“ TANGKI BERPENGADUK “
GROUP R
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2019
Tangki Berpengaduk
LEMBAR PENGESAHAN
“TANGKI BERPENGADUK”
GROUP : R
Tangki Berpengaduk i
Tangki Berpengaduk
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “ Tangki Berpengaduk “. Laporan resmi ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi Teknik Kimia I yang
diberikan pada semester IV.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
Tangki Berpengaduk ii
Tangki Berpengaduk
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................vi
INITISARI...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................2
I.3Manfaat Percobaan..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum................................................................................................3
II.2 Sifat Bahan....................................................................................................10
II.3 Hipotesa ........................................................................................................11
II.4 Diagram Alir ................................................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan................................................................................13
III.2 Alat yang digunakan....................................................................................13
III.3 Gambar alat..................................................................................................13
III.4 Rangkaian alat .............................................................................................14
III.5 Prosedur Praktikum......................................................................................15
IV.3 Grafik...........................................................................................................21
IV.4 Pembahasan.................................................................................................24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan...................................................................................................26
V.2 Saran..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
APPENDIX..........................................................................................................29
Tangki Berpengaduk iv
Tangki Berpengaduk
DAFTAR TABEL
Tangki Berpengaduk v
Tangki Berpengaduk
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(2%) tanpa menggunakan buffle pada proses pengadukan
INTISARI
Tangki Berpengaduk vi
Tangki Berpengaduk
didapatkan NRe sebesar 1.626 dan NPo sebesar 0,72 Sehingga, dengan
bertambahnya kecepatan pengadukan tanpa baffle maka bilangan reynold (Nre),
bilangan Froude (Nfr), dan daya (P) yang dibutuhkan juga meningkat. Namun, hal
tersebut berbanding terbalik dengan besarnya bilangan power (Npo). Dari grafik
pun terlihat, bahwa semakin besar bilangan Reynolds (Nre) maka semakin kecil
bilangan Powernya (Npo). Begitu juga dengan pengadukan menggunakan baffle.
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tangki Berpengaduk
variasi jenis cairan dan ada tidaknya buffle. Selain itu dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pengadukan.
2
Tangki Berpengaduk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I.1. Pencampuran(mixing)
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses mwnghimpun dan
membaurkan bahan-bahan, dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk
menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan
baik.dengan merata dalam campuran yang homogen. Serta mempertahankan
kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen dan
menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau
menghasilkan produk akhir yang baik. Dengan merata dalam campuran, pada saat
pembentukan campuran yang homogen
3
Tangki Berpengaduk
1. Aliran
Aliran turbulen dan laju air bahan yang tinggi biasanya menggunakan proses
pencampuran sebaliknya aliran yang laminar dapat menggagalkan
pencampuran.
2. Ukuran Partikel
Semakin luas permukaan kontak bahab-bahan yang harus dicampur, yang
berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam
campuran, maka pencampuran akan semakin baik.
3. Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran
akan semakin baik pencampuran atau pengadukannya
4. Keadaan agresi pada pencampuran
Keadaan ini adalah bentuk tampilan materi yang dapat berupa gas,cairan dan
padatan
(Lubis,2012)
II.1.3 Vortex
Vortex adalah putaran air yang membentuk aliran yang bergerak secara
tangensial. Vortex pada permukaan zat cair ini terjadi karena adanya sirkulasi
aliran laminar cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan adanya
aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan vortex yaitu:
1. Memasang impeller tidak tepat pada sumbu tangki
2. Dengan memasang buflle (sekat) yang berfungsi merintangi aliran rotasi
tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal.
3. Untuk tangki yang besar,agitator dipasang di sisi tungku dengan porosnya
pada arah horizontal,tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
Power (p) adalah tenaga yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dalam
waktu tertentu:
4
Tangki Berpengaduk
P=Np.p.N3xDa5
Dimana :
P= power(watt)
N=laju pengaduk(rps)
g=percepatan gravitasi(m/s2)
Da=diameter pengaduk(m)
P=densitas(kg/m3)
(Riza,2011)
II.I.4. Macam- maca pengaduk
1. Propeller
Propeller merupakanimpeller aliran aksial berkeceptan tinggi untuk aliran zat
cair berviskositas rendah,propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh yaitu 1150dan 1750put/min. sedang propeller besar berputar pada 400-800
put/min,arus yang meninggalkan properller mengalir melalui zat cair menurut
arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai dinding bejana, kolam zat cair yang
berputar dengan turbulennya meninggalkan impeller dengan membawa ikut zat
cair ,dan zat cair yang dibawa ikut lebih banyak yang bersal dari nosel stasioner
oleh karena itu arus aliran ini sangat gigih,agitator propeller sangat efektif dalam
bejana besar.
2. Dayung (paddle)
Dayung(paddle) didalam tugas-tugas sederhana agitator ini terdiri dari suatu
dayung besar yang efektif berputas pada poro vertical,kadang daunnya dibuat
miring tetapi biasanya vertical saja, dayung ini berputar ditengah bejana dengan
kecepatan rendah samoai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan
tangensial hamper tanpa adanya gerakan vertical pada impeller ,kecuali bila
daunnya agak miring ,agitator ini berputas dengan kecepatan antara 20 dan
50put/min. panjang totalnya sampai 50-80% dari diameter bejana , pada kecepatan
rendah dayung dapat diberikan pengadukan sedang dalam bejana tanpa sekat
5
Tangki Berpengaduk
dalam kecepatan yang lenih tinggi ,diperlukan pemakaian sekat ,sebab zat cair
akan berputa-putar mengelilingi bejana itu dengan kecepatan tinggi tanpa adanya
pencampuran.
3. Turbin
kebanyakan turbin mempunyai agitator dayung berdaun banyak denga daun-
daunnya sangat pedek dan berputar pada kecepatan tinggi pada proses yang
dipusat bejana. Diaeter impeller baisanya lenih kecil dari diameter dayung ,yaitu
berkisar antar 30-50%dari diameter bejana. Trubin biasanya efektif untuk jangkau
viskositas yang cukup luas, pada zat cair berviskositas rendah turbin
meninggalkan arus yang sangat yang berlangsung fideluruh bejana.
Angka reynold dan trasisi dari aliran laminar ke aliran turbulr, Reynolds
mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi jenis aliran lain dan
menemukan kecepatan kritis. Dimana
D ∇P D∇
NRe¿ =
μ v
Dimana D= diameter tabung
V= viskositas kinematic zat cair
P= densitas zat cair
∇= kecepatan rata-rata zat cair
(Mc cabe,2005)
II.I.5 Pola aliran dalam tangki berpengaduk
Pola yang dihasilkan pada tangki berpengaduk yaitu bergantung
padabeberapa factor antar geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk,
terdiri dari: pengaduk jenis turbin akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical screw dapat
membentuk aliran aksial dari bawah tangki menuju keatas permukaan cairan.
Draft tube merupakan silinder ramping yang mengelilingi pengaduk
dengan diameter lebih besar dari diameter pengaduk alat ini digunakan untuk
6
Tangki Berpengaduk
mengendalikan arah dan kecepatan aliran serta menghasilkan nilai shear pengaduk
yang tinggi
II.I.6 Laju dan waktu pencampuran (Rate and time for mixing)
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau
produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate
of mixing) adalah laju di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai
kondisi akhir
Yang berkaitan dengan waktu pencampuran salah satunya:
a. ada tidalnya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. laju putaran pengaduk
e. jumlah daun pengaduk
f. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
(Tim dosen OTK 1,2019)
II.1.7 Bilangan Fraude
Bilangan Froude (Fr): Bilangan Froude adalah parameter berdimensi
penting dalam studi open-saluran aliran, dan itu diberikan oleh
Fr = V / (gL) 0,5
dimana V adalah kecepatan rata-rata, L adalah panjang karakteristik yang terkait
dengan kedalaman (kedalaman hidrolik untuk aliran saluran terbuka), dan g
adalah percepatan gravitasi.
(widya,2016)
7
Tangki Berpengaduk
II.I.10 Baffle
Baffle atau sekat-sekat digunakan untuk membelokkan atau membagi
aliran dari fluida dlam alat penukar kalor. Selain itu, sekat(baffle) juga berfungsi
untuk menahan rube bundle dan untuk mencegah atau menahan getaran pada pipa-
pia. Untuk menentukan jenis sekat(baffle) yang digunakan, para perencana bisa
merencanakan sekat 9baffle) ditinjau dari segi kontruksinya dapat dklasifikasikan
8
Tangki Berpengaduk
9
Tangki Berpengaduk
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul : NaCl
2. Berat molekul : 58,44 gr/mol
3. Stabilitas : stabil
4. Kelarutan : mudah larut dalam air
(wahyuni,2014
C. Fungsi : sebagai bahan terlarut dalam tangki berpengaduk
II.2.2 Alkohol
A. Sifat fisika
1. Warna : tidak berwarna
2. Bau : sedikit berbau
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul : CH3CH2OH
2. Kelarutan : dapat larut dalam air
3. Mudah terbakar
4. Mudah menguap
(wasrawan,2014)
C. Fungsi : sebagai bahan pelarut dalam tangki berpengaduk
II.3 Hipotesa
Penambahan baffle pada tangki berpengauk akan menyebabkan tidak
terjadi vortex pada saat proses pengadukan . hal ini menyebabkan bilangan power
menjadi semakin kecil dan Nre akan semakin besar,Semakin besar densitas dan
viskositas juga akan mempengaruhi proses pengadukan , sehingga proses
pengadukan akan semakin lambat
10
Tangki Berpengaduk
11
Tangki Berpengaduk
12
Tangki Berpengaduk
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Baffle
\
13
Tangki Berpengaduk
B = Statif
B C = Batang Pengaduk
14
Tangki Berpengaduk
15
Tangki Berpengaduk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
t
N ρ μ
Bahan (menit Vortex
(rpm) (gr/cm3) (gr/cm s)
)
50 3 Ada 1,0412 0,0299
100 3 Ada 1,0372 0,0305
2% 3
150 Ada 1,0572 0,0328
1,5N 180 3 Ada 1,0612 0,0338
200 3 Ada 1,0652 0,0358
NaCl 50 3 Ada 1,1052 0,0343
+ 100 3 Ada 1,1092 0,0347
3% 3 Ada
150 1,1132 0,0350
Alkoho
2,5N 180 3 Ada 1,1212 0,0378
l 3 Ada
200 1,1252 0,0403
50 3 Ada 1,1372 0,0386
4% 100 3 Ada 1,1452 0,0393
150 3 Ada 1,1492 0,0402
3,5N 180 3 Ada 1,1572 0,0423
200 3 Ada 1,1612 0,0430
t
N ρ μ
Bahan (menit Vortex
(rpm) (gr/cm3) (gr/cm s)
)
16
Tangki Berpengaduk
50 3 X 1,0492 0,0382
100 3 X 1,0572 0,0399
2% 3 X
150 1,0692 0,0452
1,5N 180 3 X 1,0732 0,0537
200 3 X 1,0772 0,0552
NaCl 50 3 X 1,0572 0,0441
+ 100 3 X 1,0612 0,0460
3% 3 X
150 1,0692 0,0483
Alkoho
2,5N 180 3 X 1,0772 0,0503
l 3 X
200 1,0812 0,0514
50 3 X 1,1052 0,0475
4% 100 3 X 1,1132 0,0493
150 3 X 1,1172 0,0520
3,5N 180 3 X 1,1252 0,0536
200 3 X 1,1372 0,0566
17
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
IV.2 Perhitungan
c. Tabel 3. Perhitungan pengadukan tanpa buffle pada Natrium Klorida +
Alkohol (2%)
N . cm
N (rps) Nre Npo NFr P( ¿
s
Tangki Berpengaduk 18
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
Tangki Berpengaduk 19
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
N . cm
N (rps) Nre Npo NFr P( ¿
s
0,833 499,2333 0,95 0,0035 1814,11906
1,667 961 0,9 0,0142 13826,0006
2,5 1.384 0,75 0,0319 39155,2734
3 1.606 0,72 0,0459 65439,9
3,333 1.753 0,72 0,0567 90072,9727
IV.3 Grafik
a. Tanpa Baffle
Tangki Berpengaduk 20
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
0.9
0.8
f(x) = − 0 x + 0.87
0.7 R² = 0.98
0.6
0.5
Npo
0.4
y
0.3
Linear (y)
0.2
0.1
0
500 1000 1500 2000 2500 3000
Nre
Grafik 1. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(2%) tanpa menggunakan buffle pada proses pengadukan
0.9
0.8
f(x) = − 0 x + 0.88
0.7 R² = 0.98
0.6
0.5
Npo
0.4
y
0.3 Linear (y)
0.2
0.1
0
500 1000 1500 2000 2500
Nre
Grafik 2. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(3%) tanpa menggunakan buffle pada proses pengadukan
Tangki Berpengaduk 21
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
0.9
0.8 f(x) = − 0 x + 0.91
0.7 R² = 0.99
0.6
0.5
0.4
Npo
0.3 y
0.2 Linear (y)
0.1
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 60 8 0 1 0 0 12 0 14 0 16 0 1 8 0 2 0 0 2 2 0 24 0
Nre
Grafik 3. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(4%) tanpa menggunakan buffle pada proses pengadukan
b. Dengan Baffle
1
0.9
f(x) = − 0 x + 1.04
0.8 R² = 0.95
0.7
0.6
0.5
Npo
0.4 y
0.3 Linear (y)
0.2
0.1
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Nre
Grafik 4. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(2%) dengan menggunakan buffle pada proses pengadukan
Tangki Berpengaduk 22
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
1
0.9 f(x) = − 0 x + 1.07
0.8 R² = 0.95
0.7
0.6
0.5
Npo
0.4 y
0.3 Linear (y)
0.2
0.1
0
400 600 800 100012001400160018002000
Nre
Grafik 5. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(3%) dengan menggunakan buffle pada proses pengadukan
1
0.9 f(x) = − 0 x + 1.06
0.8 R² = 0.94
0.7
0.6
0.5
Npo
0.4 y
0.3 Linear (y)
0.2
0.1
0
400 600 800 100012001400160018002000
Nre
Grafik 6. Hubungan antara Npo dengan Nre pada Natrium Klorida + Alkohol
(4%) dengan menggunakan buffle pada proses pengadukan
Tangki Berpengaduk 23
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
IV.4 Pembahasan
Tujuan dari praktikum tangki berpengaduk ini adalah untuk memperoleh data
bilangan Reynold dan bilangan Power pengadukan fluida. Kemudian, dari data
tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan bilangan Reynold dan bilangan Power.
Selain itu, praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui proses pencampuran suatu
fluida menggunakan alat tangki berpengaduk. Dari praktikum ini, dapat diketahui
pengaruh penggunaan baffle dalam tangki berpengaduk.
Dari hasil percoban ini, diperoleh data berupa ada tidaknya vorteks, besar
kecilnya densitas dan viskositas larutan. Berdasarkan pengamatan, saat tanpa baffle
menghasilkan vortex dan sebagian tidak, sedangkan dengan baffle tidak terbentuk
vortex saat dilakukan pengadukan. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi dari larutan
yang besar sementara kecepatan pengadukan yang kecil. Dengan kecepatan yang tidak
terlalu tinggi, semakin besar densitas dan viskositas larutan maka kemungkinan
terbentuk vorteks semakin kecil meskipun tanpa adanya baffle.
Adapun data yang didapat setelah melakukan percobaan ialah, pada
pengadukan NaCl 1,5N + Alkohol 2% tanpa buffle didapatkan densitas sebesar
1,0412; 1,0372; 1,0572; 1,0612 dan 1,0652 gr¿ c m3 adapun dengan menggunakan
buffle didapat sebesar 1,0492; 1,0572; 1,0692; 1,0732 dan 1,0772 gr¿ c m3 dengan nilai
viskositas pada pengadukan tanpa buflle ialah 0,0299; 0,0305; 1,0328; 1,0338 dan
1,0358 gr/cm.s dan menggunakan buffle didapatkan 0,0382; 0,0399; 0,0452; 0,0537
dan 0,0522 gr/cm.s. pada pengadukan NaCl 2,5N + Alkohol 3% tanpa buffle
didapatkan densitas sebesar 1,1052; 1,1092; 1,1132; 1,1212 dan 1,1252 gr¿ c m3
adapun dengan menggunakan buffle didapat sebesar 1,0572; 1,0692; 1,0732; 1,0772
dan 1,0812 gr¿ c m3 dengan nilai viskositas pada pengadukan tanpa buflle ialah 0,0343;
0,0347; 1,0350; 1,0378 dan 1,0403 gr/cm.s dan menggunakan buffle didapatkan
0,0441; 0,0460; 0,0483; 0,0503 dan 0,0514 gr/cm.s.
Tangki Berpengaduk 24
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
pada pengadukan NaCl 3,5N + Alkohol 4% tanpa buffle didapatkan densitas sebesar
1,1372; 1,1452; 1,1492; 1,1572 dan 1,1612 gr¿ c m3 adapun dengan menggunakan
buffle didapat sebesar 1,1052; 1,1132; 1,1172; 1,1252 dan 1,1372 gr¿ c m3 dengan nilai
viskositas pada pengadukan tanpa buflle ialah 0,0386; 0,0393; 0,0402; 0,0423 dan
0,0430 gr/cm.s dan menggunakan buffle didapatkan 0,0475; 0,0493; 0,0520; 0,0536
dan 0,0566 gr/cm.s.
Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa pada percobaan kali ini nilai densitas
dan viskositas naik dengan bertambahnya konsentrasi larutan sehingga daya yang
diperlukan untuk pengadukan juga semakin besar. Selain itu keberadaan baffle pada
proses pengadukan membuat harga viskositasnya cenderung semakin menurun. Hal ini
disebabkan karena dengan adanya baffle, maka vorteks tidak akan terbentuk dan rapat
massa akan semakin bertambah.
Dari grafik hubungan antara Nre terhadap Npo, dapat diketahui bahwa Nre dan
Npo berbanding terbalik, jadi semakin besar Nre maka Npo yang diperoleh semakin
kecil. Semakin besar kecepatan pengadukannya, grafik yang dihasilkan cenderung
menurun. Dalam grafik yang kami peroleh didapatkan hasil yang sesuai dengan data
teoritis dimana nilai Nre berbanding terbalik dengan nilai Npo sehingga grafiknya
menurun.
Tangki Berpengaduk 25
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Dengan kecepatan rendah, semakin besar densitas dan viskositas larutan maka
kemungkinan terbentuk vorteks semakin kecil meskipun tanpa adanya baffle.
2. Dengan bertambahnya kecepatan pengadukan baik tanpa baffle maupun dengan
baffle, maka bilangan reynold (Nre), bilangan Froude (Nfr), dan daya (P) yang
dibutuhkan juga meningkat.
3. Dalam pengadukan tanpa baffle, semakin besar bilangan Reynolds (Nre) maka
bilangan Power (Npo) semakin kecil.
V.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung, praktikan harus memahami terlebih
dahulu prosedur percobaan agar tidak mengalami kesulitan pada saat praktikum
berlangsung.
2. Hati-hati dalam mempergunakan alat laboratorium.
3. Lakukan pengamatan dan perhitungan dengan teliti agar diperoleh hasil yang
akurat.
Tangki Berpengaduk 26
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
DAFTAR PUSTAKA
Tangki Berpengaduk 27
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
Wasrawan, Hedi.2014.”Etanol”( h t t p : / / h e d i w a s r a w a n . b l o g s p o t . c o m
/2014/12/etanol-artikel-lengkap.html?m=1). Diakses pada tanggal 8 April 2019
pukul 23.20 WIB.
Widya.2012” Mencari Nilai NFr”. (https://indrasakti22.wordpress.com/ 2012/05/13/
dimensionalless-number-bilangan-tanpa-dimensi/).Diakses pada tanggal 7 April
2019 pukul 19.10 WIB
APPENDIX
Tangki Berpengaduk 28
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
Tangki Berpengaduk 29
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I
D2 x N x ρ
Nre=
μ
52 x 0,833 x 1,0412
=
0,0299
= 725,1836
Tangki Berpengaduk 30