: 135/82 mmHg. Saturasi O2 95%. Catatan anamnesis perawat
menunjukkan CAT 13, mMRC=2, pasien belum pernah eksaserbasi. Diagnosa dokter
menunjukkan pasien mengalami COPD. Dokter meresepkan formoterol DPI.

Bagaimana tanggapan Anda selaku Apoteker saat melakukan pengkajian resep?


Kasus Farmakoterapi COPD

Seorang pasien laki-laki (AN) berusia 57 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk
berdahak sejak 3 bulan lalu, dan semakin memburuk. Hasil pemeriksaan vital menunjukkan
HR: 100x, RR: 22x, suhu: 36.8, TD: 132/84 mmHg. Saturasi O2 98%. Diagnosa dokter
menunjukkan pasien mengalami COPD. Riwayat pengobatan bulan lalu : formoterol DPI 2 x
sehari 1 puff. Dokter menambahkan N-acetylsistein 3x100 mg.

Bagaimana tanggapan Anda selaku Apoteker saat melakukan pengkajian resep?


Kasus Farmakoterapi COPD

Seorang pasien perempuan berusia 78 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas.
Hasil pemeriksaan vital menunjukkan HR: 90x, RR: 25x, suhu: 37, TD: 130/88 mmHg. Saturasi O2
70%. Diagnosa dokter menunjukkan pasien mengalami eksaserbasi akut. Perawatan di IGD :
Oksigen. Dokter akan meresepkan Salmeterol inhalasi.

Bagaimana tanggapan Anda selaku Apoteker saat melakukan pengkajian resep?


Thank you!

virginia@usd.ac.id

Anda mungkin juga menyukai