Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP NYERI


PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PMB AMI AMALIA
JAKARTA TIMUR TAHUN 2021

OLEH:
MAULDILLA ALKANI PISCA
NIM P3.73.24.1.20.160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021
SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP NYERI


PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PMB AMI AMALIA
JAKARTA TIMUR TAHUN 2021

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas dalam menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan pada Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

OLEH:
MAULDILLA ALKANI PISCA
NIM P3.73.24.1.20.160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021
ABSTRAK
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Mauldilla Alkani Pisca


Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri Punggung pada Ibu Hamil di PMB
Ami Amalia Jakarta Timur Tahun 2021
62 Hal, 3 Bagan, 10 Tabel, 3 Gambar , 8 Lampiran

Latar Belakang: Nyeri punggung sangat sering terjadi dalam masa kehamilan
terutama saat trimester II dan trimester III. Nyeri punggung yang dirasakan saat
kehamilan membuat ibu hamil tidak merasakan kehamilan yang nyaman. Prenatal
yoga telah disarankan untuk menurunkan nyeri punggung pada ibu hamil. Tujuan
Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga
terhadap nyeri punggung pada ibu hamil. Metode Penelitian: Penelitian ini
menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian yaitu 30
ibu hamil yang diambil menggunakan Purposive Sampling. Ibu hamil yang sudah
mengikuti prenatal yoga diukur skala nyeri terhadap nyeri punggung yang
dirasakan. Skala nyeri ibu hamil diukur dengan Numerical Rating Scale. Hasil
Penelitian: Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara prenatal yoga terhadap nyeri punggung pada ibu hamil (p=0,007).
Kesimpulan: Prenatal yoga dapat menurunkan nyeri punggung pada ibu hamil di
PMB Ami Amalia tahun 2021.

Kata Kunci: Nyeri Punggung, Prenatal Yoga, Kehamilan

ii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


ABSTRACT
Midwife Professional Education Study Program
Applied Undergraduate Program
Majors of Midwifery
Health Polytechnic Of Health Ministry Jakarta Three

Mauldilla Alkani Pisca


The Effect of Prenatal Yoga in Relieving Back Pain in Pregnant Woman at
PMB Ami Amalia East Jakarta in 2021
62 Pages, 3 Chart, 10 Tables, 3 Pictures, 8 Attachment

Background: Women are frequently suffered from back pain during the second
and third trimester of pregnancy. This condition prevents them from having a
comfortable and enjoyable pregnancy. Prenatal Yoga has been suggested to relief
back pain in pregnant woman. The purpose of Research: This research aimed to
determine the effects of prenatal yoga on pregnant woman. The method of
Research: This research was using a cross sectional design. The sample was 30
women who were selected using a Purposive Sampling. The intensity of back pain
in women who had been doing prenatal yoga was measured using a pain scale
Numerical Rating Scale. The Research Results: The results of Chi Square
research showed that there was a significant correlation between prenatal yoga and
back pain in pregnant woman (p=0,007). Conclusion: Prenatal Yoga is effective in
relieving back pain in pregnant women at PMB Ami Amalia in 2021.

Key words: Back Pain, Prenatal Yoga, Pregnancy

iii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


iv Poltekkes Kemenkes Jakarta III
v Poltekkes Kemenkes Jakarta III
vi Poltekkes Kemenkes Jakarta III
vii Poltekkes Kemenkes Jakarta III
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH
PRENATAL YOGA TERHADAP NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL
DI PMB AMI AMALIA JAKARTA TIMUR TAHUN 2021”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh


derajat Profesi Bidan di Jurusan Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta III.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan ilmu baru,
pengalaman, bantuan, bimbingan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes


Jakarta III.
2. Erika Yulita Ichwan, SST., M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta III.
3. Shentya Fitriana, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D IV/ Sarjana
Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III.
4. Sri Sukamti, S.Kp., MKM selaku pembimbing akademik yang selalu memberi
semangat dan memotivasi saya untuk bisa menjadi yang lebih baik lagi di setiap
semester.
5. Wahyudin Rajab, SKp., M.Epid selaku pembimbing I yang senantiasa
memberikan waktu, bimbingan, motivasi serta pengarahan selama proses
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Ani Kusumastuti, SST., M.Keb selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan waktu, bimbingan, motivasi serta pengarahan selama proses
menyelesaikan Skripsi ini.
7. Pemilik PMB Ami Amalia, S.Tr.Keb dan asisten bidan yang telah memberi ijin
dan membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

viii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8. Elly Dwi Wahyuni, SST., M.Keb dan Nessi Meilan, SST., M.Kes selaku
penguji yang telah memberi masukan dan motivasi dalam penyelesaian Skripsi
ini.
9. Kedua Orangtua tercinta, Ayahanda Nirzon, SH dan Ibunda Kasmawati atas
doa, bimbingan, tenaga, dukungan moril maupun materil dan kasih sayang yang
melimpah selama perjalanan hidup penulis.
10. Kedua adikku yaitu Ismi Naura Pisca dan Muhammad Ridho Pisca dan keluarga
besar yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi.
11. Teman-teman, Ibu-ibu, Kakak-kakak Alih Jenjang Kelas B yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan keceriaan sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 1 Alih Jenjang.
13. Teman-teman dan pihak-pihak yang lain yang tidak bisa disebut namanya satu
persatu yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyusun skripsi ini secara maksimal sesuai dengan panduan dan
prosedur yang telah ditentukan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

Bekasi, Juni 2021

Penulis

ix Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR BAGAN xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kehamilan 7
2.1.1 Perubahan Fisiologi Kehamilan 7
2.2 Nyeri Punggung Bawah pada Masa Kehamilan

x Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2.2.1 Definisi 11
2.2.2 Etiologi 12
2.2.3 Proses Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Kehamilan 13
2.2.4 Penilaian Nyeri 15
2.2.5 Faktor – Faktor yang mempengaruhi 16
2.2.6 Penyebab Terjadinya Nyeri Punggung Bawah 22
2.2.7 Cara Mengatasi Nyeri Punggung 23
2.3 Prenatal Yoga
2.2.1 Definisi 25
2.2.2 Manfaat Fisik 27
2.2.3 Syarat Sebelum Melakukan 30
2.2.4 Kontraindikasi 30
2.2.5 Gerakan 31
2.4 Penelitian Terkait 33
2.5 Kerangka Teori 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis dan Desain Penelitian 37
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 37
3.3 Kerangka Konsep 37
3.4 Hipotesis Penelitian 38
3.5 Definisi Operasional 38
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian 40
3.6.2 Sampel Penelitian 40
3.6.3 Besar Sampel 41
3.6.4 Teknik Pengambilan Sampel 41
3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data 42
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 42
3.9 Etika Penelitian 43
3.10 Pengolahan Data 44

xi Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3.11 Analisis Data 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Keterbatasan Penelitian 47
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisis Univariat 47
4.2.2 Hasil Analisis Bivariat 49
4.3 Pembahasan
4.3.1 Karakteristik Responden 54
4.3.2 Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri Punggung 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan 60
B. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

xii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori 36
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 37
Bagan 3.2 Alat dan Teknik Pengumpulan Data 42

xiii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perubahan Fisiologi Kehamilan 7
Tabel 2.2 Perbedaan Serabut A-Delta dan C 14
Tabel 2.3 Penelitian Terkait 33
Tabel 3.1 Definisi Operasional 38
Tabel 4.1 Tabel Analisis Univariat 47
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil 49
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil 50
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil 51
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil 52
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Prenatal Yoga terhadap
Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil 53

xiv Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Skala Nyeri Deskriptif 15
Gambar 2.2 Skala Numerik Angka 16
Gambar 2.3 Skala Wajah 16

xv Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Riwayat Hidup


Lampiran 2 Penjelesan Sebelum Persetujuan (PSP)
Lampiran 3 Informed Consent Responden Prenatal Yoga
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Lampiran Output
Lampiran 6 Surat Komisi Etik
Lampiran 7 Surat Perizinan Penelitian
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 9 Surat Balasan Sudah Melaksanakan Penelitian

xvi Poltekkes Kemenkes Jakarta III


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan SDGs 2030 di bidang kesehatan yaitu menjamin kehidupan yang
sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Perlunya
upaya dan perhatian khusus untuk mencapai target tersebut dengan
memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang terintegrasi,
merata, dan berkesinambungan.
Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas
pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin, dan
berakhir pada kehamilan. Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum, maka
dimulailah awal kehamilan. Setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi
dan nidasi dari hasil tersebut. Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7
hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.1
Masa kehamilan dibagi menjadi 3 (tiga) trimester yaitu trimester I (minggu
ke 1-14), trimester II (minggu 14-28) dan trimester III (minggu ke 28-40).
Trimester tersebut dibagi berdasarkan perkembangan fetus (janin) didalam
rahim juga berdasarkan perubahan fisik dan psikis yang dialami calon ibu.2
Selama proses kehamilan itu berlangsung terjadi perubahan secara fisik
yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama trimester III seperti
sering buang air kecil, sesak nafas, nyeri punggung, nyeri ulu hati, konstipasi,
insomnia, dispnea, ketidaknyamanan pada perineum, kram otot betis, varises,
edema pergelangan kaki, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, mood yang
tidak menentu, dan peningkatan kecemasan, peningkatan berat badan,
peningkatan tinggi fundus uteri, dan pembesaran perut (Pudji dan Ina, 2018).
Sehubungan dengan perubahan perubahan yang terjadi diatas maka rasa stress
juga sering dialami oleh ibu hamil. Maka dari itu gerakan senam yoga
merupakan latihan relaksasi pikiran dan roh yang dapat menenangkan dan
mengurangi tingkat stress sehingga ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
hamil dapat berkurang.1

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2

Banyak sekali perubahan yang terjadi selama proses kehamilan. Seringkali


seorang ibu mengabaikan hal ini sehingga ketika tubuh melakukan perubahan
maka yang terjadi adalah muncul keluhan-keluhan yang mungkin sebenarnya
bisa di cegah jika tubuh seimbang dan mengerti serta siap akan perubahan
tersebut.2
Nyeri punggung bawah adalah ketidaknyamanan yang terjadi dibawah
costa dan di atas bagian inferior glueteal. Nyeri punggung bawah adalah
gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil mungkin saja memiliki riwayat
“sakit punggung” dimasa lalu. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi
dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor
dalam kehamilan, gejala nyeri biasanya terjadi antara 4-7 bulan usia
kehamilan dan nyeri biasanya terasa di punggung bagian bawah, terkadang
menyebar ke bokong dan paha, dan terkadang turun ke kaki sebagai siatika.3
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil perlu dilakukan perawatan kehamilan.
Penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2006), diketahui bahwa ada
hubungan bermakna antara upaya perawatan kehamilan dengan kejadian
persalinan lama (p=0,036) dengan OR sebesar 3,5965. Salah satu perawatan
kehamilan pada trimester III adalah olahraga. Ternyata, bagi ibu hamil,
olahraga juga mempunyai banyak manfaat. Olahraga dapat membantu dalam
perubahan metabolisme tubuh selama kehamilan berdampak pada tingginya
konsumsi oksigen pada tubuh, aliran darah jantung, volume dan curah jantung.
Hal ini mengakibatkan perubahan peran jantung selama kehamilan yang
berguna untuk membantu fungsi jantung, sehingga ibu hamil akan merasa
lebih sehat dan tidak merasa sesak nafas. Prasetyono (2010) menambahkan
manfaat lain yaitu dapat mengurangi berat dan frekuensi nyeri punggung
akibat kehamilan dengan cara membantu mempertahankan postur tubuh yang
lebih baik.4
Ada beberapa cara tindakan pencegahan selama kehamilan agar ibu dan
janin berada dalam kondisi sehat dan nantinya terjadi proses persalinan normal
yaitu olahraga jalan pagi, bersepeda statis, aerobic, senam air, menari, dan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3

yoga. Senam hamil memiliki beberapa metode latihan diantaranya yaitu yoga,
pilates, kegel, hypnotherapy.4
Bentuk olahraga yang membantu ibu hamil untuk lebih mengenal
tubuhnya sendiri dan membantu memperlancar dalam proses persalinan nanti
yaitu dengan prenatal yoga. Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan
senam hamil dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan
pernapasan, posisi, meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan mempersiapkan persalinan.
Yoga adalah cara yang ideal untuk tetap bugar selama kehamilan karena
hampir semua pose yoga dapat dengan mudah dimodifikasi agar sesuai dengan
kebutuhan saat hamil serta kemampuan wanita saat hamil, yoga membantu
membangun kekuatan otot dan fleksibilitas, dan mengajar wanita hamil untuk
mendengarkan tubuhnya sendiri.1
Prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis
modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan
prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan
spiritual untuk proses persalinan. Dengan persiapan matang, sang ibu akan
lebih percaya diri dan memperoleh keyakinan menjalani persalinan dengan
lancar dan nyaman.4
Senam Yoga berasal dari india kuno sejak 5.000 tahun lalu, (Yogantara,
2019). Senam Yoga dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil
untuk menghadapi persalinan dengan lancar dan nyaman (Priharyanti W dan
Dwi R 2018). Efek positif dari senam yoga sangat bermanfaat bagi ibu hamil,
dengan melalukan gerakan dari senam yoga akan dapat mengurangi stress,
kecemasan dan rasa sakit pinggang sepanjang kehamilan dari hamil trimester
pertama sampai trimester 3, senam yoga dapat juga mengurangi rasa sakit saat
persalinan dan dapat memperpendek waktu persalinan kala 2.1
Beberapa penelitian mengenai pengaruh Prenatal Yoga terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil menunjukkan hasil yang signifikan
diantaranya yang dilakukan oleh Rafika (2018) mendapatkan perbedaan antara
pre-test dan post-test pada ibu hamil yang melakukan Prenatal Yoga yaitu pre-

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


4

test sebesar 7.56 % dan post-test 4.06 %. Begitu pula yang dilakukan oleh
Hamidiyanti, dkk (2020) mendapati hasil pre-test yaitu 12,76 % dan hasil
post-test 12,17 %. Nurhayati, dkk (2019) juga meneliti tentang pengurangan
ketidaknyamanan kehamilan trimester III melalui senam yoga mendapatkan
hasil yaitu ibu hamil yang mengalami kenyamanan setelah mengikuti senam
yoga 54,8 % dan yang tidak mengalami kenyamanan 45,2 %. Penelitian
tentang penurunan nyeri punggung melalui Senam Hamil dan Yoga Hamil
juga dilakukan oleh Fitriani (2018) ditemukan bahwa Yoga Hamil lebih
efektif untuk mengurangi nyeri punggung. Wulandari, dkk (2020) juga
meneliti tentang pengaruh prenatal yoga terhadap nyeri punggung ditemukan
sebelum dilakukan prenatal yoga 5,11 dan sesudah dilakukan prenatal yoga
berubah menjadi 3,83, yang artinya terjadi penurunan nyeri punggung dengan
p value 0,000<0.05 (taraf signifikasi).
PMB Ami Amalia merupakan praktik bidan didaerah Jakarta Timur yang
menyediakan pelayanan yang dapat membantu ibu hamil untuk
memberdayakan dirinya dengan mengikuti kelas ibu hamil seperti prenatal
yoga. Banyak ibu hamil yang mengalami keluhan dan tidak mengetahui cara
penanganannya. Dengan adanya kelas ibu hamil berupa prenatal yoga di PMB
Ami Amalia diharapkan dapat membantu meringankan keluhan ibu hamil,
mengenal tentang kehamilan dan tubuhnya, dan bisa berbagi cerita terhadap
ibu hamil lainnya. Di PMB Ami Amalia belum pernah dilakukan penelitian
pengaruh yoga terhadap nyeri punggung pada ibu hamil.
Berdasarkan data dan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
bahwa keluhan fisik pada ibu hamil terutama nyeri punggung bawah
merupakan permasalahan yang umum terjadi dan perlu perhatian khusus. Dari
penjelasan tentang cara mengatasi keluhan fisik diatas, peneliti tertarik pada
cara meditasi atau terapi komplementer berupa Prenatal Yoga di PMB Ami
Amalia.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas salah satu cara untuk membantu
mengurangi keluhan fisiologis saat kehamilan yaitu dengan salah satu cara
non farmakologis yang menurut banyak studi penelitian hal ini sangat efektif
yaitu dengan melakukan latihan prenatal yoga, maka rumusan penelitian ini
adalah belum diketahuinya pengaruh prenatal yoga terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh Prenatal Yoga terhadap nyeri
punggung pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui distribusi frekuensi ibu hamil yang mengikuti Prenatal Yoga
di PMB Ami Amalia Jakarta Timur Tahun 2021.
b. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia,
paritas, pendidikan, pekerjaan terhadap nyeri punggung pada ibu hamil
di PMB Ami Amalia Jakarta Timur Tahun 2021.
c. Diketahui hubungan karakteristik ibu hamil (usia, paritas, pendidikan,
dan pekerjaan) terhadap nyeri punggung pada ibu hamil di PMB Ami
Amalia Jakarta Timur Tahun 2021.
d. Diketahui hubungan ibu hamil yang mengikuti prenatal yoga terhadap
nyeri punggung pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur
Tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis atau Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evidenced based yang
dapat digunakan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan saat melakukan
pendidikan kesehatan kepada pasien dengan keluhan fisiologis pada

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


6

kehamilan dan suatu evidenced based yang dapat meningkatkan semangat


tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk meningkatkan kompetensi
khususnya dalam metoda alamiah. Sebagai bidan yang membuka praktik
diharapkan menyediakan pelayanan kelas prenatal yoga di Praktik Bidan
Mandiri agar dapat memberikan edukasi tentang kehamilan, persalinan,
dan bayi baru lahir kepada calon ibu. Diharapkan dengan penelitian ini
para ibu hamil termotivasi untuk mengikuti prenatal yoga.

1.4.2 Manfaat Teoritis atau Akademis


Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menunjang penelitian
tentang hubungan atau manfaat Prenatal Yoga dengan variabel yang lain
dan sebagai bahan belajar mahasiswa kesehatan dan tenaga kesehatan lain
khususnya dalam konteks non farmakologis. Hasil penelitian ini agar dapat
dikembangkan kembali mengenai pengaruh prenatal yoga terhadap nyeri
punggung pada ibu hamil.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta
Timur tahun 2021 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga
terhadap nyeri punggung pada ibu hamil. Jenis penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April hingga Mei tahun 2021.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
Menurut The International Federation of Gynecolog and Obstetric
(FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.5
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9-10 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga minggu ke-28 hingga ke-40.6

2.1.1 Perubahan Fisiologi Kehamilan

Ketidaknyamanan
Perubahan Kebutuhan fisiologis
fisiologis
 Tingkatkan intake cairan
dan serat dalam diet,
misalnya buah, sayuran,
minuman air hangat ketika
Sistem
Konstipasi perut kosong.
Pencernaan
 Istirahat secukupnya.
 Senam hamil.
 Buang air besar secara
teratur dan segera setelah

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8

ada dorongan.
 Hindari minyak mineral,
lublican, perangsang, saline,
hiperosmosis, dan castrol
oil.
 Hindari konstipasi.
 Gunakan bungkusan es atau
kompres panas.
 Jika perlu digunakan salep
obat luar untuk
Hemoroid memperingan/ anestesi
sesaat, astringen wirch-
hazel, calamine, dan
oksidase, krim
hidrokortison.
 Jangan duduk terlalu lama
 Konsumsi makanan atau
diet tinggi Fe dan asam
folat, misalnya sayur
Sistem
berwarna hijau, ikan
Kardiovaskular Anemia fisiologis
daging, dan susu.
 Konsumsi tablet Fe 1 kali
sehari minimal selama 3
bulan.
 Hindari posisi tegak lurus
dalam waktu yang lama.
Edema umum  Istirahat dengan posisi
berbaring miring ke kiri dan
kaki agak ditinggikan.
 Hindari kaos kaki atau

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


9

stoking yang ketat.


 Olahraga atau senam hamil.
 Hindari sandal atau sepatu
hak tinggi
 KIE tentang penyebab
sering BAK.
 Kosongkan kandung kemih
ketika ada dorongan.
 Perbanyak minum pada
siang hari.
 Jangan kurangi minum di
Sistem malam hari kecuali
Perkemihan Sering BAK mengganggu tidur dan
mengalami kelelahan.
 Hindari minum kopi atau
teh sebagai dieresis.
 Berbaring miring kiri saat
tidur untuk meningkatkan
dieresis.
 Tidak memerlukan
pengobatan farmakologi.
 KIE tentang penybab
fisiologis
 Bantu cara untuk mengatur
Sistem pernapasan.
Sesak napas
Pernapasan  Mendorong postur tubuh
yang baik untuk
pernapasan.
 Berikan posisi semifowler
 Istirahat teratur.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10

 Latihan pernapasan dan


senam hamil.
 Gunakan mekanisme tubuh
yang baik untuk
mengangkat barang yang
jatuh, misalnya dengan
jongkok, lebarkan kaki dan
letakkan satu kaki sedikit di
depan titik.
Nyeri pinggang  Hindarkan sepatu hak
Sistem
dan punggung tinggi, hindarkan pekerjaan
Neurologis dan
bagian bawah dengan beban yang terlalu
Muskuloskeletal
berat.
 Gunakan bantal waktu tidur
untuk meluruskan
punggung.
 Gunakan kasur yang keras
untuk tidur.
 Senam hamil.
 Masase daerah pinggang
 Kurangi konsumsi fosfor
tinggi supaya terjadi
Kram pada relaksasi pada otot-otot
Sistem
tungkai kaki
Neurologi
 Beri kompres hangat pada
kaki
 Konsumsi cukup kalsium
 KIE tentang penyebab.
Kesemutan  Posisikan postur tubuh
dengan benar.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


11

 Berbaring dan merebahkan


diri
Tabel 2.1
Sumber: (Astuti, 2011)7

2.2 Nyeri Punggung Bawah Pada Masa Kehamilan


2.2.1 Definisi
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah
satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang
kurang baik (Furlan et al, 2015). Gangguan nyeri pinggang bawah dapat
dialami oleh semua orang, tidak memandang tua, muda, wanita atau pria.
Sebagiaan besar nyeri pinggang bawah disebabkan karena otot – otot pada
pinggang kurang kuat sehingga pada saat melakukan gerakan yang kurang
betul atau berada pada suatu posisi yang cukup lama dapat menimbulkan
peregangan otot yang ditandai dengan rasa sakit.5
Menurut The International Association for the Study of Pain
(IASP), nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) adalah nyeri
pada daerah superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung
prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir , daerah inferior oleh
garis transversal imajiner yang melalui ujung processus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari
batas lateral spina lumbalis (Guyton, 2004; Rinta 2013). Nyeri punggung
bawah atau low back pain pada kehamilan merupakan kondisi yang tidak
mengenakkan akibat membesarnya rahim dan meningkatnya berat badan
menyebabkan otot bekerja lebih berat sehingga dapat menimbulkan stress
pada otot dan sendi.5
Pada ibu hamil nyeri punggung bawah adalah gangguan yang
umum terjadi, dan ibu hamil mungkin saja memiliki riwayat “sakit
punggung” dimasa lalu. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi
dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan
minor dalam kehamilan, gejala nyeri biasanya terjadi antara 4-7 bulan usia

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


12

kehamilan dan nyeri biasanya terasa di punggung bagian bawah, terkadang


menyebar ke bokong dan paha, dan terkadang turun ke kaki sebagai
statiska.8

2.2.2 Etiologi
a. Penambahan berat badan secara drastic
NPB terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena merupakan nyeri
yang terjadi akibat perubahan postur yang terjadi akibat penambahan
beban kandungan yang semakin besar yang menyebabkan pertambahan
sudut lengkungan tulang belakang. Pertambahan sudut lengkungan
menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas dari lumbal menjadi menurun.
NPB kadang akan menyebar sampai ke panggul paha dan turun ke
kaki, kadang akan meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis.
Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan berat badan.5
b. Pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat
uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40
minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Perubahan tersebut
meningkatkan tekanan pada lordosis lumbal dan tekanan pada otot
paraspinal. Tekanan gravitasi uterus pada pembulun besar mengurangi
aliran darah pada tulang belakang dan menyebabkan nyeri punggung
terutama pada masa akhir kehamilan (Emília et al., 2017).
Membesarnya rahim dan meningkatnya berat badan menyebabkan otot
bekerja lebih berat sehingga dapat menimbulkan tegangan pada otot
dan sendi.5
c. Peregangan berulang
Menurut Tyastuti (2016) faktor penyebab nyeri punggung bawah
yaitu pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot, keletihan,
posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang, kadar hormon

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


13

yang meningkat menyebabkan kartilage pada sendi besar menjadi


lembek dan posisi tulang belakang hiperlordosis.5
d. Peningkatan kadar hormon estrogen terhadap ligament
Penyebab NPB pada wanita hamil adalah adanya perubahan
hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak
penyangga dan penghubung (connective tissue) sehingga
mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot. Nyeri
punggung bawah pada wanita hamil disebabkan oleh perubahan
hormonal yaitu hormon estrogen dan relaksin yang menimbulkan
perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga
mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot.5

2.2.3 Proses Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Kehamilan


Nyeri punggung bawah dalam kehamilan terjadi karena
pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh ibu hamil
sehingga terjadi peningkatan tekanan pada lengkungan tulang belakang,
ada kecenderungan otot punggung bawah memendek. Keadaan ini memicu
pengeluaran mediator kimia seperti prostaglandin dari sel rusak, bradikinin
dari plasma, histamin dar sel mast, serotonin dari trombosit. Peningkatan
mediator- mediator tersebut menjadikan saraf simpatis terangsang. Fast
pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau thermal (yaitu serabut
saraf A-Delta), sedangkan slow pain (nyeri lambat) biasanya dicetuskan
oleh serabut saraf C). Serabut saraf A-Delta memiliki karakteristik
menghantarkan nyeri dengan cepat serta bermielinasi, dan serabut saraf C
yang tidak bermielinasi, berukuran sangat kecil dan bersifat lambat dalam
menghantarkan nyeri.5
Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas
dalam melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut
C menyampaikan implus yang tidak terlokalisasi (bersifat difusi), viseral
dan terusmenerus. Sebagai contoh mekanisme kerja serabut A-Delta dan
serabut C dalam suatu trauma adalah ketika seseorang menginjak paku,

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


14

sesaat setelah kejadian orang tersebut kurang dari satu detik akan
merasakan nyeri yang terlokalisasi dan tajam, yang merupakan transmisi
dari serabut A.5
Perbedaan Serabut A-Delta dan C
Serabut A-Delta Serabut C
Diameter 2-5 mikrometer Diameter 0,4-12,2 mikrometer
Bermielinasi Tidak bermielinasi
Kecepatan hantar 12-30 m/dt Kecepatan hantar 0,5-2 m/dt
Menyalurkan impuls nyeri yang Menyalurkan impuls nyeri yang
bersifat tajam, menusuk, bersifat tidak terlokalisasi, viseral
terrlokalisasi dan jelas. dan terus menerus.
Tabel 2.2

Tahap selanjutnya adalah transmisi, dimana impuls nyeri kemudian


ditransmisikan serat afferen (A-delta dan C) ke medulla spinalis melalui dorsal
hormon, dimana disini impuls akan bersinaps di substansia gelatinosa (lamina I
dan III). Impuls kemudian menyeberang keatas melewati traktus spinothalamus
anterior dan lateral. Beberapa impuls yang melewati traktus spinothalamus lateral
diteruskan langsung ke thalamus tanpa singgah di formatio retikularis membawa
impuls fast pain. Di bagian thalamus dan korteks serebri inilah individu dapat
mempersepsikan, menggambarkan, melokalisasi, menginterprestasikan dan mulai
berespon terhadap nyeri.5

Beberapa impuls nyeri ditransmisikan melalui traktus paleospinothalamus


pada bagian tengah medulla spinalis. Impuls ini memasuki formatio retikularis
dan sistem limbik yang mengatur perilaku emosi dan kognitif, serta integrasi dari
sistem saraf otonom. Slow pain yang akan terjadi akan membangkitkan emosi,
sehingga timbul respon terkejut, marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar
keringat dingin dan jantung berdebar-debar.5

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


15

2.2.4 Penilaian Nyeri


Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan
terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini
mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi
nyeri yang dirasakan. Penilaian terhadap intensitas nyeri dapat
menggunakan beberapa skala yaitu:9
a. Skala Nyeri Deskriptif
Skala nyeri deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat
keparahan nyeri yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala
pendeskripsian verbal /Verbal Descriptor Scale (VDS) merupakan
garis yang terdiri tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun
dengan jarak yang sama disepanjang garis. Pendeskripsian ini mulai
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”, dan pasien
diminta untuk menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan
nyeri saat ini.9

Gambar 2.1

b. Numerical Rating Scale (NRS) (Skala numerik angka)


Pasien menyebutkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 –10.
Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat
yang tidak tertahankan.NRS digunakan jika ingin menentukan
berbagai perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya
nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan.9

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


16

Gambar 2.2

c. Faces Scale (Skala Wajah)


Pasien disuruh melihat skala gambar wajah. Gambar pertama tidak
nyeri (anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan
gambar paling akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat
berat. Setelah itu, pasien disuruh menunjuk gambar yang cocok dengan
nyerinya. Metode ini digunakan untuk pediatri, tetapi juga dapat
digunakan pada geriatri dengan gangguan kognitif.9

Gambar 2.3

2.2.5 Faktor - faktor yang mempengaruhi nyeri punggung bawah pada


kehamilan
a. Usia
Usia adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Usia sangat
menentukan status kesehatan ibu. Ibu hamil dikatakan beresiko tinggi
apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Menurut Judha (2012) perbedaan perkembangan akan mempengaruhi
respon terhadap nyeri. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik dan
organ-organ pada usia kurang dari 20 tahun belum siap untuk
melaksanakan tugas reproduksi dan belum matang secara psikis. Usia
muda atau kurang dari 20 tahun akan sulit mengendalikan nyeri (Yanti,
2010). Usia reproduksi lebih dari 35 tahun, fisik dan fungsi organ-
organ tubuh terutama sistem reproduksi mengalami penurunan. Hal

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


17

tersebut juga dapat menimbulkan respon kecemasan karena risiko


kehamilan dan persalinan yang akan dihadapi. Kecemasan dalam
kehamilan dapat meningkatkan stimulus intensitas nyeri.5
Umur kehamilan yang aman pada ibu adalah usia antara 20 sampai
35 tahun. Umurdi bawah 20 tahun dandi atas 35 tahun merupakan
umur rawan bagi kehamilan. Kondisi fisik ibu hamil dengan umur
lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal
ini pun turut mempengaruhi kondisi janin. Pada proses pembuahan,
kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan sel
telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat yaitu 20 sampai 35
tahun.10
Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun,
dibawah dan diatas umur tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan
maupun persalinan. Pertambahan umur diikuti oleh perubahan
perkembangan organ-organ dalam rongga pelvis.10
Pada wanita usia muda dimana organ-organ reproduksi belum
sempurna secara keseluruhan dan kejiwaan belum siap menjadi
seorang ibumaka kehamilan dapat berakhir dengan suatu keguguran,
bayi berat lahir rendah (BBLR), dan dapat disertai dengan persalinan
macet. Umur hamil pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20
tahun, sebab pada usia tersebut rahim wanita sudah siap menerima
kehamilan.10
Hal ini dikarenakan pada umur dibawah 20 tahun, dari segi
biologis fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan
sempurna untuk menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang
dalammenghadapi tuntutan beban moril, mental, dan emosional,
sedangkan pada umur diatas 35 tahun dan sering melahirkan, fungsi
reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran atau
degenerasi dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga
kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama
perdarahan lebih besar. Perdarahan postpartum yang mengakibatkan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


18

kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada umur


dibawah 20 tahun, 2-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan post
partum yang terjadi pada umur 20-29 tahun. Perdarahan post partum
meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun.10
Berdasarkan penelitian sebelumnya kategori usia di 21 – 30 tahun
dan 31 – 40 tahun dan peneliti juga mengambil kategori seperti
penelitian sebelumnya. Dalam penelitian Kartikasari, (2016) selain
pendidikan, senam hamil juga dipengaruhi oleh faktor umur. dapat
dijelaskan bahwa ibu hamil di POLINDES Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan hampir seluruhnya berumur 21-30
tahun. Menurut Notoatmodjo (2007), pada usia 21-30 tahun
merupakan usia produktif dimana seorang wanita aktif dalam
menerima informasi.11
Pada masa dewasa merupakan usia produktif, masa bermasalah,
masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa komitmen,
masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan
cara hidup baru, masa kreatif. Pada masa dewasa ditandai oleh
perubahan jasmani dan mental. Kemahiran dan keterampilan dan
profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian. (Harlock, 2002). Pembagian
usia menurut tingkat kedewasaan:
 21 – 30 tahun
 31 – 40 tahun
 41 –50 tahun
b. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh seorang
ibu selama hidupnya. Menurut hasil penelitian terdapat hubungan
antara paritas dengan nyeri punggung pada kehamilan. Ibu hamil yang
memiliki paritas tinggi yaitu lebih atau sama dengan empat (grande
multi gravida) lebih beresiko mengalami nyeri punggung bawah. Hal
tersebut akibat setiap kehamilan yang disertai persalinan akan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


19

menyebabkan kelainan pada uterus, dalam hal ini terjadi kerusakan


pada pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi
nutrisi ke janin. Hal tersebut dapat menurunkan fungsi otot-otot dan
organ reproduksi.5
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah
dialami ibu baik lahir hidupmaupun mati. Paritas 2 sampai 3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal
yangtinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab
gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang.
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama
kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih
terbatasuntuk pertumbuhan janin.10
Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan
ibu dan anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan
ibu yang berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitastinggi,
terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu
yang berkaitan dengankehamilan (Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat
dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0, primipara yaitu paritas 1,
multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu paritas lebih dari
4.10
c. Usia Kehamilan
Menurut penelitian Ulfah (2014) sebagian besar keluhan nyeri
punggung ibu hamil terjadi pada trimester III. Penambahan umur
kehamilan menyebabkan perubahan postur pada kehamilan sehingga
terjadi pergeseran pusat gravitasi tubuh ke depan, sehingga jika otot
perut lemah menyebabkan lekukan tulang pada daerah lumbar dan
menyebabkan nyeri punggung.5
d. Pekerjaan
Pekerjaan ibu dapat dihubungkan dengan kondisi keletihan yang
dialami ibu. Menurut Yanti (2010) keletihan secara tidak langsung

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


20

dapat memperburuk persepsi nyeri. Selain itu, keletihan menyebabkan


sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan mekanisme koping.5
Pekerjaan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang setiap
hari dalam hidupnya. Pengalaman dan pendidikan seseorang dari sejak
kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Kesesuaian
antara pekerjaan dalam diri seseorang memberikan kesan dan
pengetahuan. Diketahui ibu yang bekerja lebih stabil di banding ibu
yang tidak bekerja. Pekerjaan ibu dapat mempengaruhi kecemasan
karena adanya tekanan dan stressor di tempat pekerjaan. Beban kerja
yang terlalu berat atau kondisi fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seorang ibu hamil yang bekerja mengalami gangguan
atau penyakit akibat kerja, seperti kondisi lingkungan.12
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan
nafkah atau pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
memperoleh informasi. Dengan adanya pekerjaan seseorang akan
memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat
yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh
informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan
juga berkurang.13
Menurut Badan Pusat Statistik status pekerjaan adalah jenis
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha
atau kegiatan. Status pekerjaan diklasifikasikan bekerja dan tidak
bekerja. Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas atau kesibukan ibu.
Kesibukan ibu akan menyita waktu sehingga pemenuhan pemeriksaan
selama kehamilan berkurang atau tidak dilakukan.10
e. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat
berperan dalam kualitas pelayanan bayinya. Informasi yang

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


21

berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan sehingga


akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Hal itumenunjukkan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat
pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi
mengenai kesehatannya maka ia tidak mengetahui mengenai
bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan yang baik.10
Tingkat pendidikan sangat memengaruhi bagaimana seseorang
untuk bertindak dan mencari penyebab dan solusi dalam hidupnya.
Orang yang berpendidikan tinggi biasanya bertindak lebih rasional.
Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima
gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu berpendidikan tinggi akan
memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga kesehatan
dirinya dan anak dalam kandungannya.10
Pendidikan dasar atau pendidikan yang paling rendah dimiliki oleh
masyarakat Indonesia yaitu bila tamat SMP (sederajat) berdasarkan
ketentuan pendidikan dasar sembilan tahun, serta pendidikan tinggi
yaitu apabila seseorang menamatkan pendidikan SMA (sederajat) ke
atas.13
f. Olah raga
Latihan fisik merupakan hal yang penting dalam menentukan
kesehatan ibu dan bayi. Salah satu olahraga selama kehamilan yang
aman untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil akan
membantu dalam memperkuat otot-otot abdomen dan pelvis yang akan
sangat berguna saat melahirkan.5
g. Riwayat nyeri terdahulu
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


22

Riwayat nyeri pinggang pada kehamilan sebelumnya akan


mempengaruhi kejadian nyeri pinggang pada kehamilan.5

2.2.6 Penyebab Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Pada Masa Kehamilan


a. Perubahan hormone relaxin
Tulang dan sendi terhubung oleh jaringan ikat yang disebut
ligamen. Ketika hamil, tubuh memproduksi hormon relaksin yang
memungkinkan ligamen menjadi rileks dan membuat persendian
menjadi longgar. Tujuannya adalah mempersiapkan tubuh untuk
persalinan. Ligamen dan otot yang menopang tulang belakang juga
turut terkena dampak hormon tersebut. Akibatnya, ligamen dan otot
di sekitar panggul menjadi longgar, sehingga muncul rasa nyeri di
punggung. Hormon ini terlepas selama hamil untuk membuat
ligamen di panggul menjadi lembut, dan sendi jadi lebih fleksibel.
Perubahan ini membuat punggung dan pinggang menegang.
b. Pertambahan berat badan
Ibu hamil yang sehat akan mengalami kenaikan berat badan.
Tulang belakang yang bertugas menopang tubuh akan terbebani
dengan pertambahan berat ini. Hal ini menimbulkan rasa sakit pada
panggul dan punggung, khususnya punggung bagian bawah.
c. Pertumbuhan bayi
Makin bertambah usia kandungan, ukuran janin semakin
membesar, begitu juga dengan rahim. Pertumbuhan janin dan rahim
akan menekan pembuluh darah dan saraf di area panggul dan
punggung, sehingga bagian ini terasa nyeri.
d. Perubahan postur tubuh
Kehamilan bisa menggeser titik berat atau pusat gravitasi tubuh,
sehingga postur tubuh, cara berjalan, cara duduk, dan posisi tidur
berubah. Selain itu, postur tubuh yang salah, berdiri terlalu lama, dan
membungkuk untuk mengambil benda juga dapat memperparah sakit
punggung.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


23

e. Stres
Stres saat hamil, baik stres fisik maupun emosional, dapat
menyebabkan ketegangan otot di punggung.Ditambah lagi efek
hormon relaksin yang melemaskan persendian dan ligamen. Saat
stres meningkat, sangat mungkin punggung akan terasa semakin
nyeri.
h. Jarang berolahraga
Suatu penelitian mengungkapkan bahwa wanita hamil yang jarang
berolahraga lebih berisiko untuk mengalami sakit punggung. Hal ini
diduga karena jarang berolahraga dapat membuat otot dan sendi di
panggul atau punggung menjadi lebih lemah. Sebagian besar kasus
nyeri punggung berkait dengan masalah body mekanik sederhana.13

2.2.7 Cara Mengatasi Nyeri Punggung saat Hamil


a. Jaga postur tubuh
Postur tubuh Ibu mempengaruhi rasa nyeri yang Ibu rasakan. Coba
tetap tegak dan menjaga perut Ibu dalam posisi masuk ke dalam.
 Posisi duduk : Usahakan duduk tegak. Kalau perlu, tahan
punggung Ibu dengan bantal.
 Posisi tidur : Berbaringlah di satu sisi tubuh, taruh bantal di
antara lutut untuk menjaga posisi yang benar. Selain itu,
gunakan lengan Ibu untuk membantu mendorong tubuh ke
atas sekaligus menahan perut Ibu. Posisi ini akan mengatasi
ketegangan pada punggung sehingga rasa nyeri hilang.
b. Gunakan sepatu yang nyaman.
Sepatu yang nyaman itu penting. Selama hamil mungkin sebaiknya
Ibu menghindari penggunaan sepatu berhak tinggi karena bias
memicu nyeri punggung dan kontraksi.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


24

c. Menjaga aktivitas tubuh


Di masa kehamilan Ibu disarankan untuk melakukan olahraga yang
sesuai untuk ibu hamil seperti renang, jalan santai, yoga atau senam
khusus hamil bisa Ibu lakukan, untuk mengatasi sakit di punggung.
d. Hindari mengangkat beban yang berat
Saat kehamilan, Ibu sudah membawa janin di dalam perut Ibu.
Hindari membawa beban berat yang akan memberi tekanan
tambahan pada tubuh. Jika harus mengambil sesuatu di bawah,
jangan lupa tekuk lutut Ibu dan bertumpu pada paha untuk berdiri
kembali.
e. Kompres punggung
Berikan kompres punggung dengan handuk yang diisi es batu.
Kompres dingin bisa diberikan selama 20 menit dan diulang
beberapa kali dalam sehari. Setelah tiga hari, ganti dengan kompres
hangat.Caranya adalah dengan menempelkan botol berisi air hangat
ke punggung.Metode ini mungkin bisa membantu meredakan rasa
sakit.
f. Chiropractic
Terapi chiropractic pada tulang belakang aman dilakukan selama
kehamilan. Namun, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu
pada dokter kandungan sebelum melakukan perawatan ini, dan pilih
tempat praktik chiropractic yang terpercaya dan memiliki izin
praktek yang valid.
g. Pijat
Coba lakukan pemijatan di punggung bagian bawah dan seluruh
punggung.Minta terapis atau pasangan untuk memberikan pijatan
yang lembut.Pijatan ini bisa meredakan rasa lelah dan nyeri sakit
otot.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


25

i. Akupuntur
Pengobatan alternatif ini mungkin bisa membantu meringankan
rasa sakit.Ketika memutuskan untuk melakukan akupuntur, pastikan
memilih praktisi yang terlatih dan berpengalaman.
j. Olahraga
Rutin berolahraga bisa memperkuat dan meningkatkan kelenturan
dan kekuatan otot, serta mengurangi tekanan pada tulang belakang.
Olahraga yang aman dilakukan semasa kehamilan adalah:
 Yoga Prenatal
 Berjalan Kaki
 Senam Kegel
 Berenang.13

2.3 Prenatal Yoga


2.3.1 Definisi
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya untuk memikul
atau bergabung bersama. Definisi dan gerakan yoga ditemukan dalam
kitab Yoga Sutra yang ditulis oleh Rsi Patanjali pada 3000 SM yang
merupakan seorang guru besar dan fisioterapi India. Yoga merupakan
kombinasi antara olah tubuh dan peregangan dengan nafas dalam dan
meditasi. Yoga didesain untuk meregangkan otot dan menjaga fleksibilitas
tulang belakang dan sendi. Yoga dilakukan dengan pernafasan dalam
sehingga meningkatkan aliran oksigen ke otak sehingga dapat mengurangi
kecemasan, depresi, gangguan psikologis dan gejala nyeri termasuk nyeri
punggung bawah.5
Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan
gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama),
posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika (2018),
prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis
modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


26

Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental
dan spiritual untuk proses persalinan.5
Yoga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti ‘’perpaduan’’,
yaitu perpaduan antara tubuh, pikiran, dan jiwa (roh). Menurut pandangan
Yogic, hidup itu harus dinikmati dan penuh dengan pengalaman, dan
ketika hamil, harus lebih penuh keceriaan. Prenatal gentle yoga adalah
memelihara aktivitas ketika dilalui untuk lebih rileks, membebaskan dan
menyesuaikan tubuh anda dan janin yang tumbuh di dalam kandungan
anda. Energi yang alami, hidup, dan menguatkan pada tubuh dan pikiran
akan ditingkatkan selama melakukan sikap tubuh gentle yoga. Ketika
hamil, ibu akan merasa tegang, pada perubahan tubuhnya, terutama pada
bentuk tulang punggungnya. Yoga bekerja dengan mengimbangi perut
yang membesar dan memelihara sikap tubuh yang baik. Peregangan ketika
melakukan postur yoga akan membantu untuk mengendurkan pembukaan
pada rongga panggul pada persiapan persalinan. Gerakan Toning pada
dasar panggul memungkinkan untuk persalinan yang lebih terkontrol,
mengurangi komplikasi, dan mempercepat penyembuhan saat nifas.12
Asanas dapat meningkatkan aliran darah ke semua sel di dalam
tubuh, dan meremajakan sel saraf. Aliran ini memperkuat sistem saraf dan
memiliki kapasitas untuk menahan stress. Menurut ilmu pengetahuan
yoga, diafragma adalah sebuah kedudukan dari kecerdasan hati dan
jendela jiwa. Selama situasi stress, namun ketika anda menarik napas dan
membuang napas, diafragma menjadi tegang untuk mengubah benuknya.
Latihan yoga dapat menurunkan masalah ini dengan mengembangkan
elasitisitas pada diafragma, maka itu ketika meregang, diafragma dapat
menangani segala bentuk stress, seperti intelektual, emosional, dan fisik.
Latihan asanas dan pranayama dapat membantu menyatukan tuhuh,
pikiran,dan kecerdasan. Membuang napas secara perlahan selama latihan
asanas dapat membawa ketenangan ke sel-sel tubuh, mengendurkan otot
fasial, dan menurunkan semua ketegangan dari organ penginderaan: mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit. Ketika hal ini terjadi, otak yang bertugas

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


27

berkomunikasi dengan organ menjadi Shunya atau hampa, dan segala


pemikiran terhenti. Kemudian, serbuah ketakutan, dan kecemasan tidak
dapat masuk ke otak. Ketika anda mengembangkan kemampuan ini, anda
melaksanakan kegiatan sehari-hari anda dengan efisien dan ekonomis.
Jangan anda menyia-nyiakan bio-energy yang berharga, dan anda
memasuki bentuk dari kecerdasan yang jernih. Pikiran anda bebas dari
stress dan terisi dengan ketenangan dan kedamaian.12

2.3.2 Manfaat Fisik Prenatal Yoga


a. Menjadi tetap bugar
Yoga adalah cara yang baik untuk membentuk postur tubuh.
Berbagai posisi yoga menyehatkan berbagai organ dan membentuk
oto-otot yang panjang dan sehat.
b. Yoga membantu untuk menjadi relaks
Teknik pernapasan tertentu yang disebut pranayama
mengendalikan pernapasan dan pikiran. Pranayama membuat seluruh
system tubuh terasa lebih sehat. System pernapasan dan saraf menjadi
lebih tenang dan kuat, dan seluruh sel menerima kekuatan hidup dan
makanan dari pernapasan. Latihan pranayama, ketika dilakukan
dengan tepat, dikatakan dapat memberikan manfaat penyembuhan.
Energi vital dari tubuh menjadi seimbang dan diisi kembali. Kelelahan
berkurang. Pikiran dan emosi menjadi lebih tenang.
Teknik relaksasi secara sistematis membimbing kedalam keadaan
rileks yang mendalam. Begitu suara-suara dalam pikiran menghilang,
tubuh akan mampu untuk melepaskan ketegangan otot. Ketika tubuh
mulai santai, napas menjadi lebih lambat dan dalam, sehingga system
pernapasan dapat beristirahat. Napas yang lambat dan dalam
mendorong relaksasi dan ketenangan, sedangkan napas yang terburu-
buru dan pendek akan menyebabkan kekhawatiran.
c. Percaya diri dan Citra Tubuh

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


28

Yoga membantu mengembangkan rasa percaya diri yang positif,


citra tubuh, dan pandangan terhadap diri sendiri yang lebih nyaman
dan realistis. Latihan yoga menciptakan keyakinan dan stabilitas fisik,
mental, dan emosi.
d. Perbaikan sikap tubuh
Yoga memperbaiki sikap tubuh dalam kehidupan sehari-hari
sehingga kesadaran akan sikap tubuh meningkat dan kemudian
kesadaran untuk memperbaiki sikap tubuh dalam kegiatan sehari-hari
diluar kelas pun meningkat.
e. Menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh ibu hamil
Saat hamil sebenarnya hormone relaksin semakin banyak
diproduksi oleh tubuh. Dengan melakukan yoga, otot-otot menjadi
lebih kenyal, elastis, dan sendir lebih mudah bergerak. Untuk itu
penting sekali menjaga keseimbangan otot. Kumpulan otot bekerja
menjadi satu tim dimana ketika sebagian otot tegang dan memendek,
maka otot yang lain lentur dan memanjang. Ketika anda
menyeimbangkan tim otot lawan, maka sendi dan postur tubuh secara
otomatis membaik juga. Dengan melakukan yoga kehamilan,
melakukan gerakan-gerakan yang jarang dilakukan dalam keseharian
selama hamil sehingga dapat meningkatkan keseimbangan tubuh.
f. Memperbaiki pola napas dan meningkatkan oksigenasi didalam tubuh
Bernapas dengan baik tergantung pada postur yang baik. Ketika
panggul dan tulang belakang berada dalam posisi seimbang dimana
bahu rileks, maka rongga dada dapat memperluas kapasitasnya dengan
mudah sehingga pernapasan tidak dibatasi.
g. Mengurangi dan menghilangkan keluhan yang dirasakan
Ketika sering melakukan yoga dan menjadi terbiasa dengan
olahraga, maka akan menemukan gerakan-gerakan yang dapat
meminimalkan bahkan menghilangkan ketidaknyamanan yang
seringkali dirasakan selama masa kehamilan seperti heart burn, nyeri
di pinggul atau tulang tusuk, kram di kaki atau sakit kepala.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


29

h. Membantu mempersiapkan kelahiran


Dengan melakukan yoga selama kehamilan, ibu hamil dapat
mempersiapkan fisiknya lebih baik untuk menghadapi proses
persalinan. Fokus pada napas dan kesadaran tubuh, mengurangi
kecemasan, dan mengajarkan ibu hamil untuk beradaptasi dengan
situasi baru. Memperkuat dan mengendurkan otot-otot yang digunakan
saat melahirkan, membuat tubuh fisiik terutama jalan lahir lebih siap
melalui proses persalinan.
i. Menguatkan otot punggung
Membuatnya lebih kuat untuk menyangga beban kehamilan dan
menghindarkan dari cedera punggung atau sakit punggung.
j. Melatih otot dasar panggul
Semakin elastis otot dasar panggul, semakin mudah untuk
menjalani proses kelahiran dan semakin cepat pula proses pemulihan
pasca melahirkan.
k. Meningkatkan kualitas tidur
Banyak ibu hamil yang merasa kesulitan untuk tidur karena stress,
aktivitas janin, atau hanya perut yang semakin membesar dan terasa
kurang nyaman. Yoga membantu untuk relaksasi sehingga
meningkatkan kualitas tidur.14
Untuk mendapatkan hasil yang efektif dari prenatal yoga dan pada
kesehatan tubuh serta ketentraman mental, maka sebaiknya melakukan
latihan teratur pagi dan sore (30-60 menit) setiap hari dengan benar,
selama 30 hari lengkap dengan relaksasi dan meditasinya. Kemudian,
ukur dan rasakan secara objektif perubahan, kebugaran, kesehatan, dan
ketenangan pikiran18. Namun, menurut Bd. Tantri Setyorini amd.Keb,
RYT, RPYT, prenatal yoga dapat dilakukan minimal 4x pertemuan
dan dilakukan dengan benar. Satu sesi dapat dilakukan 60 menit
maupun 90 menit, dan dapat dilakukan setiap hari, namun apabila tidak
menyanggupi dapat dilakukan minimal 1-2x dalam seminggu, sudah
cukup efektif untuk mendapatkan manfaat prenatal yoga.12

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


30

2.3.3 Syarat sebelum melakukan Prenatal Yoga


a. Boleh dilakukan untuk semua ibu hamil yang sehat mulai kehamilan
diatas 20 minggu sampai akhir persalinan.
b. Mendapatkan rekomendasi dari dokter kandungan atau bidan bahwa
ibu hamil dan bayinya dalam keadaan sehat dan aman melakukan
aktivitas prenatal yoga.
c. Sebelum kelas prenatal yoga pastikan tekanan darah ibu dan detak
jantung janin sehat dan aman. Kelas prenatal yoga tidak boleh
dilakukan jika tekanan darah ibu lebih tinggi 30 mmHg atau lebih
rendah 30 mmHg. Contoh diatas 120/80 mmHg atau dibawah 90/80
mmHg. Prenatal yoga tidak boleh dilakukan jika detak jantung janin
dibawah 120 x/m atau diatas 160 x/m.
d. Selalu berikan istirahat diantara 2 asanas.
e. Jika didalam kelas yoga, tiba-tiba ibu hamil merasakan kontraksi,
segera istirahat dalam posisi tidur miring kearah punggung bayi atau
jika tidak tahu dimana punggung bayi dipersilakan untuk miring kiri.
f. Setelah kegiatan yoga berakhir, kembali cek tekanan darah dan detak
jantung janin.14

2.3.4 Kontraindikasi Prenatal Yoga


a. Riwayat keguguran
b. Pre-eklampsia
c. Plasenta Previa Totalis
d. Riwayat perdarahan selama proses kehamilan
e. Riwayat serviks inkompeten (mulut Rahim lemah)
f. Tidak boleh menahan napas/ kumbaka
g. Untuk ibu hamil dengan varises, hindari pose berjongkok
h. Tidak boleh ada gerakan yang memeras perut.14

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


31

2.3.5 Gerakan Prenatal Yoga


a. Latihan pemusatan perhatian (centering)
Centering atau memusatkan perhatian penting untuk memulai
latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih memikirkan banyak
hal sehingga perlu membantu ibu untuk memusatkan perhatian,
menangkan pikiran, fokus pada latihan dan hanya antara ibu dan janin
dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata positif untuk
membangkitkan kembali rasa tenang, semangat, percaya diri dan
nyaman.5
b. Pernafasan (pranayama)
Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas
adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan
pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman
membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran
bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan yang
dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu
keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas dan
turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas
melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila sambil mengeluarkan
nafas dari mulut.5 Salah satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan
yaitu Nadi Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian
antara lubang hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan
untuk menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang
hidung kiri.5
c. Gerakan pemanasan (warming up)
Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk melakukan
gerakan-gerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang berat karena
tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang tepat untuk
memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang pinggul, posisi
kaki dan bagian tubuh lainnya.5

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


32

d. Gerakan inti
1) Stabilisasi
Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat perubahan
dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan mengalami
perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang membuat
sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk
menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot
punggung dan kaki.5
2) Peregangan
Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama
quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna dan
interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
memberi ruang pada rongga dada.5
3) Persiapan proses persalinan
Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan
menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan
proses mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot
dasar panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan
peregangan pada otot dasar panggul, melenturkan otot area panggul
dan paha antara lain hamstring, adductor group, quadriceps
femoris, gluteus group. Memberi ruang bagi janin untuk masuk
panggul pada trimester III dan meringankan nyeri punggung dan
panggul.5
4) Restorative (gerakan relaksasi)
Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih
tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan
stamina, meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi yang
nyaman dan menenangkan tubuh.5

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


33

2.4 Penelitian Terkait


No. Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Fitriani, Lina. Penelitian ini Hasil dari penelitian dapat
2018. menggunakan metode disimpulkan bahwa diantara 2
penelitian quasi kelompok perlakuan yaitu
eksperiment dengan senam hamil dan yoga hamil
rancangan penelitian two yang lebih efektif dalam
group pretest dan menurunkan nyeri punggung
posttest design pada ibu hamil adalah yoga
hamil.
2. Wulandari, Penelitian kuantitatif Hasil dari penelitian ini rata-
Dyah Ayu dengan desain penelitian rata nyeri punggung pada ibu
dkk. 2020. eksperimen semu (quasy hamil trimester III sebelum
experiment) dan dilakukan prenatal yoga adalah
rancangan penelitiannya 5,11 dan sesudah dilakukan
adalah pre-post test prenatal yoga berubah menjadi
without control group 3,83, yang artinya terjadi
penurunan nyeri punggung
dengan p value 0,000<0,05
(taraf siginifikansi), yang
berarti ada pengaruh prenatal
yoga terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III.
3. Nurhayati, Penelitian menggunakan Hasil uji statistik dengan uji
Beti dkk. 2019 metode kuantitatif chi square didapatkan nilai p
dengan desain penelitian value 0,004 (p value <0,05) hal
cross sectional ini menunjukkan bahwa H0
ditolak artinya ada hubungan
senam yoga dengan
ketidaknyamanan pada masa

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


34

kehamilan trimester III


4. Octavia, Penelitian ini Hasil uji pengaruh dengan
Avinta Mega. menggunakan penelitian perlakuan yoga antara sebelum
2018 pra eksperimental intervensi mendapatkan hasil
dengan tipe one group mean ±SD 4,14 ±1,127 dengan
pretest-posttest design. p = 0,000 sedangkan setelah
dilakukan intervensi mean ±SD
2,71 ±1,204 dengan nilai p =
0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukan oga berpengaruh
dalam menurunkan intensitas
nyeri punggung bawah pada
ibu hamil.
5. Hamidiyanti, Penelitian ini Hasil uji statistic didapatkan
Baiq Yuni menggunakan kelompok nilai p = 0,005 maka dapat
dkk. 2019 intervensi sebelum dan disimpulkan ada perbedaan
sesudah perlakuan yang signifikan antara keluhan
digunakan uji beda dua ibu hamil sebelum dilakukan
mean dependent samples yoga antenatal dan setelah
test paired t-test dilakukan yoga antenatal.
6. Kudarti dkk. Desain penelitian ini Hasil penelitian ini
2019. menggunakan jenis menunjukkan bahwa ibu hamil
penelitian kualitatif studi yang mengikuti kelas prenatal
kasus. Teknik yoga dapat mengurangi
pengumpulan data keluhan yang sering terjadi
menggunakan pada ibu hamil trimester 3
wawancara mendalam seperti pegal pada pinggang
(indept interview) dan punggung serta kram.
7. Islami dkk. Penelitian ini Hasil penelitian diperoleh
2019. menggunakan desain kondisi kesehatan ibu sebelum

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


35

penelitian pre post test. prenatal yoga mengalami satu


hingga tiga keluhan kehamilan
sebanyak 69%, sisanya lebih
dari tiga keluhan 31%
sedangkan kondisi kesehatan
ibu setelah melakukan prenatal
yoga 58.6% tidak mengalami
keluhan kehamilan dan 41%
mengalami satu hingga tiga
keluhan karena kehamilan.
Hasil uji statitik Marginal
homogeneity diperoleh nilai
p=0.000, yang maknanya ada
pengaruh prenatal yoga
terhadap kondisi kesehatan ibu
selama kehamilan.
8. Rafika. 2018. Jenis penelitian Quasi Hasil didapatkan nilai mean
Eksperimen pendekatan perbedaan antara pengukuran
Non Equivalent Control pre-test dan post-test kelompok
Group. kontrol sebesar -0,25;
(p=0,417>α=0,05). Hasil
perbedaan nilai mean antara
pengukuran pre-test dan post-
test kelompok intervensi
sebesar 3.5; (p=0,000<α=0.05,
hasil ini terdapat perbedaan
signifikan nilai rata-rata
keluhan fisik responden antara
kelompok kontrol dan
kelompok intervensi.
Tabel 2.3

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


36

2.5 Kerangka Teori

Faktor - faktor yang


mempengaruhi nyeri punggung
bawah pada kehamilan:
a. Usia
b. Paritas
c. Pendidikan
d. Pekerjaan

Nyeri
Penyebab Terjadinya Nyeri Prenatal Yoga
Punggung
Punggung Bawah Pada Masa
Kehamilan
1. Perubahan Hormon
2. Pertambahan Berat Badan
3. Pertumbuhan Bayi
4. Perubahan Postur Tubuh
5. Stress
6. Jarang Berolahraga

Bagan 2.1

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Sumber dimodifikasi.15

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan penelitian
survei cross sectional. Seperti yang dijelaskan oleh Notoatmojo (2010),
bahwa kuantitatif secara kasar berati menyiratkan sejauh mana sesuatu
yang terjadi ataupun yang tidak terjadi dalam hal jumlah, nomor,
frekuensi, dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu
fenomena yang terjadi atau tidak terjadi dan mengukur seberapa besar
derajatnya. Secara umum, proses pengumpulan data ini sangat terstruktur.

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan di PMB Ami Amalia Jakarta Timur dan
dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2021, prenatal yoga dalam
dilakukan seminggu sekali.

3.3 Kerangka Konsep


Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan anatara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang ingin diteliti.12
Variable Independen Variable Dependen

Prenatal Yoga

Karakteristik:
Nyeri Punggung
 Usia
 Paritas
 Pendidikan
 Pekerjaan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
38

3.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian,
artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan.12
a. Terdapat hubungan antara usia terhadap nyeri punggung pada ibu
hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.
b. Terdapat hubungan antara paritas terhadap nyeri punggung pada
ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.
c. Terdapat hubungan antara pendidikan terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.
d. Terdapat hubungan antara pekerjaan terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.
e. Terdapat hubungan antara prenatal yoga terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.

3.5 Definisi Operasional


Definisi Hasil Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur
Operasional Ukur Ukur
1. Nyeri Keluhan yang Kuesioner Wawancara  Nyeri Ordinal
punggung didapat dari Numerical dengan  Tidak
pernyataan ibu Rating pengukuran nyeri
dengan Scale skala (NRS)
berkurangnya (NRS)
nyeri 0 : Tidak
punggung. Nyeri
1-3 : Nyeri
ringan
4-6: Nyeri
sedang
7-9 : Nyeri
Berat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


39

terkontrol
10 : Nyeri
berat tidak
terkontrol
2. Usia Lama waktu Kuesioner Wawancara 0 = 21-30 Ordinal
hidup atau tahun
sejak 1 = 31-40
dilahirkan tahun
3. Paritas Jumlah Kuesioner Wawancara 0 = Ordinal
persalinan Primipara
yang pernah 1 =
dialami oleh Multipara
seorang ibu
selama
hidupnya
4. Pekerjaan Pekerjaan Kuesioner Wawancara 0 = Sibuk Ordinal
berkaitan 1 = Tidak
dengan Sibuk
aktivitas atau
kesibukan ibu.
5. Pendidikan Suatu kegiatan Kuesioner Wawancara 0 = Ordinal
atau proses Rendah 1
pembelajaran = Tinggi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
tertentu
6. Prenatal Prenatal Yoga Kuesioner Wawancara 0= < 4x Nominal
Yoga yaitu yoga mengikuti
yang prenatal

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


40

dimodifikasi yoga
sesuai dengan 1= ≥ 4x
kebutuhan mengikuti
kehamilan prenatal
yang terdiri yoga
dari mind
(jiwa/ pikiran),
asanas (postur
tubuh),
pranayama
(pernapasan).
Tabel 3.1

3.6 Populasi dan Sampel


3.6.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya
manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.15
Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang sesuai kriteria
berkunjung ke PMB Ami Amalia Jakarta Timur pada periode April
hingga Mei 2021 sebanyak 45 ibu hamil.
3.6.2 Sampel
Sampel yaitu objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.12 Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil
yang mengikuti kelas prenatal yoga di PMB Ami Amalia Jakarta
Timur yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil
sebagai sampel.12 Kriteria inklusi yang dibutuhkan peneliti
yaitu:
a. Ibu hamil yang pernah mengikuti prenatal yoga.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


41

b. Ibu hamil yang tidak memiliki komplikasi kehamilan.


c. Ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit dalam
yang berat.
d. Ibu hamil yang bersedia menjalani proses penelitian
secara sukarela.
e. Ibu hamil dengan trimester II dan trimester III.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi yaitu ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel.
a. Ibu hamil yang mengalami masalah emergency saat
mengikuti proses penelitian
3.6.3 Besar Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmojo, 2010). Besar sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n = N
1 + N (d2)
= 45
1 + 45 (0,0025)
= 45
1 + 0,1125
n = 40,449 = 40
Keterangan
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat kesalahan atau derajat eror (5% = 0,05).15

3.6.4 Teknik Pengambilan Sampel


Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan
cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


42

memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan


keseluruhan subjek penelitian.15
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik
pengambilan sampel untuk tujuan tertentu yang didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.15

3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan di kelas prenatal yoga di PMB Ami
Amalia Jakarta Timur untuk mendapatkan ibu hamil yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian pasien melakukan gerakan-
gerakan prenatal yoga. Selanjutnya diberi kuesioner skala Numerical
Rating Scale (NRS) yang berisi 20 pertanyaan, dan diisi oleh responden.
Responden mengikuti 4x sesi Prenatal Yoga.

Ibu hamil Subyek Penelitian Melakukan Prenatal Yoga

Hasil Penelitian Analisis Data Pengukuran Nyeri

Kesimpulan

3.8 Uji Validitas dan Realibilitas


Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur, sedangkan uji realibilitas ialah
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan, hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama.12

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


43

Hasil uji validitas dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Nilai r
hitung dilihat dari Corrected Item – Total Correlation. Didapatkan hasil
nilai dari r hitung > 0,3610. Dengan demikian semua variabel dalam
kuesioner sudah valid.
Sedangkan uji reliabilitas dapat dikatakan bisa dipercaya apabila
nilai alpha > nilai r tabel. Didapatkan nilai dari Alfa 0,936 dan hasil dari r
tabel 0,90. Dengan demikian 0,936 > 0,90 maka reliabilitas sempurna.

3.9 Etika Penelitian


Etika membantu manusia untuk melihat atau menilai secara kritis
moralitas yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Etika dalam
penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam
kegiatan penelitian, mulai dari proposal penelitian, hingga publikasi hasil
penelitian.12 Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi
Etik Penelitian Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) dengan nomor 081/PE/KE/FKK-
UMJ/IV/2021. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti melakukan melakukan
empat prinsip etika penelitian, yaitu:
3.9.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity) Peneliti menyediakan surat persetujuan (informed consent)
sebagai tanda bahwa responden bersedia untuk mengikuti kegiatan
penelitian, dan apabila responden yang telah menyetujui mengikuti
kegiatan penelitian mengalami kegawatdaruratan ditengah kegiatan
penelitian, maka responden dipersilahkan keluar dari kegiatan
penelitian.
3.9.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentialy) Peneliti membebaskan responden untuk
tidak memberikan informasi yang dianggap rahasia oleh
responden, serta peneliti tidak mencantumkan identitas dan
kerahasiaan responden.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


44

3.9.3 Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an


inclusiveness) Peneliti tidak memberikan perlakuan yang
membeda-bedakan tiap responden, walaupun responden tersebut
memiliki perbedaan agama, etnis, finansial, dan sebagainya.
3.9.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(balancing harms and benefits) Peneliti melakukan intervensi
prenatal gentle yoga sesuai dengan SOP (Standart Operasional
Prosedur) prenatal yoga yang berlaku, dan peneliti melakukannya
dengan hati nurani dan penuh tanggung jawab, sehingga
menghindari kerugian bagi yang tidak diharapkan.12

3.10 Pengolahan Data


3.10.1 Editing
Hasil pengisian skala NRS dilakukan pengecekan dan
perbaikan. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap,
kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang
untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Namun, apabila tidak
memungkinkan, maka pertanyaan yang tidak lengkap tersebut tidak
diolah, atau dimasukkan dalam pengolahan ‘data missing’.
3.10.2 Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, yaitu data yang
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Misalnya pekerjaan ibu: 0= sibuk, 1= tidak sibuk. Koding atau
pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukan data (data
entry).
a. Data Umum
a. Responden
Responden 1 :1
Responden 2 :2

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


45

b. Umur
21 – 30 tahun :0
31 – 40 tahun :1
c. Paritas
Primipara :0
Multipara :1
d. Pekerjaan
Sibuk (Pegawai) :0
Tidak Sibuk (IRT) :1
e. Pendidikan
Rendah (<SMA) :0
Tinggi (≥SMA) :1
f. Mengikuti Prenatal Yoga
< 4x :0
≥ 4x :1
b. Data Khusus
Tingkatan nyeri yang dirasakan oleh responden
a. Tidak Nyeri :0
b. Nyeri Ringan (1-3) :1
c. Nyeri Sedang (4-6) :2
d. Nyeri Berat Terkontrol (7-9) :3
e. Nyeri Berat Tidak Terkontrol (10) :4
3.10.3 Entry
Data yang sudah diubah menjadi kode, dimasukkan ke
dalam program atau software komputer. Dalam proses ini juga
dituntut ketelitian dari orang yang melakukan ‘’data entry’’ ini.
Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya
memasukkan data saja.
Mencari hasil analisis Univariat dan Bivariat dan mencari ada
hubungan bermakna atau tidak.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


46

 Umur  Nyeri Punggung


 Paritas  Nyeri Punggung
 Pekerjaan  Nyeri Punggung
 Pendidikan  Nyeri Punggung
 Prenatal Yoga  Nyeri Punggung

3.10.4 Cleaning
Melakukan pengecekan setelah semua data telah
dimasukkan ke dalam software. Hal ini ditujukan untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).12

3.11 Analisis Data


3.11.1 Analisis Univariate
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
3.11.2 Analisis Bivariate
Setelah analisis univariate dilakukan, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat
dilanjutkan analisis bivariate. Analisis bivariate dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam
analisis bivariate dilakukan dengan tahap analisis proporsi atau
presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua
variabel yang bersangkutan. Analisis dari hasil uji statistik
menggunakan Uji Chi Square. Dari hasil uji akan dapat
disimpulkan adanya hubungan 2 variabel tersebut bermakna atau
tidak bermakna.12

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki keterbatasan, karena hanya dilakukan di satu PMB,
sehingga tidak dapat membedakan keadaan kelas prenatal yoga di PMB
lainnya dan jumlah responden yang didapat hanya 30 orang dikarenakan
sedang pandemi Covid-19 dimana harus tetap mematuhi protokol kesehatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional dengan
observasi analitik, dimana tidak ada kelompok yang tidak diberi perlakuan,
sehingga penelitian ini tidak dapat membedakan nyeri punggung ibu hamil
yang mengikuti prenatal yoga dan yang tidak mengikuti prenatal yoga.
Penelitian yang dilaksanakan dengan waktu yang sangat singkat maka tidak
bisa terpenuhinya jumlah sampel yang diminta.

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat meliputi variabel dependen yaitu nyeri punggung. Dan
variabel independen yang meliputi usia, paritas, pekerjaan, pendidikan, dan
prenatal yoga.

Tabel 4.1 Tabel Analisis Univariat


Hasil
Variabel
n %
Nyeri 8 26,7
Nyeri Punggung Tidak Nyeri 22 73,3
Total 30 100
21-30 tahun 7 23,3
Usia 31-40 tahun 23 76,7
Total 30 100

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


48

Primipara 13 43,3
Paritas Multipara 17 56,7
Total 30 100
Sibuk 13 43,3
Pekerjaan Tidak Sibuk 17 56,7
Total 30 100
Rendah 11 36,7
Pendidikan Tinggi 19 63,3
Total 30 100
< 4x Mengikuti Prenatal Yoga 7 23,3
Prenatal Yoga ≥ 4x Mengikuti Prenatal Yoga 23 76,7
Total 30 100

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


49

4.2.2 Hasil Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen (nyeri punggung pada ibu hamil) dengen variabel independen (usia,
paritas, pekerjaan, pendidikan dan prenatal yoga). Jenis data pada penelitian ini
menggunakan data kategorik pada variabel dependen dan independen sehingga
uji yang digunakan yaitu uji chi square.
a. Hubungan Usia terhadap Penurunan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia, Jakarta Timur Tahun
2021
Penurunan Nyeri Punggung
Tidak PR (95%
Usia Nyeri Total Pvalue
Nyeri CI)
n % n % n %
21-30
5 71,4 2 28,6 7 100 16,667
tahun
(2,167 – 0,007
31-40
3 13,0 20 87,0 23 100 128,176)
tahun
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang tidak nyeri lebih banyak
pada responden dengan usia 31-40 tahun (87,0%) daripada responden
dengan usia 21-30 tahun (28,6%). Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan antara usia terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
(pvalue<0,05). Hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR) menunjukkan
bahwa responden dengan usia 31-40 tahun berpeluang 17 kali untuk terjadi
penurunan nyeri punggung daripada responden usia 21-30 tahun (95% CI
2,167 – 128,176).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


50

b. Hubungan Paritas terhadap Penurunan Nyeri Punggung pada Ibu


Hamil
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Paritas terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia, Jakarta Timur Tahun
2021
Penurunan Nyeri Punggung
Tidak PR (95%
Paritas Nyeri Total Pvalue
Nyeri CI)
n % n % n %
Primipara 6 46,2 7 53,8 13 100 6,429
(1,026 – 0,049
Multipara 2 11,8 15 88,2 17 100
40,261)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang tidak nyeri lebih banyak
pada responden dengan paritas multipara (88,2%) daripada responden
dengan paritas primipara (53,8%). Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan antara paritas terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil (pvalue<0,05). Hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR)
menunjukkan bahwa responden dengan paritas multipara berpeluang 6 kali
untuk terjadi penurunan nyeri punggung daripada responden dengan paritas
primipara (95% CI 1,026 – 40,261).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


51

c. Hubungan Pekerjaan terhadap Penurunan Nyeri Punggung pada Ibu


Hamil
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia, Jakarta Timur
Tahun 2021
Penurunan Nyeri Punggung
Tidak PR (95%
Pekerjaan Nyeri Total Pvalue
Nyeri CI)
n % n % n %
Sibuk 6 46,2 7 53,8 13 100 6,429
Tidak (1,026 – 0,049
2 11,8 15 88,2 17 100
Sibuk 40,261)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang tidak nyeri lebih banyak
pada responden yang tidak sibuk (88,2%) daripada responden yang sibuk
(53,8%). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil (pvalue<0,05). Hasil
perhitungan Prevalensi Ratio (PR) menunjukkan bahwa responden yang
tidak sibuk berpeluang 6 kali untuk terjadi penurunan nyeri punggung
daripada responden yang sibuk (95% CI 1,026 – 40,261).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


52

d. Hubungan Pendidikan terhadap Penurunan Nyeri Punggung pada Ibu


Hamil
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia, Jakarta Timur
Tahun 2021
Penurunan Nyeri Punggung
Tidak PR (95%
Pendidikan Nyeri Total Pvalue
Nyeri CI)
n % n % n %
Rendah 6 54,5 5 45,5 11 100 10,200
(1,548 – 0,028
Tinggi 2 10,5 17 89,5 19 100
67,217)
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang tidak nyeri lebih banyak
pada responden dengan pendidikan tinggi (89,5%) daripada responden
dengan pendidikan rendah (45,5%). Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan antara pendidikan terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil (pvalue<0,05). Hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR)
menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan tinggi berpeluang 5 kali
untuk terjadi penurunan nyeri punggung daripada responden dengan
pendidikan rendah (95% CI 1,548 – 67,217).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


53

e. Hubungan Mengikuti Prenatal Yoga terhadap Penurunan Nyeri


Punggung pada Ibu Hamil
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Prenatal Yoga terhadap
Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia,
Jakarta Timur Tahun 2021
Penurunan Nyeri Punggung
Prenatal Tidak PR (95%
Nyeri Total Pvalue
Yoga Nyeri CI)
n % n % n %
< 4x
Mengikuti
5 71,4 2 28,6 7 100
Prenatal
16,667
Yoga
(2,167 – 0,007
≥ 4x
128,176)
Mengikuti
3 13,0 20 87,0 23 100
Prenatal
Yoga
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa responden yang tidak nyeri lebih banyak pada
responden yang ≥ 4x mengikuti prenatal yoga (87,0%) daripada responden yang <
4x mengikuti prenatal yoga (28,6%). Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan antara prenatal yoga terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu
hamil (pvalue<0,05). Hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR) menunjukkan
bahwa responden yang ≥ 4x mengikuti prenatal yoga berpeluang 17 kali untuk
terjadi penurunan nyeri punggung daripada responden yang < 4x mengikuti
prenatal yoga (95% CI 2,167 – 128,176).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


54

4.3 Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Responden


Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mengikuti prenatal yoga di
PMB Ami Amalia terdapat (73,3%) yang tidak mengalami nyeri punggung.
Nyeri punggung bawah yang dialami ibu hamil sering dikeluhkan terutama
menginjak usia kehamilan trimester II dan trimester III karena terjadi
peningkatan lordosis atau tulang punggung melengkung. Hal ini
menyebabkan pergeseran pada pusat keseimbangan badan yang bergeser
maju searah dengan tulang belakang dan karena beban rahim berada di atas
daerah pelvis menyebabkan pelvis bergeser kedepan sehingga pinggang
menjadi semakin melengkung. Keadaan ini dapat menyebabkan nyeri
pinggang. Selain itu, disebabkan karena bertambahnya berat badan sehingga
beban akan semakin berat ditanggung oleh tubuh saat ibu hamil melakukan
aktifitas. Hal ini menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang datang
berulang karena mengalami perubahan setelah melakukan prenatal yoga.
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini berusia antara 31-40 tahun (76,7%), menurut teori dalam masa
reproduksi sehat, usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-
35 tahun, dan usia diatas 35 tahun dan dibawah 20 tahun menjadi usia yang
rawan untuk kelahiran dan persalinan. Usia ibu sangat menentukan
kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan
nifas. Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2007), pada
usia 21-30 tahun merupakan usia produktif dimana seorang wanita aktif
dalam menerima informasi. Sementara di PMB Ami Amalia lebih banyak
yang mengikuti prenatal yoga di usia 31 – 40 tahun.
Hasil penelitian mendapati bahwa sebagian besar responden yang peneliti
ambil merupakan multigravida (56,7%). Paritas adalah jumlah atau
banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun
mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


55

maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab


gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang.
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali
menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk
pertumbuhan janin.
Berdasarkan dari hasil univariat tentang pekerjaan didapati hasil paling
banyak yang tidak sibuk atau dikategorikan Ibu Rumah Tangga yaitu
(56,7%), dimana menurut teori pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan
untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan
kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk memperoleh informasi. Dengan adanya pekerjaan seseorang akan
memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang
sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga
pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan yang
tinggi lebih banyak dan menunjukkan hasil (63,3%). Menurut teori tingkat
pendidikan sangat memengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan
mencari penyebab dan solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan
tinggi biasanya bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang
berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya
dengan ibu berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilannya secara
teratur demi menjaga kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mengikuti prenatal yoga di
PMB Ami Amalia ≥4x sebanyak 76,7 %. Ketika hamil, ibu akan merasa
tegang, pada perubahan tubuhnya, terutama pada bentuk tulang
punggungnya. Yoga bekerja dengan mengimbangi perut yang membesar dan
memelihara sikap tubuh yang baik. Peregangan ketika melakukan postur
yoga akan membantu untuk mengendurkan pembukaan pada rongga panggul
pada persiapan persalinan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


56

4.3.2 Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri Punggung Bawah pada Ibu
Hamil
Berdasarkan hasil penelitian analisis uji chi square diketahui ada
hubungan bermakna antara usia dengan kejadian nyeri pinggang bawah yang
ditunjukkan dengan tingkat signifikansi p = 0,007 yang lebih kecil dari nilai
standar α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan usia 31-40
tahun berpeluang 17 kali untuk tidak terjadi nyeri punggung daripada
responden usia 21-30 tahun dengan hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR).
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani, 2018 yang
mendapatkan ada hubungan antara usia dengan nyeri punggung bawah pada
ibu hamil. Pada kehamilan, akan terjadi perubahan pelvis menjadi sedikit
berputar kedepan karena pengaruh hormonal dan kelemahan ligament. Pada
keadaan hiperekstensi tulang belakang terjadi pergesekan antara kedua facet
dan menjadikan tumpuan berat badan, sehingga permukaan sendi tertekan,
keadaan ini akan menimbulkan rasa nyeri. Kadang - kadang dapat
mengiritasi saraf ischiadicus. Dan apabila terjadi penyempitan pada bantalan
tulang belakang, nyeri akan bertambah hebat. Keadaan ini akan
menimbulkan ketidakseimbangan antara otot perut dan otot punggung.
Dalam penelitian Halim, 2020 didapati hasil bahwa terdapat hubungan
usia dengan nyeri punggung. Ibu hamil dengan usia muda semakin besar
kemungkinan terkena nyeri punggung bawah pada kehamilannya. Menurut
Judha (2012) perbedaan perkembangan akan mempengaruhi respon terhadap
nyeri. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik dan organ-organ pada usia
kurang dari 20 tahun belum siap untuk melaksanakan tugas reproduksi dan
belum matang secara psikis. Usia muda atau kurang dari 20 tahun akan sulit
mengendalikan nyeri (Yanti, 2010). Usia reproduksi lebih dari 35 tahun,
fisik dan fungsi organ-organ tubuh terutama sistem reproduksi mengalami
penurunan. Hal tersebut juga dapat menimbulkan respon kecemasan karena
risiko kehamilan dan persalinan yang akan dihadapi. Kecemasan dalam
kehamilan dapat meningkatkan stimulus intensitas nyeri. Usia membuat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


57

hormon dan ligament semakin lentur dan sistem reproduksi yang sudah
matang.
Hasil penelitian analisis diketahui ada hubungan antara paritas dengan
nyeri punggung bawah yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi p =
0,049 yang lebih kecil dari nilai standar α = 0,05. Responden dengan
multigravida berpeluang 6 kali untuk tidak terjadi nyeri punggung daripada
primigravida berdasarkan hasil perhitungan Prevalensi Ratio (PR). Hasil
penelitian yang didapat menunjukkan bahwa lebih banyak multigravida
sebesar 88,2% dibandingkan primigravida sebesar 53,8%. Hal ini juga
didukung oleh penelitian Octavia, 2018 adanya hubungan dan menunjukan
hasil yaitu multigravida sebanyak 53,3%. Menurut Yuniarsih (2017) ibu
dengan paritas tinggi cenderung memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang lebih baik tentang kehamilannya dibandingkan dengan ibu yang belum
memiliki pengalaman sehingga ibu dengan paritas tinggi lebih bisa
mengatasi ketidaknyamanan pada kehamilannya saat ini. Saat penelitian
lebih banyak mengalami tidak nyeri punggung pada responden multigravida.
Dengan kehamilan yang berulang maka responden mengetahui cara
mengurangi keluhan yang dirasakan.
Hasil penelitian yang didapat tentang variabel pekerjaan didapatkan
hubungan antara pekerjaan dengan nyeri punggung dimana tingkat
signifikasi p = 0,049 yang lebih kecil dari nilai standar α = 0,05. Responden
yang mengikuti prenatal yoga di PMB Ami Amalia lebih banyak yang tidak
sibuk atau bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Menurut teori pekerjaan
sehari-hari yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yakni menyapu,
mengepel, membersihkan kamar mandi, mencuci pakaian, menyetrika,
mencuci piring, memasang, berkebun, dan mengurus anak. Semua kegiatan
tersebut mengharuskan tubuh untuk membungkuk, memutar gerakan, duduk
dengan posisi tidak benar, mengangkat dan menarik benda yang berat. Hal
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya ketegangan pada otot punggung
bawah selama aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri pada punggung
bawah (Gupta dan Nandini, 2014). Ibu rumah tangga juga memiliki waktu

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


58

yang lebih fleksibel untuk mengikuti kelas prenatal yoga. Penelitian yang
dilakukan oleh Ratnawati, 2010 menunjukkan bahwa pekerjaan
mempengaruhi partisipasi ibu hamil untuk melakukan prenatal yoga karena
waktu yang dimiliki ibu hamil yang tidak bekerja lebih banyak
dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja. Hasil penelitian ini juga
ditemukan oleh Halim, 2020 yaitu sebanyak 61,0% tidak bekerja yang mana
sebagian besar responden yang mengikuti prenatal yoga adalah Ibu Rumah
Tangga.
Dari hasil penelitian yang didapat tentang variabel pendidikan didapatkan
hubungan antara pendidikan dengan nyeri punggung dimana tingkat
signifikasi p = 0,028 yang lebih kecil dari nilai standar α = 0,05. Responden
yang peneliti dapat saat melakukan penelitian lebih banyak yang pendidikan
tinggi (89,5%) daripada responden dengan pendidikan rendah (45,5%). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Tingkat pendidikan sangat
memengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab
dan solusi dalam hidupnya. Oleh karena itu ibu berpendidikan tinggi akan
memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga kesehatan dirinya
dan anak dalam kandungannya. Hal ini juga ditemukan penelitian yang
dilakukan Halim, 2020 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pendidikan yang tinggi dengan nyeri punggung pada ibu hamil. Pendidikan
yang tinggi mempengaruhi terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan
cenderung akan melakukan kegiatan yang bermanfaat baginya selama hamil
salah satunya dengan melakukan prenatal yoga baik di fasilitas kesehatan
maupun dirumah. Hal ini membuktikan bahwa responden dengan
pendidikan tinggi maka akan lebih terbuka dan menyerap dengan baik
dengan informasi yang didapat agar bisa mempersiapkan kehamilannya
dengan nyaman.
Dari hasil penelitian yang didapat tentang variabel prenatal yoga
didapatkan hubungan antara prenatal yoga dengan nyeri punggung dimana
tingkat signifikasi p = 0,007 yang lebih kecil dari nilai standar α = 0,05.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


59

Responden yang mengikuti ≥ 4x prenatal yoga akan berkurang keluhannya


karena saat yoga otot tubuh ibu hamil akan mengalami peregangan
dibanding yang mengikuti yoga < 4x. Hal lain juga ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2018) yang menunjukkan bahwa
yoga hamil lebih efektif dalam penurunan nyeri punggung dibandingkan
dengan senam hamil. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Devi
M (2014) tentang pengaruh yoga antenatal terhadap pengurangan keluhan
ibu hamil trimester III dengan perlakuan yoga antenatal sebanyak 4 kali
pada ibu hamil trimester III yang tidak mengalami komplikasi, tidak ada
riwayat persalinan premature dan pertumbuhan perkembangan janin sesuai
dengan usia kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan ratarata keluhan ibu
hamil pada pengukuran sebelum dilakukan yoga antenatal adalah 12,78 dan
sesudah dilakukan 12,19 dengan p value 0,005 yang artinya ada perbedaan
yang signifikan antara keluhan ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan
yoga antenatal. Sedangkan menurut teori Bd. Tantri Setyorini Amd.Keb,
RYT, RPYT, prenatal yoga dapat dilakukan minimal 4x pertemuan dan
dilakukan dengan benar. Hal ini sesuai karena bisa terjadi penurunan nyeri
punggung pada ibu hamil dikarenakan punggung tubuh ibu hamil
mengalami peregangan otot yang lebih rileks, sehingga peredaran darah
bekerja dengan baik dan tubuh memproduksi hormon Endorphin hampir
disetiap pertemuan. Menurut Widiastini (2016) bahwa Endorphin adalah
hormon yang alami yang diproduksi oleh tubuh manusia, maka endorphin
adalah penghilang rasa sakit yang terbaik. Endorphin dapat diproduksi
secara alami dengan cara melakukan aktivitas seperti meditasi, melakukan
pernafasan dalam, makan makanan yang pedas, atau melalui acupuncture
treatments atau chiropractic.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari 30 responden yang mengikuti prenatal yoga ternyata didapatkan 22
responden ibu hamil merasakan nyeri punggung.
2. Sebagian besar responden merupakan usia 31-40 tahun (76,7%),
multigravida (56,7%), tidak bekerja (56,7%), dan berpendidikan tinggi
(63,3%).
3. Dari variabel independent (umur, paritas, pekerjaan, pendidikan, prenatal
yoga) mempunyai hubungan yang bermakna terhadap nyeri punggung ibu
hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur tahun 2021.

5.2 Saran
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menunjang penelitian tentang
hubungan atau manfaat Prenatal Yoga dengan variabel yang lain dan
sebagai bahan belajar mahasiswa kesehatan khususnya dalam konteks non
farmakologis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan agar para Ibu Hamil untuk lebih rajin
mengikuti prenatal yoga di fasilitas kesehatan atau ditempat yang
terfasilitasi oleh instruktur prenatal yoga agar berkurang keluhannya
terutama keluhan nyeri punggung.
3. Hasil penelitian ini diharapkan PMB Ami Amalia dapat meningkatkan
jumlah ibu hamil yang mengikuti prenatal yoga.
4. Hasil penelitian ini diharapkan agar para tenaga kesehatan terutama bidan
untuk meningkatkan kompetensinya dengan membuka kelas yoga untuk
prakonsepsi agar para wanita bisa lebih memberdayakan dirinya.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


61

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurhayati, B., Simanjuntak, F. & Karo, M. B. Reduksi Ketidaknyamanan


Kehamilan Trimester III melalui Senam Yoga. Binawan Student J. 1, 167–
171 (2019).

2. Kudarti & Widhayanti, R. KELAS PRENATAL YOGA MENGATASI


NYERI PUNGGUNG DAN KRAM : PERSEPSI IBU HAMIL
TRIMESTER 3 PENDAHULUAN Kehamilan adalah salah satu dari tiga
periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang
penting . Periode pertama adalah menarche , kedu. Publ. kebidanan 10, 1–
12 (2019).

3. Wulandari, D. A., Ahadiyah, E. & Ulya, F. H. Prenatal Yoga untuk


Mengurangi Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Trimester III. J. SMART
Kebidanan 7, 9 (2020).

4. Rafika, R. Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik


pada Ibu Hamil Trimester III. J. Kesehat. 9, 86 (2018).

5. Maiti & Bidinger. 済無No Title No Title. J. Chem. Inf. Model. 53, 1689–
1699 (1981).

6. 野田育宏, 高藤真理, 高松邦彦 & 中田康夫. No Title教職協働によるミ


ニットペーパー. 第24回大学教育研究フォーラム予稿集 121 (2018).

7. Apriliani. BAB II Prenatal Yoga. 6–50 (2014).

8. Amphalaza, A. A. A. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Penurunan Skala


Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Iii Di Semarang
Medical Center (Smc) Telogorejo Semarang Skripsi. Unnes 1–49 (2019).

9. Mussardo, G. Konsep Dasar Nyeri Akut. Stat. F. Theor 53, 1689–1699


(2019).

10. Hedriana, H. 2019. Karakteristik Ibu Hamil. J. Chem. Inf. Model. 53, 1689–
1699 (2019).

11. Trimester Ketiga Puskesmas Bangkalan, H. DI, Suryaningsih, M. &

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


62

Abdillah, A. PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN


NYERI PUNGGUNG PADA IBU The Effect of Pregnancy Exercise On
Decreasing Back Pain in Third Trimester Pregnant Woman in Puskesmas
Bangkalan. Penaruh Senam Hamil Terhadap Nyeri Punggung 10, 25–31
(2019).

12. Indriyani, T. & Muhayah, A. Pengaruh Prenatal Gentle Yoga Terhadap


Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Di Klinik Pratama
Ratna Komala , Bekasi Tahun 2018. J. Ilm. Kesehat. Delima 4, 29–36
(2018).

13. Swasta, B. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka. Conv. Cent. Di Kota Tegal
4, 4 (2011).

14. Aprillia, Y. & Setyorini, T. M. Modul Prenatal Gentle Yoga. (2018).

15. Octavia, A. M. PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP NYERI


PUNGGUNG Avinta Mega Octavia. (2018).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama lengkap : Mauldilla Alkani Pisca, A.Md. Keb


NIM : P3.73.24.1.20.160
Tempat / tgl. Lahir : Jakarta, 25 Juli 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat rumah : Jl. Depnaker 9/5 No. 28, Makasar, Jakarta Timur. 13570
No HP : 0896-3823-2138
Email : mauldilla@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

2002 – 2008 : SDN 07 Makasar


2008 – 2011 : SMPN 287 Jakarta
2011 – 2014 : SMA Muhammadiyah 4 Jakarta
2014 – 2017 : D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2020 – sekarang : Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan
Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP)

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Perkenalkan nama saya Mauldilla Alkani Pisca, mahasiswi Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana
Terapan Jurusan Kebidanan, di Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Saya bermaksud melakukan penelitian mengenai
‘’Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di Praktik Bidan Mandiri Ami Amalia Jakarta
Timur Tahun 2021’’. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil di Praktik Bidan Mandiri Ami Amalia Jakarta Timur.
Prenatal Yoga merupakan praktik yoga yang telah di modifikasi untuk ibu hamil, yang merupakan
penyatuan pikiran, pengaturan dan pengendalian pernapasan (pranayama), asanas (postur fisik). Penelitian ini
dilakukan sebagai bagian dalam menyelesaikan studi di Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Saya berharap ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela, saya akan
merahasiakan identitas dan semua data ibu, data yang diperoleh hanya digunakan untuk penelitian, sehingga
jawaban ibu pada kuesioner tidak akan diketahui orang lain.
Prosedur yang akan dilakukan sebelum memulai prenatal yoga yaitu pemeriksaan tekanan darah dan detak
jantung janin sebelum memulai praktik, kemudian praktik Prenatal Yoga akan dilakukan selama 4x pertemuan di
Praktik Bidan Mandiri Ami Amalia, Jakarta Timur, serta pengisian kuesioner di awal pertemuan dan di hari terakhir
praktik Prenatal Yoga, pada pengisian jawaban kuesioner tidak ada unsur paksaan. Waktu ibu yang terpakai untuk
praktik Prenatal Yoga yaitu 60 menit, serta waktu ibu yang terpakai untuk pengisian kuesioner yaitu 10 menit.
Salah satu manfaat dari Prenatal Yoga yaitu ibu dapat mengenal tubuhnya dalam mengatasi keluhan,
mengendalikan kecemasan dalam menghadapi persalinan, dan risiko kesehatan yang mungkin terjadi yaitu keluhan
pusing apabila tidak dilakukan dengan benar, agar tidak terjadi hal tersebut maka fasilitator akan selalu
memperhatikan asanas yang tepat sesuai dengan kondisi ibu, apabila terjadi keluhan pusing, fasilitator akan
menyarankan ibu untuk duduk dan atur nafas kemudian disarankan minum air putih dan menghentikan praktik
prenatal yoga, apabila pusing berlanjut peneliti akan bertanggung jawab untuk membiayai pengobatan responden.
Kompensasi yang akan diberikan sebagai penggantian waktu yang tersita yaitu berupa barang yang berguna
untuk bayi ibu. Semua informasi yang ibu berikan terjamin kerahasiaannya dan ibu dapat mengundurkan diri
sewaktu-waktu. Jika ada hal yang ingin ditanyakan ibu dapat menghubungi saya di 0896-3823-2138.
Demikian permohonan disampaikan, terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Jakarta, 2021

Peneliti,

Mauldilla Alkani Pisca


INFORMED CONSENT

RESPONDEN PRENATAL YOGA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (Inisial) :

Usia :

Usia Kehamilan :

No.Hp :

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

Saya sudah membaca, memahami, dan mengerti atas tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya,
maka saya (setuju/tidak setuju*) ikut serta dalam penelitian yang berjudul ‘’Pengaruh Prenatal
Yoga terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di Praktik Bidan Mandiri Ami Amalia Jakarta
Timur Tahun 2021’’

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta,...............2021

Saksi, Responden,

(....................................) (....................................)
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP PENURUNAN NYERI


PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PRAKTIK BIDAN MANDIRI AMI
AMALIA JAKARTA TIMUR TAHUN 2021
Petunjuk Pengisian :

No. Responden :

Tanggal :

Nama (Inisial) :

Umur :

Umur Kehamilan :

Kehamilan ke- :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Dibawah ini berisi 20 pertanyaan yang menggambarkan keluhan, silakan ceklis salah satu nomor
yang sesuai dengan keluhan ibu saat ini sesuai dengan kriteria yang dijelaskan dibawah!

No. Pertanyaan Ya Tidak Skor


1. Apakah saat ini ibu merasakan nyeri pada punggung
bawah?
2. Apakah ibu selalu merasakan nyeri punggung bawah
selama hamil?
3. Apakah ibu selalu merasa bahwa nyeri punggung bawah
yang ibu rasakan karena pengaruh usia kehamilan ibu?
4. Perasaan sakit merupakan kualitas nyeri yang dirasakan
saat hamil. Apakah ibu selalu merasakannya?
5. Rasa ngilu merupakan kualitas nyeri yang dirasakan saat
hamil. Apakah ibu merasakan kualitas nyeri tersebut?
6. Rasa teriris/ tertusuk merupakan kualitas nyeri yang
dirasakan saat hamil. Apakah ibu selalu merasakan kualitas
nyeri tersebut?
7. Pengaruh usia kehamilan merupakan faktor penyebab
nyeri. Apakah ibu selalu merasakannya saat hamil?
8. Aktifitas ibu merupakan faktor penyebab nyeri. Apakah
ibu selalu merasakan nyeri saat beraktifitas?
9. Lamanya ibu duduk merupakan faktor penyebab nyeri.
Apakah ibu selalu merasakan nyeri apabila duduk dalam
keadaan lama?
10. Bokong adalah daerah yang sering terkena serangan nyeri
pada ibu hamil. Apakah ibu selalu merasakan nyeri di
daerah tersebut?
11. Punggung bawah adalah daerah yang sering terkena
serangan nyeri pada ibu hamil. Apakah ibu selau
merasakan nyeri di daerah tersebut?
12. Nyeri ringan merupakan skala nyeri. Apakah ibu selalu
merasakan nyeri tersebut saat hamil?
13. Nyeri sedang merupakan skala nyeri. Apakah ibu selalu
merasakan nyeri tersebut saat hamil?
14. Nyeri berat merupakan skala nyeri. Apakah ibu selalu
merasakan nyeri tersebut saat hamil?
15. Untuk mengurangi rasa nyeri saat hamil, dilakukan dengan
cara prenatal yoga. Apakah ibu selalu melakukan cara
tersebut ketika ibu merasakan nyeri?
16. Untuk mengurangi rasa nyeri saat hamil, dilakukan dengan
tekhnik nafas dalam dan menyentuh dengan pelan – pelan
daerah yang sakit. Apakah ibu selalu melakukan cara
tersebut ketika ibu mengalami nyeri?
17. Apakah ibu selalu merasa bahwa nyeri yang di rasakan
karena pertambahan berat badan ibu selama hamil?
18. Apakah ibu mengalami penurunan nyeri punggung bawah
setelah melakukan prenatal yoga?
19. Apakah ibu mengalami manfaat dari mengikuti prenatal
yoga?
20. Berapa skala nyeri yang ibu rasakan saat ini?

Skala Nyeri
LAMPIRAN OUTPUT
Analisis Univariat
Penurunan Nyeri Punggung

Penurunan nyeri punggung

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Nyeri 8 26.7 26.7 26.7
Tidak nyeri 22 73.3 73.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Usia

Umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21-30 tahun 7 23.3 23.3 23.3
31-40 tahun 23 76.7 76.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Paritas

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Primipara (Paritas 1) 13 43.3 43.3 43.3
Multipara (Paritas 2-4) 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan
Pekerjaan Respo nden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Karyawan Swasta 13 43.3 43.3 43.3
IRT 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pekerjaan respo nden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sibuk 13 43.3 43.3 43.3
Tidak Sibuk 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pendidikan
Pendidikan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 11 36.7 36.7 36.7
SMA 6 20.0 20.0 56.7
DIII 3 10.0 10.0 66.7
S1 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pendidikan re sponden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 11 36.7 36.7 36.7
Tinggi 19 63.3 63.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Prenatal Yoga

Prenatal yoga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 4x mengikuti
prenatal yoga 7 23.3 23.3 23.3
>= 4x mengikuti
prenatal yoga 23 76.7 76.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Analisis Bivariat
Usia dengan Nyeri Punggung

Umur responden * Penurunan nyeri punggung Crosstabulation


Penurunan nyeri punggung
Nyeri Tidak nyeri Total
Umur responden 21-30 tahun Count 5 2 7
% within Umur responden 71.4% 28.6% 100.0%
31-40 tahun Count 3 20 23
% within Umur responden 13.0% 87.0% 100.0%
Total Count 8 22 30
% within Umur responden 26.7% 73.3% 100.0%

Chi-Square Testsd
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided) Point Probability
Pearson Chi-Square 9.355a 1 .002 .007 .007
Continuity Correctionb 6.607 1 .010
Likelihood Ratio 8.607 1 .003 .007 .007
Fisher's Exact Test .007 .007
Linear-by-Linear Association 9.043e 1 .003 .007 .007 .006
McNemar Test 1.000c .500c .312c
N of Valid Cases 30

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Umur 16.667 2.167 128.176
responden (21-30 tahun /
31-40 tahun)
For cohort Penurunan nyeri 5.476 1.726 17.374
punggung = Nyeri
For cohort Penurunan nyeri .329 .101 1.071
punggung = Tidak nyeri
N of Valid Cases 30
Paritas dengan Nyeri Punggung

Paritas * Penurunan nyeri punggung Crosstabulation


Penurunan nyeri punggung
Nyeri Tidak nyeri Total
Paritas Primipara (Paritas 1) Count 6 7 13
% within Paritas 46.2% 53.8% 100.0%
Multipara (Paritas 2-4) Count 2 15 17
% within Paritas 11.8% 88.2% 100.0%
Total Count 8 22 30
% within Paritas 26.7% 73.3% 100.0%

Chi-Square Testsd
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Point
Value df (2-sided) sided) sided) Probability
Pearson Chi-Square 4.455a 1 .035 .049 .045
Continuity Correctionb 2.870 1 .090
Likelihood Ratio 4.535 1 .033 .092 .045
Fisher's Exact Test .049 .045
Linear-by-Linear 4.306e 1 .038 .049 .045 .040
Association
McNemar Test .180c .090c .070c
N of Valid Cases 30

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Paritas 6.429 1.026 40.261
(Primipara (Paritas 1) /
Multipara (Paritas 2-4))
For cohort Penurunan nyeri 3.923 .941 16.362
punggung = Nyeri
For cohort Penurunan nyeri .610 .358 1.039
punggung = Tidak nyeri
N of Valid Cases 30
Pekerjaan dengan Nyeri Punggung

Pekerjaan respon den * Penurunan nyeri punggung Crosstabulation

Penurunan nyeri
punggung
Nyeri Tidak nyeri Total
Pekerjaan Sibuk Count 6 7 13
responden % within Pekerjaan
responden 46.2% 53.8% 100.0%
Tidak Sibuk Count 2 15 17
% within Pekerjaan
responden 11.8% 88.2% 100.0%
Total Count 8 22 30
% within Pekerjaan
responden 26.7% 73.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.455b 1 .035
Continuity Correctiona 2.870 1 .090
Likelihood Ratio 4.535 1 .033
Fisher's Exact Test .049 .045
Linear-by-Linear
Association 4.306 1 .038
N of Valid Cases 30
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3.47.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pekerjaan responden 6.429 1.026 40.261
(Sibuk / Tidak Sibuk)
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Nyeri 3.923 .941 16.362
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Tidak .610 .358 1.039
nyeri
N of Valid Cases 30
Pendidikan dengan Nyeri Punggung

Pendidikan r esponden * Penurunan n yeri punggung Crosstab ulation

Penurunan nyeri
punggung
Nyeri Tidak nyeri Total
Pendidikan Rendah Count 6 5 11
responden % within Pendidikan
responden 54.5% 45.5% 100.0%
Tinggi Count 2 17 19
% within Pendidikan
responden 10.5% 89.5% 100.0%
Total Count 8 22 30
% within Pendidikan
responden 26.7% 73.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.903b 1 .009
Continuity Correctiona 4.836 1 .028
Likelihood Ratio 6.850 1 .009
Fisher's Exact Test .028 .015
Linear-by-Linear
Association 6.673 1 .010
N of Valid Cases 30
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2.93.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pendidikan responden 10.200 1.548 67.217
(Rendah / Tinggi)
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Nyeri 5.182 1.256 21.386
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Tidak .508 .261 .988
nyeri
N of Valid Cases 30
Prenatal Yoga dengan Nyeri Punggung
Prenatal yoga * Penurunan nyeri punggung Crosstabulation

Penurunan nyeri
punggung
Nyeri Tidak nyeri Total
Prenatal < 4x mengikuti Count 5 2 7
yoga prenatal yoga % within Prenatal yoga 71.4% 28.6% 100.0%
>= 4x mengikuti Count 3 20 23
prenatal yoga % within Prenatal yoga
13.0% 87.0% 100.0%
Total Count 8 22 30
% within Prenatal yoga 26.7% 73.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.355b 1 .002
Continuity Correctiona 6.607 1 .010
Likelihood Ratio 8.607 1 .003
Fisher's Exact Test .007 .007
Linear-by-Linear
Association 9.043 1 .003
N of Valid Cases 30
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.87.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Prenatal yoga (< 4x
mengikuti prenatal 16.667 2.167 128.176
yoga / >= 4x mengikuti
prenatal yoga)
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Nyeri 5.476 1.726 17.374
For cohort Penurunan
nyeri punggung = Tidak .329 .101 1.071
nyeri
N of Valid Cases 30
UJI VALIDITAS
df = N - 2 = 30 - 2 = 28  nilai r tabel = 0,3610

Case Process ing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Apakah saat ini ibu merasakan
nyeri pada punggung bawah? 17.17 14.833 .484 .936

Apakah ibu selalu merasakan


nyeri punggung bawah selama 17.13 14.809 .610 .934
hamil?
Apakah ibu selalu merasa
bahwa nyeri punggung bawah
yang ibu rasakan karena 17.13 14.809 .610 .934
pengaruh usia kehamilan ibu?
Perasaan sakit merupakan
kualitas nyeri yang dirasakan
saat hamil. Apakah ibu selalu 17.13 14.740 .647 .933
merasakannya?
Rasa ngilu merupakan kualitas
nyeri yang dirasakan saat
hamil. Apakah ibu merasakan 17.17 14.075 .828 .930
kualitas nyeri tersebut?

Rasa teriris/tertusuk
merupakan kualitas nyeri yang
dirasakan saat hamil. Apakah 17.17 14.144 .796 .930
ibu selalu merasakan kualitas
nyeri tersebut?
Pengaruh usia kehamilan
merupakan faktor penyebab
nyeri. Apakah ibu selalu 17.17 14.213 .764 .931
merasakannya saat hamil?
Aktifitas ibu merupakan faktor
penyebab nyeri. Apakah ibu
selalu merasakan nyeri saat 17.10 15.403 .438 .936
beraktifitas?
Lamanya ibu duduk
merupakan faktor penyebab
nyeri. Apakah ibu selalu 17.10 15.472 .389 .937
merasakan nyeri apabila duduk
dalam keadaan lama?
Bokong adalah daerah yang
sering terkena serangan nyeri
pada ibu hamil. Apakah ibu 17.20 14.028 .740 .931
selalu merasakan nyeri di
daerah tersebut?
Punggung bawah adalah
daerah yang sering terkena
serangan nyeri pada ibu hamil. 17.13 14.878 .573 .934
Apakah ibu selalu merasakan
nyeri di daerah tersebut?
Nyeri ringan merupakan skala
nyeri. Apakah ibu selalu
17.13 14.740 .647 .933
merasakan nyeri tersebut saat
hamil?
Nyeri sedang merupakan skala
nyeri. Apakah ibu selalu
17.20 14.648 .490 .936
merasakan nyeri tersebut saat
hamil?
Nyeri berat merupakan skala
nyeri. Apakah ibu selalu
17.17 14.144 .796 .930
merasakan nyeri tersebut saat
hamil?
Untuk mengurangi rasa nyeri
saat hamil, dilakukan dengan
cara prenatal yoga. Apakah ibu 17.17 14.075 .828 .930
selalu melakukan cara tersebut
ketika ibu merasakan nyeri?

Untuk mengurangi rasa nyeri


saat hamil, dilakukan dengan
teknik nafas dalam dan
menyentuh dengan pelan-pelan
daerah yang sakit. Apakah ibu 17.13 14.671 .684 .933
selalu melakukan cara tersebut
ketika ibu mengalami nyeri?

Apakah ibu selalu merasa


bahwa nyeri yang dirasakan
karena pertambahan berat 17.27 13.513 .798 .930
badan ibu selama hamil?
Apakah ibu mengalami
penurunan nyeri punggung
bawah setelah melakukan 17.20 14.924 .382 .939
prenatal yoga?
Apakah ibu mengalami
manfaat dari mengikuti 17.17 14.626 .576 .934
prenatal yoga?
Berapa skala nyeri yang ibu
17.23 14.185 .608 .934
rasakan saat ini?

Dikatakan valid apabila r hitung > r tabel


Nilai r hitung dilihat dari Corrected Item-Total Correlation
Didapatkan nilai r hitung > 0,3610  Dengan demikian semua variabel dalam
kuesioner sudah valid

UJI RELIABILITAS

Case Process ing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability S tatistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.936 20

 Nilai Cronbach Alfa = 0,936


 Dengan demikian alpha > 0,90  reliabilitas sempurna
PMB AMI AMALIA, S.Tr. Keb
Jl. Kayu Manis No. 58 RT 09/03. Gang Habib Ali Kelurahan Balekambang. Kecamatan Kramat
Jati. Jakarta Timur. Kode Pos: 13530
Telp. 0812-9065-9270

Jakarta, 31 Mei 2021


No :-
Lamp : -
Hal : Pemberitahuan telah Melaksanakan Penelitian

Kepada
Yth. Kementrian Kesehatan
Poltekkes Jakarta III
di –
Tempat

Bersama ini saya sampaikan bahwa mahasiswi semester VIII Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Tahun
Akademik 2020-2021 atas nama :

Nama : Mauldilla Alkani Pisca, A.Md. Keb

NIM : P3.73.24.1.20.160

Telah melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri Punggung
pada Ibu Hamil di PMB Ami Amalia Jakarta Timur Tahun 2021.
Demikian pemberitahuan ini saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya ducapkan
terima kasih.

Kepala PMB Ami Amalia, S.Tr. Keb

Ami Amalia, S.Tr. Keb

Anda mungkin juga menyukai