Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Hubungan Interpersonal”

Dosen Pengampu : Firman Firdaus, S.Psi., M.Psi

Kelompok 4

1. Adinda Destania Kusumayanti (46120010144)


2. Lusi Ocktaviani (46120010038)
3. Tarisa Zamaya Zahra (46120010149)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat dan karunia yang telah memberikan
kemudahan terhadap kami dalam menyusun makalah ini, untuk menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Psikologi Sosial sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Terima Kasih kepada Bapak Firman Firdaus, S.Psi., M.Psi selaku dosen Mata Kuliah
Psikologi Sosial yang telah mengajar pada mata kuliah semester 5 ini, sehingga kami beserta
teman-teman kelas dapat belajar dan memahami lebih dalam tentang setiap materi yang
diberikan.

Semoga pada penulisan makalah dapat memberikan wawasan bagi pembaca, bilamana
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan mohon sertakan kritik dan
masukan.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Pearson (1983), manusia adalah makhluk sosial. Artinya, sebagai


makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, individu selalu menjalin
hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu
sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut.
Seorang individu akan melakukan hubungan interpersonal ketika ia akan mencoba untuk
melakukan interaksi dengan orang lain. Hubungan yang terjalin antara seseorang dengan
orang lain akan semakin nampak kenyataannya apabila individu tersebut semakin
berkembang dalam sosialisasi. Keberhasilan individu dalam hidupnya tidak hanya
ditentukan oleh kecerdasan otak saja, melainkan terdapat beberapa faktor penting, seperti
hubungan antar pribadi atau pergaulan. Setiap individu selalu memiliki keinginan agar
dapat mengusahakan dalam memiliki hubungan yang baik, memuaskan agar sukses
segala usaha dan mencapai ketenangan batin.

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang menjadi pokok dari pembahasan pada
makalah:
1. Apa definisi dari Hubungan Interpersonal?
2. Bagaimana terjadinya ketertarikan interpersonal?
3. Teori-teori apa saja yang berkaitan dengan Hubungan Interpersonal?
4. Apa yang dimaksud dengan hubungan romantis dalam interpersonal?
5. Sebutkan permasalahan apa saja dalam Hubungan Interpersonal?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum: penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Psikologi Sosial.

Tujuan Khusus:
1. Mampu memahami dan menjelaskan definisi dari Hubungan Interpersonal
2. Mampu memahami dan menjelaskan teori teori yang terdapat dalam Hubungan
Interpersonal
3. Mampu memahami dan menjelaskan permasalah yang ada di Hubungan Interpersonal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hubungan Interpersonal


Hubungan Interpersonal (antar pribadi), merupakan hubungan yang terdiri atas
dua orang atau lebih, hubungan tersebut memiliki ketergantungan satu sama lain dan
menggunakan pola interaksi yang konsisten. Hubungan interpersonal juga diartikan
sebagai keadaan individu berkomunikasi dengan orang lain, tidak hanya menyampaikan
apa yang ingin diungkapkan namun juga menentukan batasan hubungan interpersonalnya.
Hal itu yang membuktikan bahwa hubungan interpersonal sangat erat dengan
“komunikasi”.

B. Interpersonal Attraction
Ketertarikan dengan orang lain menjadi salah satu dasar untuk membangun
hubungan interpersonal. Ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) adalah
perasaan positif terhadap orang lain. Bagaimana individu menjalin hubungan pertemanan,
hubungan romantic, dan sebagainya (Weiten,2021). Sedangkan, menurut Baron dan
Byrne (2006) interpersonal attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang
lain, dimana penilaian tersebut dapat diekspresikan melalui dimensi, dari strong liking
hingga strong dislike. Jadi, ketika kita berkenalan dengan orang lain, sekaligus kita
melakukan penilaian terhadap orang tersebut.

Dimensi Interaksi

Tingkat Interaksi Kategori Evaluasi Contoh Interaksi

Strong liking Teman (friend) Menghabiskan waktu bersama


dan merncanakan pertemuan

Teman dekat (close Menikmati interaksi ketika


Mild liking acquaintance) bertemu

Teman biasa Saling mengenal satu sama


Neutral lain dan saling menyapa

Pengganggu (annoying Memilih untuk menghindari


Mild dislike acquaintance) interaksi

Tidak diinginkan (undesirable) Menghindari kontak secara


Strong dislike aktif
Ketika individu menilai orang yang baru dikenal dengan kategori evaluasi teman
(friend), tentu kita akan merasa senang untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan bersama,
bahkan mungkin merencanakan untuk dapat bertemu di lain waktu. Namun sebaliknya,
ketika kategori evaluasinya adalah peng-ganggu (annoying), apalagi yang kita kategorikan
sebagai tidak diinginkan (undesirable), saat berada dalam pertemuan, kemungkinan individu
tersebut lebih memilih pura-pura tidak melihat, atau menghindar. Dalam melakukan
hubungan antar pribadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi evaluasi, penilaian atau
ketertarikan interper-sonal (interpersonal attraction), yaitu faktor internal, eksternal, dah
interaksi.

Faktor-Faktor Ketertarikan Interpersonal ( Interpersonal Attraction)

1. Faktor Internal (Baron&Byrne,2008)

Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation). Menurut McClelland,


kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana seseorang berusaha untuk
mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok, berpartisipasi
dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau teman, menunjukkan
perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan konformitas. Seseorang
yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berusaha mencapai kepuasan
terhadap kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang lain, serta mereka
cenderung untuk memilih bekerja bersama orang yang mementingkan
keharmonisan dan kekompakan kelompok.

Pengaruh Perasaan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa orang asing


akan lebih menyukai jika seseorang mengucapkan kalimat yang menyenangkan.
Ketika kita mmebuat orang lain senang saat kita bertemu dengannya, maka
interaksi akan lebih mudah terjalin. Namun, sebaliknya jika kita bertemu dengan
orang yang kemudian membuat perasaan negative (kesal, marah), dengan begitu
akan lebih sulit untuk orang tersebut berinteraksi dengan kita. Penelitian Byrne,
dkk (1975) dan Fraley & Aron (dalam Baron, Byrne, 2006) mengungkapkan
bahwa dalam berbagai situasi sosial, humor digunakan secara umum untuk
mencairkan suasana dan memfasilitasi pertemanan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan
interpersonal adalah:

a. Faktor Kedekatan (proximity)


Menurut Miller & Perlman (2009), kita cenderung menyukai orang yang
wajahnya biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya tidak kita
kenal.
b. Daya Tarik Fisik
Dalam hubungan antar pribadi, orang cenderung memilih berinteraksi
dengan orang yang menarik dibandingkan dengan orang yang tidak atau kurang
menarik, karena orang yang menarik memiliki karakteristik lebih positif.

3. Faktor Interaksi
Pada faktor interaksi terdapat 2 hal, yaitu persamaan-perbedaan
(similarity-dissimilarity) dan reciprocal liking.

Persamaan-Perbedaan (Similarity-Dissimalirity)
Miller & Perlman (2009) mengemukakan bahwa sangat menyenangkan
ketika kita menemukan orang yang mirip dengan kita dan saling berbagi asal usul,
minat, dan pengalaman yang sama. Semakin banyak persamaan, semakin mereka
saling menyukai. Penelitian Gaunt (2006) menunjukkan bahwa pasangan suami
istri yang memiliki kepribadian yang hampir sama akan memiliki pernikahan
yang lebih bahagia daripada pasangan suami istri yang memiliki kepribadian yang
berbeda.

Reciprocal Liking
Faktor lain yang mempengaruhi ketertarikan individu kepada orang lain
adalah bagaimana orang tersebut menyukai kita. Secara umum, seseorang akan
menyukai orang yang menyukai nya dan sebaliknya ia tidak menyukai orang yang
tidak menyukai nya. Dwyer (2000) menjelaskan, Reciprocate atau memberikan
kembali perasaan yang diberikan orang lain kepada kita. Pada dasarnya ketika kita
disukai orang lain, hal tersebut dapat meningkatkan self esteem (harga diri),
membuat kita merasa berharga, dan akhirnya mendapatkan positive
reinforcement.

C. Teori Hubungan Interpersonal


Manusia memiliki keinginan untuk dapat menjelaskan atau mengungkapkan
sesuatu. Hal ini merupakan sifat rasa ingin tahu manusia. Siapapun yang mengemukakan
penjelasan tentang mengapa manusia ingin memiliki teman atau bagaimana terjadinya
suatu hubungan secara internasional, individu tersebut sedang berteori tentang hubungan
interpersonal.

Teori terdiri dari konsep-konsep dan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang


bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam membantu
mengorganisasikan informasi yang ada, dan membuat prediksi tentang gejala yang
sedang diamati (Baron, Byrne & Branscombe, 2006).
Attaction Theory
Attaction theory merupakan dasar bagi seseorang dalam membentuk sebuah
hubungan adalah ketertarikan. Manusia dapat tertarik dengan seseorang dan tidak
tertarik pada orang lain. Hal yang sama juga dapat terjadi yaitu saat seseorang dapat
tertarik pada orang lain. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan
seseorang dengan orang lain, yaitu:

c. Similarity (kesamaan)
Prinsip kesamaan diartikan bagaimana seseorang akan memilih teman,
pacar, dan pasangan hidup yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik dalam
hal penampilan, perilaku, cara berfikir, dll. Pada umumnya seseorang menyukai
orang lain yang memiliki kesamaan berdasarkan beberapa aspek, seperti
kebangsaan, keahlian dalam suatu bidang, daya tarik fisik, kecerdasan, dan
sikap.
b. Proximility (kedekatan)
Proximility disebut sebagaimana orang lebih mudah tertarik dengan
orang-orang yang memiliki kedekatan secara fisik dengan dirinya.
c. Reinforcement (saling melengkapi)
Seseorang akan tertarik kepada orang lain yang memberikan hadiah pada
dirinya seperti hadial kecil dalam bentuk pujian atau hadiah yang cukup mewah
seperti, barang-barang mahal.
d. Physical attractiveness and personality (daya tarik fisik)
Daya tarik fisik dan kepribadian tidak dapat dipungkiri merupakan hal
yang disukai orang. Hal ini membuat orang lebih tertarik untuk membangun
interaksi dengan orang-orang yang memiliki fisik dan kepribadian yang
menarik.

D. Hubungan Romantis
Cinta
akan selalu menjadi hal yang menarik dalam kehidupan manusia. Cinta tidak
hanya diberikan kepada pasangan, namun juga kepada sesama, diri kita sendiri, Tuhan
dan ibu. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana kita menampilkan cinta kita
kepada orang yang kita cintai dan bagaimana menerima cinta dari orang tersebut.

Cinta menurut Erich Fromm


Dalam bukunya The Art of Loving, Fromm mengatakan bahwa cinta adalah
tindakan yang merupakan kekuatan manusia yang diwujudkan dalam kebebasan yang
mengandung arti bahwa cinta hadir tanpa adanya paksaan.
Objek Cinta menurut Erich Fromm :
1. Cinta Persaudaraan
2. Cinta Keibuan
3. Cinta Erotis
4. Cinta Diri
5. Cinta Tuhan

Dalam teorinya, Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi,


yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy) dan komitmen atau keputusan (commitment
or decision).

 Hasrat
Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan yang muncul
dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang
mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang
dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat
bertemu, mengalami perasaan indah seperti melambung ke awan,
mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat,
mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang
dicintai, memiliki energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi
pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan dalam banyak hal, serta
tentu saja merasakan sangat bahagia.

 Keintiman
Dimensi ini tertuju kepada kedekatan perasaan antara dua orang
dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan
akan mencapai keintiman emosional jika kedua pihak saling mengerti,
terbuka dan saling mendukung, serta bisa bicara apapun tanpa merasa
takut ditolak. Mereka mampu untuk saling memaafkan dan menerima,
khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.

 Komitmen atau Keputusan


Pada dimensi komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk
tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat
bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga
suatu hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan tersebutdari bahaya,
serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.

Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Cinta

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi seseorang ketika mencintai orang lain, yaitu :

a) Attachment Style
Terdapat tiga jenis Attachment Style yang sering dikaitkan dengan close
relationships, yaitu secure, avoidant, dan anxious atau ambivalent. Orang yang secure
akan menyatakan bahwa ia merasa nyaman dalam keintiman emosional dan memiliki
ketergantungan tertentu. Orang yang avoidant tidak menyukai ketergantungan dan
kedekatan, sedangkan orang yang anxious atau ambivalent terlihat terikat dengan
posesif.
b) Usia
Usia merupakan faktor yang mengecoh karena biasanya berhubungan dengan
pengalaman dan latar belakang. Semakin bertambah usia seseorang, mereka
umumnya memiliki hubungan yang sudah lama dan lebih behubungan secara
keseluruhan.
c) Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, pria dan wanita memiliki kesamaan ketika jatuh cinta.
Pria lebih cenderung dismissing daripada wanita, namun perbedaannya sangat kecil.
Wanita lebih intens dan impulsif dalam merasakan emosi.

E. Pernikahan
Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara social, yang
ditunjukkan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dam
membangun pembagian peran diantara sesama pasangan ( Duvall dan Miller 1985 ).

Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antarpasangan, dan dengan


mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah
resmi menjadi suami istri. Duvall & Miller dalam Sarwono (2012:73), menjelaskan
bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang
ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan
membangun pembagian peran diantara sesama pasangan.

Pernikahan adalah puncak dari hubungan intim antarjenis. Di dalam perkawinan


kedua belah pihak saling membagi pengalaman dan perasaan serta pikiran, sehingga
akhirnya pasangan-pasangan yang sudah menikah cukup lama mempunyai kemiripan
dalam sikap, nilai-nilai, minat, dan sifat (Pearson & Lee dalam Sarwono, 2002:220)

Faktor-Faktor Kepuasan dalam Pernikahan, yakni:


1. Keturunan (Anak)
2. Komunikasi yang terbuka
3. Ekspresi perasaan secara terbuka
4. Kepercayaan
5. Tidak adanya dominasi pasangan
6. Kepuasan hubungan seksual
7. Kehidupan social
8. Tempat tinggal
9. Penghasilan yang cukup
10. Keyakinan beragama
11. Hubungan dengan mertua dan ipar.

F. Permasalahan Hubungan Interpersonal


Berikut masalah yang ada dalam hubungan interpersonal:

1. Cemburu
Cemburu merupakan respon terhadap ketidaksetiaan partner, baik
ketidaksetiaan yang bersifat actual maupun yang dibayangka. Cemburu muncul
ketika seseorang terancam akan kehilangan hubungan yang penting oleh rival dan
berhubungan erat dengan perasaan, seperti takut, curiga, tidak percaya, cemas,
marah, perasaan dikhianati, merasa ditolak, terancam, dan kesepian ( Berhm,
1992). Cemburu terjadi karena sikap inferior dan rasa tidak aman yang dimiliki
seseorang.

Penyebab terjadinya cemburu terbagi menjadi dua, yaitu penyebab


eksternal yang disebabkan oleh tingkah laku pasangan yang terlihat tertarik, baik
secara emosianal maupun seksual pada orang lain dibandingkan terhadap
pasangannya sendiri. Dan faktor internal, biasanya menjadi penyebab seseorang
cemburu terhadap pasangannya adalah harga diri seseorang, yaitu seberapa
bergantung individu terhadap pasangannya.

Individu yang cenderung dapat dengan mudah atau tidak dalam merasa
cemburu terkait dengan hal-hal berikut :
a. Ketergantungan dalam hubungan dengan pasangan
b. Perasaan inadequacy dalam hubungannya dengan pasangan
c. Gaya attachment
d. Gaya kepribadian individu
e. Keinginan eksklusivitas dalam hubungan seks
f. Peran gender

2. Perselingkuhan
Beberapa definisi perselingkuhan adalah sebagai berikut:
a. Vaughan (2003) : perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang lain
yang bukan merupakan pasangan primernya.
b. Retnaningtyas (2008) : keterlibatan emosional atau seksual dimana tindakan
tersebut terjadi diluar dari hubungan utama dan terjadi pelanggaran oleh salah satu
pihak mengenai kepercayaan dan atau norma yang telah disepakati. Atau dimana
teman dekat kita membuat kita merasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan
pasangan. Hal ketiga yang terjadi adalah perselingkuhan emosional dengan teman
dilingkungan sosial terdekat anda. Selanjutnya, melakukan perselingkuhan melalui
kegiatan online. Padahal ketika online, tidak terjadi kontak mata atau langsung
melihat satu sama lain secara nyata.

Perselingkuhan Kontinuitas

1. Serial affair : bentuk perselingkuhan yang tidak melibatkan emosi mendalam,


berbentuk one night stand ataupun beberapa kali selingkuh. Daya tarik dari
hubungan ini adalah untuk seks dan kesenangan.
2. Flings affair : memiliki cirri yang sama dengan serial affair tetapi bedanya
flings affair dapat bertahan untuk beberapa bulan dan biasanya perselingkuhan
tersebut tidak melibatkan komitmen pada pasangan seksual.
3. Romantic love affair Hubungan ini sangat penting dan pasangan akan
memikirkan bagaimana perselingkuhan tersebut akan menyatu dengan
kehidupan mereka. Kebanyakan dari mereka berfikir apakah mereka akan
mengakhiri perselingkuhan atau justru bercerai dari pasangan dan menikahi
pasangan selingkuhannya. Semakin lama perselingkuhan tersebut berlanjut,
maka hubungan tersebut akan semakin serius.
4. Long term affair Perselingkuhan ini berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, bertahun-tahun, bahkan kemungkinan berasal dari salah satu pasangan
selama masa pernikahan berlangsung. Hubungan ini memiliki kesamaan
dengan romantic love affair, yaitu pasangan merasa sangat terikat secara
emosional.

 Faktor-Faktor Perselingkuhan:
1) Kurangnya perhatian (tidak memenuhi harapan)
2) Variasi seksual
3) Bentuk kesenangan
4) Companionship dengan wanita lain
5) Kepuasan akan tantangan
6) Ketertarikan dengan lawan jenis
7) Memanfaatkan peluang
8) Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilarang
9) Kebosanan akan pernikahan
10) Pasangan tidak lagi menarik secara fisik
11) Ketidaksiapan dalam menerima perbedaan dan keunikan
masingmasing.

 Dampak Psikologis Perselingkuhan


Identitas diri yang hilang, artinya seseorang yang mengetahui
pasangannya berselingkuh akan merasa dibohongi dan berpikir
bahwa apa yang selama ini dilakukannya tidak ada artinya.
Hilangnya perasaan istimewa, kondisi dimana seseorang merasa
bahwa dirinya tidak memiliki kepercayaan diri.
Hilangnya harga diri, seseorang akan menjadi nekat mau
melakukan apa saja demi mempertahankan hubungan anda dengan
pasangan.
Hilangnya kendali pada pikiran dan tubuh, serta dengan tergila-gila
ingin mengetahui detai kejadian yang mendorong terjadinya
perselingkuhan.
Memiliki pemikiran obsesif dan bersikap posesif terhadap
pasangan dengan terus memantau dan mencurigai pasangan.
Keyakinan religious, merasa bahwa hidupnya ditinggalkan oleh
tuhan.
Kondisi lain yang tragis juga dapat muncul yaitu hilangnya tujuan
dan kemauan untuk hidup. Keinginan untuk mengakhiri hidup
sebagai cara untuk menyelesaikan masalah seringkali terpikirkan,
kondisi ini terjadi karena ia merasa sudah tidak ada lagi orang yang
peduli dan sayang pada dirinya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hubungan interpersonal merupakan keadaan individu berkomunikasi dengan orang lain,


tidak hanya menyampaikan apa yang ingin diungkapkan namun juga menentukan batasan
hubungan interpersonalnya. Penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian
tersebut dapat diekspresikan melalui dimensi, dari strong liking hingga strong dislike. Dalam
melakukan hubungan antar pribadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi evaluasi, penilaian atau
ketertarikan interper-sonal (interpersonal attraction), yaitu faktor internal, eksternal, dah
interaksi. Manusia dapat tertarik dengan seseorang dan tidak tertarik pada orang lain. Hal yang
sama juga dapat terjadi yaitu saat seseorang dapat tertarik pada orang lain. Cinta akan selalu
menjadi hal yang menarik dalam kehidupan manusia. Cinta tidak hanya diberikan kepada
pasangan, namun juga kepada sesama, diri kita sendiri, Tuhan dan ibu. Namun, hal yang
terpenting adalah bagaimana kita menampilkan cinta kita kepada orang yang kita cintai dan
bagaimana menerima cinta dari orang tersebut. Pernikahan merupakan hubungan romantic
antara pria dan wanita yang diakui secara social, yang ditunjukkan untuk melegalkan hubungan
seksual, melegitimasi membesarkan anak, dam membangun pembagian peran diantara sesama
pasangan. Dua hal yang dapat menjadi permasalahan hubungan interpersonal adalah
kecemburuan dan perselingkuhan.
Daftar Pustaka

A. Meinarno, Eko, and Sarlito W. Sarwono. Psikologi Sosial. Edited by Aklia Suslia, 2nd ed.,

Jakarta, Salemba Humanika, 2018.

Anda mungkin juga menyukai