DISUSUN OLEH :
MAKASSAR
2023
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan Rahmat Allah SWT. Pada hari Jum’at, tanggal 20 Oktober 2023
Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I Universitas Muslim Indonesia,
menerangkan bahwa:
Nama Stambuk
Muh Fandy S 09220220012
Muh Rezky Awaluddin 09220220022
Waode Febri Nurfadillah 09220220050
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Pengantar Tenik Kimia I ini dengan sebaik-baiknya dan tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktikum ini ialah sebagai syarat
untuk menyelesaikan praktikum Pengantar Teknik Kimia I. Selain itu,
penyusunan laporan praktikum Pengantar Teknik Kimia I ini ialah sebagai bukti
hasil dari praktikum dari penetapan-penetapan yang telah dilakukan pada saat
praktikum dan untuk melengkapi tugas dari praktikum Pengantar Teknik Kimia I.
Penulisan Laporan ini kami buat berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan
selama praktikum serta literatur-literatur yang tersedia, baik itu dari buku
maupun sumberlainnya.
Dalam kesempatan ini ucapan terima kasih dan penghargaan yang besar,
penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak yakni kepada:
1. Orang tua tercinta yang telah mendukung secara moral maupun secara materi.
2. Kepala Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I Dr. Ir. A. Suryanto., S.T.,
M.T., IPM., ASEAN Eng dan Koordinator Laboratorium Pengantar Teknik
Kimia Ir. Muh. Arman., S.T., M.T., IPP.
3. Asisten-asisten Laboratoium Pengantar Teknik Kimia I yang telah
mendampingi dan membimbing.
4. Teman-teman sengkatan dan seperjuangan, serta yang istimewa teman
kelompok atas kerjasama yang telah dilakukan pada saat praktikum dan juga
penyusunan laporan ini. Demikian sebagai pengantar kata, semoga laporan ini
diterima.
Penyusun
INTISARI
Kesetimbangan kimia adalah pertukaran materi dan energi yang pada
dasarnya mungkin dalam dua arah pada saat bersamaan, dalam reaksi maju
mundur. Akibatnya, ada dalam kondisi konstan tertentu hubungan yang pasti
antara reaktan dan produk yang digambarkan sebagai kesetimbangan kimia. Jika
suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan
produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam
sistem. Kesetimbangan kimia dilibatkan dalam dunia industri dengan produk
reaksi kemudian dihasilkan tidak akan bertambah dengan tercapainya
kesetimbangan. Produk reaksi akan kembali dihasilkan, apabila dilakukan
perubahan seperti perubahan pada konsentrasi, temperatur ataupun perubahan
tekanan dan perubahan volume. Tujuan dari penetapan ini adalah menentukan
konversi kesetimbangan reaksi esterifikasi asam asetat (CH3COOH) dengan
etanol (C2H5OH) dan menentukan nilai kc.
Pertama-tama membilas alat dengan alkohol dan mengeringkan dalam
oven. Merangkai alat labu leher tiga, pendingin balik dan thermometer dan
memasukkan dalam mangkuk alumunium yang berisi air. Kemudian campurkan
asam asetat dan alkohol dengan perbandingan 1:3 dengan asam asetat 50 mL.
Memanaskan larutan hingga mencapai suhu 60-70℃ selama 10 menit. Memipet
sebanyak 5 mL sampel dan melakukan titrasi menggunakan NaOH 0,5 N. Setelah
itu menambahkan katalisator H2SO4 96% 5 mL, tunggu hingga suhu mencapai
65℃. Melakukan titrasi kembali 5 mL sampel menggunakan NaOH 0,5 N.
Menitar sampel dengan rentang waktu 5 menit sebanyak 7 kali hingga mencapai
volume yang konstan.
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada laju
reaksi akan semakin cepat dengan adanya penambahan katalis. Hal ini dibuktikan
pada saat awal titrasi tanpa adanya penambahan katalis jumlah volume titrasi
cukup banyak, sedangkan pada ssat penambahan katalis jumlah volume titrasi
berkurang atau lebih sedikit. Pada menut pertama hingga menit ke-10 laju reaksi
mengalami peningkatan dengan nilai yaitu 0,0069 sebelum akhirnya mengalami
penurunan dari menit ke-10 hingga menit ke-40, kemudian mencapai titik konstan
pada menit ke- 40 hingga menit ke-50 dengan nilai yaitu -0,0486.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rangkaian Alat Tetapan Kesetimbagan Reaksi……………………...14
Gambar 7 Grafik Perhitungan Asam Asetat dan Etanol Perbandingan 1:3 ..........18
DAFTAR SIMBOL
°C = Derajat (C)
N = Normalitas (eq/L)
Kc = Tetapan Kesetimbangan
m = Massa (kg)
M = Molaritas (mol/L)
t = Waktu (menit)
V = Volume (mL)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Perhitugan Asam Asetat dan Etanol Perbandingan 1:3...………18
Tabel A.1 Data Pengamatan Kesetimbangan Reaksi…………………….………22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesetimbangan kimia adalah pertukaran materi dan energi yang pada
dasarnya mungkin dalam dua arah pada saat yang bersamaan, dalam reaksi
maju mundur. Akibatnya, ada dalam kondisi konstan tertentu hubungan yang
pasti antara reaktan dan produk yang digambarkan sebagai kesetimbangan
kimia. Materi miskonsepsi adalah materi kesetimbangan kimia, karena materi
ini merupakan materi dasar untuk penerimaan konsep kimia selanjutnya.
Misalnya seperti materi termokimia, laju reaksi, kelarutan dan hasil kali dari
suatu kelarutan tersebut (Zahro’ dan Ismono, 2021).
Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka
konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan
yang teramati dalam sistem.
Kesetimbangan kimia dilibatkan dalam dunia industri dengan produk
reaksi yang kemudian dihasilkan tidak akan bertambah dengan tercapainya
kesetimbangan. Produk reaksi akan kembali dihasilkan, apabila dilakukan
perubahan seperti perubahan pada konsentrasi, suhu atau temperatur ataupun
perubahan pada tekanan dan perubahan terhadap volume. Untuk mempercepat
terjadinya kesetimbangan maka diperlukan penambahan katalisator.
Katalisator merupakan zat yang tentunya dapat mempercepat laju reaksi akan
tetapi zat tersebut tidak akan ikut bereaksi. Biasanya jika suatu sistem yang
berada pada keadaan kesetimbangan terganggu atau diganggu, maka sistem
juga akan berusaha untuk dapat mengurangi gangguan dengan cara yaitu
menggeser posisi kesetimbangannya, baik ke arah pereaksi maupun hasil
reaksi sehingga gangguan tersebut berkurang dan tercapailah suatu keadaan
biasa disebut kesetimbangan yang baru. Kesetimbangan ini tercapai apabila
ketika laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri. Keadaan ketika
konsentrasi produk dan reaktan tidak berubah. (Purwanto, 2019).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesetimbangan
Kesetimbangan kimia termasuk ke dalam kategori kesetimbangan
dinamis karena terdiri dari reaksi maju yaitu ke kanan, ketika reaktan
menghasilkan produk dan reaksi balik yaitu ke kiri, ketika produk
menghasilkan reaktan. Reaksi kesetimbangan ditandai dengan panah bolak-
balik yang menunjukkan reaksi reversible. Selain itu, perbandingan relatif
dari setiap zat kimia yang terlibat juga tidak berubah. Kesetimbangan
dinamis hanya dapat terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu konstan.
Berdasarkan pada keadaan fisik reaktan dan produknya, terdapat dua
kelompok kesetimbangan,Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan ketika
konsentrasi produk dan reaktan dalam reaksi kimia tidak berubah dari waktu
ke waktu dan suatu kondisi ketika reaktan memiliki kecepatan reaksi untuk
maju sama dengan reaksi laju untuk berbalik. (Maisaroh, 2017).
A. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua
fasanya yang ikut terlibat berwujud zat, misalnya gas atau larutan, sama
seperti:
1. Kesetimbangan dalam sistem padat gas.
2. Kesetimbangan sistem padat larutan sitasi.
B. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan yang
wujud fasanya berbeda reaksi reversible adalah reaksi yang yang
melibatkan reaktan dan produk di mana fasanya berbeda sehingga
menghasilkan kesetimbangan heterogen (heterogeneous equilibrium).
1. Kesetimbangan dalam sistem padat gas.
2. Kesetimbangan sistem padat larutan (Hati, 2022).
2.4 Esterifikasi
Esterifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang lambat. Hal
yang dapat dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi yaitu dengan cara
pemanasan. Panas yang akan diperlukan untuk dapat mempercepat reaksi
juga harus memperhatikan karakteristik dari zat yang kemudian bereaksi.
Reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya ialah temperatur. Maka dari itu, untuk
menghindari kerusakan terhadap pereaksi perlu diperhatikan suhu atau
temperaturnya karena jika panas terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
terhadap pereaksi. Sehingga untuk dapat menghindari hal itu, perlu
diperhatikan sifat yang dimiliki pereaksi dan ditentukan panas optimum yang
digunakan dalam proses reaksi esterifikasi. Pada suatu reaksi lamanya proses
menunjukkan hasil yang berbeda-beda, yang dimana waktu mengacu pada
seberapa cepat reaksi esterifikasi mencapai suatu keadaan kesetimbangan.
Pada saat optimal, jumlah produk esterifikasi tidak bertambah karena telah
2.5 Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang mampu mempercepat laju reaksi
kimia dengan cara mencari jalur alternatif yang memiliki nilai energi aktivasi
lebih rendah dibandingkan dengan tanpa adanya penambahan bahan katalis.
Katalis juga mampu untuk dapat meningkatkan peluang terjadinya tumbukan
efektif antara molekul reaktan dan permukaan katalis dimana partikel atau
molekul-molekul reaktan tersebut nantinya akan teradsorpsi pada sisi aktif
katalis. Tujuan penggunaan katalis selain untuk mempercepat laju reaksi juga
untuk meningkatkan selektivitas terhadap produk yang diinginkan sehingga
nilai yield nya dapat meningkat. Katalisis adalah proses peningkatan laju
reaksi kimia dengan menambahkan zat yang dikenal sebagai katalis.Katalis
tidak mempengaruhi faktor termodinamika seperti entalpi dan entropi, tetapi
hanya dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetik tertentu (Ismanto dan
Suwito, 2019).
Katalisis merupakan proses siklik di mana katalis akan berikatan
dengan reaktan membentuk kompleks yang pada akhir reaksi akan terpisah
menghasilkan produk dan katalis. Katalis adalah zat yang mempercepat laju
reaksi dengan tidak mengalami perubahan kimia, dengan cara meenergi
aktivasi (Ea). Katalis tidak akan terkonsumsi dalam reaksi dan tetap tidak
berubah setelahnya. Jika reaksi berlangsung cepat dan katalis didaur ulang
dengan cepat, jumlah katalis yang sangat kecil seringkali cukup. Kualitas
katalis dapat dinilai dari beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
2.7 Titrasi
Titrasi menggunakan pengukuran volumetrik, yaitu dengan
mereaksikan sejumlah analit dengan larutan standar yang diketahui kadar
atau konsentrasinya secara pasti dan reaksinya dilakukan secara kuantitatif.
Reaksi yang terjadi tidak spesifik pada bahan tertentu saja, namun secara
umum dapat mencakup semua bahan yang mempunyai sifat sama atau
hampir sama.
Misalnya, reaksi asam-basa dapat terjadi selama titrasi terlepas dari apakah
itu basa, asam kuat atau asam lemah. Contoh analisis yang menggunakan
teknik titrasi adalah penentuan konsentrasi larutan asam klorida melalui
titrasi dengan larutan natrium hidroksida. Pada titrasi tersebut hanya terjadi
satu reaksi saja dan tidak ada produk samping (Mundriyastutik, , 2021).
2.8 Indikator
Indikator adalah larutan yang ditambahkan pada titrasi asam atau
basa, yang berguna untuk mengamati perubahan warna pada titran yang
menandakan titik akhir titrasi telah tercapai. Pemilihan indikator untuk
setiap larutan sangat penting dan turut menentukan keberhasilan titrasi.
Pemilihan indikator yang salah akan menyebabkan kesalahan dalam
menentukan titik akhir titrasi, seperti perubahan warna yang tidak teratur
atau hilang. Penambahan indikator biasanya sedikit dan umumnya adalah 2-
3 tetes menggunakan pipet tetes. Indikator adalah larutan yang ditambahkan
pada titrasi asam atau basa, yang berguna untuk mengamati perubahan
warna pada titran yang menandakan titik akhir titrasi telah tercapai.
Pemilihan indikator untuk setiap larutan sangat penting dan turut
2.9 Larutan
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutan disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Zat merupakan
sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas
partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
secara langsung. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda- beda,
susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair
mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan memiliki volume yang tetap.
Sifat-sifat suatu larutan dapat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk dapat menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. (Prihandono, 2015)
Campuran adalah gabungan dari dua atau lebih zat dengan
komposisi yang variatif dan masih memiliki ciri dan sifat zat kimia asalnya.
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih.
Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang
jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya
sedikit disebut zat terlarut. Berdasarkan wujud dari pelarutnya, suatu larutan
dapat digolongkan ke dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat terlarut
dalam ketiga fasa larutan tersebut juga dapat berupa gas, cair ataupun padat.
Campuran gas selalu membentuk larutan karena semua gas dapat saling
campur dalam berbagai perbandingan. Dalam larutan cair, cairan disebut zat
pelarut dan juga komponen disebut sebagai zat terlarut (Khaerunnisa, 2018).
BAB III
PROSEDUR PERCOBBAN
9. Statif
10. Buret 50 mL
11. Erlenmeyer 250 mL
3.2 Alat
1.3 Bahan
1. Aquadest
2. Asam Asetat (CH3COOH)
3. Etanol (C2H5OH)
4. Indikator Phenolftalein
5. Asam Sulfat (H2SO4)
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
Merangkai alat labu leher tiga, pendingin balik dan thermometer dan
memasukkan dalam mangkuk alumunium yang berisi air.
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh
didapatkan hasil sebagai berikut :
5.2 Saran
A. Saran untuk Laboratorium
Laboratorium Pengantar Teknik Timia (PTK) cukup panas,
sehingga pada saat praktikum para praktikan kurang fokus. Maka
diharapkan untuk menambah pendingin seperti kipas angin dan juga
diharapkan untuk menyiapkan loker guna menyimpan barang para
praktikan.
B. Saran untuk Laboratorium
1. Asisten Tetap
Kepada kak Rahmi Ayumi Thamrin semoga kedepannya
dalam menjelaskan volume suaranya bisa ditingkatkan lagi, tapi
secara keseluruhan penjelasan dimengerti dengan baik.
2. Asisten Magang
Diharapkan kepada kak Nur Inaya untuk dapat sabar
memberikan arhan kepada praktikan serta dipertahankan ramahnya
kepada praktikan pada saat asistensi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
W NaOH = V × N × BE NaOH
Mol CH3COOH =
B .7 Perhitungan Nilai Kc
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
C.1 Dokumentasi