Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS PENDAHULUAN
TANGKI BERPENGADUK

DISUSUN OLEH :
NAMA : ZAKINAH ZAINAL
STAMBUK : 09220190019
KELAS/KELOMPOK : C1/ I

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021

TANGKI BERPENGADUK 1
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi dan digunakan
sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia terutama oleh petani skala
kecil di negara-negara berkem- bang, termasuk Indonesia. Di Indonesia,
jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak ruminansia, pupuk
tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan jerami
sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana
para peternak sulit untuk berkualitas tinggi (Cas- tillo et al., 2017). Sebagai
sumber pa- kan, jerami mempunyai beberapa kelemahan yaitu kandungan
lignin dan silika yang tinggi tetapi rendah energi, protein, mineral dan
vitamin. Selain rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami rendah sulit didegradasi
oleh mikroba rumen (Van Soest, 2018; Sarnklong et al., 2020). Selain hal ter-
sebut diatas, kelemahan yang lain ada- lah karena jerami memiliki faktor
pem- batas seperti zat anti nutrisi (Mathius dan Sinurat, 2018) serta
palatabilitasnya rendah (Tillman et al.2019). Kecernaan yang rendah pada
jerami padi merupakan akibat dari struktur jaringan penyangga tanaman yang
su- dah tua. Jaringan tersebut sudah men- galami proses lignifikasi, sehingga
lig- noselulosa dan lignohemiselulosa sulit dicerna (Balasubramanian, 2018).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi,
baik dengan cara fisi/mekanik, kimia mau-pun biologis. Upaya terutama
bertujuan meningkatkan nilai nutrisi, palatabilitas dan kecernaan, sehingga
diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara berkelanju-tan. Tulisan
ini bertujuan untuk mengkaji potensi jerami digunakan sebagai pakan tunggal
serta upaya meningkatkan kualitas nilai nutrisinya. (Trisnadewi et al., 2019).
Jerami padi yang berasal dari Sulawesi Selatan mengandung protein kasar
sebesar 4,31%, Aceh 4,90% Mataram, Lombok 4,74% (Amin et al., 2018),
Ba- li 3,45%. Namun demikian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Manurung dan Zulbardi (1996) menunjukan hasil yang berbeda karena kadar

TANGKI BERPENGADUK 2
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
protein kasar cukup tinggi yaitu sebesar 6,34%. (Hanum dan Usman, 2020).
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik sistem pengadukan dalam tangki
2. Menghitung daya motor pengaduk dalam tangki

TANGKI BERPENGADUK 3
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tangki pengaduk


Yang dimaksud dengan tangki pengaduk (tangki reaksi) adalah bejana
pengaduk tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung.
Tangki pengaduk terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan
diatas tekanan atmosfer dan pada tekanan vakum, namun tangki ini juga sering
digunakan untuk proses yang lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan,
penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk Pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda
yang dilas atau disambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan
yang berbentuk belahan pipa yang dilas.
Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat
diisolasi. Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi.
Penggunaan peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan konsumsi energi
berlebihan dan merusak produk yang dihasilkan. Salah satu peralatan yang
menunjang keberhasilan pencampuran ialah pengaduk. Untuk pertukaran
panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau
disambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan yang berbentuk
belahan pipa yang dilas.
Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat
diisolasi. Tangki berpengaduk ini juga merupakan suatu heat exchanger.
Cairan didalam tangki dipanaskan oleh aliran cairan didalam jaket (air panas)
yang mengelilingi tangki. Cairan didalam diaduk terus menerus untuk
menambah perpindahan panas (heat transfer) juga untuk menjaga suhu cairan
merata diseluruh bagian tangki. Air yang tersirkulasi didalam jaket dipanaskan
oleh aliran uap melalui steam jet heater. Steam jet heater digunakan untuk

TANGKI BERPENGADUK 4
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pemanasan langsung suatu cairan dengan uap pemanas dimana uap tersebut
mengembun (terkondensasi) didalam cairan.
2.2 Pengaduk
Pengadukan ialah kunci utama keberhasilan proses secara keseluruhan
ketika dua atau lebih bahan baku harus dicampur bersama sebelum menjadi
suatu produk akhir. Pengadukan bertujuan untuk menjaga supaya butir padatan
tidak mengendap ke dasar tangki dan selalu terdistribusi sempurna dalam
larutan, disamping itu kenaikan gelembung gas akan merata, sehingga akan
terjadi pencampuran yang sempurna. Jenis fermentor yang sering digunakan
dalam proses fermentasi yaitu tubular fermentor dan fermentor tangki
berpengaduk. Tubular fermentor ini terdiri dari dua jenis yaitu fluidized bed
reactor dan fixed bed reactor. Permasalahan yang timbul dari fluidized bed
reactor adalah adanya agitasi berat yang terjadi akibat kerusakan dari katalis
dan terbentuknya debu. Sedangkan masalah yang timbul pada fixed bed
reactor adalah sering terjadinya gradien panas yang tidak diinginkan, sulit
dalam pengontrolan suhu dan sulit untuk dibersihkan atau diperbaiki
sedangkan fermentor jenis tangki berpengaduk memiliki kelebihan dari sisi
perpindahan panasnya lebih merata dan perpindahan massanya relatif lebih
baik (ali dkk, 2019).
Pengadukan berfungsi untuk meratakan kontak sel dan substrat, menjaga
agar mikroorganisme tidak mengendap di bawah dan meratakan temperatur di
seluruh bagian bioreaktor. Oleh karena itu pemilihan jenis pengaduk dan
kecepatan pengaduk yang tepat diharapkan dapat menunjang fungsi
pengadukan sehingga dapat meningkatkan hasil yang lebih baik pada
fermentasi. Pengadukan dilihat dari letak pengadukannya dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu pengadukan dari atas dan pengadukan dari samping (Side
Entering). Pengadukan bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran
fluida karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan massa dan energi
yang berupa panas, baik yang disertai reaksi kimia maupun tidak. Biasanya
dalam alat tangki berpengaduk yang merupakan satu sistem pencampuran
dapat dilengkapi dengan impeller dan baffle (ali dkk, 2019).

TANGKI BERPENGADUK 5
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.3 Pola Aliran Tangki Pengaduk
Komponen pertama pada kecepatan ini adalah kecepatan radial, yang
bekerja dengan arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua
yaitu kecepatan longtidudinal yang bekerja pada arah paralel (sejajar) dengan
poros. Komponen ketiga yaitu tangensial dan rotasional yang bekerja pada
arah melingkar disekitar poros. Komponen radial dan tangensial sangat
berguna dan memberikan aliran yang dibutuhkan untuk proses pencampuran.
Ketika poros diposisikan vertikal dan ditempatkan ditengah tangki, komponen
tangensial umumnya tidak menguntungkan. Aliran tangensial mengalir
mengikuti arah melingkar disekitar poros dan membentuk vortex pada fluida
saat pencampuran.
Pola aliran adalah cara cairan bergerak melalui sebuah reaktor. Pola aliran
dapat dibagi menjadi 3 pola yaitu laminar, transisi dan turbulen. Pola aliran
turbulen membuat homogenasi dalam reaktor berlangsung dengan baik dan
homogenenasi sendiri dipengaruhi pengadukan. Cairan bergerak dalam
bejana/tangki berpengaduk bergantung jenis impeller, karakteristik fluida yaitu
kekentalan dan ukuran (proporsi) dari tangki, sekat (baffle) dan impeller.
Kecepatan fulida pada setiap titik dalam tangki bergantung pada tiga
komponen dan aliran keseluruhan tangki juga dipengaruhi dari variasi ketiga
komponen tersebut dari satu titik ke titik lain (Gustiayu, 2019).
Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis
pengaduk itu sendiri. Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola
aliran radial sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial.
Pengaduk jenis helical screw dapat membentuk aliran aksial dari bawah tangki
menuju ke atas permukaan cairan Jenis aliran dalam bejana yang sedang
diaduk bergantung pada jenis impeller, karakteristik fluida dan ukuran serta
perbandingan (propersi tangki), sekat (buffle) dan agitator. Kecepatan fluida
pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen kecepatan dan pola
aliran keseluruhan di dalam tangki itu, juga tergantung dari variasi ketiga
komponen tersebut, dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya. Keadaan dimana

TANGKI BERPENGADUK 6
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
poros itu vertikal, komponen radial tagensial berada pada suatu bidang yang
horizontal dan komponen logitudinalnya vertikal. Komponen radial dan
longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk
melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal pada pusat tangki, komponen
tagensial mengikuti satu arah lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros
dan akan menimbulkan voertex pada permukaan zat cair. Dalam bejana yang
tak berserekat, aliran putar itu dapat di bangkitkan oleh segala jenis impeller,
baik aliran aksial maupun yang radial. Jadi, jika putaran zat cair itu cukup
kuat, pola aliran didalam tangki itu dapat dikatakan tetap bagaimana pun
bentuk rancang impeller. Pada kecepatan impeller kecepatan tinggi, vortex
yang terbentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller,
dan gas dari atas permukaan zat cair, akan tersedot ke dalam zat cair itu.
Biasanya hal demikian tidaklah dikehendaki (Gustiayu, 2019).
Aliran yang berputar-putar dan bersirkulasi dapat dicegah dengan salah satu
dari tiga metode yang ada. Dalam tangki yang kecil, impeller dapat dipasang
di luar sumbu tangki, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut. Proses
dipindahkan dari garis tengah (sumbu) tangki kemudian dimiringkan tegak
lurus terhadap arah gerakan. Dalam tangki yang lebih besar, agitatornya
dipasang di samping tangki, dengan proses berada dalam bidang horizontal
namun dengan sudut tertentu. Pada tangki yang lebih besar dengan agitator
vertikal, yang paling baik untuk mengurangi pusaran adalah dengan
memasang sekat (baffle), yang menghambat aliran rotasi (berputar) tanpa
mengganggu dari arah radial dan longitudinal dalam tangki tersebut. Sekat
sederhana dan efektif dapat diperoleh dengan memasang strip vertikal yang
tegak lurus dengan dinding tangki. Dalam bejana tanpa sekat, aliran sirkulasi
diinduksi oleh semua jenis impeller, baik aliran aksial maupun aliran radial.
Jika putarannya, pola aliran dalam tangki telah terlepas dari desain impeller.
Pada kecepatan impeller yang tinggi, terbentuk pusaran (vortex) yang
mungkin sangat hingga mencapai impeller, dan gas dari atas cairan ditarik
kedalam dimana umumnya hal ini tidak diinginkan terjadi (McCabe, 2018).

TANGKI BERPENGADUK 7
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.4 Jenis Pengaduk
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan
laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input
daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil
aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi
kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis
aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk
yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena
aliran laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen
(McCabe, 1993). Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena
adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini
memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak
keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh sebab itu, pengaduk merupakan
bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa cair dengan
tangki pengaduk. Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan
bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi
keefektifan proses pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran
yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1.Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran.
2.Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat
dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle.
3.Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk di atas. Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi
Propeller, Turbin dan Paddles.
Pemilihan pengaduk (Impeller) yang tepat menjadi salah satu faktor
penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif.
Pengaduk jenis baling-baling (Propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk
jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam

TANGKI BERPENGADUK 8
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pengadukan dan pencampuran. Sebuah impeller yang berputar dalam fluida
memberikan aliran dan geser padanya, geser yang dihasilkan dari aliran satu
bagian fluida melewati bagian lain. Kasus-kasus pembatas aliran berada
pada arah aksial atau radial sehingga impeller diklasifikasikan dengan tepat
menurut aliran mana yang dominan. Karena pantulan dari permukaan bejana
dan halangan oleh baffle dan bagian dalam lainnya, dan pola aliran dalam
pencampuran (Mirzayanti dkk, 2020).
Jika suatu pendekatan yang dekat dengan aliran aksial sangat diinginkan,
seperti untuk suspensi padatan dari bubur, impeller dapat ditempatkan dalam
suatu tabung penggerak dan bila aliran radial diperlukan, turbin terselubung
yang terdiri dari rotor dan stator dapat digunakan. Karena kinerja bentuk
impeller tertentu biasanya tidak dapat diprediksi secara kuantitatif, desain
impeller sebagian besar merupakan latihan pertimbangan sehingga banyak
variasi telah diajukan oleh berbagai produsen. Beberapa jenis umum
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaduk baling-baling Pengaduk jenis ini biasa digunakan untuk
kecepatan pengadukan tinggi dengan arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat
digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak
bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang
dihasilkam besar dan sensitif terhadap beban head.
Dalam perancangan propeller, luas sudut biasa dinyatakan dalam
perbandingan lurus area yang terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai
nisbah ini berada pada rentang 0,45 sampai dengan 0,55. (Nasrul dkk,
2018). Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus
aliran meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu
arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.
b. Pengaduk dayung Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting
pada proses pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memilik
minimal 2 sudut, horizontal atau vertikal. Paddle digunakan pada aliran
fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk ini
menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hamper tanpagerak

TANGKI BERPENGADUK 9
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horizontal setelah
mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan
pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.
c. Pengaduk Turbin Pengaduk jenis turbin ini diberikan bagi berbagai macam
jenis pengaduk tanpa memandang rancangan, arah discharge ataupun
karakteristik aliran. Turbine merupakan pengaduk dengan sudut tegak
datar dan bersudut konstan. Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas
fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin
menimbulkan aliran arah radial dan tangensial. Di sekitar turbin terjadi
daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida. Salah
satu jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini
memiliki sudut pengaduk konstan. Aliran terjadi pada arah aksial, meski
demikian terdapat pule aliran pada arah radial. Aliran ini akan
mendominasi jika berada pada dekat dasar tangki (Trisakti dkk, 2019).
d. Pengaduk turbin vertikal datar Turbin dengan bilah vertikal datar yang
memanjang ke poros cocok untuk sebagian besar tugas pencampuran
hingga 100.000 cP atau lebih pada kapasitas pemompaan tinggi. Geometri
sederhana dari desain ini telah menginspirasi pengujian ekstensif sehingga
prediksi kinerjanya lebih rasional daripada jenis impeller lainnya (Walas,
1990).
e. Pengaduk turbin bilah miring Turbin dengan bilah miring 45˚C (biasanya).
Konstruksi dengan dua hingga delapan bilah digunakan, enam paling
umum. Aliran aksial dan radial gabungan tercapai. Sangat efektif untuk
pertukaran panas dengan dinding pembuluh atau gulungan internal
f. Pengaduk pelat datar Impeller pelat datar dengan tepi gigi gergaji cocok
untuk emulsi dan dispersi. Karena tindakan pemotongan dilokalkan, sekat
tidak diperlukan. Baling-baling dan turbin juga terkadang dilengkapi
dengan tepi gigi gergaji untuk meningkatkan geser (Mirzayanti dkk, 2020).
g. Pengaduk berbentuk sangkar pengaduk berbentuk sangkar di dalamnya
dapat terjadi pemotongan dan pemanasan. Biasanya dipasang pada poros
yang sama dengan baling-baling standar.

TANGKI BERPENGADUK 10
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
h. Pengaduk berbentuk gerbang Paddles bentuk gerbang digunakan dalam
tangki lebar dan dangkal dan untuk material sehingga viskositasnya tinggi
jika geser rendah sudah memadai. Kecepatan poros rendah. Beberapa
desain termasuk pencakar berengsel untuk membersihkan sisi dan dasar
tangki.
i. Pengaduk poros berongga Poros berongga dan rakitan impeller berlubang
dioperasikan pada kecepatan tip tinggi untuk gas yang bersirkulasi. Gas
memasuki poros di atas permukaan cairan dan dikeluarkan secara
sentrifugal di impeller. Laju sirkulasi relatif rendah, tetapi memuaskan
untuk beberapa hidrogenasi misalnya (Mirzayanti dkk, 2020).
j. Pengaduk susunan sekrup Susunan impeller sekrup terselubung dan koil
pertukaran panas untuk cairan kental ini mungkin merupakan representasi
dari banyak desain yang melayani aplikasi khusus dalam pemrosesan
kimia.
2.5 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadukan Dalam proses pengadukan
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, antara lain :
a. Waktu Waktu pengadukan merupakan lamanya operasi pencampuran
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama, waktu pengadukan tergantung
dari sifat kelarutan bahan, jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible) dan
lain sebagainya. Misal antara air dan gula dibandingkan dengan air dan pasir,
air dan gula membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk bercampur bila
dibandingkan dengan air dan pasir.
b. Kecepatan Putaran dan Daya Motor Kecepatan putaran berhubungan
dengan daya motor pengaduk yang dibutuhkan, bila kecepatan putaran yang
diinginkan tinggi, maka daya motor pengaduk yang dibutuhkan juga akan
tinggi. Kecepatan putaran juga dipengaruhi oleh jenis bahan, bahan yang
memiliki nilai kekentalan (viskositas) dan rapat massa (densitas) yang tinggi,
maka kecepatan putarannya yang terjadi akan rendah akibat terjadi gesekan
antar partikel bahan yang digunakan dengan pengaduk selama berlangsungnya

TANGKI BERPENGADUK 11
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
proses pengadukan, sehingga membutuhkan kekuatan daya yang lebih besar
untuk dapat meningkatkan proses kecepatan putarannya (Wahid dkk, 2019).
c. Jenis Bahan Jenis bahan tergantung dari sifat bahan itu sendiri, seperti
wujud bahan, ukuran partikel bila bentuk padatan, nilai kekentalan, rapat
massa, sifat kelarutan, dan lainnya. Jenis bahan dapat mempengaruhi waktu
pengadukan, kecepatan putaran motor, daya motor, dan lain sebagainya
d.Spesifikasi Alat Spesifikasi alat berupa jenis pengaduk, diameter tangki,
adanya baffle atau tidak, posisi pengaduk, dan lainnya. Jenis pengaduk yang
digunakan berbeda-beda untuk tiap bahan yang ingin diaduk, seperti untuk
bahanbahan yang viskositasnya tinggi akan lebih baik menggunakan jenis
turbin.
2.6 Alat Industri yang Menggunakan Prinsip Pengadukan
Dalam proses operasi di bidang industri, terdapat beberapa alat atau
reaktor yang menggunakan prinsip pengadukan untuk berlangsungnya reaksi
kimia. Perancangan suatu reaktor harus mengutamakan efisiensi kinerja
reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input).
Berikut merupakan contoh dari alat industri yang menggunakan prinsip
pengadukan, antara lain:
a. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Reaktor ini termasuk sistem reaktor
kontinyu untuk reaksi–reaksi sederhana. Berbeda dengan sistem operasi batch
di mana selama reaksi berlangsung tidak ada aliran yang masuk atau
meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di dalam reaktor alir
baik umpam produk akan mengalir terus menerus. (Mirzayanti dkk, 2020).
Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu keadaan
dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripada sistem berada dalam
kondisi stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk, aliran keluar
maupun kondisi operasi reaksi di dalam reaktor tidak lagi berubah oleh waktu.
Pengertian waktu reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung,
tetapi ekivalen dengan lamanya reaktan berada di dalam reaktor. Penyataan
terakhir ini biasa disebut waktu tinggal campuran di dalam reaktor, yang
besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang lewat serta volume reaktor

TANGKI BERPENGADUK 12
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dimana reaksi berlangsung. Reaktor tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau
lebih. Biasanya tangki–tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan
sempurna. Pengadukan pada masing-masing. Tangki dilakukan secara kontinu
sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi campuran di dalam
reaktor benar-benar seragam. Reaktor tangki ini biasanya digunakan untuk
reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair – padat atau reaksi
homogen cair- cair dan sebagainya (Mirzayanti dkk, 2020).
Beberapa hal penting yang dapat diketahui mengenai reaktor alir tangki
berpengaduk :
1. Reaktor berlangung secara steady state, sehingga jumlah yang masuk
setara dengan jumlah yang keluar reaktor jika tidak tentu reaktor akan
berkurang atau bertambah isinya.
2. Perhitungan reaktor alir tangki berpengaduk mengasumsikan pengadukan
terjadi secara sempurna sehingga semua titik dalam reaktor memiliki
komposisi yang sama.
3. Jumlah reaktor alir tangki berpengaduk kecil yang tak terbatas model
perhitungan akan menyerupai perhitungan untuk reaktor alir pipa.
b. Reaktor batch Reaktor batch tipikal terdiri dari tangki penyimpanan dengan
agitator dan sistem pemanas atau pendingin integral. Terbuat dari baja,
baja tahan karat, baja berlapis kaca. Cairan dan padatan biasanya diisi
melalui sambungan di penutup atas reaktor Reaktor batch beroperasi
secara unsteady karena komposisi berubah sebagai fungsi waktu. Dalam
industri reaktor batch digunakan untuk fase larutan, jarang untuk fase gas,
karena adanya pengaduk resiko kebocoran cukup tinggi. Reaktor disebut
ideal jika pada posisi dalam reaktor pada suatu saat tertentu komposisinya
seragam. Dalam reaktor batch tidak ada fluida yang masuk maupun keluar
dari reaktor. Keuntungan dari reaktor batch terletak pada
keserbagunaannya. Sebuah kapal tunggal dapat melakukan serangkaian
operasi yang berbeda tanpa perlu merusak penahanan. Ini sangat berguna
saat memproses senyawa beracun (Sarlinda dkk, 2018).

TANGKI BERPENGADUK 13
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
Tangki Beroengaduh

3.2 Bahan
Jerami

3.3 Cara Kerja

Mengukur diameter dalam tangka dan diameter pengaduk. Kemudian


dimasukkan air dengan volume tertentu ke dalam tangka tanpa buffle,
kemudian di ukur tinggi cairan. Pengaduk ke dalam tangka lalu alat dikalibrasi
dengan waktu tertentu. Kemudian bahan di masukkan ke dalam tangka dan di
catat daya dan putarannya. Proses diatas diulangi dengan menggunakan tangka
dengan buffle

TANGKI BERPENGADUK 14
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Asmayou, H., Azwan Sapit, Amir Khalid. dan Thariq Wijanarko (2019)
‘Implementation of Normal and Fractal Baffles for Palm Oil and Methanol
Mixing in Stirred Tank’, 1(2), pp. 10–13.
Amru, Chairul dan Peratenta. (2017) ' Studi Pengaruh Kecepatan Propeller
Terhadap Aliran Fluida Dalam Fermentor Bioethanol Secara Visualisai', Skripsi.
pp. 1-133.
Dong, Tedford dan Lawrence. (2018) ‘Sensitivity of vortex pairing and mixing to
initial perturbations in stratified shear flows’, pp. 1–27.
Gustiayu, B. (2019) ‘Simulasi Pola Aliran dalam Tangki’, Jurnal Teknik POMITS
Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4, 1(1), pp. 1–4.
Holland dan Chapman (1966) ‘Liquid Mixing and Processing in Stirred Tanks -
Reinhold-Chapman Hall by Holland F.A., Chapman F.S., (1966).
Kurniawan, D. (2015) ‘Pengaruh Jenis dan Kecepatan Pengaduk pada Fermentasi
Etanol Secara Sinambung dalam Bioreaktor Tangki Berpengaduk Sel Tertambat’,
(November), pp. 1–14.
McCabe, W,L Smith, J.C. Harriott, P. Carberry, J.J dan Fair, J.R. (1993) ‘Unit
Operations of Chemical Engineering’. McGraw Hill-Internasional Editions, pp.
275-1036
Mirzayanti, Yustia Wulandari, Siti Maisarah. dan Aryoga Ryan (2020) ‘Studi
Desain Reaktor In-Situ Transesterifikasi untuk Proses dan Produksi Teknologi
Biodiesel dari Microalgae Chlorella sp .’, pp. 3–10.
Moraveji dan Davood (2017) ‘International Journal of Heat and Mass Transfer
Computational fluid dynamics simulation of heat transfer and fluid flow
characteristics in a vortex tube by considering the various parameters’,
International Journal of Heat and Mass Transfer. Elsevier Ltd, 113, pp. 432–443.
Nasrul Z.A, Yonita Putri Roja. dan Novi Sylvia (2018) ‘Jurnal Teknologi Kimia
Unimal Aplikasi Kontrol PID pada Reaktor Pabrik Asam Formiat dengan
Kapasitas 100 . 000 Ton / Tahun’, 2(November), pp. 135–152.

TANGKI BERPENGADUK 15

Anda mungkin juga menyukai