PROPOSAL PENELITIAN
Chadija Karim
218240005
Dosen Pengampu :
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur kehadiat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan, yaitu
sebuah proposal penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Debu Hasil Penggilingan Padi
Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pekerja Di Industri Penggilingan Padi UD. Mustika Tani
dan UD. Maccolli Loloe Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang”.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna,
maka apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan Proposal ini, dengan
senang hati penulis mengharap kritik dan saran dari ibu Dosen serta pembaca untuk
memperbaiki dan menyempurnakan Proposal ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada setiap pihak yang telah telah memberikan bantuan berupa
bimbingan maupun saran dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Chadija Karim,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan Fungsi paru merupakan salah satu dampak akibat partikel halus atau
debu. Keberadaan debu dilingkungan akan berhamburan di udara sehingga dapat ikut
terhirup pada saat pernafasan. Laporan World Health Organization (WHO) menyatkan
bahwa efek dari paparan partikel halus memiliki dampak besar bagi kesehatan. Pada
tahun 2016 terdapat 4,2 juta kasus kematian akbiat polusi udara. Kasus ini meliputi
kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit jantung dan stroke
iskemik serta infeksi saluran pernafasan (nur islamiyati dkk, 2020).
Penyakit paru akibat kerja bisa bersifat berat dan mengakibatkan cacat, namun
demikian ada dua faktor yang membuat penyakit ini dapat dicegah pertama : bahan
penyebab penyakit dapat diidentifikasi, diukur dan dikontrol dan kedua : populasi yang
berisiko biasanya dapat didatangi dan dapat diawasi secara teratur serta diobati. Lebih
lanjut perubahan-perubahan awal seringkali dapat pulih dengan penanganan yang tepat
sehingga deteksi dini penyakit akibat kerja sangatlah penting (buku ratna).
Berbagai faktor yang berpengaruh dalam timbulnya penyakit atau gangguan pada
saluran pernapasan akibat debu. Faktor tersebut adalah faktor debu yang meliputi ukuran
partikel, bentuk konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi. Faktor individual meliputi
mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran nafas serta faktor imunologis.
Penilaian paparan pada manusia perlu dipertimbangkan antara lain sumber paparan/jenis
pabrik, lamanya paparan, paparan dari sumber lain, aktifitas fisik dan faktor penyerta
yang potensial seperti umur, gender, etnis, kebiasaan merokok, faktorallergen (buku
ratna).
Usaha penggilingan padi merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang
pemenuhan pangan tingkat nasional. Dimana sebelum padi menjadi beras dan dipasarkan
di seluruh Indonesia, padi harus melewati proses penggilingan yang dilakukan di tempat
penggilingan padi. Dari proses penggilingan padi ini terdapat dampak negatif baik resiko
maupun bahaya yang dapat ditimbulkan. Bahaya atau resiko tersebut yaitu banyaknya
debu padi yang mencemari lingkungan kerja, sehingga pekerja bisa terpapapar dengan
partikel-partikel debu yang ada. Penyakit paru akibat kerja yang bisa terjadi di tempat
penggilingan padi yaitu seperti penyakit pneumonitis hipersensitivitas. (marfil lumantow
dkk). Tidak hanya para pekerja yang mungkin akan terdampak penurunan fungsi paru
akibat debu penggilingan padi, namun masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
industri pun sangat rawan terpapar debu pabrik, akibatnya mereka juga sangat berisiko
mengalami penurunan fungsi paru.
Penelitian menggenai dampak dari debu terhadap gangguan fungsi paru telah
banyak dilakukan dengan menghasilkan bahwa debu memiliki hubungan yang bermakna
dengan kejadian gagguan fungsi paru. Namun sangat memprihatinkan keadaan pekerja
penggilingan padi yang masih belum memiliki kesadaran akan bahaya tersebut. Banyak
pekerja yang menganggap hal tersebut menjadi biasa karena telah terbiasa setiap hari.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam mengenai pengaruh paparan debu hasil penggilingan padi terhadap gangguan
fungsi paru pekerja industri penggilingan padi di Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua,
Kabupaten Pinrang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh paparan debu hasil penggilingan padi terhadap gangguan
fungsi paru pekerja di industri penggilingan padi UD. Mustika Tani dan UD Maccolli
Loloe Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang tahun 2021?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengaruh paparan debu hasil penggilingan padi terhadap
gangguan fungsi paru pekerja di industri penggilingan padi UD. Mustika Tani dan UD
Maccolli Loloe Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang tahun 2021.
D. Manfaat Penulisan
A. Debu
1. Definisi Debu
Debu adalah partikel zat kimia padat yang disebabkan oleh kekuatan alami
atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat,
peledakan, dan lain-lain dari benda, baik organik maupun anorganik misalnya batu,
kayu, bijih logam, batu bara, butir-butir zat, dan sebagainya. Contoh-contoh: debu
batu, debu kapas, debu asbes, dan lain-lain. Sifat-sifat debu ini tidak berflokulasi
kecuali oleh gaya tarikan elektris, tidak berdifusi, dan turun oleh gaya tarik bumi
(Suma’mur, 2009).
Fadjar (1980), menyatakan bahwa debu adalah kumpulan zat padat yang
mengalami penghancuran atau perpecahan suatu bahan menjadi sisa suspensi di
udara. Dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan makhluk hidup terutama
manusia, karena bersama debu turut pula bibit penyakit yang dapat masuk ke mata,
telinga, kulit, paru-paru.
Debu-debu dapat berupa debu organik maupun anorganik. Contoh : debu batu
bara, semen, biji logam, debu kapas, debu kayu, dan lain sebagainya.
3. Jenis-Jenis Debu
2) Smoke
Adalah produk dari pembakaran bahan organik yang tidak
sempurna dan berukuran 0,5 mikron.
3) Fume
Adalah partikel padat yang terbentuk dari proses evaporasi atau
kondensasi. Pemanasan berbagai logam menghasilkan uap logam yang
kemudian berkondensasi menjadi partikel-partikel metal fumes.
4) Cair (liquid)
Partikel cair biasa disebut mist atau fog (awan) yang dihasilkan
melalui proses kondensasi atau automizing. Contoh : hair spray dan obat
nyamuk semprot.
4. Macam-Macam Debu
2) Tekak (Faring)
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makan.
Terdapat di dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan
ruas tulang leher. Faring berfungsi sebagai saluran bersama bagi sistem
pernafasan maupun pencernaan.
6) Paru-paru
Paru-paru adalah sebuah alat tubuh yangsebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa =alveoli). Gelembung-gelembung
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru
ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
c. Mekanisme Pernafasan
Pada pernapasan terjadi dua proses, yaitu proses inspirasi dan ekspirasi. Proses
inspirasi berlangsung, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk
terangkat ke atas, dan otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma menjadi datar,
akibatnya rongga dada menjadi besar. Rongga dada yang besar menyebabkan tekanan
udara di dalam rongga dada berkurang atau lebih kecil dari pada tekanan udara di
luar. Pada proses ekspirasi otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendor,
sehingga rongga dada mengecil. Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan
udara di dalam rongga dada naik atau lebih besar daripada tekanan udara di luar.
a. Volume Tidal
Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada
pernafasan biasa.
d. Volume Residu
Volume residu adalah volume udara yang masih tertinggal di dalam paru
sesudah ekspirasi maksimal. Volume residu ini mengakibatkan paru akan
mengapung bila dimasukkan ke dalam air. Udara sisa ini berperan sebagai udara
cadangan serta mencegah terjadinya perubahan kondisi udara alveoli secara
ekstrem.
a. Kapasitas total
Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru pada inspirasi sedalam-
dalamnya. Dalam hal ini angka yang didapat tergantung dari beberapa hal
yaitu kondisi paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang.
b. Kapasitas vital
Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi secara
maksimal.
Menurut Guyton dan Hall (1997), kapasitas paru dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu:
a. Kapasitas inspirasi
Kapasitas sama dengan volume tidal ditambah dengan volume
cadangan inspirasi yaitu jumlah udara (kurang lebih 3500 ml) yang dapat
dihirup oleh seseorang dimulai tiap ekspirasi normal dan pengembangan paru
sampai jumlah maksimal
c. Gerak brown
Gerak brown terutama untuk partikel yang berukuran sekitar atau kurang
dari 0,1 mikron. Partikel tersebut membentur permukaan alveoli dan tertimbun di
sana.
a. Fibrosis paru mineral, fibrosis paru dapat berwujud nodulasi dan difus (fibrosis
ringan) berupa tidak elastisnya jaringan paru.
b. Fibrosis paru ekstensi, berupa nodulus ekstensif dan fibrosis paru yang jelas.
c. Peradangan dan perlukaan, fibrosis pada paru-paru merangsang terjadinya
peradangan atau perlukaan pada saluran pernafasan.
d. Keracunan sistemis, absorbsi aerosol berakibat timbulnya reaksi toksis patologis.
e. Alergi, akibat pembengkakan membran dapat meningkatkan secret (lendir) di
hidung, nafas berat, dan kapasitas vital menurun.
f. Reaksi demam, Reaksi demam merupakan kompensasi tubuh terhadap proses
peradangan.
E. Gangguan Fungsi Paru
1. Pengertian
Gangguan fungsi paru adalah penyakit yang dialami oleh paru-paru yang
disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya virus, bakteri, debu maupun partikel
lainnya. Penyakit pernafasan yang diklasifikasikan karena uji spirometri ada dua
macam yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan ventilasi obstruksi dan yang
menyebabkan gangguan ventilasi restriktif (Guyton dan Hall, 1997).
b. Usia
Tenaga kerja yang terpapar debu kayu secara kontinyu pada usia 15-25
tahun akan terjadi penurunan kemampuan kerja, usia 25-35 tahun timbul batuk
produktif dan penurunan VEP1 ( volume ekspirasi paksa 1 detik), usia 45-55
tahun terjadi sesak dan hipoksemia, usia 55-65 tahun terjadi cor pulmonal sampai
kegagalan pernapasan dan kematian (Suma’mur, 2009).
d. Riwayat penyakit
Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, jantung
(yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot paru (Guyton dan
Hall, 1997).
e. Kebiasaan merokok
Tenaga kerja yang perokok dan berada di lingkungan yang berdebu maka
cenderung mengalami gangguan saluran pernapasan dibanding tenaga kerja yang
berada di lingkungan yang sama tetapi tidak perokok.
Penyakit paru akibat kerja adalah penyakit paru yang diderita oleh tenaga kerja
yang disebabkan oleh pekerjaannya atau oleh faktor-faktor lingkungan kerja (Suma’mur,
2009).
Menurut Suma’mur (2009), beberapa jenis penyakit paru akibat kerja beserta
faktor-faktor penyebabnya antara lain:
a. Pneumokoniosis, yang disebabkan oleh tertimbunnya debu mineral dalam paru.
b. Penyakit-penyakit paru dan saluran napas atau bronchopulmoner yangdisebabkan
oleh debu logam keras.
c. Penyakit-penyakit paru dan saluran pernapasan atau bronchopulmoneryang
disebabkan oleh debu kapas, valas, henep dan sisal (byssinosis).
d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab-penyebab sensitasi dan zat-zat
perangsang yang dikenal dan berada dalam proses pekerjaan.
e. Alveolitis allergis dengan penyebab faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu-debu organik.
f. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh debu asbes.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan
Cross Sectional. Penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan
adanya hubungan antara variable melalui pengujian hipotesa , dengan kata lain penelitian
observasional analitik merupakan penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (E Handayani, 2019).
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kerja yang bekerja di
perusahaan penggilingan padi UD. Mustika Tani dan UD. Maccolli Loloe Desa
Kaliang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian/wakil dari populasi yang akan diteliti (Ayu Asari,
2018). Pada penelitian ini akan digunakan pengambilan sampel secara non
probability sampling dengan teknik total sampling. Non probability sampling yaitu
teknik penarikan sampel yang memberikan peluang bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Adapun teknik total sampling yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kerja yang
bekerja di perusahaan penggilingan padi UD. Mustika Tani dan UD. Maccolli Loloe
Desa Kaliang.
c. Variabel Perancu/penganggu
1) Variabel penganggu terkendali : jenis kelamin, usia, riwayat penyakit
paru, masa kerja.
2) Variabel penganggu tidak terkendali : kebiasaan olahraga, status gizi,
pemakaian masker (APD).
2. Definisi Operasional
a. Debu Penggilingan Padi
Debu penggilingan padi yaitu debu yang dihasilkan oleh proses
penggilingan padi, dimana debu tersebut bersumber dari proses pemisahan
antara beras dengan sekam. Dalam penelitian ini yang diukur adalah kadar
debu di udara pada ruangan kerja.
Alat Ukur : High Volume Dust Sampler (HVS)
b. Fungsi Paru
Fungsi paru adalah alat pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2), alat ukur fungsi paru yaitu Spirometer dengan skala pengukuran
Ordinal.
d. Masa Kerja
Masa kerja adalah lama waktu tenaga kerja tersebut mulai bekerja pada
perusahaan tersebut hingga sekarang.
e. Penyakit Paru
Penyakit paru adalah semua jenis penyakit yang mengganggu paru-
paru tenaga kerja sehingga fungsi paru-paru mengalami gangguan. Untuk
mengetahui tenaga kerja mengidap penyakit paru-paru atau tidak yaitu dari
pengakuan tenaga kerja itu sendiri.
E. Hipotesis Penelitian
F. Desain Penelitian
Populasi
Total Sampling
Subjek
Chi Square
Keterangan :
X1 : Subjek yang mengalami gangguan fungsi paru (terpapar debu hasil penggilingan
padi diatas NAB).
X2 : Subjek yang tidak mengalami gangguan fungsi paru (terpapar debu hasil
penggilingan padi diatas NAB).
X3 : Subjek yang tidak mengalami gangguan fungsi paru (terpapar debu hasil
penggilingan padi dibawah NAB).
X4 : Subjek yang mengalami gangguan fungsi paru (terpapar debu hasil penggilingan
padi dibawah NAB).
G. Instrumen Penelitian
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder
(Ayu Asari, 2018):
1) Data primer adalah data yang diperoleh oleh seorang peneliti dengan cara
dikumpulkan secara langsung dari obyek atau lokasi yang diteliti tersebut. Data
primer dikumpulkan melalui pengamatan, kuesioner dan wawancara langsung di
lapangan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian.
2) Data sekunder adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data atau
informasi melalui dokumen, peta, foto, atau data baik softcopy maupun hardcopy
yang berasal dari penelitian sebelumnya.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi litelatur, verifikasi dan pengamatan
langsung di lapangan, wawancara serta penyebaran kuesioner. Studi literature
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai lokasi penelitian yaitu
di Desa Kaliang yang kemudian diverifikasi di lapangan. Kemudian melakukan
pengamatan langsung atau sering juga disebut metode survey yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan wawancara langsung. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan sebelumnya sebagai
panduan untuk mengambil data.
1. Analisa Univariat
Yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
dari tiap variable.
2. Analisa Bivariat
Merupakan analisis hasil dari variable yang diteliti (variable bebas), yang
diduga mempunyai hubungan dengan variable terikat.
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistic chi square test
dengan menggunakan program SPSS versi 24.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut: