Observasi dan wawancara yang akan dilakukan ini berada dalam bidang Psikologi:
Perkembangan
2. Identitas Responden
2.1. Nama Responden : AS
2.2. Jenis Kelamin Responden : Perempuan
2.3. Alamat Responden : Kebon Jeruk
2.4. Usia Responden : 21
2.5. Pekerjaan Responden : Mahasiswa
2.6. Hubungan Responden dengan Salah Satu Observer/Interviewer : Teman
5. Landasan Teoritik
5.1. Teori
5.1.1 Definisi Intimasi
Erikson berpendapat pembentukan hubungan intim ini merupakan
tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa.
Dalam tahapan perkembangan, intimasi adalah kualitas interaksi sosial
berdasarkan interpretasi timbal balik dari individu. Gagasan keintiman
bergantung pada cara individu mendefinisikan, membangun, dan
mengekspresikan keintiman dalam budaya yang berbeda (Hahn, 2018:1).
5.1.2. Aspek dalam Intimasi
Menurut Master (1992), untuk memahami proses terbentuknya
intimacy dalam sebuah hubungan, intimacy memiliki beberapa aspek, yaitu
(dalam Mohammad, 2015:11)
1. Memahami (Caring)
Memahami (caring) adalah bentuk sikap atau perasaan yang dimiliki
terhadap orang lain, yang secara umum dihubungkan dengan kuatnya
perasaan positif terhadap orang tersebut.
2. Berbagi (Sharing)
Berbagi (sharing) meliputi pemikiran, perasaan dan pengalaman antar
individu dalam menjalani hubungan. Salah satu kunci dalam
mengembangkan sebuah intimacy adalah self-disclosure, keinginan
untuk bisa mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
3. Kepercayaan
Proses self-disclosure tergantung pada tingkatan sejauh mana
kepercayaan pada orang yang dipilih untuk melakukan self-disclosure.
Kepercayaan memiliki persamaan dengan berbagi, yang akan
berkembang dengan seiring berjalannya waktu.
4. Komitmen
Komitmen merupakan kelanjutan dari aspek saling mempercayai.
Selanjutnya kedua individu yang menjadi pasangan ini akan
berkeinginan mempertahankan intimacy yang sudah terbentuk dalam
hal apapun.
5. Kejujuran
Kejujuran adalah hal yang penting dalam intimacy, meskipun terlalu
jujur terkesan kurang baik dalam hubungan. Namun, kejujuran adalah
pondasi adanya kepercayaan.
6. Empati
Empati merupakan perasaan atau kemampuan seseorang untuk
merasakan apa yang dialami oleh pasangannya. Dalam segi emosional,
pikiran ataupun sikap tanpa harus membicarakannya.
7. Kelembutan
Salah satu yang paling sering ditolak dalam sebuah intimacy adalah
kelembutan hati yang bisa dicapai melalui pembicaraan atau dengan
bahasa tubuh.
5.1.3. Faktor Penyebab terjadi nya Intimasi
Intimacy tidak hanya dilihat sebatas kuantitas hubungan, tapi juga
kualitas hubungan yang terjalin. Intimacy bisa terjalin, karena beberapa faktor,
yaitu (Atwater, 1989, dalam Nuryani, 2010):
1. Adanya latar belakang kehidupan yang tidak berbeda
2. Status sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda
3. Adanya kesamaan minat
4. Memiliki kebiasaan yang sama
5.2. Observasi
5.2.1. Definisi Operasional Perilaku Target
5.3. Wawancara
5.3.1. Perencanaan/Struktur Wawancara
Perencanaan atau struktur wawancara merupakan desain yang
digunakan untuk menentukan topik wawancara, menentukan narasumber
untuk mengumpulkan informasi seperti data yang akan ditanyakannya, dan
jenis wawancara yang akan digunakan.
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam penelitian
ini menggunakan wawancara semi terstruktur. Beberapa ciri wawancara semi
terstruktur adalah pertanyaan terbuka, namun terdapat batasan tema dan alur
pembicaraan, kecepatan wawancara dapat diprediksi, fleksibel namun
terkontrol dalam hal pertanyaan atau jawaban, terdapat pedoman wawancara
yang digunakan sebagai patokan dalam alur, urutan, serta penggunaan
kata-kata. Teknik wawancara semi terstruktur digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data terkait bentuk keintiman subjek dengan lawan jenis.
Alasan memilih wawancara semi terstruktur ini karena wawancara ini
memungkinkan penambahan pertanyaan baru dan memberikan pemahaman
yang lebih mendalam terkait konteks yang sedang dibahas dalam sesi
wawancara.
5.3.2. Tingkat Interaksi
Menurut Walgito (1990) dalam Dayakisni & Hudaniyah (2015),
menjelaskan interaksi adalah hubungan antara satu individu dengan individu
lainnya sehingga terbentuk hubungan timbal balik mengenai informasi.
Sedangkan tingkat interaksi dalam wawancara adalah tingkatan komunikasi
dan interaksi dalam melakukan wawancara antara kedua pihak yang terlibat.
Pada penelitian ini kami merencanakan untuk menggunakan tingkat
interaksi II karena tingkat interaksi ini bersifat setengah aman yang menggali
topik-topik yang bersifat pribadi dan kontroversial sehingga diharapkan
narasumber dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya, meskipun tidak
sepenuhnya terbuka.
5.3.3. Pendekatan Wawancara
Pendekatan pada wawancara merupakan teknik pendekatan yang
dilakukan dalam proses tanya jawab dengan responden. Pada penelitian ini
kami berencana untuk memilih salah satu pendekatan non direktif dalam
wawancara. Non-direktif atau tidak langsung adalah proses dalam wawancara
dimana Interviewer memegang kontrol pada topik yg dibahas dalam
wawancara, panjang dan lamanya wawancara dan formalitas wawancara.
Pertanyaan berupa open ended question dan bersifat netral untuk memberikan
keleluasaan kepada interviewee dalam memberi respon.