Anda di halaman 1dari 25

RANGKUMAN MATA KULIAH

DIGITAL MARKETING
DAMPAK DIGITAL MARKETING PADA BAURAN PEMASARAN

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Made Asti Aksari, S.E., M.Bus.

Disusun Oleh
Kelompok 4:
Ni Luh Ayu Puspa Mita Sari (2207521113)
Komang Adriana Tisna Delani (2207521124)
Indry Olivia Br Barus (2207521131)
Ni Kadek Ari Vivekananda (2207521153)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat nikmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan rangkuman materi kuliah mengenai “Dampak
Digital Marketing Pada Bauran Pemasaran”. Tugas ini merupakan salah satu persyaratan dalam
mengikuti Mata Kuliah Digital Marketing di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ni Made Asti Aksari, S.E.,
M.Bus. selaku dosen mata kuliah Digital Marketing. Kami menyadari bahwa penyusunan paper
ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan paper ini.

Jimbaran, 27 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Konsep Bauran Pemasaran ............................................................................................. 3
2.2 Dampak Digital Marketing terhadap Product ................................................................ 4
2.3 Dampak Digital Marketing terhadap Price .................................................................... 6
2.4 Dampak Digital Marketing terhadap Place .................................................................. 11
2.5 Dampak Digital Marketing terhadap Promotion.......................................................... 15
2.6 Dampak Digital Marketing terhadap People ................................................................ 16
2.7 Dampak Digital Marketing terhadap Process .............................................................. 18
2.8 Dampak Digital Marketing terhadap Physical Evidence ............................................. 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 21
3.2 Saran ............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era modern yang didominasi oleh teknologi digital, pemasaran telah
mengalami perubahan revolusioner yang memengaruhi seluruh bauran pemasaran.
Transformasi ini dipicu oleh kemunculan digital marketing, yang telah mengubah cara
perusahaan berinteraksi dengan konsumen dan mempromosikan produk serta layanan
mereka. Bauran pemasaran tradisional seperti iklan cetak dan televisi masih relevan,
namun, digital marketing menawarkan platform yang lebih luas dan lebih dinamis. Dengan
internet, media sosial, dan teknologi digital lainnya, perusahaan dapat mencapai audiens
yang lebih besar dan lebih tersegmentasi.
Salah satu dampak utama dari digital marketing adalah kemampuannya untuk
memberikan pengukuran dan analisis yang lebih baik terhadap kinerja kampanye
pemasaran. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan strategi mereka secara
real-time dan meningkatkan efektivitas pemasaran. Selain itu, digital marketing
memungkinkan personalisasi pesan dan penargetan yang lebih tepat kepada konsumen,
meningkatkan keterlibatan dan kesadaran merek. Dengan demikian, pemahaman yang
mendalam tentang dampak digital marketing pada bauran pemasaran menjadi kunci bagi
perusahaan yang ingin tetap bersaing dan berhasil dalam lingkungan bisnis yang terus
berubah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep bauran pemasaran?
2. Bagaimana dampak digital marketing terhadap product?
3. Bagaimana dampak digital marketing terhadap price?
4. Bagaimana dampak digital marketing terhadap place?
5. Bagaimana dampak digital marketing terhadap promotion?
6. Bagaimana dampak digital marketing terhadap people?
7. Bagaimana dampak digital marketing terhadap process?
8. Bagaimana dampak digital marketing terhadap physical evidence?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bauran pemasaran.
2. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap product.
3. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap price.

1
4. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap place.
5. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap promotion.
6. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap people.
7. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap process.
8. Untuk mengetahui dampak digital marketing terhadap physical evidence.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bauran Pemasaran


Bauran pemasaran yang secara luas disebut sebagai 4P Product, Price, Place dan
Promotion pada awalnya diusulkan oleh Jerome McCarthy (1960) dan masih digunakan
sebagai bagian penting dalam merumuskan dan menerapkan strategi pemasaran oleh
banyak praktisi. Popularitas bauran sebagai panduan penerapan teknik pemasaran
didorong oleh kesederhanaan kerangka tersebut. Namun, pada tahun 1980an, 4P mendapat
tantangan karena tidak mengacu pada pentingnya layanan pelanggan. Hasilnya adalah
bauran tersebut diperluas menjadi 7P, yang mencakup tiga elemen lebih lanjut, yaitu
bauran layanan (the service mix) yang lebih mencerminkan pemberian layanan: People,
Process, dan Physical evidence.
Beberapa penulis berpendapat bahwa bauran layanan harus dimasukkan dalam 4P.
Sejak tahun 1990-an terjadi lebih banyak perubahan dalam pemikiran dan penelitian
pemasaran dan hasilnya adalah pergeseran penekanan dalam penerapan bauran pemasaran
ke arah pengembangan pembangunan hubungan. Beberapa penulis bahkan berpendapat
bahwa ini adalah perubahan paradigma yang mengubah filosofi pemasaran yang
mendasari penerapan alat dan konsep pemasaran. Sedangkan pihak lain menyarankan
perpindahan ke pemasaran yang lebih berorientasi pada hubungan adalah sebagai respons
terhadap meningkatnya permintaan pelanggan dan semakin kompleksnya lingkungan
perdagangan yang didorong oleh teknologi. Gambar 5.1 merangkum berbagai sub-elemen
7P.

3
Pemasaran digital juga mempunyai implikasi yang luas terhadap pentingnya
elemen-elemen yang berbeda dalam bauran tersebut bagi banyak pasar, terlepas dari
apakah suatu organisasi terlibat langsung dalam transaksi e-commerce. Konsekuensinya,
bauran pemasaran merupakan kerangka kerja yang berguna untuk menginformasikan
pengembangan strategi. Pertama, hal ini memberikan kerangka kerja untuk
membandingkan layanan organisasi yang ada dengan layanan pesaing dan juga dapat
digunakan sebagai mekanisme untuk menghasilkan pendekatan strategis alternatif. Media
dan teknologi digital memberikan banyak peluang baru bagi pemasar:
1) Untuk memvariasikan penerapan bauran pemasaran
2) Untuk mengembangkan cara-cara baru untuk memberikan keunggulan
kompetitif
3) Untuk menciptakan posisi pasar baru
4) Untuk membangun dan melayani hubungan dengan cara yang lebih inovatif
5) Untuk menembus hambatan waktu dan ruang dan menawarkan secara terus
menerus dan seketika akses terhadap produk dan layanan.
2.2 Dampak Digital Marketing terhadap Product
Variabel produk dari bauran pemasaran mengacu pada karakteristik suatu produk,
layanan atau merek. Keputusan produk harus didasarkan pada riset pasar dimana
kebutuhan pelanggan dinilai dan umpan baliknya digunakan untuk memodifikasi produk
yang sudah ada atau mengembangkan produk baru. Ada banyak alternatif untuk
memvariasikan produk dalam konteks online ketika sebuah perusahaan mengembangkan
strategi online-nya. Keputusan produk yang berhubungan dengan internet dapat dibagi
menjadi keputusan yang mempengaruhi produk inti dan produk yang diperluas. Produk
inti mengacu pada produk inti yang dibeli konsumen untuk memenuhi kebutuhannya,
sedangkan produk yang diperluas atau ditambah mengacu pada layanan dan manfaat
tambahan yang dibangun di sekitar inti produk. Implikasi utama internet terhadap bauran
elemen produk adalah:
2.2.1 Pilihan untuk memvariasikan produk inti
1) Mass customisation
Menggunakan skala ekonomi yang dimungkinkan oleh teknologi untuk
menawarkan versi produk yang disesuaikan kepada pelanggan individu atau
kelompok pelanggan. Contoh : Samsung dengan produk Galaxy series S, A,
M, dll.

4
2) Bundling
Menggabungkan beberapa pilihan produk atau layanan ke dalam satu paket
layanan, biasanya dengan harga diskon. Contoh: bundling paket data dan
Handphone.
2.1.2 Pilihan untuk menawarkan produk digital
Perusahaan seperti penerbit, perusahaan TV, dan pemilik media lain yang dapat
menawarkan produk digital seperti konten yang dipublikasikan, musik, atau video
serta saat ini memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk menawarkan berbagai opsi
pembelian produk dengan harga yang berbeda. Contoh : Netflix, Disney Plus, HBO
GO, dll. Metodenya dapat berupa subscription, pay per view, bundling, dan ad-
supported content.
2.1.3 Opsi untuk mengubah produk tambahan
Ketika pelanggan membeli komputer baru, itu tidak hanya terdiri dari komputer
berwujud, monitor, dan kabel, tetapi juga informasi yang diberikan oleh penjual
komputer, seperti buku petunjuk, kemasan, garansi, dan layanan teknis lebih lanjut.
Hal tersebut termasuk elemen dari produk tambahan. Internet digunakan untuk
memvariasikan produk tambahan, contohnya endorsements, awards, testimonies,
customer lists, customer comments, warranties, money-back offers, dan customer
service.
2.1.4 Melakukan penelitian secara online
Internet menyediakan banyak pilihan untuk mempelajari preferensi produk dan
dapat digunakan sebagai metode pengumpulan riset pemasaran yang relatif murah,
khususnya ketika mencoba menemukan persepsi pelanggan terhadap produk dan
layanan. Pilihan untuk melakukan riset pengembangan produk baru secara online
meliputi: kelompok fokus online, survey kuisioner online, umpan balik pelanggan,
dan analisis web.
2.1.5 Kecepatan pengembangan produk baru
Internet menyediakan platform yang memungkinkan produk baru dikembangkan
lebih cepat karena memungkinkan untuk menguji ide dan konsep baru serta
mengeksplorasi pilihan produk yang berbeda melalui riset pasar online. Perusahaan
dapat menggunakan panel konsumen mereka sendiri untuk menguji opini lebih
cepat dan seringkali dengan biaya lebih rendah dibandingkan riset pasar tradisional.

5
2.1.6 Kecepatan difusi produk baru.
Pada masa awal internet, Quelch dan Klein (1996) mencatat bahwa untuk tetap
kompetitif, organisasi harus meluncurkan produk baru lebih cepat ke pasar
internasional. Selain itu, Malcolm Gladwell, dalam bukunya The Tipping Point,
menekankan pentingnya komunikasi dari mulut ke mulut terhadap dampak tingkat
adopsi produk baru, terutama melalui Internet. Tipping point menggunakan ilmu
epidemi sosial menjelaskan prinsip-prinsip yang mendukung penyebaran ide,
produk, dan perilaku yang cepat melalui suatu populasi.
2.3 Dampak Digital Marketing terhadap Price
Variabel harga dalam bauran pemasaran mengacu pada kebijakan penetapan
harga organisasi yang digunakan untuk menentukan model penetapan harga dan
menetapkan harga produk dan layanan. Awalnya, penelitian menyarankan bahwa dua
pendekatan telah umum diadopsi untuk penetapan harga di Internet: perusahaan pemula
cenderung menggunakan harga rendah untuk mendapatkan basis pelanggan, sementara
banyak perusahaan yang sudah ada telah mentransfer harga yang ada ke web. Namun,
seiring organisasi semakin mengembangkan strategi multi channel untuk memberikan
lebih banyak kesempatan kepada pelanggan mereka untuk berinteraksi dengan merek,
menjadi lebih sulit untuk membenarkan kebijakan penetapan harga online dan offline,
terutama di pasar konsumen. Implikasi utama Internet terhadap bauran pemasaran harga
yakni sebagai berikut.
2.3.1 Price Transparency (Transparansi Harga)
Secara umum, transparansi harga adalah sebuah konsep yang penting dalam
pemasaran yang memungkinkan pelanggan untuk memahami harga produk dan
jasa yang dijual, serta membantu mereka membuat keputusan pembelian yang
terbaik. Penetapan harga online harus memperhitungkan konsep elastisitas harga
permintaan. Ini adalah ukuran perilaku konsumen berdasarkan teori ekonomi yang
menunjukkan perubahan permintaan suatu produk atau jasa sebagai respons
terhadap perubahan harga. Elastisitas harga permintaan ditentukan oleh harga
produk, ketersediaan barang alternatif dari pemasok alternatif (yang cenderung
meningkat secara online) dan pendapatan konsumen. Suatu produk dikatakan
'elastis' (atau responsif terhadap perubahan harga) jika perubahan kecil pada harga
meningkatkan atau mengurangi permintaan secara signifikan. Suatu produk
dikatakan 'inelastis' jika perubahan harga yang besar disertai dengan sedikit
perubahan permintaan.

6
Penetapan harga online relatif tidak elastis. Ada dua alasan utama untuk hal
ini. Pertama, penetapan harga hanyalah salah satu variabel. Konsumen juga
memutuskan pemasok berdasarkan aspek lain tentang merek seperti keakraban,
kepercayaan, dan tingkat layanan yang dirasakan. Kedua, konsumen seringkali
menampilkan perilaku yang memuaskan. Meskipun konsumen mungkin berusaha
meminimalkan beberapa variabel (seperti harga) ketika memilih suatu produk atau
pemasok, sebagian besar mungkin tidak berusaha terlalu keras. Hal ini didukung
oleh penelitian (Johnson et al., 2004; Allan, 2012) yang menunjukkan bahwa
pembeli mengunjungi sejumlah toko web sebelum membuat keputusan pembelian.
Saat ini, konsumen rata-rata mengunjungi setidaknya tiga situs web sebelum
mengambil keputusan pembelian dan terdapat indikasi bahwa semakin banyak
situs yang mereka kunjungi, semakin besar kemungkinan mereka melakukan
pembelian.
Pengecer atau perusahaan e-commerce transaksional lainnya yang beroperasi
di pasar di mana produk mereka siap ditinjau secara online, perlu meninjau ulang
strategi mereka terhadap dampak aggregator yang memfasilitasi perbandingan
harga. Salah satu strategi bagi perusahaan dalam menghadapi peningkatan
transparansi harga adalah dengan menyoroti fitur-fitur lain dari merek, seperti
kualitas pengalaman ritel, pilihan pemenuhan kebutuhan, atau layanan pelanggan
untuk mengurangi penekanan pada biaya sebagai pembeda. Strategi lainnya adalah
mengedukasi pasar tentang keterbatasan aggregator seperti cakupan yang tidak
lengkap atau terbatasnya informasi mengenai tingkat pengiriman atau layanan. Hal
ini juga menunjukkan pentingnya periklanan offline dalam membentuk persepsi
konsumen terhadap merek dan mengarahkan pengunjung langsung ke situs tujuan.
2.3.2 Downward Pressure on Price (Tekanan pada Harga)
Persaingan yang disebabkan oleh transparansi harga dan meningkatnya jumlah
pesaing menjadi alasan utama tekanan penurunan harga. Internet juga cenderung
menurunkan harga karena pengecer khusus Internet yang tidak memiliki kehadiran
fisik tidak memiliki biaya operasional toko dan jaringan distribusi pengecer.
Artinya, secara teori, perusahaan online bisa beroperasi dengan harga lebih rendah
dibandingkan pesaing offline. Mendiskon produk paling populer adalah
pendekatan penetapan harga lain yang digunakan oleh pengecer online dan
tradisional untuk mendapatkan pelanggan atau mendorong penjualan. Baker dkk.

7
(2000) menyarankan agar perusahaan menggunakan tiga faktor berikut untuk
membantu dalam penetapan harga.
1. Precision (Presisi). Setiap produk mempunyai pita ketidakpedulian harga,
dimana variasi harga mempunyai pengaruh yang kecil atau tidak sama sekali
terhadap penjualan. Ini mengacu pada faktor yang menunjukkan bahwa harga
yang lebih tinggi atau lebih rendah tidak akan mempengaruhi penjualan secara
signifikan.
2. Adaptability (Kemampuan beradaptasi). Hal ini merujuk pada fakta bahwa
permintaan pasar dapat direspon lebih cepat dengan penetapan harga online.
Peneliti menyarankan pemasar untuk memiliki kemampuan beradaptasi yang
mencakup kemampuan untuk mengubah harga secara cepat berdasarkan
permintaan pasar. Untuk beberapa area produk, seperti tiket, dimungkinkan
untuk mengubah harga secara dinamis sesuai dengan permintaan.
3. Segmentation (Segmentasi). Hal ini mengacu pada penetapan harga yang
berbeda untuk kelompok pelanggan yang berbeda. Hal ini mengacu pada
konsep segmentasi pemasaran, yang membantu pemasar untuk
mengidentifikasi kelompok pelanggan yang berbeda dan mengatur harga yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing kelompok
pelanggan. Hal ini secara tradisional tidak praktis untuk pasar B2C karena
pada titik penjualan, informasi tentang pelanggan tidak diketahui, meskipun
hal ini banyak dilakukan untuk pasar B2B.
Bickerton dkk. (2000) mengidentifikasi serangkaian pilihan yang tersedia
untuk menetapkan harga.
1. Cost-Plus Pricing (Penetapan harga biaya-plus). Ini melibatkan penambahan
margin keuntungan berdasarkan biaya produksi.
2. Target-Profit Pricing (Penetapan harga target keuntungan). Target profit
pricing adalah metode penetapan harga dimana harga produk atau layanan
ditentukan dengan tujuan mencapai tingkat laba tertentu atau target
profitabilitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ini adalah metode
penetapan harga yang lebih canggih yang melibatkan pengamatan biaya tetap
dan variabel dalam kaitannya dengan pendapatan untuk volume penjualan dan
harga satuan yang berbeda. Dengan menggunakan metode ini, jumlah titik
impas untuk kombinasi yang berbeda dapat dihitung. Untuk penjualan e-
commerce, biaya penjualan variabel (yaitu biaya untuk setiap transaksi) kecil.

8
Artinya, ketika titik impas tercapai, setiap penjualan mempunyai margin yang
besar. Dengan model ini, penetapan harga diferensial sering digunakan dalam
konteks B2B berdasarkan volume barang yang terjual. Perlu diperhatikan agar
perbedaan harga tidak terlihat jelas bagi pelanggan yang berbeda.
3. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan).
Pendekatan ini umum dilakukan secara online. Munculnya mesin
perbandingan harga untuk bahan habis pakai B2C telah meningkatkan
persaingan harga dan perusahaan perlu mengembangkan strategi penetapan
harga online yang cukup fleksibel untuk bersaing di pasar, namun masih cukup
untuk mencapai profitabilitas dalam saluran tersebut.
4. Market-Oriented Pricing (Penetapan harga yang berorientasi pasar). Di sini
respons terhadap perubahan harga oleh pelanggan yang membentuk pasar
dipertimbangkan. Hal ini dikenal sebagai 'elastisitas permintaan'. Ada dua
pendekatan. Penetapan harga premium (atau skimming pasar) melibatkan
penetapan harga yang lebih tinggi dibandingkan pesaing untuk mencerminkan
posisi produk sebagai barang berkualitas tinggi. Penetapan harga penetrasi
adalah ketika harga ditetapkan di bawah harga pesaing untuk merangsang
permintaan atau meningkatkan penetrasi. Kesulitan dari pendekatan ini adalah
jika pelanggan sensitif terhadap harga maka harga rendah harus dipertahankan.
Jika tidak, pelanggan dapat beralih ke pemasok saingan.
2.3.3 New Pricing Approaches (Pendekatan Harga Baru)
Internet telah terbukti memiliki kapasitas teknologi untuk menciptakan
pilihan harga baru. Internet telah membuat beberapa model lebih mudah
diterapkan. Terdapat 2 cara lelang populer yang banyak digunakan yaitu forward
auctions (B2C) dan backward auctions (B2B). Forward auctions adalah barang
yang dibeli dengan penawaran tertinggi yang dibuat dalam periode penawaran.
Backward auctions adalah barang yang dibeli dengan penawaran terendah dari
supplier dalam periode penawaran.
Penawaran adalah komitmen pedagang untuk menjual dalam kondisi
tertentu, seperti harga minimum. Tawaran dibuat oleh pedagang untuk membeli
berdasarkan ketentuan penawaran, seperti komitmen untuk membeli pada harga
tertentu . Dalam pengaturan penawaran tertutup, pemasok mengajukan penawaran
mereka sebagai tanggapan terhadap RFP yang diposting ke situs web pada waktu
yang ditentukan. Dalam pengaturan penawaran terbuka, pemasok mengajukan

9
penawaran secara berurutan melalui serangkaian lot produk atau sub kelompok dan
dapat melihat penawaran pesaing mereka dan merespons secara real time. Waktu
akhir yang bergerak (soft close) digunakan untuk setiap lot, yang berarti bahwa
setiap penawaran dalam menit terakhir waktu penutupan secara otomatis
memperpanjang waktu akhir selama beberapa menit agar penawar lain dapat
merespons.
1. Pengujian Harga dan Penetapan Harga Dinamis
Internet memperkenalkan peluang baru untuk penetapan harga dinamis.
Misalnya, pelanggan baru dapat secara otomatis diberikan potongan harga
untuk pembelian tiga item pertama. Penetapan harga yang berbeda harus
dilakukan dengan hati-hati karena pelanggan lama tidak akan senang jika
diskon besar diberikan kepada pelanggan baru.
2. Biaya Pengiriman
Penetapan biaya pengiriman dapat memiliki dampak dramatis pada tingkat
konversi dan profitabilitas menurut penelitian yang dilakukan oleh Lewis dkk.
(2006). Mereka mencatat popularitas penawaran pengiriman gratis ketika
ukuran keranjang di atas jumlah tertentu, namun juga mencatat bahwa hal ini
berpotensi menyebabkan penurunan profitabilitas jika tidak ditetapkan pada
tingkat yang tepat. Mereka juga menyarankan bahwa biaya pengiriman yang
berbeda berpotensi ditawarkan ke segmen yang berbeda. Biaya pengiriman
juga dapat bervariasi sesuai dengan waktu pengiriman barang.
2.3.4 Alternative Pricing Structure or Policies (Struktur atau Kebijakan Penetapan Harga
Alternatif)
Berbagai jenis penetapan harga dapat dilakukan di Internet, khususnya
untuk produk digital yang dapat diunduh. Perangkat lunak dan musik secara
tradisional dijual untuk mendapatkan hak penggunaan yang berkelanjutan.
Sebagaimana dijelaskan lebih rinci di bagian Produk, Internet menawarkan opsi
baru seperti pembayaran per penggunaan, sewa dengan biaya tetap per bulan,
pengaturan sewa, dan bundling dengan produk lain. Opsi harga lebih lanjut yang
dapat divariasikan secara online meliputi:
1. Harga dasar;
2. Diskon;
3. Tambahan dan produk serta layanan tambahan;
4. Jaminan dan jaminan;

10
5. Kebijakan pengembalian dana;
6. Ketentuan pembatalan pesanan.
2.4 Dampak Digital Marketing terhadap Place
Variabel tempat dalam bauran pemasaran mengacu pada bagaimana produk
didistribusikan kepada pelanggan. Biasanya, untuk saluran offline, tujuan place adalah
memaksimalkan jangkauan distribusi untuk mencapai ketersediaan produk secara luas
sekaligus meminimalkan biaya inventaris, transportasi, dan penyimpanan. Dalam konteks
online, berkat kemudahan navigasi dari satu situs ke situs lainnya. Cakupan place menjadi
kurang jelas karena place juga berkaitan dengan promosi dan kemitraan. Implikasi utama
dari aspek internet untuk tempat yang akan diulas yakni sebagai berikut.
2.4.1 Place of Purchase (Tempat Pembelian)
Evans dan Wurster (1999) berpendapat ada tiga aspek 'keunggulan navigasi'
yang merupakan kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif online. Ketiganya,
yang semuanya berhubungan dengan elemen tempat dalam campuran yakni
sebagai berikut.
1. Reach (Jangkauan). Jangkauan berarti berapa banyak pelanggan yang dapat
dijangkau oleh suatu bisnis dan berapa banyak produk yang dapat ditawarkan
kepada pelanggan tersebut. Jangkauan dapat ditingkatkan dengan berpindah
dari satu lokasi ke perwakilan dengan sejumlah besar perantara yang berbeda.
Dampak media dan teknologi digital terhadap bauran pemasaran yang dapat
ditawarkan karena hal ini akan meningkatkan jumlah orang yang dapat
dijangkau oleh perusahaan.
2. Richness (Kekayaan). Ini adalah kedalaman atau detail informasi yang
dikumpulkan tentang pelanggan dan diberikan kepada pelanggan. Yang
terakhir ini berkaitan dengan kekayaan informasi produk dan seberapa baik
informasi tersebut dapat dipersonalisasi agar relevan dengan kebutuhan
individu.
3. Affiliation (Afiliasi). Hal ini mengacu pada kepentingan siapa yang diwakili
oleh organisasi penjual – konsumen atau pemasok – dan menekankan
pentingnya membentuk kemitraan yang tepat. Hal ini khususnya berlaku untuk
pengecer. Para penulis menyarankan bahwa pengecer online yang sukses akan
memberi penghargaan kepada pelanggan yang memberikan mereka informasi
terkaya dalam membandingkan produk kompetitif. Mereka berpendapat

11
bahwa hal ini akan memberikan keseimbangan yang menguntungkan
pelanggan.
a) Syndication (Sindikasi). Sindikasi adalah konten atau informasi produk
didistribusikan kepada pihak ketiga. Sindikasi mengacu pada praktik dimana satu
entitas atau perusahaan menjual produk atau layanannya melalui beberapa saluran
distribusi atau mitra. Dalam konteks digital marketing, sindikasi sering kali
merujuk pada penyedia konten yang mendistribusikan konten mereka melalui
berbagai platform online atau media sosial. Dalam konteks online, praktik terkait
Tempat dan kemitraan ini perlu ditinjau ulang bagi pemilik konten online karena
mungkin ada peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan dengan
menerbitkan ulang konten di situs pihak ketiga melalui feed, widget, atau
pertukaran data, atau mungkin juga dimungkinkan untuk meningkatkan
keterpaparan di situs mitra sehingga membangkitkan kesadaran atau kunjungan ke
situs perusahaan.
b) Payment Mechanism - Purchase Place (Mekanisme Pembayaran - Tempat
Pembelian). Hal ini mengacu pada proses pembayaran yang terjadi di tempat
pembelian produk atau layanan. Dalam konteks digital marketing, ini dapat
mencakup berbagai metode pembayaran yang digunakan dalam transaksi online,
seperti kartu kredit, transfer bank, dompet digital, atau metode pembayaran
lainnya. Perusahaan harus memastikan bahwa mekanisme pembayaran yang
mereka tawarkan memudahkan pelanggan untuk melakukan pembelian dan aman
digunakan.
c) Localisation (Lokalisasi). Menyediakan situs lokal, dengan atau tanpa versi bahasa
tertentu dan adaptasi budaya tambahan, disebut sebagai lokalisasi. Sebuah situs
mungkin perlu mendukung pelanggan dari berbagai negara dengan:
- Kebutuhan produk yang berbeda;
- Perbedaan bahasa;
- Adaptasi budaya.
2.4.2 Struktur Saluran Baru
Jenis fenomena utama yang perlu dikembangkan strateginya oleh perusahaan
yakni sebagai berikut.
1. Disintermediation (Disintermediasi). Berkaitan dengan direct sellingyang dapat
menimbulkan konflik atau ketidaksesuaian dengan saluran pemasaran digital
yang ada. Disintermediation terjadi ketika saluran distribusi tradisional atau

12
perantara dihilangkan dari rantai pasokan, dan produsen langsung menjual
produk atau layanan kepada konsumen.
2. Reintermediation (Reintermediasi). Perantara baru yang diciptakan melalui
reintermediasi dijelaskan oleh Sarkar dkk. (1996) harus dievaluasi
kesesuaiannya untuk bermitra dalam pengaturan afiliasi. Reintermediation
terjadi ketika perantara baru atau model bisnis baru muncul untuk menggantikan
atau menambahkan peran perantara tradisional yang telah dihilangkan oleh
disintermediation.
3. Countermediation (Kontermediasi). mengacu pada opsi strategis untuk
memanfaatkan perantara online dengan lebih baik, seperti melalui kemitraan
dengan perantara independen, membeli atau membuat perantara independennya
sendiri.
2.4.3 Channel Conflicts (Konflik Saluran)
Ancaman signifikan yang timbul dari pengenalan saluran Internet adalah
bahwa meskipun disintermediasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk
menjual langsung dan meningkatkan profitabilitas produk, hal ini juga dapat
mengancam pengaturan distribusi dengan mitra yang ada. Untuk menilai konflik
saluran, perlu mempertimbangkan berbagai bentuk saluran Internet bisa memakan
waktu. Ini adalah:
1. Saluran komunikasi saja;
2. Saluran distribusi ke perantara;
3. Saluran penjualan langsung ke pelanggan;
4. Kombinasi apa pun di atas.
Untuk pasar geografis yang sudah ada dimana perusahaan telah memiliki
mekanisme distribusi berupa agen dan distributor, situasinya lebih kompleks dan
terdapat ancaman konflik saluran. Pilihan strategis yang tersedia ketika ada
pengaturan reseller telah dijelaskan oleh Kumar (1999):
1. Tidak ada penjualan internet. Baik perusahaan maupun pengecernya tidak
melakukan penjualan melalui Internet. Ini akan menjadi pilihan yang diambil
ketika sebuah perusahaan, atau pengecernya, merasa bahwa jumlah pembeli
belum mencapai jumlah kritis yang diperlukan untuk menjamin investasi
dalam kemampuan penjualan online.
2. Penjualan internet hanya melalui pengecer. Pengecer yang menjual produk
dari banyak perusahaan mungkin memiliki permintaan agregat yang cukup

13
(melalui penjualan produk untuk perusahaan lain) untuk membenarkan biaya
menyiapkan penjualan online. Produsen mungkin juga tidak memiliki
infrastruktur untuk memenuhi pesanan langsung ke pelanggan tanpa investasi
lebih lanjut, sedangkan pengecer sudah siap untuk melakukan hal ini. Dalam
hal ini kecil kemungkinannya produsen ingin memblokir penjualan melalui
saluran Internet.
3. Penjualan melalui internet hanya berdasarkan produsen. Merupakan hal yang
tidak biasa jika produsen memilih opsi ini jika sudah memiliki pengecer. Jika
produsen melakukan hal tersebut, hal ini mungkin akan menyebabkan
hilangnya penjualan karena pengecer mungkin akan berhenti menjual melalui
saluran tradisional.
4. Penjualan internet oleh semua orang. Opsi ini bisa dibilang merupakan masa
depan yang logis untuk penjualan Internet. Hal ini juga mungkin terjadi jika
produsen tidak mengambil pendekatan proaktif dalam mengendalikan
penjualan melalui internet.
2.4.4 Virtual Organization (Organisasi Virtual)
Benjamin dan Wigand (1995) menyatakan bahwa 'semakin sulit untuk
menggambarkan secara akurat batas-batas organisasi saat ini'. Hal ini dapat
menyebabkan batas-batas dalam suatu organisasi menjadi kabur. Karyawan dapat
bekerja di zona waktu mana pun, dan pelanggan dapat membeli produk yang
disesuaikan dari lokasi mana pun. Tidak adanya batasan atau hierarki yang kaku
dalam organisasi akan membuat perusahaan menjadi lebih responsif dan fleksibel,
serta memiliki orientasi pasar yang lebih besar. Kraut dkk. (1988) menyatakan ciri-
ciri organisasi virtual yakni sebagai berikut.
1. Proses melampaui batas-batas suatu bentuk tunggal dan tidak dikendalikan
oleh hierarki organisasi tunggal.
2. Proses produksi bersifat fleksibel, dengan berbagai pihak terlibat pada waktu
berbeda.
3. Pihak-pihak yang terlibat dalam produksi suatu produk seringkali tersebar
secara geografis.
4. Mengingat penyebaran ini, koordinasi sangat bergantung pada telekomunikasi
dan jaringan data.
Marshall dkk. (2001) memberikan contoh berguna mengenai struktur berbeda
untuk organisasi virtual. Ini adalah:

14
1. Model aliansi bersama – upaya dan risiko ditanggung bersama secara merata
oleh mitra.
2. Model aliansi bintang – di sini upaya dan risiko dipusatkan pada satu
organisasi yang sub-mengontrak mitra virtual lainnya sesuai kebutuhan.
3. Model aliansi nilai – ini adalah kemitraan di mana elemen-elemen
dikontribusikan di seluruh rantai pasokan untuk industri tertentu. Ini secara
efektif merupakan jaringan nilai.
4. Model aliansi pasar – serupa dengan aliansi nilai, namun lebih mungkin
bermanfaat beberapa pasar yang berbeda.
Penggunaan Internet untuk memfasilitasi aliansi tersebut dapat memberikan
keunggulan kompetitif bagi organisasi yang beroperasi di pasar bisnis-ke-bisnis
karena kompetensi inti mereka dapat dilengkapi dengan kemitraan dengan pihak
ketiga. Hal ini berpotensi membantu organisasi memperluas jangkauan layanan
mereka atau bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang mungkin tidak dapat
mereka lakukan sendiri. Pendekatan seperti ini juga dapat digunakan untuk
mendukung pasar bisnis-ke-konsumen.
2.5 Dampak Digital Marketing terhadap Promotion
Promotion merupakan aktivitas mengkomunikasikan suatu produk yang bertujuan
membujuk target pasar untuk membeli produk tersebut (Tjahjono, 2013). Menurut Jobber
dan Ellis-Chadwick (2013), 'Komunikasi yang baik adalah sumber kehidupan bagi
perusahaan sukses yang berorientasi pasar dan merek mereka. Namun menciptakan
komunikasi yang baik menghadirkan banyak tantangan'. Teknologi digital mengubah cara
individu dan bisnis berkomunikasi, saluran yang mereka gunakan untuk berkomunikasi,
dan jumlah titik kontak yang ditemui.
Spesifikasi elemen bauran Promosi biasanya merupakan bagian dari strategi
komunikasi. Adapun elemen-elemen utama dari bauran promosi yang digunakan suatu
bisnis untuk berkomunikasi dan elemen-elemen online lainnya menurut Chaffey dan Smith
(2012) sebagai berikut:
1. Periklanan: Iklan bergambar interaktif, iklan pencarian bayar per klik
2. Penjualan: Staf penjualan virtual, merchandising situs, obrolan, dan pemasaran afiliasi
3. Promosi penjualan: Insentif seperti kupon, hadiah, skema loyalitas online
4. Hubungan masyarakat: Editorial online, blog, feed, buletin elektronik, buletin,
jejaring sosial, tautan, dan kampanye viral
5. Sponsor: Mensponsori acara, situs, atau layanan online

15
6. Surat langsung: Email keikutsertaan menggunakan buletin elektronik dan e-blast
(email solus)
7. Pameran: Pameran virtual dan distribusi whitepaper
8. Barang dagangan: Penayangan iklan promosi di situs ritel, rekomendasi yang
dipersonalisasi, dan peringatan elektronik
9. Kemasan: Tur virtual, kemasan nyata ditampilkan secara online
10. Dari mulut ke mulut: Sosial, viral, pemasaran afiliasi, email ke teman, tautan
Berikut adalah pendekatan-pendekatan berbeda untuk melihat bagaimana Internet
dapat digunakan untuk memvariasikan elemen Promosi:
1. Meninjau cara-cara baru dalam menerapkan masing-masing elemen bauran
komunikasi – seperti periklanan, promosi penjualan, PR dan pemasaran langsung;
2. Menilai bagaimana Internet dapat digunakan pada berbagai tahap proses pembelian;
3. Menggunakan alat promosi untuk membantu dalam berbagai tahap manajemen
hubungan pelanggan mulai dari akuisisi hingga retensi pelanggan.
Elemen Promosi dalam rencana pemasaran juga memerlukan tiga keputusan
penting mengenai investasi untuk promosi online atau bauran komunikasi online, yaitu:
1) Investasi dalam promosi situs dibandingkan dengan pembuatan dan pemeliharaan
situs. Karena seringkali terdapat anggaran tetap untuk pembuatan, pemeliharaan, dan
promosi situs, rencana pemasaran elektronik harus menentukan anggaran untuk
masing-masing situs untuk memastikan adanya keseimbangan yang masuk akal dan
promosi situs tidak kekurangan dana.
2) Investasi pada teknik promosi online dibandingkan dengan promosi offline.
Keseimbangan harus dicapai antara teknik-teknik ini. Biasanya, investasi promosi
offline seringkali melebihi investasi promosi online. Bagi perusahaan yang sudah ada,
media tradisional seperti media cetak digunakan untuk mengiklankan situs mereka,
sementara media cetak dan TV juga akan banyak digunakan oleh perusahaan dot-com
untuk mengarahkan lalu lintas ke situs mereka.
3) Investasi dalam berbagai teknik promosi online. Misalnya, berapa biaya yang harus
dibayar untuk iklan banner dibandingkan dengan PR online tentang kehadiran online,
dan berapa biaya untuk registrasi mesin pencari?
2.6 Dampak Digital Marketing terhadap People
People dalam bauran pemasaran berkaitan dengan bagaimana staf organisasi
berinteraksi dengan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya selama penjualan dan
komunikasi sebelum dan sesudah penjualan dengan mereka.

16
Chaffey dan Smith (2012) sependapat dengan Rayport dkk. (2005) bahwa, dalam
konteks online, fokus utama untuk elemen campuran People adalah tinjauan tentang
bagaimana keterlibatan staf dalam pembelian diubah, baik melalui peran baru seperti
membalas email atau pertanyaan melalui obrolan online atau menggantikan keterlibatan
staf dengan layanan online otomatis.
Meskipun opsi untuk bentuk layanan pelanggan yang diuraikan di atas sangatlah
mudah, tantangannya adalah menerapkan aplikasi secara efektif. Misalnya, jika FAQ tidak
memiliki jawaban relevan yang memadai atau panggilan balik tidak dilakukan pada waktu
yang tepat, maka akibatnya adalah pelanggan tidak puas dan kemungkinan besar tidak
akan menggunakan layanan lagi atau akan menceritakan pengalaman mereka kepada orang
lain.
Untuk mengelola layanan dan kualitas, organisasi harus menyusun rencana untuk
mengakomodasi hal tersebut dalam lima tahap, yaitu:
1. Pelanggan menentukan permintaan dukungan
Perusahaan harus memudahkan pelanggan dalam menemukan tempat untuk
menghubungi dan mendapatkan dukungan. Praktik terbaiknya adalah menyediakan
opsi kontak melalui email yang mudah diakses. Menyediakan daftar pertanyaan yang
sering diajukan (FAQ) atau alat diagnostik otomatis dapat membantu mengurangi
jumlah pertanyaan yang masuk. Situs web harus memberitahu pelanggan tentang
kualitas layanan yang diharapkan. Misalnya, beritahu pelanggan bahwa pertanyaan
mereka akan dijawab dalam waktu 24 jam.
2. Penerimaan email dan pengakuan
Praktiknya adalah menggunakan pesan otomatis untuk mengonfirmasi penerima
pesan. Biasanya, ini dilakukan melalui perangkat lunak yang disebut autoresponder.
Meskipun banyak autoresponder hanya memberikan pengakuan sederhana, versi yang
lebih canggih dapat memberikan kepastian kepada pelanggan tentang kapan mereka
akan menerima tanggapan serta menyoroti sumber informasi tambahan.
3. Perutean email
Melibatkan penggunaan perutean atau alur kerja otomatis. Mengarahkan email ke
orang yang tepat menjadi lebih mudah jika jenis pertanyaan telah diidentifikasi
melalui teknik yang dijelaskan pada tahap sebelumnya. Pengenalan pola juga bisa
digunakan untuk mengidentifikasi jenis pertanyaan.
Contoh: Setelah menerima email dari pelanggan, sistem otomatis mengidentifikasi
jenis pertanyaan yang diajukan. Jika pertanyaan tersebut terkait dengan status

17
pesanan, email tersebut secara otomatis dialihkan ke departemen pengiriman. Namun,
jika pertanyaan terkait dengan produk, email tersebut akan dialihkan ke departemen
layanan pelanggan.
4. Menyusun tanggapan
Praktik terbaiknya adalah menggunakan pustaka templat yang telah disiapkan
sebelumnya untuk berbagai jenis kueri. Templat ini kemudian dapat disesuaikan dan
dipersonalisasi oleh karyawan pusat kontak jika diperlukan. Contoh: Departemen
layanan pelanggan memiliki pustaka templat yang telah disiapkan sebelumnya untuk
berbagai jenis pertanyaan. Ketika mereka menerima email dari pelanggan, mereka
menggunakan template yang sesuai untuk menyusun tanggapan. Misalnya, jika
pertanyaan terkait dengan pengembalian barang, mereka akan menggunakan templat
yang memuat prosedur pengembalian barang beserta langkah-langkahnya. Setelah itu,
mereka dapat menyesuaikan tanggapan sesuai dengan situasi pelanggan tertentu jika
diperlukan.
5. Tindak lanjut
Jika karyawan tidak dapat menjawab pertanyaan pertama dari pelanggan melalui
email, maka email tersebut akan mengusulkan untuk melakukan panggilan balik atau
obrolan langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari pertukaran email yang
berkelanjutan, yang bisa memperlambat penyelesaian masalah. Sebagai alternatif,
perusahaan dapat secara langsung menelepon pelanggan untuk mempercepat resolusi
masalah.
2.7 Dampak Digital Marketing terhadap Process
Variabel Proses bauran pemasaran mengacu pada metode dan prosedur yang
digunakan perusahaan untuk mencapai seluruh fungsi pemasaran seperti pengembangan
produk baru, promosi, penjualan, dan layanan pelanggan. Restrukturisasi struktur
organisasi dan saluran untuk mengakomodasi pemasaran online yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya merupakan bagian dari Proses.
Tujuan operasional umum yang harus mendorong strategi dan mengukur
efektivitas adalah:
1. Untuk meminimalkan waktu respons rata-rata per email dan rentang waktu respons
dari yang paling lambat hingga yang paling cepat. Hal ini harus menjadi dasar tingkat
kualitas layanan yang diiklankan;
2. Untuk meminimalkan waktu penyelesaian (resolusi), misalnya, jumlah kontak dan
waktu penyelesaian yang diperlukan;

18
3. Untuk memaksimalkan peringkat kepuasan pelanggan dengan respon;
4. Untuk meminimalkan waktu dan biaya rata-rata staf per tanggapan email.
Strategi kontak pelanggan untuk mengintegrasikan dukungan web dan email ke
dalam operasi pusat kontak yang ada biasanya menggabungkan elemen dari kedua opsi
berikut:
1. Saluran pilihan pelanggan
Perusahaan memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan saluran
komunikasi yang mereka sukai untuk berinteraksi dengan perusahaan. Contohnya
adalah ketika sebuah perusahaan menyediakan opsi untuk pelanggan untuk
menghubungi mereka melalui panggilan telepon, email, atau obrolan langsung.
Perusahaan tidak secara aktif mempengaruhi pilihan saluran yang dipilih oleh
pelanggan, tetapi hanya menyesuaikan diri dengan preferensi pelanggan. Contoh
lainnya yaitu sebuah toko pakaian online memberikan opsi kepada pelanggan untuk
menghubungi layanan pelanggan mereka melalui email, formulir kontak di situs web,
atau pesan langsung melalui media sosial. Mereka tidak mempromosikan salah satu
saluran komunikasi lebih dari yang lain, tetapi memastikan bahwa semua saluran
tersebut tersedia untuk kenyamanan pelanggan.
2. Saluran pilihan perusahaan
Di sini perusahaan akan berusaha mempengaruhi pelanggan melalui media yang
digunakan untuk menghubungi. Misalnya, sebuah perusahaan aplikasi pengiriman
makanan mendorong pelanggan untuk menggunakan fitur chat dalam aplikasi mereka
untuk menyampaikan keluhan atau pertanyaan, karena itu lebih efisien dan dapat
memberikan respon yang lebih cepat daripada mengirimkan email atau menghubungi
nomor layanan pelanggan.
3. Memberikan layanan pelanggan dan bantuan penjualan melalui Livechat
Misalnya, toko online besar yang mulai mengadopsi layanan live chat. Melalui live
chat, pelanggan dapat dengan cepat mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka
atau mendapatkan bantuan dalam memilih produk yang sesuai. Hal tersebut
memberikan pengalaman pelanggan yang lebih responsif dan meningkatkan
kemungkinan pembelian atau kesetiaan pelanggan.
2.8 Dampak Digital Marketing terhadap Physical Evidence
Dampak Digital Marketing terhadap Physical Evidence (Bukti Fisik) merupakan
aspek penting dalam bauran pemasaran yang menunjukkan bagaimana ekspresi nyata
suatu produk atau layanan tercermin dalam lingkungan digital. Dalam era digital, bukti

19
fisik tidak hanya terbatas pada produk fisik, tetapi juga mencakup pengalaman pelanggan
secara online melalui situs web perusahaan. Hal ini melibatkan aspek-aspek seperti
kemudahan penggunaan situs, ketersediaan informasi, dan kinerja situs dalam memberikan
pengalaman yang memuaskan kepada pengunjung.
Sebagai contoh, sebuah toko online yang menjual produk fashion. Situs web
mereka dirancang dengan tata letak yang bersih dan modern sehingga memudahkan
pelanggan untuk menavigasi dan menemukan produk yang mereka cari. Mereka
menyediakan gambar produk yang jelas dan detail serta informasi yang lengkap tentang
ketersediaan ukuran dan warna. Sistem manajemen inventaris yang efisien memastikan
bahwa produk yang ditampilkan di situs web selalu tersedia untuk pembelian. Selain itu,
mereka menyediakan fitur chat langsung yang memungkinkan pelanggan untuk
berinteraksi langsung dengan tim layanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan atau
informasi tambahan. Dengan demikian, pengalaman pelanggan dengan situs web ini
memberikan bukti fisik yang positif tentang profesionalisme dan kualitas produk yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, dapat dipahami bahwa digital marketing telah mengubah lanskap
bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical
Evidence). Transformasi ini tidak hanya mengubah cara perusahaan mempromosikan
produk dan layanan mereka, tetapi juga memengaruhi bagaimana mereka mengelola
aspek-aspek lain yang mengacu pada pentingnya layanan pelanggan dari bauran
pemasaran. Digital marketing memberikan kesempatan untuk mengoptimalkan setiap
elemen dalam bauran pemasaran, mulai dari personalisasi produk dan harga hingga
menciptakan pengalaman konsumen yang lebih interaktif dan responsif. Tak hanya itu,
implikasi digital marketing ini sangat kompleks dan memberikan banyak peluang baru
bagi pemasar untuk memvariasikan penerapan bauran pemasaran, untuk mengembangkan
cara-cara baru untuk memberikan keunggulan kompetitif, dan untuk membangun dan
melayani hubungan dengan cara yang lebih inovatif.
Perusahaan harus memahami peran digital marketing dalam mengubah dinamika
pasar dan memperkuat strategi pemasaran mereka untuk tetap relevan dan bersaing.
Dengan memanfaatkan kekuatan digital marketing, perusahaan dapat meningkatkan
visibilitas merek, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan keterlibatan konsumen.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang dampak digital marketing pada
bauran pemasaran 7P menjadi kunci bagi perusahaandapat mengikuti algoritma dalam era
digital ini.
3.2 Saran
Rangkuman mata kuliah ini menjelaskan mengenai dampak digital marketing pada
bauran pemasaran sehingga dapat dijadikan referensi bagi pembaca untuk dapat lebih
memahami materi tersebut. Maka dari itu penulis berharap rangkuman mata kuliah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, A. (2016). Perencanaan strategi pemasaran dengan pendekatan bauran pemasaran


dan SWOT pada perusahaan POPSY TUBBY. Jurnal Performa: Jurnal Manajemen
dan Start-up Bisnis, 1(3), 297-306.
Chaffey, D., Ellis-Chadwick, F., & Mayer, R. (2009). Internet marketing: strategy,
implementation and practice. Pearson education.

22

Anda mungkin juga menyukai