C. Intimasi dan hubungan pribadi
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan
intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin
hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi
adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya
setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang
terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun
hubungan yang harmonis dan langgeng.
1. Berikut ini merupakan prinsip layanan bimbingan dan konseling ( Bernarn & Fullmer, 1969
dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller & Fruehling, 1978)
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara
perorangan muupun kelompok. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri yang harus
dipahami oleh konselor. Individu itu sangat bervariasi, misalnya dalam hal jenis kelamin,
umur, status sosial, ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat, jabatan, minat, bakat, dan
sebagainya. Variasi dan keunikan individual, aspek-aspek pribadi dan lingkungan, serta sikap
dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya
prinsip-prinsip bimbingan konseling sebagai berikut:
a. Bimbingan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi individu yang akan diberikan layanan.
b. Bimbingan dan konseling berkaitan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk
dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks. Oleh karena itu pelayanan bimbingan
konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung faktor-faktor
yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak
seimbang. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu
positif. Faktor-faktor yang negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu. Secara ideal pelayanan bimbingan dan
konseling ingin membantu semua individu dengan berbagai masalah yang sedang
dihadapinya yang tentunya permasalahan setiap individu itu berbeda-beda. Prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan hal tersebut adalah:
Konselor dituntut untuk dapat menyusun program pelayanan bimbingan dan konseling.
Program ini berorientasi pada seluruh warga lembaga dimana tempat konselor bertugas
(misalnya sekolah atau kantor) dengan memperhatikan variasi maslah yang mungkin akan
muncul dan jenis layanan yang dapat diselenggaraka, rentangn dan unit waktu yang tersedia
(misalnya semester dan bulan), ketersediaanstaf, kemungkinan hubungan antarpersonal dan
lembaga, dan faktor-faktor lainnya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangakan di lembaga
bersangkuta. Prinsip-prinsip program layanan bimbingan dan konseling itu adalah :
h. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari prroses pendidikan dan
perkembangan. Oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan
dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan perkembangan secara utuh.
i. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga
(misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.
k. Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konselig hendaknya diadakan penilaian yang teratur
untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yag diperoleh, serta mengetahui
kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya,
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram atau incidental)
dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya akan
diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang konselor. Dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling konselor perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak,
baik dari dalam lembaga maupun dari luar lembaga agar tercapainya perkembangan peserta
didik secara optimal.
l. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh karena itu
pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan konseli agar
mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan yang
dihadapinya.
m. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh konseli
hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
konselor.
n. Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
o. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu dilaksanakan oleh
tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan
konseling.
p. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan
bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor dengan orang tua dan guru
sangat diperlukan.
q. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena itu
keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi
hambatan-hambatan yang menyebabkan terganggunya aktivitas belajar mengajar disekolah
maupun interaksi peserta didik terhada lingkungan dimana ia berada.
r. Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh mungkin
memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian dan himpunan data yang
memuat hasil pengukuran dan penilaian itu dikembangka dengan baik. Dengan
pengadministrasian instrument yang benar-benar dipilih dengan baik, dat khusu tentang
kemampuan mental, hasil belajar, bakat dan minat, dan berbagai ciri kepriba
1. Kesamaan (Similarity)
Sikap, nilai, minat, latar belakang dan kepribadian yang sama, bisa menyebabkan inividu
tertarik dengan orang lain. Dalam membangun satu hubungan kesamaan bisa menjadi dasar
untyuk membangun hubunga yag lebih baik danpositif. Itulah sebabnya mengapa kita bisa
cepat akrab denga orang sedaerah, padahal baru saja kita kenal.
2. Kedekatan (Proximity)
Kedekatan merujuk pada bentuk teritorial. Dekatnya jarak individu dengan orang lain,
mengakibatkan bentuk hunbungan menjadi lebihbaik Misalnya dalam bertetangga. Tapi tidak
selalu demikian, jika tidak ada interaksi yang intens, maka kedekatan teritorial bukanlah satu
jaminan hubungan akn terus bertahan.
3. Keakraban (Familiarity)
Robert zajonc menjelaskan tentang efek terpaan, bahwasannya orang mengembangkan
perasaan positif pada obyek dan individu yang serinag mereka lihat.
Orang yang kompeten, pintar akan lebih disukai dari pada yang tidak kompeten dan pintar,
karean adanya reward yang diberikan kepada kita. Misalnya orang yang pintar bisa
memudahkan permasalahan yang kita hadapi.
6. Tekanan Emosional
7. Mood
8. Harga diri yang rendah
9. Kesukaan secara timbal balik (Reciprocal Liking)
10. Saling melengkapi (Complementary)