PROPOSAL SKRIPSI
AI DANILAH
6221383
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih Nya yang melimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah
Dini di RSUD Bandung Kiwari Tahun 2022” Proposal Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Akan
tetapi penulis banyak mendapatkan masukan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait,
oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak- pihak
yang telah membantu penulisan skripsi ini, diantaranya:
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M., M. Keb selaku Dekan Institut Kesehatan
Rajawali
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M. Keb selaku penanggung jawab program studi
kebidanan
iii
7. Orang tua, Kakak kakak, Suami penulis Yana Supriyatna S. Kom, anak-anak
penulis, Muhammad Zhafir Rifqiansyah dan Fathir Alfian Rizki atas
bantuannya baik moril maupun materil serta dorongan positif dan semangat
bagi penulis.
8. Direktur RSUD Bandung Kiwari dr. Yorisa Sativa, M. Kes yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk menjadi
lebih baik lagi. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
dalam ilmu kebidanan.
Ai Danilah
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL ii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 Persalinan 9
2.1.1 Pengertian 9
v
2.1.6 Mekanisme Persalinan 17
2.3.1 Pengertian 26
2.3.2 Patofisiologi 27
2.3.5 Komplikasi 41
2.3.6 Penatalaksanaan 42
2.4 Usia 46
2.4.1 Pengertian 46
2.4.2 Klasifikasi 46
2.5 Paritas 47
2.5.1 Pengertian 47
2.5.2 Klasifikasi 48
2.6 Gemelli 50
2.6.1 Pengertian 50
2.6.2 Patofisiologi 50
2.6.4 Komplikasi 51
vi
2.6.5 Diagnosis 51
2.7 Peran dan Kewenagan bidan dalam asuhan ketuban pecah dini 53
vii
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 67
DAFTAR PUSTAKA 72
LAMPIRAN 75
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
keletihan karena bekerja dan peningkatan risiko KPD sebelum cukup bulan
diantara wanita nulipara (Varney, 2022).
tidak kuat atau lemah dan bila terjadi sedikit pembukaan serviks saja maka
selaput ketuban akan mudah pecah (Manuba, 2012).
Kejadian ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada 10- 12% dari semua
kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensinya 6- 19%, sedangkan pada
kehamilan preterm 2-5%. Laporan lain mendapatkan ketuban pecah dini
terjadi pada sekitar 6 % sampai 8 % wanita sebelum usia kehamilan 37
minggu dan secara langsung mendahului 20% sampai 50% dari semua
kelahiran prematur. Insiden KPD di seluruh dunia bervariasi antara 5- 10%
dan hampir 80% terjadi pada usia kehamilan aterm. Sementara itu, insiden
KPD preterm diperkirakan sebesar. Dalam keadaan normal, 8- 10% wanita
hamil aterm akan mengalami KPD dan hanya 1% terjadi pada usia kehamilan
preterm. Prevalensi dari KPD preterm di dunia adalah 3 - 4,5 % kehamilan
dan merupakan penyumbang dari 6 - 40 % persalinan preterm atau
prematuritas (Negara, 2017).
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada
ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia,
omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada
ketuban pecah dini preterm, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum
insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan
lamanya periode laten. Kriteria klinis infeksi yang digunakan pada KPD yaitu;
adanya febris, uterine tenderness (di periksa setiap 4 jam), takikardia (denyut
nadi maternal lebih dari 100x/mnt), serta denyut jantung janin yang lebih
dari 160 x/mnt (Wiknjosastro, 2010).
Dampak ketuban pecah dini terhadap ibu dan bayi yaitu persalinan
premature, Infeksi, hipoksia janin, asfiksia dan sindrom deformitas janin.
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Dengan
pecahnya ketuban terjadi oligohidamnion sehingga bagian kecil janin
menempel erat dengan dinding uterus yang dapat menekan tali pusat hingga
terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin dan derajat oligohidamnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin
4
gawat (Wiknjosastro ,2010). Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi
muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonary (HKFM, 2016).
<20 dan > 35 tahun. Penelitian oleh Idaman tahun 2019 menunjukkan ada
hubungan bermakna umur ibu, paritas, kelainan letak dengan KPD. Penelitian
oleh Zamilah tahun 2016 mengatakan ibu yang berumur beresiko mempunyai
persentase mengalami kejadian KPD lebih tinggi yaitu 81,1 % dibandingkan
ibu yang berumur tidak beresiko hanya sebesar 18,9 %. Penelitian Rohmatin
tahun 2019 mengatakan terdapat hubungan antara umur, gemelli dan
malpresentasi dengan kejadian KPD.
Selama tahun 2021 dan 2022 KPD menjadi kasus terbanyak di RSUD
Bandung Kiwari, penyebabnya masih belum jelas, maka tindakam preventif
tidak dapat dilakukan, penatalaksanaan dan asuhan yang baik diharapkan
dapat menekan tingkat infeksi dan komplikasi lainnya. Oleh sebab itu, penulis
ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Hubungan Usia dan Paritas
dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah Bandung
Kiwari Tahun 2022.
2.1 Persalinan
2.1.1 Pengertian
Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk
menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam
proses persiapan menghadapi kehidupan diluar rahim. Ibu menjalani
berbagai adaptasi fisiologis selama masa hamil dalam persiapan
menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya
kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir (Bobak, 2017).
9
10
b. Teori Oksitosin
d. Teori Prostaglandin
11
e. Teori Janin
a. Kontraksi (His)
atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang.
Kontraksi bersifat fundal recumbent/nyeri yang dirasakan terjadi pada
bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan
(fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian bawah. Tidak
semua ibu hamil mengalami kontraksi (His) palsu. Kontraksi ini
merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim untuk bersiap
menghadapi persalinan (Yulizawati, 2019).
b. Pembukaan Serviks
dari jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bisa juga karena
ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis
(locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu akan
mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif. Terjadinya pecah
ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan
membuka potensi kuman/bakteri untuk masuk. Karena itulah harus
segera dilakukan penanganan dan dalam waktu kurang dari 24 jam
bayi harus lahir apabila belum lahir dalam waktu kurang dari 24 jam
maka dilakukan penanganan selanjutnya (Yulizawati, 2019).
b. Kala II (Pengeluaran)
1. Passenger
2. Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang
padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul
ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku (Bobak, 2017).
3. Power
4. Position
5. Psychologic Respons
Lapisan korion lebih tebal dari pada lapisan amion dan berisi
sublapisan jaringan ikat dan sitotrofoblas. Sel-sel sitotrofoblas
dikelilingi oleh kolagen tipe IV dan lapisan korion berikatan kuat
dengan lapisan decidua, di mana sel-sel desidua dikelilingi oleh kolagen
tipe III, IV, dan V. Ketika membran janin terpisah dari rahim saat
melahirkan, beberapa jaringan rahim yang melekat, bagian dari
desidua tersebut, tetap melekat pada korion (Negara, 2017). Korion
terdiri dari 4 lapisan yang tersusun sebagai berikut:
1. Trofoblast, terdiri dari sel – sel trofoblast dari yang bulat sampai
polygonal.
2.3.2 Patofisiologi
Studi terbaru menunjukkan bahwa peristiwa molekuler
yang menyebabkan persalinan prematur dan KPD secara fundamental
berbeda, hal ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa wanita
mengalami persalinan prematur tanpa pecah ketuban, sementara yang
lain mengalamiKPD tanpa persalinan. Studi pada membran (in vivo
dan in vitro) menunjukkan bahwa unsur-unsur dari kematian sel
terprogram (apoptosis) yang didominasi terlihat pada selaput ketuban
dari wanita dengan KPD tapi bukan mereka dari wanita dengan
persalinan preterm. Infeksi dan endotoksin mampu merangsang
banyak faktor-faktor proapoptotik selama KPD preterm. Agen
proapoptotik meningkat pada KPD yang berasal dari membran amnion
dan bukti kematian sel terprogram terlihat. Beberapa penelitian
lainnya juga telah melaporkan hubungan yang kuat antara apoptosis
dan KPD (Negara, 2017).
daerah fokal dari fetal membran yang disebut dengan high morphology
change, di dalamnya terdapat proses remodeling dan apoptosis (Negara,
2017).
1) Persalinan prematur
2) Korioamnionitis
5) Inkompetensi serviks
9) Usia
2. Ultrasonografi (USG)
3. Pemeriksaan laboratorium
2.3.5 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang seringkali ditimbulkan dari KPD
sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas bayi serta
dampak terhadap ibunya sendiri, diantaranya adalah:
1. Persalinan prematur
2. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.
Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi. Pada ketuban pecah dini preterm, infeksi lebih sering
daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
41
2.3.6 Penatalaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan KPD
adalah; memastikan diagnosis, menetukan umur kehamilan,
mengevaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin,
serta apakah dalam keadaan inpartu atauterdapat kegawatan janin.
Prinsip penanganan Ketuban Pecah Dini adalah memperpanjang
kehamilan sampai paru-paru janin matang atau dicurigai adanya atau
terdiagnosis khorioamnionitis.
SKOR 0 1 2 3
1) Penanganan di rawat di RS
3) Di ruang Obstetri:
c) Terminasi Kehamilan
44
2.4 Usia
2.4.1 Pengertian
Usia adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai
sekarang (Lukman, 2008). Usia adalah umur yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat akan berulang tahun, semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja, dari segi kepecayaan, masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari penglaman dan kematangan
jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berpikir semakin matang
(Depkes,2008).
2.4.2 Klasifikasi
Menurut (Depkes RI,2001), klasifikasi usia reproduksi dibagi:
Masa kehamilan yang baik terjadi pada saat ibu yang berusia
antara 20-35 tahun, karena pada usia tersebut sangat produktif
untuk terjadi kehamilan dengan jarak lebih dari 2 tahun.
2.5 Paritas
2.5.1 Pengertian
Paritas adalah jumlah persalinan yang mencapai viabilitas
yang telah dilalui oleh seorang wanita (Cunningham, 2006). Paritas
adalah kelahiran bayi yang mampu bertahan hidup. Paritas dicapai
pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram (Morgan,
2009).
2.5.2 Klasifikasi
Beberapa istilah yang berkaitan dengan paritas, yaitu:
(Cunningham, 2006)
2018).
2.6 Gemelli
2.6.1 Pengertian
Kehamilan gemeli adalah suatu kehamilan dengan dua janin
atau lebih yang ada di dalam kandungan selama proses kehamilan.
Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan
hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin (Wiknjosastro, 2010).
2.6.2 Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar
yang berasal dari satu sel telur dan dizigot kembar yang berasal dari
dua telur. Dari seluruh jumlah kehamilan kembar, sepertiganya adalah
monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu
bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu
mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma. Lalu membelah dua.
Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi
kelak (Manuaba, 2007)
dizigotik/ kembar fraternal) 2 buah sel telur dibuahi oleh dua buah
sperma. Kedua sel telur dapat berasal dari 1 ovarium atau masing –
masing ovarium yang berlainan. Kehamilan kembar 1 telur (kehamilan
kembar monozigotik/ kembar identik) terjadi dari sebuah sel telur dan
sebuah sperma. Sel telur yang telah dibuahi kemudian membagi diri
menjadi 2 bagian yang masing – masing tumbuh menjadi janin
(Rosyidah, 2019).
2.6.4 Komplikasi
Hidramnion, sering menyertai kehamilan kembar. Hidramnion
mungkin meningkatkan kematian bayi karena menyebabkan
persalinan kurang bulan.
2.6.5 Diagnosis
Anamnesis
Inspeksi
Palpasi
Fundus uteri teraba lebih tinggi daripada usia kehamilan. Diperut ibu,
teraba 3 bagian besar atau lebih, atau teraba 2 bagian besar
berdampingan. Pada tiap kehamilan dengan hidramnion,
kemungkinan kehamilan kembar harus senantiasa diingat.
Auskultasi
Pemeriksaan dalam
Ultrasonografi
menyebabkan selaput ketuban tidak kuat atau lemah dan bila terjadi
sedikit pembukaan servik saja maka selaput ketuban akan mudah pecah
(Manuaba, 2012).
2.7 Peran dan Kewenagan bidan dalam asuhan ketuban pecah dini
2.7.1 Pengertian peran
Peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis
sesuai dengan status atau kedudukan yang disandang. Status dan
kedudukan ini sesuai dengan keteraturan sosial, bahkan dalam
keteraturan tindakan semuanya disesuaikan dengan peran yang berbeda
(Soekanto, 2009).
a. Tugas mandiri
yang diberikan
Faktor ibu:
Serviks inkompeten
Riwayat KPD
Hidramnion
Infeksi
Paritas Ketuban Pecah Dini
Usia
60
Faktor janin:
Gemelli
Kelainan letak janin
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara usia dan
paritas dengan kejadian KPD pada ibu bersalin, maka peneliti melakukan
pendekatan, pengukuran atau pengamatan dan pengumpulan data terhadap
variabel bebas (usia dan paritas) diukur saat bersamaan dengan variabel
terikat (kejadian KPD pada ibu bersalin).
Variabel Independen:
Variabel Dependen:
Usia
Ketuban Pecah Dini
Paritas
61
62
Cara ukur adalah metode yang digunakan peneliti untuk mengukur dan
memperoleh data untuk variable yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).
2. Skala ordinal. Data disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu.
4. Skala rasio adalah skala yang mencakup nominal, ordinal dan interval
ditambah dengan sifat lain yaitu bahwa ukuran ini memiliki nilai nol
yang sama dan dapat diperbandingkan (Nursalam, 2015).
Cara Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur
ukur Ukur
a. Kriteria Inklusi
Rekam Medik ibu bersalin dengan usia < 20 tahun dan >35
tahun
65
b. Kriteria Eksklusi
N
n = 1+N(d 2)
Keterangan:
n: Jumlah sampel
N: Jumlah populasi
1.000
n = 1+1.000 (0,052)
1.000
n = 1+1.000 (0,0025)
1.000
n = 1+2,5
n = 1.000
3,5
n = 285,7
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Pelaporan
68
a. Editing
b. Coding
Yaitu memberi kode pada data dengan cara memberi angka terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2011). Memberi
kode terhadap variasi variabel yang diteliti, yaitu:
Kejadian KPD
1 = KPD
2 = Tidak KPD
69
Usia
1. <20 tahun
2. >35 tahun
Paritas
1 = >5
2 = 2-4
3=1
c. Tabulating
d. Data entri
e. Cleaning
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
72
73
Manuaba IAC. Gadar obstetri & ginekologi & obstetri ginekologi sosial untuk
profesi bidan. Jakarta: EGC; 2009.
Manuaba IAC. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. 2nd ed. Jakarta: EGC;
2014.
Manuaba IBG. Pengantar Kuliah Obstertri. Jakarta: EGC; 2007.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta; 2004.
Marshall J, Raynor M. Myles textbook for midwives. 16th ed. Singapura: Elsevier;
2014.
Maryunani A, Buku praktik kehamilan dan persalinan patologis dalam kebidanan.
Jakarta: Trans Info medika; 2016.
Maryunani A. Manajemen kebidanan terlengkap. Jakarta: Egc. 2016.
Medforth J, Ball L, Walker A, Battersby S, Stables S. Oxford handbook for
midwifery. 3rd Edition. New York: Oxford University press; 2017.
Metti E. Asuhan keperawatan ibu hamil dengan ketuban pecah dini aplikasi teori
keperawatan need for help wiedenbach. Pekalongan: Nasya Expanding
Management; 2021.
Morgan G, Hamilton C. Obstetri dan ginekologi panduan praktis. Jakarta: Egc;
2009.
Negara KS, Mulyana RS, Pangkahila ES. Buku ajar ketuban pecah dini. Denpasar:
RS Sanglah; 2017.
Norwitz E, John S. At a glance obstetri & ginekologi. Jakarta: Eriangga; 2008.
Nugroho. Patologi kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
Nursalam. Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis. 4th ed.
Jakarta: Salemba Medika; 2015.
Parritz, Robin H. Disorders of childhood development and psychopathology. Edisi ke
-3. Boston: MA: Cengage Learning; 2018.
Pogi Hkfm. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ketuban Pecah Dini. Jakarta:
Himpunan Kedokteran Feto Maternal; 2016.
Rosyidah R, Azizah N. Obstetri patologi. Sidoarjo: Umsida Press; 2019.
Rothman, Kenneth J. Modern epidemiology. Edisi 3. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2008.
Saifuddin Ab, Adriaansz G, Wiknjosastro Gh. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. 1st ed. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2018.
Sakriawati M, Rahmawati R. Faktor risiko usia dan paritas ibu hamil terhadap
74
kejadian ketuban pecah dini. Nursing Arts, 14(2), 90– 97.; 2020
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alvabeta; 2014.
Syarwani TI, Tendean HM, & Wantania, J. J. E. Gambaran kejadian ketuban pecah
dini (KPD) di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2018. Medical
Scope Journal (MSJ, Volume 1, Nomor 2, 24-29; 2020.
Tahir S. Faktor determinan ketuban pecah dini. Bandung: Medsan; 2021.
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan volume 2. 4th ed.
Jakarta: EGC; 2022.
Wiknjosastro GH, Saifuddin Ab, Rachimhadi T. Ilmu kebidanan. 4th ed. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
Yulizawati, Insani AA, Sinta LE, Andriani F. Buku ajar asuhan kebidanan
pathologi persalinan. Sidoarjo: Indomedika Pustaka; 2019.
Yulizawati. Konsep kebidanan. Sidoarjo: Indomedika Pustaka; 2021.
Yuvalianda. Analisis univariat. 2020; Available from: URL
:https://yuvalianda.com/analisis-univariat/
LAMPIRAN
75
76
77
78
79
80
81
82