“Tangki Berpengaduk”
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
“ TANGKI BERPENGADUK ”
GRUP : A
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Tangki Berpengaduk“. Laporan Resmi ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi Teknik Kimia I yang
diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan hingga
perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta petunjuk asisten
pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 01 Maret 2018 di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
Penyusun sadar bahwasanya tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena
itu, penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan laporan praktikum ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara viskositas dengan kecepatan pengadukan.
2. Mempertimbangkan daya yang diperlukan ketika pengaduk berputar pada
kececpatan tertentu berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Untuk sistem dengan
𝑛 𝐷𝑎 𝜌
pengadukan : 𝑁𝑅𝑒 = 𝜇
Dimana :
ρ = densitas fluida
μ = viskositas fluida
Da = diameter pengaduk
b. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑛2 𝐷𝑎
𝑁𝐹𝑟 =
𝑔
Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini
hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk
vorteks. Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.
c. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan yang
dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi pada
permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total dan kecepatan
pengaduk.
𝑃
𝑃𝑜 =
𝜌 𝑛3 𝐷𝑎5
Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan pada
persamaan-persamaan berikut:
Untuk sistem tanpa baffle : Po = a . Reb. . Prc (13)
Untuk sistem dengan baffle : Po = a . Reb (14)
Dimana :
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi: ln Po = ln a + b ln Re
Seseorang perancang bejana sangat memperhatikan tipe dan lokasi
impeller,ukuran bejana, ukuran buffle dan sebagainya. Masing-masing keputusan
sangat mempengaruhi kecepatan dari fluida, besarnya viskositas dan power yang di
perlukan sebagai titik awal untuk desain pada masalah pengadukan . sebuah turbin
pengadukan untuk tangki bersekat dapat ditunjukkan oleh rumus atau persamaan
dibawah ini :
𝐷𝑎 1 𝐻 𝐽 1
= = 1 =
𝐷𝑡 3 𝐷𝑡 𝐷𝑡 12
𝐶 𝑊 1 𝐿 1
= 1 = =
𝐷𝑎 𝐷𝑎 5 𝐷𝑎 4
Dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki ( ft )
Da = diameter pengaduk ( ft )
Dt = diameter tangki ( ft )
H = tinggi fluida dalam tangki ( ft )
J = lebar baffle ( ft )
W = lebar pengaduk ( ft )
Sedangkan untuk tangki tanpa sekat, pada Nre di bawah 300, kurva angka
daya untuk tangki yang mempunyai sekat atau tidak bersekat adalah identik. Pada
NRe yang lebih tinggi kurva memisah. Di daaerah Nre demikian, yang biasanya di
hindarkan dalam praktek dengan tangki tanpa sekat, terbentuk vortex dan angka
Froude akan terpengaruh.
𝑎 − log 𝑏 𝑁𝑅𝑒
𝑀=
𝑏
Berbagai faktor bentuk dalam persamaan tersebut ditentukan oleh jenis dan
susunan alat. Ukuran-ukuran penting untuk bejana dengan pengaduk turbin yang
umum disajikan pada Gambar 6. Faktor-faktor bentuk yang berhubungan dengan
dimensi bejana, sekat, dan impeller tersebut adalah: S1 = Da/Dt, S2 = E/Da, S3 =
L/Da, S4 = W/Da, S5 = J/Dt dan S6 = H/Dt. Faktor-faktor tersebutlah yang biasanya
1. Natriaum Hidroksida
A.Sifat Fisika
a. Rumus Molekul = NaOH
b. Bentuk = Padatan
c. Massa molar = 40 gr/mol
d. Bau = Berbau
B Sifat Kimia
a. Densitas = 2,31 gr/cm3
b. Titik lebur = 323 oC
c. Titik Didih = 1388 oC
d. Kelarutan = Mudah larut dalam air dingin
( MSDS,2013 .“sodium hydroxide”)
2. Asam Sitrat
A.Sifat Fisika
a. Rumus Molekul = C6H8O7
b. Bentuk = Padatan
c. Massa molar = 192,13 gr/mol
d. Bau = Berbau
B Sifat Kimia
a. Densitas = 1,665 gr/cm3
b. Titik lebur = 153 oC
c. Titik Didih = Decompos
d. Kelarutan = Mudah larut dalam Air
(MSDS,2013.”Citric Acid”)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan tangki berpengaduk, semakin besar konsentrasi suatu
larutan, maka semakin besar pula viskositasnya sehingga daya yang diperlukan
untuk pengadukan juga semakin besar.
Membuat larutan NaOH dan C6H8O7 sesuai konsentrasi, masukkan dalam pikno, timbang
sebagai berat pikno isi
Masukkan NaOH dab C6H8O7 kedalam beaker glass dengan volume, kecepatan, letinggian dan
konsentrasi bahan
BAB III
PERCOBAAN
III.1. Bahan
1. NaOH
2. Asam Sitrat
III.2.Alat
6. Gelas Ukur
Spatula pipet
2
6 5
3
Keterangan :
1. Motor
2. Klem
3. Tangki (Beaker Glass)
4. Buffle
5. Propeller (Pengaduk)
6. Statif
III.4 Prosedur
1. Menimbang pikno kosong
2. Menimbang pikno yang telah diisi bahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
N t ρ µ
Konsentrasi vortex
(rpm) (menit) (gr/ml) (gr/ cm s)
Naoh 2N, 1%
220 2 x 1.8081 0.3841
asam sitrat
Naoh 2N, 2%
220 2 x 1.8684 0.5238
asam sitrat
Naoh 2N, 3%
220 2 x 1.1877 0.9179
asam sitrat
Naoh 2N, 4%
220 2 x 1.18946 1.1247
asam sitrat
B. Dengan Baffle
N t ρ µ
Konsentrasi vortex
(rpm) (menit) (gr/ml) (gr/ cm s)
Naoh 2N, 1%
220 2 x 1.1986 0.5267
asam sitrat
Naoh 2N, 2%
220 2 x 1.2029 0.8825
asam sitrat
Naoh 2N, 3%
220 2 x 1.2095 1.1721
asam sitrat
Naoh 2N, 4%
220 2 x 1.2191 1.2053
asam sitrat
N t
Konsentrasi Nre Nfr Np P
(rpm) (menit)
Naoh 2N,
1% asam 220 2 476.248 32102.04 1.5 103377.560
sitrat
Naoh 2N,
2% asam 220 2 552.59 32102.04 1.45 158122.2042
sitrat
Naoh 2N,
3% asam 220 2 200.451 32102.04 1.2 83184.613
sitrat
Naoh 2N,
4% asam 220 2 163.83 32102.04 1.5 79836.71
sitrat
b. Dengan Baffle
N t
Konsentrasi Nre Nfr Np P
(rpm) (menit)
Naoh 2N, 1%
220 2 352.54 32102.04 1.3 90943.70
asam sitrat
Naoh 2N, 2%
220 2 211.16 32102.04 1.15 80738.81
asam sitrat
Naoh 2N, 3%
220 2 159.86 32102.04 1.03 72710.66
asam sitrat
Naoh 2N, 4%
220 2 156.69 32102.04 1 71153.182
asam sitrat
IV.3 Grafik
a. Tangki Tanpa Baffle
Grafik 1. Hubungan Nre dengan Npo pada tanpa baffle
1.2
0.8
Npo
0.6
0.4
0.2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Nre
0.6
0.4
0.2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Nre
IV.4 Pembahasan
Pada praktikum Operasi Teknik Kimia ini, kelompok kami melakukan
percobaan Tangki Berpengaduk. Percobaan ini dilakukan menggunakan bahan
Naoh dan Asam Sitrat. Kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 220 rpm.
Kemudian variabel konsentrasi Naoh adalah 1%, 2%, 3% dan 4%.
Pertama membuat larutan Naoh 1000 ml dengan konsentrasi sebesar 1%
sesuai variabel yang ditentukan. Kemudian mengukur densitasnya dengan
menggunakan piknometer. Setelah itu, melakukan proses pengadukan dengan
bahan dan variabel yang ada dengan menggunakan baffle maupun tanpa baffle, dan
mengamati perbedaannya. Perlakuan ini juga berlaku untuk campuran Naoh dan
Asam Sitrat. Lalu menghitung nilai Nre, Npo, Nfr dan P.
Pada Saat pengadukan dengan tidak menggunakan baffle, maka semakin
tinggi kecepatan putarannya vortex semakin jelas terlihat. Sedangkan saat
menggunakan baffle, walaupun dengan kecepatan yang tinggi, vortex tidak terlihat
karena pola alirannya berbeda dengan yang tanpa menggunakan baffel. Dari data
yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa semakin besar kecepatan pengadukan
maka semakin besar massa jenis yang diperoleh dari campuran tersebut. Kemudian
dapat diketahui juga bahwa semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin
besar viskositas yang diperoleh dari campuran tersebut. Kemudian dapat diketahui
juga adanya konsentrasi larutan berpengaruh terhadap hasil percobaan.
Pada grafik hubungan antara Nre terhadap Npo, dapat diketahui bahwa Nre
dan Npo berbanding terbalik. Jadi semakin besar Nre maka Npo yang diperoleh
semakin kecil. Semakin besar kecepatan pengadukannya, grafik yang dihasilkan
cenderung menurun. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan tangki
berpengaduk adalah kecepatan, diameter pengaduk, densitas, viskositas, dan waktu.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan
1. Semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin besar pula bilangan Nre
yang didapat
2. Semakin besar bilangan Nre maka semakin kecil bilangan Npo nya.
3. Pencampuran dengan menggunakan baffle digunakan untuk menghilangkan
vortex pada saat pengadukan, karena vortex menyebabkan menurunnya kualitas
pencampuran
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan melalukan pengukuran densitas dan viskositas dengan baik
dan benar karena akan berpengaruh pada hasil akhir.
2. Sebaiknya praktikan melakukan pemasangan alat dengan benar, sehingga tidak
terjadi kesalahan selama percobaan.
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati adanya vortex.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
w = 13 gram
3. µ dengan konsentrasi 1% (tanpa buffle)
(𝜌 𝑥 𝑡) 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
µ= (𝜌 𝑥 𝑡) 𝑎𝑖𝑟
x µ air (literatur)
1.1808 𝑥 1.65
= x 7.96 x 10-1
0.997 𝑥 4.07
𝑔𝑟
= 0.3841 𝑐𝑚.𝑠
4. Reynold Number
𝜌 . 𝐷 2 .𝑟𝑝𝑠
𝑁𝑟𝑒 = 𝜇
𝑔𝑟 220
1.1986 𝑥 (6 𝑐𝑚)2 𝑥 𝑟𝑝𝑠
𝑐𝑚3 60
= 𝑔𝑟
0.3841
𝑐𝑚.𝑠
= 476.249
5. Bilangan Fraud
220 2
𝑛2 𝐷 (
60
) 𝑟𝑝𝑠 𝑥 6 𝑐𝑚
𝑁𝑓𝑟 = = 𝑚 = 32102.04
𝑔 9.8 2
𝑠
6. Power
𝜌 = 𝑁𝑝 . 𝑛3 . 𝐷5
220 3
= 1.5 𝑥 ( 60 ) 𝑥 65 𝑥 1.044
= 103377.560