Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN

OLEH :
CHADIJA KARIM
218 240 005

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt.
Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum kesehatan lingkungan ini
dengan maksimal dan tepat waktu. Shalawat dan salam dengan ucapan
Allahumma sholli ’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad penulis sampaikan
untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dari mata kuliah Praktikum
Kesehatan Lingkungan setelah sebelumnya dilakukan praktikum pada tanggal 23
– 24 Maret 2022 oleh Mahasiswa Konsentrasi Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat UM Parepare. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi penyusunan laporan yang lebih baik di
masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
terutama bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Praktikum Kesehatan
Lingkungan di tahun ajaran berikutnya. Terima Kasih.

Parepare, 26 Maret 2022

Chadija Karim,

ii
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAGIAN I ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN .................................. 1
A. Definisi Kualitas Lingkungan................................................................. 1
B. Istilah-Istilah dalam Kualitas Lingkungan............................................. 2

BAGIAN II PENGUJIAN KUALITAS AIR .................................................. 4


A. Definisi Air .............................................................................................. 4
B. Parameter Fisik Air .................................................................................. 4
C. Parameter Kimia Air ............................................................................... 5
D. Parameter Biologi Air ............................................................................. 6
E. Pengujian Kualitas Air ............................................................................. 7
F. Hasil Pengujian Sampel Air (Fisik, Kimia) ........................................... 17

BAGIAN III PENGUJIAN KUALITAS TANAH ......................................... 21


A. Definisi Tanah ......................................................................................... 21
B. Pengujian Kualitas Tanah ........................................................................ 21
H. Hasil Pengujian Sampel Tanah............................................................... 25

BAGIAN IV PENGUJIAN KUALITAS UDARA......................................... 26


A. Definisi Udara .......................................................................................... 26
B. Parameter Udara ...................................................................................... 27
C. Definisi Kebisingan ................................................................................. 27
D. Parameter Kebisingan ............................................................................. 28
E. Pengujian Kualitas Udara........................................................................ 28
F. Hasil Pengujian Kualitas Udara .............................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33

LAMPIRAN ...................................................................................................... 34

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi............................... 5
Tabel 2. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi............................... 5
Tabel 3. Standar Baku Mutu Lingkungan Untuk Air ................................. 7
Tabel 4. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Fisika Air .......................... 8
Tabel 5. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Kimia Air .......................... 10
Tabel 6. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Biologi Air ........................ 14
Tabel 7. Tabel MPN (Most Probable Number) Untuk 3 Seri Tabung......... 16
Tabel 8. Hasil Pengujian Sampel Air Parameter Fisika dan Kimia............. 17
Tabel 9. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Phospate dalam tanah .............. 21
Tabel 10. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Magnesium dalam tanah ........ 23
Tabel 11. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Nitrat dalam tanah.................. 24
Tabel 12. Data Hasil Pengujian Sampel Tanah .......................................... 25
Tabel 13. Standar Baku Mutu Lingkungan Udara Ambien ........................ 27
Tabel 14. Standar Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk Kenyamanan dan
Kesehatan.................................................................................... 28
Tabel 15. Perhitungan Nilai Suhu Udara ................................................... 30
Tabel 16. Perhitungan Nilai Kebisingan .................................................... 31
Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara ............................................. 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. PH Meter dan Conductivity Meter (DHL) ................................ 7


Gambar 2. Photometer Spectrodirect ........................................................ 7
Gambar 3. Langkah-langkah Pengenceran Sampel.................................... 15
Gambar 4. Soil Test Kit ............................................................................ 21
Gambar 5. Sound Level Meter .................................................................. 28
Gambar 6. Fan Anemometer..................................................................... 28
Gambar 7. Air Quality Monitor ................................................................ 28
Gambar 8. Pemeriksaan Kualitas Air Parameter Kimia ............................. 34
Gambar 9. Pemeriksaan Temperatur, pH dan Konduktivitas Air ............... 34
Gambar 10. Pemeriksaan Mikrobiologis Air ............................................. 34
Gambar 11. Contoh Pengambilan Sampel Air........................................... 34
Gambar 12. Menyiapkan Sampel Uji Kualitas Tanah................................ 34
Gambar 13. Menyiapkan Sampel Uji ........................................................ 34
Gambar 14. Pengukuran Suhu Udara dan Kebisingan ............................... 35
Gambar 15. Pengukuran Kualitas Udara Ambien ...................................... 35

v
BAGIAN I
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

A. Definisi Kualitas Lingkungan


Kualitas lingkungan adalah kondisi dan keadaan unsur-unsur atau
komponen-komponen lingkungan hidup, baik komponen biotik maupun
komponen abiotik yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan atau
sesuai dengan standard mutu lingkungan. Lingkungan hidup yang berkualitas
dicirikan oleh keadaan dan kondisi unsur-unsur atau komponen-komponen
lingkungan hidup yang saling berinteraksi (interactive), saling ketergantungan
hidup satu sama lainnya (interdependency), hubungan antar unsur atau
komponen lingkungan yang harmonis (harmony) selaras, berkemapuan untuk
bertahan hidup dalam keberagaman (diversity), seluruh unsur-unsur atau
komponen-komponen lingkungan melaksanakan tugas sesuai fungsinya
masing-masing (utility), adanya arus informasi (information) yang dapat
diperoleh dari kondisi lingkungan hidup untuk dapat dimanfaatkan sebagai
ilmu pengetahuan, dan keadaan atau kondisi-kondisi ini harus diupayakan
untuk dapat berlangsung secara berkelanjutan (sustainability) (Arrazy, 2020).
Analisa atau analisis (analyze) menurut kamus bahasa Indonesia
adalah kegiatan atau proses penyelidikan terhadap suatu keadaan, kondisi,
peristiwa yang terjadi atau yang akan terjadi untuk mengetahui keadaan,
kondisi, peristiwa sebenarnya (baik sebab maupun akibat). Sehingga dengan
melakukan suatu analisis, maka yang melakukan analisis dapat menguraikan
pokok permasalahan yang akan menimbulkan berbagai kemungkinan yang
akan terjadi, dan memberikan solusi untuk memecahkan persoalan lingkungan
hidup yang terjadi (Arrazy, 2020).
Faktor kualitas lingkungan hidup adalah unsur atau komponen-
komponen lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
unsur atau komponen-komponen lingkungan hidup itu sendiri. Analisis
kualitas lingkungan hidup memfokuskan bahasan pada aspek pengaruh
kegiatan manusia terhadap kualitas komponen lingkungan hidup lainnya,

1
seperti; kualitas air, kualitas udara, kualitas flora, kualitas fauna dan mikro-
organisme. Jadi dari kesimpulan diatas analisis kualitas lingkungan adalah
kegiatan yang untuk menentukan apakah suatu hal terkait lingkungan dan
ekologi dalam keadaan baik atau tidak atau dampak apa yang bisa ditimbulkan
terhadap lingkungan dan ekologi serta makhluk hidup di dalamnya.
Analisis Kualitas Lingkungan adalah Kegiatan yang untuk
menentukan apakah suatu hal terkait lingkungan dan ekologi dalam keadaan
baik atau tidak atau dampak apa yang bisa ditmbulkan terhadap lingkungan
dan ekologi serta makhluk hidup didalamnya. Substansi yang dianalisa bisa
bermacam-macam, bisa kualitas udara, air, tanah, bangunan, tanaman, pupuk
dan sebagainya.

B. Istilah-Istilah dalam Kualitas Lingkungan

1. Baku Mutu Lingkungan (BML)


Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditanggung keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup.
2. Nilai Ambang Batas
Batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi
atau kemampuan lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang
telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum dan minimum)
yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat
dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.
3. Treshold Limit Value - Time Weighted Average (TLV - TWA).
Konsentrasi tertinggi dimana orang bisa bekerja dan terpapar
terus menerus 8 jam sehari (40 jam seminggu) tanpa menderita akibat
apapun.
4. Treshold Limit Value - Time Exposure Limit (TLV - STEL).
Konsentrasi tertinggi dimana orang bekerja tidak boleh lebih
dari 15 menit dan tidak boleh diulang lebih dari 4 (empat) kali setiap

2
hari dengan selang waktu paling tidak 60 (enam puluh) menit.
5. Treshold Limit Value - Ceiling (TLV - C).
Merupakan batas tertinggi suatu konsentrasi bahan di
udara dimana manusia tidak boleh terpapar.
6. Daily Intake
Suatu batasan banyaknya zat-zat berbahaya yang dapat
diterima oleh setiap orang, setiap hari seumur hidup tanpa mengalami
resiko kesehatan. Daily intake ini juga digunakan untuk membatasi
bahan tambahan kimiawi yang boleh masuk ke dalam tubuh setiap
harinya.
7. Weekly Intake
Jumlah persatuan berat tubuh dari zat yang berpotensi
berbahaya atau kontaminan dalam makanan atau air yang dapat
dicerna seumur hidup tanpa risiko efek kesehatan lingkungan.
8. NOAEL (No Observed Adversed Effect Level)
Efek buruk yang tidak teramati) Konsentrasi/dosis terbesar
suatu zat kimia yang dapat menimbulkan efek buruk yang tidak
teramati dalam sebuah populasi uji. Merupakan landasan pengkajian
risiko dan untuk menetapkan dosis paparan pada manusia yang masih
dapat ditoleransi oleh kesehatan. NOAEL dinyatakan dalam mg per kg
berat badan per hari, dan merupakan tolak ukur pengkajian risiko
terhadap zat kimia ambang serta merupakan turunan dari tingkatan
pemaparan pada manusia yang dapat ditoleransi oleh kesehatan.
9. LOAEL (lowest observed adversed effect level)
Dosis terendah yang (masih) menimbulkan efek. LOAEL
merupakan dosis/konsentrasi terendah suatu zat kimia yang ditemukan
melalui percobaan atau observasi dan dapat menyebabkan efek buruk
dalam kondisi pemaparan yang kuat. Nilai acuan untuk melihat apakah
suatu senyawa bersifat karsinogenik adalah menetapkan nilai
konsentrasi terendah yang efeknya masih dapat diamati (LOAEL) pada
manusia, hewan dan tumbuhan.

3
BAGIAN II
PENGUJIAN KUALITAS
AIR

A. Definisi Air
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain
itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan
membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk
keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain.
Menurut Indarto (2010) dalam Udayani (2018) Air dapat berwujud
padatan (es), cairan (air) dan gas (uas air). Air merupakan satu-satunya zat
yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar.

B. Parameter Fisik Air


Parameter fisik menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya dapat diidentifikasi dari
kondisi fisik air tersebut. Parameter fisik meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu,
warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Alat ukur yang digunakan adalah
Spektrofotometer. Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak
memiliki rasa/tawar dan suhu untuk air minum idealnya ± 30 C dan tidak
memiliki endapan di bagian bawah air. Padatan terlarut total (TDS) dengan
bahan terlarut diameter < 10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm) yang
berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain.

4
Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(Kadar Maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 1000
4 Suhu °C Suhu udara ± 3
5 Rasa - Tidak berasa
6 Bau - Tidak berbau
Sumber : Permenkes No. 32 Tahun 2017.

C. Parameter Kimia Air


Parameter kimia dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia
organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat
berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta derajat
keasaman (PH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan
herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan
ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air
minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air.

Tabel 2. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
(Standar Maksimum)
Wajib
1 pH mg/l 6,5 – 8,5
2 Besi (Fe) mg/l 1
3 Flourida mg/l 1,5
4 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5 Mangan mg/l 0,5
6 Nitrat mg/l 10
7 Nitrit mg/l 1
8 Sianida mg/l 0,1
9 Deterjen mg/l 0,05
10 Pestisida total mg/l 0,1

5
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
(Kadar Maksimum)
Tambahan
1 Air Raksa mg/l 0,001
2 Arsen mg/l 0,05
3 Kadmium mg/l 0,005
4 Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5 Selenium mg/l 0,01
6 Seng mg/l 15
7 Sulfat mg/l 400
8 Timbal mg/l 0,05
9 Benzene mg/l 0,01
10 Zat Organik (KMNO4) mg/l 10
Sumber : Permenkes No. 32 Tahun 2017.
Adapun parameter yang diuji dalam kegiatan praktikum yaitu besi
(Fe), seng (Zn), dan Phospate (P). Ketiga parameter diuji sesuai dengan
prosedur kerja masing-masing.

D. Parameter Biologi Air


Parameter wajib yang harus diperiksa untuk keperluan hygiene sanitasi
yaitu meliputi total coliform dan E-coli dengan satuan/unit colony forming
unit dalam 100 ml sampel air.

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu


(Kadar Maksimum)
1 Total Coliform CFU/100 ml 50
2 E-Coli CFU/100 ml 0

Sumber : Permenkes No. 32 Tahun 2017.

Adapun standar baku mutu lingkungan parameter fisika, kimia dan


biologi untuk air menurut Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun
2010 tentang Baku Mutu & kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu
sebagai berikut :

6
Tabel 3. Standar Baku Mutu Lingkungan Untuk Air
I II KELAS III IV
PARAMETER SATUAN I II III IV

FISIKA
Temperatur ⁰C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5
TDS mg/L 800 1000 1000 2000
Kekeruhan NTU (-) (-) (-) (-)
DHL µS/cm (-) (-) (-) (-)
Kecepatan Air m/dtk (-) (-) (-) (-)

KIMIA
pH 6 - 8,5 6 - 8,5 6 - 8,5 5 - 8,5
BOD mg/L 2 3 6 12
Posfat mg/L 0,2 0,2 1 5
Iron/Fe mg/L 0,3 (-) (-) (-)
Zn mg/L 0,05 0,05 0,05 2
MIKROBIOLOGI
Total Coliform Jml/100
100 1000 2.000 2.000
mL
Fecal Coliform Jml/100
1000 5000 10000 10000
mL
Sumber : Pergub Sulsel No.69 Tahun 2010.

E. Pengujian Kualitas Air

Gambar 1. PH Meter dan Conductivity Gambar 2. Photometer Spectrodirect


Meter (DHL)

7
1. Parameter Fisika
Tabel 4. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Fisika Air
No Alat Bahan
1 Beaker gelas 500 ml Aquadest
2 Labu semprot Tissue roll
3 Timba Sampel air
4 Thermometer -
5 Ember kecil -
6 Conduktivity Meter (DLH) -
7 GPS -
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

Prosedur Kerja
a. Pengambilan sampel air :
1) Ambil sampel air sungai menggunakan timba (pengambilan pertama
digunakan untuk mencuci/membilas timba. Pengambilan kedua
digunakan untuk mencuci/membilas Beaker Gelas dan pengambilan
ketiga digunakan sebagai sampel yang akan diuji);
2) Air dari hasil pengambilan ketiga dituang ke dalam beaker gelas 500
mL.
3) Mencatat koordinat pengambilan sampel dengan GPS.
b. Pengukuran Fisik di Lapangan
1) Temperatur (Suhu)
Parameter fisik suhu adalah deviasi atau perbedaan antara suhu
air dengan suhu udara. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a. Mengukur suhu udara menggunakan termometer, catat hasi
yang diperoleh;
b. Mengukur suhu air menggunakan termometer, catat hasil yang
diperoleh;
c. Menghitung selisih dari suhu udara dengan suhu air.
2) Daya Hantar Listrik
a. Bilas elektroda dengan aquadest kemudian dibilas
menggunakan sisa sampel air yang akan diuji;

8
b. Celupkan elektroda ke dalam beaker gelas yang telah terisi
sampel air;
c. Aktifkan alat dan tunggu hasil pembacaan yang tetap dari alat
setelah nilai yang muncul konstan;
d. Catat hasil yang diperoleh.
Jaminan Mutu
1) Setiap parameter dilakukan secara duplo
2) Perhitungan RPD (Relative Percent Different) :

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%
Keterangan :
X1 = Konsentrasi pada penentuan pertama
X2 = Konsentrasi pada penentuan kedua
Hasil :
RPD ˂ 5 % = Pengujian dikategorikan baik
RPD > 5 % = Terjadi kesalahan pengujian
Catatan :
a. Gunakan bahan kimia pro analysis (p.a)
b. Gunakan alat gelas bebas kontaminan
c. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
d. Dikerjakan oleh analis yang kompoten
e. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui
waktu penyimpanan maksimum

9
2. Parameter Kimia
Tabel 5. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Kimia Air
No Alat Bahan
1 Beaker gelas 500 ml Sampel air
2 Gelas piala 10 ml Aquadest
3 Pengaduk Tissue roll
4 Labu semprot Kertas label
5 Rak tabung Iron LR
6 Pipet volume 2 ml Reagen Zinc LR dan EDTA
7 Pipet volume 10 ml Reagen tabung bahan PO4-P
8 Bola hisap Vario Potassium Persul-nasib
F10 Powder Pack
9 Timba Vario Phospate Rgt dan larutan
Sodium Hydroxide 1,53 N
10 pH meter
11 Kuvet 10 mm
12 Photometer Spectrodirect
13 Ember kecil
14 Ice box
15 Botol sampel
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

Prosedur Kerja :
a. Pengambilan Sampel Air
1) Ambil sampel air sungai menggunakan Timba (pengambilan
pertama digunakan untuk mencuci/membilas alat Timba.
Pengambilan kedua digunakan untuk mencuci/membilas Beaker
Gelas/Ember dan pengambilan ketiga digunakan sebagai sampel
yang akan diuji);
2) Air dari hasil pengambilan ketiga dituang ke dalam beaker gelas 500
mL serta ke dalam botol sampel untuk pengujian di laboratorium.
3) Mencatat koordinat lokasi pengambilan sampel
b. Pengukuran parameter Kimia di lapangan
pH
1) Bilas elektroda dengan aquadest kemudian dibilas menggunakan
sisa sampel air yang akan diuji;
2) Celupkan elektroda ke dalam beaker gelas yang telah terisi sampel

1
air;
3) Aktifkan alat dan tunggu hasil pembacaan yang tetap dari alat
setelah nilai yang muncul konstan;
4) Catat hasil yang diperoleh.

c. Pengukuran parameter Kimia di laboratorium


1. Iron (Fe)
1) Masukkan sampel air ke dalam kuvet 50 mm hingga penuh;
2) Nyalakan Spectro dan masukkan nilai 219;
3) Masukkan kuvet tersebut ke dalam chamber spektro (perhatikan
ukuran dan tanda pada kuvet);
4) Tekan tanda zero;
5) Keluarkan kuvet dari chamber, buang isinya lalu kuvet
dikeringkan;
6) Masukkan 10 mL sampel air ke beaker gelas;
7) Tambahkan 1 tablet Iron LR dan dilarutkan dengan sempurna;
8) Masukkan larutan berwarna tersebut ke dalam kuvet 50 mm;
9) Masukkan kuvet berisi larutan ke dalam Chamber Spektro
(perhatikan tanda pada kuvet);
10) Tekan tanda “clock” dan masukkan nilai 5 menit;
11) Tekan tanda “start” dan tunggu reaksi berjalan selama 5 menit;
12) Tekan tanda “test”;
13) Catat hasil yang diperoleh.

2. Zinc (Zn)
1) Masukkan 10 ml sampel air ke dalam botol 24 mm;
2) Tambahkan 1 tablet Reagen Coppe/ Zinc LR aduk hingga larutan
homogen;
3) Nyalakan Spectro dan masukkan nilai 400;
4) Masukkan kuvet tersebut ke dalam chamber spektro (perhatikan

1
ukuran dan tanda pada kuvet);
5) Tunggu Periode reaksi 5
menit
6) Tekan tanda “zero”;
7) Keluarkan kuvet dari chamber ;
8) Tambahkan 1 EDTA tablet aduk hingga larutan homogen;
9) Tutup Rapat botol 24 mm dan Homogenkan ;
10) Masukkan botol tersebut ke dalam chamber spektro (perhatikan
ukuran dan tanda pada kuvet);
11) Tekan tanda “test” dan
12) Catat hasil yang diperoleh.
3. Phosphate (P)
1) Buka tabung bahan PO4-P dan tambahkan 5 ml sampel air.
2) Tambahkan isi dari satu Vario Potassium Persul-nasib F10
Powder Pack langsung dari foil ke tabung dengan corong;
3) Tutup tabung dengan rapat dan Kocok beberapa kali sampai
homogen;
4) Panaskan tabung selama 30 menit dalam reaktor yang dipanaskan
pada suhu 100 ° C;
5) Setelah 30 menit keluarkan tabung dari reaktor. (PERHATIAN:
Botolnya panas!)
6) Biarkan tabung dingin hingga suhu kamar;
7) Buka tabung yang sudah dingin dan tambahkan 2 ml larutan
Sodium hydroxide 1,54 N ke dalam tabung;
8) Tutup tabung dan balik dengan beberapa kali untuk mencampur
isinya;
9) Tempatkan tabung di dalam spectro dan pastikan tanda pada
tabung sesuai;
10) Nyalakan Spectro dan masukkan nilai 326;
11) Tekan tombol zero;
12) Keluarkan tabung dari spectro;

1
13) Tambahkan satu Vario Phosphate Rgt. Paket Bubuk F10
langsung dari foil dengan corong:
14) Tutup tabung dengan rapat dan kocok beberapa kali sekitar 10-15
detik;
15) Tempatkan tabung di dalam spectro dan pastikan tanda pada
tabung sesuai;
16) Tekan tombol logo waktu untuk waktu reaksi.
17) Masukkan 0200
18) Tunggu periode reaksi 2 menit.
19) Tekan tombol TEST.
20) Catat Hasil yang diperoleh

Jaminan Mutu
1) Setiap parameter dilakukan secara duplo
2) Perhitungan RPD (Relative Percent Different) :

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%
Keterangan :
X1 = Konsentrasi pada penentuan pertama
X2 = Konsentrasi pada penentuan kedua
Hasil :
RPD ˂ 5 % = Pengujian dikategorikan baik
RPD > 5 % = Terjadi kesalahan pengujian

Catatan :
a. Gunakan bahan kimia pro analysis (p.a)
b. Gunakan alat gelas bebas kontaminan
c. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
d. Dikerjakan oleh analis yang kompoten
e. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui
waktu penyimpanan maksimum

1
3. Parameter Biologi
Tabel 6. Alat dan Bahan Pengujian Parameter Biologi Air

No Alat Bahan
1 Beaker gelas Reagent
2 Vini gloves Kapas
3 Masker Kertas penutup
4 Botol contoh uji warna gelap Sampel air
(steril)
5 Krustang Spiritus
6 Korek api
7 Tas sampling
8 Ice boc
9 Bunsen
10 Ose
11 Rak tabung
12 Inkubator
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

Prosedur Kerja
1. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua organism
yang terdapat pada atau dalam suatu benda. Untuk botol sampel, pipet dan
media mikrobiologi disterilkan dengan autoclave sebelum digunakan.
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan contoh uji airpermukaan secara langsung :
1) Disiapkan contoh uji air permukaan secara langsung,
2) Buka kertas pembungkus dan penutup botol, kemudian mulut botol
disterilkan dengan cara dipanaskan dengan nyala api dari kapas yang
dicelupkan kedalam spiritus,
3) Sampel air di ambil dengan cara memegang bagian bawah botol
contoh uji kemudian dicelupkan kurang lebih 10-20 cm dibawah
permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arus air,
setelah penuh contoh uji dibuang sebagian dan segera mulut botol
disterilkan kembali lalu ditutup.

1
3. Pengujian Mikrobiologi
Menggunakan metode MPN (Most Probable Number) dan
pengenceran sampel dengan menggunakan 9 tabung, parameter yang akan
di uji yaitu Coli tinja (E-Coli) dan Coliform.

Contoh :
1. Tes pendugaan untuk air minum variasi jumlah tabung 9, dengan 3
macam konsentrasi. Siapkan pengenceran air aquades steril masing-
masing 9 ml.

Gambar 3. Langkah-langkah Pengenceran Sampel

2) Inkubasi 9 tabung media LB kedalam incubator pada suhu 35°C ±


0,5°C selama 2 × 24 jam,
3) Amati gas yang tertangkap pada tabung durham, tabung yang
mengandung gas dilanjutkan dengan tes penegasan,
4) Tes penegasan, pindahkan 2 ose cairan masing-masing tabung yang
menghasilkan gas pada tes pendugaan kedalam media BGLB atau EC,
5) Inkubasi tabung reaksi kedalam incubator pada suhu 44°C ± 0,5°C
selama 2 × 24 jam,
6) Sesuaikan nilai tersebut dengan tabel MPN atau MPN calculator.

1
Tabel 7. Tabel MPN (Most Probable Number) Untuk 3 Seri Tabung
Tabel MPN untuk 3 seri tabung dengan 0,1, 0,01, 0,001 g inokulum
(95% confidence intervals)
Tabung Positif Coliform Tabung Positif Coliform
MPN/g MPN/g
0,1 0,01 0,001 Bwh Atas 0,1 0,01 0,001 Bwh Atas
0 0 0 <3,0 - 9,5 2 2 0 21 4,5 42
0 0 1 3,0 0.15 9,6 2 2 1 28 8,7 94
0 1 0 3,0 0,15 11 2 2 2 35 8,7 94
0 1 1 6,1 1,2 18 2 3 0 29 8,7 94
0 2 0 6,2 1,2 18 2 3 1 36 8,7 94
0 3 0 9,4 3,6 38 3 0 0 23 4,6 94
1 0 0 3,6 0,17 18 3 0 1 38 8,7 110
1 0 1 7,2 1,3 18 3 0 2 64 17 180
1 0 2 11 3,6 38 3 1 0 43 9 180
1 1 0 7,4 1,3 20 3 1 1 75 17 200
1 1 1 11 3,6 38 3 1 2 120 37 420
1 2 0 11 3,6 42 3 1 3 160 40 420
1 2 1 15 4,5 42 3 2 0 93 18 420
1 3 0 16 4,5 42 3 2 1 150 37 420
2 0 0 9,2 1,4 38 3 2 2 210 40 430
2 0 1 14 3,6 42 3 2 3 290 90 1000
2 0 2 20 4,5 42 3 3 0 240 42 1000
2 1 0 15 3,7 42 3 3 1 460 90 2000
2 1 1 20 4,5 42 3 3 2 1100 180 4100
2 1 2 27 8,7 94 3 3 3 >1100 420 -

1
F. Hasil Pengujian Sampel Air (Fisik, Kimia)
1. Hasil
Nama Kota : Parepare
Nama Lokasi : Titik hulu Sungai Salo
Karajae Tanggal/ Waktu : 23 Maret 2022/ 09.30
WITA Keadaan Cuaca : Cerah
Tabel 8. Hasil Pengujian Sampel Air Parameter Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik Air
Parameter Satuan Hasil
Warna - Jernih
Bau - Tidak berbau
Lapisan Minyak - Tidak ada
Sampah - Tidak ada
Hasil Pemeriksaan Lapangan
Parameter Satuan I II
pH - 8,21 7,73
Temperatur Udara °C 27,6 25,8
Temperatur Air °C 22,5 22,7
Conduktivity (DLH) µS/cm 67 68
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Satuan I II
Besi (Fe) mg/l 0,08 0,09
Seng (Zn) mg/l 0,03 0,02
Phospate (P) mg/l 0,57 0,60

2. Hasil Perhitungan RPD (Relative Percent Different)

Pengujian pH

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[8,21 – 7,73]
= [8,21 + × 100%
7,73]/2
0,48
= × 100%
7,97
= 6,02%
RPD > 5% (terjadi kesalahan pengujian)

1
Pengujian Temperatur Udara

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[27,6 – 25,8]
= [27,6 + 25,8]/2 × 100%
1,8
= 26,7 × 100%
= 6,74%
RPD > 5% (terjadi kesalahan pengujian)

Pengujian Temperatur Air

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[22,7 – 22,5]
= [22,7 + 22,5]/2 × 100%
0,2
= 22,6 × 100%
= 0,8%
RPD < 5% (Pengujian dikategorikan baik)

Pengujian Konduktivitas

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[68 – 67]
= [68 + × 100%
67]/2

1
= 67,5 × 100%
= 1,5%
RPD < 5% (Pengujian dikategorikan baik)

Pengujian Besi (Fe)

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[0,09 – 0,08]
= [0,09 + 0,08]/2 × 100%
0,01
= 0,085 × 100%
= 11,8%

1
RPD > 5% (terjadi kesalahan pengujian)

1
Pengujian Seng (Zn)

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[0,03 – 0,02]
= [0,03 + 0,02]/2 × 100%
0,01
= 0,025 × 100%
= 40%
RPD > 5% (terjadi kesalahan pengujian)

Pengujian Phospate (P)

[X1-X2]
RPD = [X1+X2]/2 × 100%

[0,60 – 0,57]
= [0,60 + 0,57]/2 × 100%
0,03
= 0,585 × 100%
= 5%
RPD ≤ 5% (Pengujian dikategorikan baik)

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian sampel air di laboratorium DLHD Kota
Parepare pada tanggal 23 Maret 2022, didapatkan keadaan fisik sampel air
yaitu jernih, tidak berbau, tidak ada lapisan minyak, dan tidak terdapat
sampah. Dari hasil pemeriksaan lapangan pengujian I diperoleh hasil pH 8,21
dan 7,73, temperatur udara 27,6□ dan 25,8°C, temperatur air 22,5□ dan
22,7°C, serta Conduktivity sebesar 67µS/cm dan 68µS/cm. Sedangkan dari
hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh jumlah besi (Fe) sebesar 0,08 mg/l
dan 0,09 mg/l, seng (Zn) sebesar 0,03 mg/l dan 0,02 mg/l, serta phosphate (P)
sebesar 0,57 mg/l dan 0,60 mg/l. Sehingga dapat diketahui bahwa parameter
fisika, dan parameter kimia telah memenuhi standar baku mutu. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel air masih layak untuk digunakan untuk
menunjang hygiene sanitasi masyarakat.
Berdasarkan hasil perhitungan RPD (Relative Percent Different)
diketahui bahwa terdapat kesalahan pada pengujian parameter pH, temperatur

2
udara, besi (Fe) dan seng (Zn). Sedangkan hasil pengujian parameter
temperatur air, konduktivitas, dan phosphate dikategorikan baik.
Presisi merupakan kedapat-ulangan suatu rangkaian hasil pengujian
diantara hasil-hasil itu sendiri. Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak
diantaranya :
a. Ketidakstabilan instrumen,
b. Variasi kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian
c. Variasi bahan kimia,
d. Variasi kompetensi personil laboratorium.

2
BAGIAN III
PENGUJIAN KUALITAS
TANAH

A. Definisi Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan
air sekaligus sebagai penopang akar.
Secara umum kualitas tanah didefinisikan sebagai kapasitas tanah
untuk berfungsi dalam suatu ekosistem dalam hubungannya dengan daya
dukungnya terhadap tanaman, hewan, pencegahan erosi dan pengurangan
terjadinya pengaruh negatif terhadap sumberdaya air dan udara.

B. Pengujian Kualitas Tanah

Gambar 4. Soil Test Kit

1. Kadar Phospate (P)


Tabel 9. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Phospate dalam tanah
No Alat Bahan
1 Photometer Soil 10 Aquades
2 Soil scoop 2 ml Acidifing S tablet
3 Tabung reaksi 10 ml Phospate P tablet
4 Filter funnel/corong Extraction P tablet
5 Filter penyaring Sampel tanah
6 Syring/suntikan 2 ml -
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

2
Prosedur

a. Ekstraksi Sampel
1) Menyiapkan perlengkapan test kit
2) Memasukkan aquades kedalam wadah sampel sebanyak 50 ml
3) Menambahkan satu extra P tablet, tutup dan dikocok secara
homogen
4) Memasukkan sampel tanah sebanyak 2 ml dengan menggunakan
scoop ukuran 2 ml, diaduk diaduk selama 1 menit.
b. Tahap Pengujian
1) Memasukkan sampel yang sudah di extra P tadi kedalam botol
sampel 10 ml sebanyak 2 ml dengan syring 2 ml,
2) Tambahkan 10 ml aquades,
3) Tambahkan 1 tablet reagen acidifing S, diaduk dan dihancurkan
hingga larut,
4) Tambahkan 1 reagen table phosphate P, kemudian dihancurkan dan
diaduk hingga larut,
5) Biarkan selama 10 menit untuk menunggu perubahan warna,
6) Menyiapkan alat photometer soil 10, tekan tombol on/off
untukmenghidupkan dan mematikan alat,
7) Pilih tombol test P (8), sebelumnya lakukan pembuatan blanko
dengan aquades,
8) Masukkan sampel pada kuvet dan tekan tombol ok untuk membaca
sampel.
9) Catat hasil yang didapat.

2
2. Kadar Magnesium (Mg)

Tabel 10. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Magnesium dalam tanah
No Alat Bahan
1 Photometer Soil 10 Aquades
2 Soil scoop 10 ml Reagen tablet magnecol S
3 Tabung reaksi 10 ml Reagen extraction A tablet
4 Filter funnel/corong Sampel tanah
5 Filter penyaring
6 Syring/suntikan 2 ml -
7 Blue Extraction scoop -
8 Universal spoon
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

Prosedur
a. Ekstraksi Sampel
1) Menyiapkan perlengkapan test kit,
2) Memasukkan aquades kedalam wadah sampel 50 ml,
3) Menambahkan 5 Extraction A, tutup dan dikocok sampai larut,
4) Memasukkan sampel tanah sebanyak 10 ml dengan menggunakan
scoop ukuran 10 ml, aduk selama 2 menit,
5) Kemudian disaring dengan menggunakan wadah yang bersih.
b. Tahap Pengujian
1) Memasukkan sampel yang sudah di extraksi tadi kedalam botol
sampel 10 ml sebanyak 1 ml sampel, tambahkan air aquades
sehingga menjadi 10 ml,
2) Tambahkan reagen tablet Magnecol, hancurkan dan aduk hingga
larut,
3) Tungu selama 5 menit untuk menunggu perubahan warna,
4) Menyalakan alat dengan menekan tombol on/off,
5) Pilih tombol test Mg (5), sebelumnya lakukan pembuatan blanko
dengan aquades,
6) Masukkan sampel pada kuvet dan tekan tombol ok untuk membaca
sampel, selanjutnya catat hasil yang didapat.

2
3. Kadar Nitrat (N)

Tabel 11. Alat dan Bahan Pengujian Kadar Nitrat dalam tanah
No Alat Bahan
1 Photometer Soil 10 Aquades
2 Soil scoop 2 ml Nitricol N tablet
3 Tabung reaksi 10 ml Nitratest N powder
4 Filter funnel/corong Extraction N powder
5 Filter penyaring Sampel tanah
6 Syring/suntikan 2 ml -
7 Sampel container -
Sumber : Panduan Praktikum DLHD Parepare.

Prosedur
a. Ekstraksi Sampel
1) Memasukkan air aquades kedalam wadah sampel 50 ml,
2) Tambahkan 1 soop Extract N Powder, tutup dan dikocok secara
homogen,
3) Memasukkan sampel tanah sebanyak 2 ml dengan menggunakan
scoop ukuran 2 ml, diaduk selama 2 menit,
4) Tambahkan 1 sendok scoop nitratest powder tutup dan aduk selama
1 menit,
5) Saring sampel dengan menggunakan wadah yang bersih,
b. Tahap Pengujian
1) Memasukkan sampel yang sudah di extrak tadi kedalam botol
sampel sebanyak 10 ml kedalam botol sampel 10 ml,
2) Tambahkan 1 tablet reagen Nitricol N, diaduk dan
dihancurkan hingga larut,
3) Tunggu hingga 10 menit untuk perubahan warna,
4) Menyalakan alat dengan menekan tombol on/off,
5) Pilih tombol test N (7), sebelumnya lakukan pembuatan
blanko dengan aquades,
6) Masukkan sampel pada kuvet dan tekan tombol ok untuk
membaca sampel. Selanjutnya catat hasil yang didapat.

2
H. Hasil Pengujian Sampel Tanah
Tanggal Pengujian : 23 Maret 2022
Kelompok : I (Satu)

Tabel 12. Data Hasil Pengujian Sampel Tanah


Lokasi Sampel Kadar P Kadar Mg Kadar N
Sampel (mg/l) (mg/l) (mg/l)
Jl. Andi I 210 170 5,6
Mappatola II 215 125 4,7
Sumber : Data Primer Praktikum Kesling.

Nilai Rata-rata :
210 + 215
Phospate (P) =
2 = 212,6 mg/l

170 + 125
Magnesium (Mg) =
2 = 147,5 mg/l

5,6 + 4,7
Nitrat (N) = =
2 = 5,15 mg/l

Lokasi sampel tanah diambil di Jl. Andi Mappattola. Dari pengujian


tersebut maka dapat diketahui bahwa tanah tersebut memiliki kandungan
kadar phospate sebanyak 212,6 mg/l dan kadar Magnesium sebanyak 147,5
mg/l, dan kadar Nitrat sebanyak 5,15 mg/l.

2
BAGIAN IV
PENGUJIAN KUALITAS
UDARA

A. Definisi Udara
Udara merujuk pada campuran gas yang terdapat pada permukaan
bumi. Udara tidak kasat mata, tidak berbau dan tidak berasa. Udara terdiri dari
3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara
kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon
dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri daro neon, helium, metana, krypton,
hydrogen,, xenon, ozon, dan radon. Uap air yang ada pada udara berasal dari
ovaporasi (penguapanP pada laut, sungai, danau, dan dan tempat/sumberair
yang lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon,
sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.
Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
troposfer yang berada di dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhinya kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnya. Adanya kegiatan makhluk hidup
menyebabkan komposisi udara alami berubah. Jika perubahan komposisi
udara alami melebihi konsentrasi tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya, maka udara tersebut dikatakan telah
tercemar. Dalam upaya menjaga mutu udara ambien agar dapat memberikan
daya dukung bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal, maka dilakukan
pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan
mutu udara. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbon
dioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3) untuk
menahan sinar ultra violet.
Susunan (komposisi) udara bersih dan kering tersusun oleh :
1. Nitrogen (N2) : 78,09% volume
2. Oksigen (O2) : 21,94% volume
3. Argon (Ar) : 0,93% volume
4. Karbon dioksida (CO2) : 0,032% volume

2
B. Parameter Udara
Menurut Baku Mutu Udara Ambien nasional di dalam Peraturan
Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara (PP Nomor 41 tahun
1999). Baku mutu ini memiliki 9 parameter yang berlaku untuk menilai
kondisi udara ambien secara umum, yaitu sulfur-dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3), hidrokarbon (HC),
PM10, PM2,5, TSP (debu), Pb (timah hitam), dustfall (debu jatuh).

Tabel 13. Standar Baku Mutu Lingkungan Udara Ambien


Parameter Satuan Baku Mutu
SO2 µg/Nm3 900
NO2 µg/Nm3 400
RH/ Kelembaban % (-)
CO µg/Nm3 30.000
PM 10 µg/Nm3 150
PM 2,5 µg/Nm3 50
Suhu °C (-)
Kecepatan Angin m/dtk (-)
Sumber : Pergub Sulsel No.69 Tahun 2010.
*(-) = Belum ditetapkan

C. Definisi Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu
manusia. Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-
48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari
suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan,
termasuk ternak, satwa, dan sistem alam.

2
D. Parameter Kebisingan
Tabel 14. Standar Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk Kenyamanan dan
Kesehatan
No Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Tingkat Kebisingan dBA
Kegiatan
a. Peruntukan Kawasan :
1 Perumahan dan Pemukiman 55
2 Perdagangan dan Jasa 70
3 Perkantoran dan Perdagangan 65
4 Ruangan Terbuka Hijau 50
5 Industri 70
6 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7 Rekreasi 65
8 Khusus :
1) Bandar Udara *) 75
2) Pelabuhan Laut *) 70
3) Cagar Budaya 60
b. Peruntukan Lingkungan Kegiatan
1 Rumah Sakit dan Sejenisnya 55
2 Sekolah dan Sejenisnya 55
3 Tempat Ibadah dan Sejenisnya 55
Sumber : Pergub Sulsel No.69 Tahun 2010.

E. Pengujian Kualitas Udara

Gambar 5. Sound Level Gambar 6. Fan Gambar 7. Air Quality


Meter Anemometer Monitor

2
Alat yang digunakan :
1. Sound Level Meter
2. Fan Anemometer
3. GPS
4. Air Quality Monitor

Prosedur Kerja
a. Kebisingan
a. Menyalakan Sound Level Meter
b. Menempatkan alat sekitar 1,5 m dari permukaan tanah atau sejajar
dengan telinga
c. Mencatat nilai yang muncul dengan interval waktu setiap 5 detik
selama 10 menit.
d. Menghitung rata-rata nilai yang diperoleh
b. Partikel Debu
a. Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan dengan menggunakan
alat Air Quality Monitor,
b. parameter yang diukur antara lain temperatur, RH/Kelembaban,
SO2, NO2, dan CO
c. Pengukuran berlangsung selama 1 jam.
d. Mencatat hasil pengukuran

F. Hasil Pengujian Kualitas Udara


1. Hasil Pemeriksaan Suhu
Udara Parameter : Suhu
Udara Lokasi : Perkantoran
Tanggal : 24 Maret 2022
Waktu : 11.20
GPS : -4.032629.199.631053
Kalompok : I (Satu)

3
Tabel 15. Perhitungan Nilai Suhu Udara
Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai
(detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C)
5 33,7 65 34,1 125 34,6 185 34,4 245 34,9
10 33,7 70 34,1 130 34,4 190 34,5 250 35,0
15 33,7 75 34,2 135 34,2 195 34,3 255 35,1
20 33,8 80 34,3 140 34,2 200 34,4 260 35,2
25 33,8 85 34,4 145 34,4 205 34,5 265 35,3
30 33,9 90 34,4 150 34,5 210 34,7 270 35,3
35 34,0 95 34,5 155 34,6 215 34,8 275 35,3
40 34,0 100 34,5 160 34,7 220 34,9 280 35,4
45 34,2 105 34,5 165 34,7 225 34,5 285 35,4
50 34,0 110 34,5 170 34,6 230 35,0 290 35,5
55 34,0 115 34,5 175 34,6 235 35,0 295 35,5
60 34,0 120 34,6 180 34,5 240 34,9 300 35,5

Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai
(detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C)
305 35,6 365 34,6 425 35,5 485 34,7 545 35,3
310 35,6 370 33,7 430 35,4 490 35,4 550 35,4
315 35,7 375 34,5 435 35,6 495 35,4 555 35,6
320 35,7 380 34,7 440 35,6 500 35,6 560 35,7
325 35,0 385 35,4 445 35,8 505 35,7 565 35,7
330 35,1 390 35,5 450 35,9 510 35,8 570 35,6
335 35,3 395 35,6 455 36,0 515 35,8 575 35,6
340 35,4 400 35,7 460 36,1 520 35,8 580 35,7
345 35,4 405 35,8 465 36,1 525 35,9 585 35,8
350 35,4 410 35,2 470 36,0 530 36,0 590 35,8
355 35,5 415 35,4 475 33,7 535 35,9 595 35,8
360 34,6 420 35,5 480 34,4 540 35,8 600 35,8

4.200,7
Nilai rata-rata = = 35,0°C
120
Pembahasan
Pengujian kualitas udara pada parameter suhu udara dilakukan di wilayah
perkantoran Kota parepare, dari hasil pengujian selama 10 menit maka
diperoleh hasil rata-rata suhu udara yaitu 35,0 °C.

3
2. Hasil Pemeriksaan
Kebisingan Parameter : Suhu
Udara Lokasi : Perkantoran
Tanggal : 24 Maret 2022
Waktu : 11.07
GPS : -4.032629.199.631053
Kalompok : I (Satu)

Tabel 16. Perhitungan Nilai Kebisingan


Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai
(detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C)
5 61,9 65 56,6 125 57,5 185 58,9 245 60,9
10 60,1 70 59,5 130 58,1 190 59,1 250 57,3
15 58,3 75 56,6 135 54,9 195 59,2 255 59,2
20 60,0 80 57,1 140 62,0 200 58,1 260 56,9
25 60,9 85 59,5 145 60,7 205 57,9 265 59,1
30 61,0 90 56,6 150 50,0 210 57,1 270 57,3
35 57,5 95 56,4 155 60,2 215 56,7 275 61,0
40 57,9 100 56,6 160 53,8 220 57,7 280 58,7
45 57,7 105 59,1 165 59,1 225 58,9 285 60,4
50 52,0 110 50,1 170 52,1 230 55,9 290 54,7
55 57,9 115 59,1 175 58,9 235 58,2 295 57,6
60 56,7 120 58,1 180 60,1 240 57,3 300 58,5

Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai Waktu Nilai
(detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C) (detik) (°C)
305 61,4 365 55,4 425 63,4 485 59,9 545 58,4
310 61,5 370 59,5 430 67,8 490 59,2 550 58,1
315 59,5 375 55,8 435 63,1 495 60,9 555 56,4
320 57,1 380 66,3 440 59,9 500 58,9 560 56,4
325 56,8 385 55,2 445 54,3 505 60,1 565 58,7
330 66,0 390 56,2 450 56,6 510 56,5 570 56,4
335 58,9 395 56,7 455 56,0 515 58,1 575 59,3
340 56,2 400 58,7 460 59,3 520 56,7 580 57,1
345 60,0 405 60,6 465 59,6 525 61,4 585 57,4
350 56,6 410 58,1 470 57,0 530 57,5 590 56,2
355 58,1 415 61,4 475 63,7 535 57,9 595 59,3
360 58,3 420 62,2 480 64,2 540 54,0 600 57,3

3
7.004,7
Nilai rata-rata = = 58,4 dB
120
Pembahasan
Pengujian kualitas udara pada parameter kebisingan dilakukan di
wilayah perkantoran Kota parepare, dari hasil pengujian selama 10 menit
maka diperoleh hasil rata-rata kebisingan yaitu 58,4 dB.

3. Pemeriksaan Kualitas Udara


Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara
No Parameter Satuan Hasil
1 Temperatur °C 33,3
2 RH/ Kelembaban % 68,6
3 SO2 µg/Nm3 261,8
4 NO2 µg/Nm3 37,6
5 CO µg/Nm3 80,1

Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas udara yang dilakukan di
daerah perkantoran dan membutuhkan waktu pemeriksaan selama 1 jam,
maka dapat diketahui bahwa kualitas udara di daerah tersebut masih dalam
kategori baik, dikarenakan semua parameter yang diuji masih memenuhi
kriteria standar baku mutu lingkungan udara ambien yang telah ditetapkan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Menkes RI. (2017). Permenkes No.32 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Arrazy, S. (2020). Bahan Ajar Analisis Kualitas Lingkungan. In Public Health


(Vol. 25, Issue 1).
Juarsah, I., S, I. A., Budyanto, A., & Elsanti. (2018). Gangguan logam berat
terhadap baku mutu tanah dan optimalisasi produksi kualitas hasil pertanian.
Balai Penelitian Tanah, 12, 30–37.
Suleman, S., Rajamuddin, U. A., & Isrun. (2016). Penilaian Kualitas Tanah Pada
Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten
Sigi. E-Journal Agroteknis, 4(6), 712–718.

3
LAMPIRAN
1. Pemeriksaan Kualitas Air Parameter Fisik dan Kimia

Gambar
Gambar 8. Pemeriksaan Kualitas Air Parameter 9. Pemeriksaan Temperatur, pH dan Konduktivi
Kimia

2. Pemeriksaan Kualitas Air Parameter Mikrobiologi

Gambar 11. Contoh Pengambilan Sampel Air


Gambar 10. Pemeriksaan Mikrobiologis Air

3. Pemeriksaan Kualitas Tanah

Gambar 12. Menyiapkan Sampel Uji Kualitas Tanah


Gambar 13. Menyiapkan Sampel Uji

3
4. Pemeriksaan Kualitas Udara

Gambar 14. Pengukuran Suhu Gambar 15. Pengukuran Kualitas


Udara dan Kebisingan Udara Ambien

Anda mungkin juga menyukai