Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT UNILAB PERDANA SURABAYA

Disusun Oleh:

Rahma Nurisnaini (19030234021)


Vani Dwi Hani Putri (19030234062)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. UNILAB PERDANA SURABAYA

Penyusun : Rahma Nurisnaini ;


Vani Dwi Hani Putri
Jurusan/Universitas : S1-Kimia/Universitas Negeri Surabaya
Judul Laporan : Laporan Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan PT. Unilab Perdana Surabaya

Surabaya, 20 Desember 2022


Disahkan oleh :

Pembimbing Lapangan PT. Kepala Cabang Surabaya PT.


Unilab Perdana Unilab Perdana

Sugeng Wahyu Setiawan Muhammad Nuryakin


Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Jurusan Kimia

Amalia Putri Purnamasari, Dr. Amaria, M.Si.


S.Si., M.Si. NIP 196406291991012001
NIP 199108232020122021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis karena
sehingga penyusun mampu menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan yang berjudul “Laporan Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan PT. Unilab Perdana Surabaya”.

Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada


pihak-pihak yang telah berjasa dalam menbantu menyelesaikan
laporan. Terimakasih kepada pihak tempat penyusun
menjalankan praktik kerja lapangan, PT Unilab Perdana Cabang
Surabaya, karenanya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
dapat melaksanakan praktik kerja lapangan dengan baik serta
mengambil data untuk kepeluan penyusunan laporan.
Terimakasih juga kepada pihak Universitas Negeri Surabaya
yang telah memberikan tugas untuk melaksanakan praktik kerja
lapangan sehingga mahasiswa dapat memperoleh berbagai
pengalaman bekerja sesuai pada bidang masing-masing yang
memiliki output sebagai laporan praktik kerja lapangan.

Dalam penyusunan laporan, penyusun berusaha dalam


membuat laporan sebaik mungkin atas data yang tersedia.
Namun, peyusun menyadari masih terdapat banyak kesalahan
dalam penyusunan laporan.

Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran


agar penyusun dapat memperbaiki kesalahan yang diperbuat
selama penyusunan laporan serta menjadikan pengalaman
tersebut untuk menjadi lebih baik di masa depan.

20 Desember 2022

penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKL ................................................................ 1
B. Tujuan PKL .............................................................................. 2
C. Manfaat PKL ............................................................................ 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PKL
A. Gambaran Perusahaan Tempat PKL .................................... 5
1. Sejarah PT. Unilab Perdana ............................................... 5
2. Identitas Perusahaan Cabang Surabaya .......................... 6
3. Nilai – Nilai PT. Unilab Perdana ...................................... 7
4. Struktur Organisasi PT Unilab Perdana Surabaya ......... 8
5. Ruang Lingkup Laboratorium .......................................... 8
B. Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan PKL
1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter SO2 Udara
Ambien Sesuai SNI 7119-7-2017 .............................................. 15
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter NH3 Udara
Lingkungan Kerja Sesuai SNI 19-7119.1-2005........................ 17
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter H2S Udara
Ambien Sesuai RSNI 7119.11.2007 .......................................... 19
4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HCl Udara
Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-7117.8-2005
21
ii
5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HF Udara Emisi
Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-7119.9-2005 ....... 23
6. Analisis Parameter SO2 Sampel Udara Ambien ........... 24
7. Analisis Parameter NH3 Sampel Udara Ambien ......... 26
8. Analisis Parameter H2S Sampel Udara Ambien ........... 27
9. Analisis Parameter HCl Sampel Udara Emisi .............. 29
10. Analisis Parameter HF Sampel Udara Emisi ............ 30
C. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ...................... 33
1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter SO2 Udara
Ambien Sesuai SNI SNI 7119-7-2017 ...................................... 33
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter NH3 Udara
Lingkungan Kerja Sesuai SNI 19-7119.1-2005........................ 35
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter H2S Udara
Ambien Sesuai RSNI 7119.11.2007 .......................................... 36
4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HCl Udara
Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-7117.8-2005
38
5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HF Udara Emisi
Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-7119.9-2005 ....... 40
6. Analisis Parameter SO2 Sampel Udara Ambien ........... 41
7. Analisis Parameter NH3 Sampel Udara Ambien ......... 43
8. Analisis Parameter H2S Sampel Udara Ambien ........... 44
9. Analisis Parameter HCl Sampel Udara Emisi .............. 46
10. Analisis Parameter HF Sampel Udara Emisi ............ 47
D. Kesenjangan Teori dan Praktik ........................................... 48
1. Hambatan .......................................................................... 49
2. Solusi .................................................................................. 50
iii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 52
A. Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 53

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kantor Cabang Unilab Perdana Surabaya......................6

Gambar 2. Kunjungan Dosen Pembimbing Lapangan di PT.


Unilab Surabaya.....................................................................................6

Gambar 3. Struktur Organisasi UnilabPerdana................................7

Gambar 4. Ulir yang berisi sampel udara........................................25

Gambar 5. Kurva kalibrasi standar SO2 udara ambien..................34

Gambar 6. Kurva kalibrasi standar NH3 udara lingkungan kerja.


................................................................................................................35

Gambar 8. Kurva kalibrasi standar HCl udara emisi,...................39

Gambar 9. Kurva kalibrasi standar HF udara emisi......................40

Gambar 10. Pembentukan kompleks parameter SO2 ....................42

Gambar 11. Reaksi pada parameter NH3 udara lngkungan kerja....


................................................................................................................44

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter air sungai...............................................................9

Tabel 2. Parameter air limbah..............................................................9

Tabel 3. Parameter air minum...........................................................10

Tabel 4. Parameter Udara Ambien...................................................11

Tabel 5. Parameter kebisingan...........................................,..............11

Tabel 6. Parameter getaran................................................................11

Tabel 7. Parameter udara lingkungan kerja....................................12

Tabel 8. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak............13

Tabel 9. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak lanjutan


...............................................................................................................14

Tabel 10. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak lanjutan


...............................................................................................................14

Tabel 11. Data deret parameter SO2 udara ambien.......................33

Tabel 12. Data deret parameter NH3 udara lingkungan kerja...34

Tabel 13. Data deret parameter NH3 udara lingkungan kerja...37

Tabel 14. Data deret parameter NH3 udara lingkungan kerja...38

Tabel 15. Data deret parameter HF udara emisi............................40

Tabel 16. Data hasil pengujian parameter SO2 udara ambien....41

Tabel 17. Data hasil pengujian parameter SO2 udara ambien....43

Tabel 18. Data hasil pengujian parameter H2S udara ambien....45

iv
Tabel 19. Data hasil pengujian parameter SO2 udara ambien....46

Tabel 20. Data hasil pengujian parameter HF udara emisi.........47

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah
satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa
S1 Kimia, Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Selain itu
kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang dunia industri, serta membandingkan dan
mengaplikasikan ilmu – ilmu yang telah didapat dimasa
kuliah. Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri
akan banyak diharapkan dapat menunjang pengetahuan
secara teoritis yang di dapat dari materi perkuliahan,
sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya
manusia yang siap menghadapi tantangan era globalisasi.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata
kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) telah menjadi salah
satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk
mengenal kondisi di lapangan kerja dan untuk melihat
keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh
dibangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
Melalui Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, kami bermaksud
melamar PKL yang memenuhi syarat di bidang kimia kami.
Perusahaan yang menerima magang mahasiswa sesuai
bidang kami yaitu PT. Unilab Perdana Surabaya.
PT. Unilab Perdana didirikan pada tanggal 30
oktober 1990, merupakan laboratorium swata pertama yang
memberikan jasa layanan bidang lingkungan hidup. ada
tanggal 21 Januari 2004 mendapat sertifikat sebagai
Laboratorium Penguji dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN) No.LP-195-IDN.

1
B. Tujuan PKL
Tujuan umum PKL adalah untuk melatih
mahasiswa memperluas wawasan siswa akan
memungkinkan mereka untuk mengetahui, memahami, dan
mengembangkan penerapan teori ilmiah ke dalam aplikasi
praktis di tempat kerja, memungkinkan mereka untuk
menyerap dan membentuk asosiasi dengan tempat kerja
secara keseluruhan. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
 Untuk memenuhi satuan kredit semester (sks) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di jurusan S-1
Kimia FMIPA UNESA.
 Mempelajari lebih lanjut tentang topik yang paling
diminati peserta, seperti teknik pengujian dan kalibrasi
sampel air dan tanah pada PT. Unilab Perdana Surabaya
 Memperluas wawasan siswa akan memungkinkan
mereka untuk mengetahui, memahami, dan
mengembangkan penerapan teori ilmiah ke dalam
aplikasi praktis di tempat kerja, memungkinkan mereka
untuk menyerap dan membentuk asosiasi dengan tempat
kerja secara keseluruhan.
 Pengembangan interaksi yang kooperatif dan terfokus
antara pendidikan tinggi dan tempat kerja, yang akan
berfungsi sebagai pengguna dari outputnya.
 Menciptakan kemungkinan bagi pengguna dari dunia
kerja, dalam hal ini perguruan tinggi, untuk mengamati
secara langsung bakat mahasiswa yang sebenarnya
sebagai calon pemberi kerja, dimana hal ini diharapkan
menjadi bagian dari proses perekrutan.
 Mengenali, meneliti, dan memahami bagaimana bidang
minat diterapkan untuk melakukan analisis masalah.

2
C. Manfaat PKL
Berikut manfaat yang dapat diperoleh dengan
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan :
a. Bagi Instansi
- Membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan
sehari-hari di instasi tempat magang
- Sebagai salah satu sarana penghubung antara
pihak instansi perusahaan dengan Jurusan
Kimia, Universitas Negeri Surabaya

b. Bagi Jurusan Kimia FMIPA


- Sebagai bahan evaluasi atas laporan hasil
magang yang dilakukan oleh mahasiswa untuk
penyesuaian kurikulum dimasa yang akan
datang agar menjadi lebih baik
- sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan
Jurusan Kima kepada badan usaha yang
membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang
dihasilkan oleh Jurusan Kimia, Universitas
Negeri Surabaya
- Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja
dengan instansi perusahaan yang dijadikan
sebagai tempat kegiatan magang
- Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan
- Mencetak tenaga kerja yang terampil dan jujur
dalam menghadapi tugas dan pekerjaan di
lapangan

c. Bagi Mahasiswa
3
- Untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis
yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan
kondisi yang sebenarnya di lapangan
- Dapat menguji kemampuan pribadi dalam
berkreasi pada ilmu yang dimiliki serta dalam
tata cara hubungan dengan masyarakat di
lingkungan kerja
- Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam
dunia kerja di masa yang akan dating
- Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman
kerja guna meningkatkan kemampuan diri
- Untuk menciptakan pola pikir yang lebih maju
dalam menghadapi berbagai permasalahan

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

A. Gambaran Perusahaan Tempat PKL


1. Sejarah PT. Unilab Perdana
PT. Unilab Perdana adalah Laboratorium
lingkungan hidup swasta pertama di Indonesia.
Didirikan pada tanggal 30 Oktober 1990 di Jakarta.
Pada tanggal 21 Januari 2004 mendapat sertifikat
sebagai Laboratorium Pengujian dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN) No.LP-195-IDN. Pada
tahun 2013 Ir. Supandi, MM menjabat sebagai
Direktur PT. Unilab Perdana. Pada tanggal 25
Februari 2015 mendapatkan akreditasi KAN Lab
Kalibrasi LP-190-IDN.

Pada tanggal 16 Juni 2015 PT. Unilab Perdana


membuka kantor perwakilan di Surabaya. Dan pada
tanggal 27 Januari 2020 melakukan perubahan Kantor
Perwakilan Surabaya menjadi kantor Cabang. Serta
hingga saat ini PT. Unilab Perdana mempunyai kantor
pemasaran di beberapa daerah seperti Dumai, Bali,
Banjar Baru dan Balikpapan. Serta pada 27 Januari
2020 PT Unilab Perdana sebagai tempat Uji
Kompetensi Sertifikasi Lisensi dari LSP kimia Industri
dan BNSP sebagai Tempat Uji Kompetensi.

5
Gambar 1. Kantor Cabang Unilab Perdana Surabaya

Gambar 2. Kunjungan Dosen Pembimbing Lapangan di


PT. Unilab Surabaya

2. Identitas Perusahaan Cabang Surabaya


A Nama Badan : PT. Unilab Perdana Cabang
Usaha Surabaya
B Bidang Usaha : Jasa Pengujian
Laboratorium Lingkungan
Hidup
C Alamat Kantor : Jl. Rungkut Industri I No.1,

6
Kendangsari, Kec.
Tenggilis Mejoyo, Kota
SBY, Jawa Timur 60292
(RUKO SEACTION ONE/
B3)
D Telepon : (031) 8415839
E Website : https://unilabperdana.id/

3. Nilai – Nilai PT. Unilab Perdana


Unilab Perdana perusahaan yang
terpercaya dalam bidang jasa pelayanan
lingkungan hidup. Sebagaimana dengan adanya
prinsip PINTER yaitu :

- Professional, Memberikan kualitas terbaik dan


melayani dengan sepenuh hati
- Integrity, Melakukan hal yang benar tanpa
rasa takut dan penyesalan
- Network, Membangun koneksi dengan semua
stakeholder demi kemajuan bersama
- Teamwork, Bekerjasama mencapai tujuan
- Excellence, Melakukan yang terbaik demi
kepuasan pelanggan
- Respect, Memahami apa yang mitra butuhkan
sebagai kunci pelayanan kami

7
4. Struktur Organisasi PT Unilab Perdana Surabaya

Gambar 3. Struktur Organisasi Unilab Perdana

5. Ruang Lingkup Laboratorium


Kegiatan pengujian di Laboratorium Penguji
PT Unilab Perdana meliputi pengujian parameter
Fisika, Kimia dan Biologi. Matrik/produk uji meliputi
air dan udara yang telah bersertifikat akreditasi KAN
laboratorium LP-1594-IDN - SNI ISO/IEC 17025:2017
(ISO/IEC 17025:2017)

 Air Sungai

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Padatan Terlarut UP SBY.IK.10.02.61
Total (TDS) (Konduktometri)

8
Salinitas SM APHA 23rd Ed., 2520
B,2017
Derajat Keasaman SNI 6989.11:2019
(pH)
Amonia (NH3-N) SNI 06-6989.30-2005
Nitrat (NO3-N) UP-SBY.IK.10.02.54
(Spektofotometri)
Nitrit (NO2-N) UP-SBY.IK.10.02.55
(Spektofotometri)
Kebutuhan Oksigen SNI 6989.2:2019
Kimiawi (COD)
Orthofosfat (PO4-P) SNI 06-6989.31-2005
Residu Klorin (Cl2) UP-SBY.IK.10.02.47
(Spektrofotometri)

Tabel 1. Parameter air sungai

 Air Limbah

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Padatan Terlarut UP SBY.IK.10.02.61
Total (TDS) (Konduktometri)

Salinitas SM APHA 23rd Ed., 2520


B,2017
Derajat Keasaman SNI 6989.11:2019
(pH)
Amonia (NH3-N) SNI 06-6989.30-2005
Nitrat (NO3-N) UP-SBY.IK.10.02.54
(Spektofotometri)
Nitrit (NO2-N) UP-SBY.IK.10.02.55
(Spektofotometri)
Kebutuhan Oksigen SNI 6989.2:2019
Kimiawi (COD)

9
Orthofosfat (PO4-P) SNI 06-6989.31-2005
Residu Klorin (Cl2) UP-SBY.IK.10.02.47
(Spektrofotometri)

Tabel 2. Parameter air limbah

 Air Minum

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
Padatan Terlarut UP-SBY.IK.10.02.61
Total (TDS) (Konduktometri)
Kekeruhan UP-SBY.IK.10.02.52
(Turbidimetri)
Derajat Keasaman SNI 6989.11:2019
(pH)
Amonia (NH3 -N) SNI 06-6989.30-2005
Nitrit (NO2 -N) UP-SBY.IK.10.02.55
(Spektofotometri)
Nitrat (NO3 -N) UP-SBY.IK.10.02.54
(Spektofotometri)
Residu Klorin (Cl2 ) UP-SBY.IK.10.02.47
(Spektrofotometri)
Sulfat (SO4 2-) SNI 6989.20:2019
Nilai Permanganat SNI 06-6989.22-2004
(KMnO₄ )
Tabel 3. Parameter air minum
 Udara Ambien

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Nitrogen Dioksida SNI 7119.2:2017
(NO2)
10
Sulfur Dioksida SNI 7119.7:2017
(SO2)

Amoniak (NH3) SNI 19-7119.1-2005

Oksidan (O3) SNI 7119.8:2017

Karbon Monoksida UP-SBY.IK.10.02.01


(CO) (Elektrokimia)

Partikel Tersuspensi SNI 7119.3:2017


Total (TSP)
Hidrogen sulfida MASA 3rd Ed,. 2.701,
(H2S) 1988
Partikel ≤ 10 µm SNI 7119.15:2016
(PM₁ ₀ )

Partikel ≤2,5 µm SNI 7119.14:2016


(PM₂ ,₅ )
Dust Fall SNI 13-4703-1998
Tabel 4. Parameter Udara Ambien

 Kebisingan

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Tingkat Kebisingan SNI 8427:2017
Lingkungan
Tabel 5. Parameter kebisingan
 Getaran

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Getaran lengan dan SNI 7054:2019
11
tangan
Getaran seluruh SNI 7186:2009
tubuh
Getaran Lingkungan UP-SBY.IK.10.02.16
(Elektrometri)
Tabel 6. Parameter getaran

 Lingkungan Kerja

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Intensitas SNI 7231:2009
Kebisingan
Intensitas SNI 7062:2019
Pencahayaan
Iklim Kerja (ISBB) SNI 7061:2019
Pergerakan Udara UP-SBY.IK.10.02.25
(Elektrometri)
Suhu dan UP-SBY.IK.10.02.29
Kelembaban (Elektrometri)
Karbon Monoksida UP-SBY.IK.10.02.21
(CO) (Elektrokimia)
Nitrogen Dioksida UP-SBY.IK.10.02.23
(NO2) (Spektrofotometri)
Sulfur Dioksida UP-SBY.IK.10.02.28
(SO2) (Spektrofotometri)
Hidrogen Sulfida SNI 8605 : 2018
(H2S)
Oksidan (O3) UP-SBY.IK.10.02.24
(Spektrofotometri)
Klorin (Cl₂ ) UP-SBY.IK.10.02.14
(Spektrofotometri)
Karbon Dioksida UP-SBY.IK.10.02.21
(CO₂ ) (NDIR)
Debu Total SNI 16-7058-2004
12
Partikel ≤ 10 µm UP-SBY.IK.10.02.26
(PM₁ ₀ ) (Gravimetri)
Partikel ≤2,5 µm UP-SBY.IK.10.02.27
(PM₂ ,₅ ) (Gravimetri)
Tabel 7. Parameter udara lingkungan kerja

 Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Hidrogen Florida SNI 19-7117.9-2005
(HF)
Hidrogen Sulfida SNI 19-7117.7-2005
(H2S)
Amonia (NH3) SNI 19-7117.6-2005
Hidrogen klorida SNI 19-7117.8-2005
(HCl)
Tabel 8. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak
Bergerak
 Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak (lanjutan)

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Klorin (Cl2) JIS K 0106-1995
Partikulat Secara SNI 7117.17:2009
Isokinetis
Lokasi dan Titik- SNI 7117.13:2009
titik Lintas
Kecepatan Linier SNI 7117.14:2009
Berat Molekul SNI 7117.15:2009
Kering
Kadar Uap Air SNI 7117.16:2009
Opasitas SNI 19-7117.11-2005

13
Temperatur UP-SBY.IK.10.04.01
(Elektrokimia)
Karbon Monoksida UP-SBY.IK.10.04.01
(CO), Sulfur (Elektrokimia)
Dioksida (SO₂ ),
Oksigen (O₂ ),
Karbon Dioksida
(CO₂ ), Nitrogen
Oksida (Nitogen
Monoksida (NO);
Nitrogen Dioksida
(NO2); Oksida
Nitrogen (NOx))
Tabel 9. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak
Bergerak lanjutan

 Udara Emisi Sumber Bergerak

Jenis pengujian Metode pengujian,


atau sifat-sifat yang teknik yang digunakan
diukur
Karbon Monoksida SNI 09-7118.1-2005
(CO)
Hidrokarbon (HC)
Opasitas SNI 09-7118.2-2005
Tabel 10. Parameter Udara Emisi Sumber Tidak
Bergerak lanjutan

B. Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan PKL


Setelah dijelaskan ruang lingkup laboratorium pada
Unilab Perdana Surabaya, kegiatan magang yang
berlangsung selama empat bulan dapat memepelajari
sampel udara, seperti udara ambien, udara lingkup kerja
14
dan udara emisi tidak bergerak (Cerobong). Ada juga
sampel air tapi selama magang belum kesempatan untuk
mempelajari preparasi, akan tetapi tetap diajarkan dalam
mebuatkan kurva kalibrasi pada sampel air.

1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter SO 2 Udara


Ambien Sesuai SNI 7119-7-2017
Sesuai metode yang terdapat pada SNI 7119-
7-2017 maka menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan deret. Sebelum
melakukan pembuatan deret, larutan induk SO2 harus
dibuat terlebih dahulu untuk mengetahui
kemurniannya.

Langkah dalam membuat larutan induk yaitu


melarutkan 0,3 g Na2S2O5 ke dalam labu ukur 500 mL
dengan pelarut aquades kemudian ditera hingga
tanda batas. Kemudian larutan induk dibutuhkan
untuk membuat larutan standar SO2 yang merupakan
larutan yang dipakai untuk membuat deret standar.
Namun sebelum melakukan membuat deret
menggunakan larutan standar, kemurnian larutan
induk akan diuji terlebih dahulu menggunakan
metode titrasi.

Pemurnian konsentrasi SO2 dalam larutan


induk Na2S2O5 diawali dengan memipet 25 mL
larutan induk Na2S2O5 ke dalam labu erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan 50 mL larutan iod 0,01 N.
Setelah itu disimpan didalam ruangan tertutup selama
5 menit. Setelah itu larutan dititrasi menggunakan
larutan tiosulfat 0,01 N sampai warna kuning muda.
Kemudian ditambahkan 5 mL indikator kanji sampai

15
warna larutan berubah menjadi warna biru.
Selanjutnya dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat
0,01 N sampai warna biru hilang. Hilangnya warna
setelah penambahan indikator dan dititrasi kembali
adalah tanda tercapainya titik akhir. Lakukan
pengujian berulang terhadap blanko dimana larutan
induk diganti menggunakan aquades. Penentuan
konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5 dapat
dilakukan dengan perhitungan berikut :
( )
C=

Dengan C merupakan konsentrasi SO2 dalam


larutan induk ( g/mL), Vb adalah volume larutan
natrium tio sulfat hasil titrasi blanko (mL), Vc adalah
volume larutan natrium tio sulfat hasil titrasi larutan
induk (mL), N merupakan normalitas larutan natrium
tiosulfat (N), Va merupakan volume larutan induk
yang dipipet ke labu erlenmeyer, angka 1000
merupakan konversi satuan gram ke mikrogram, serta
angka 32,03 merupakan berat ekuivalen SO2.

Cara pembuatan larutan standar tersebut


diawali dengan memipet 2 mL dari larutan induk ke
labu ukur 100 mL. Kemudian ditera menggunakan
penjerap SO2 hingga tanda batas lalu dihomogenkan.
Maka larutan standar sudah siap serta dapat
digunakan untuk menbuat deret standar.

Untuk membuat deret standar diperlukan


minimal 3 deret yang memiliki jarak proporsional dan
berada pada rentang pengukuran yang memiliki
standar kerja terendah mendekati LoQ (limit of

16
Detection). Disiapkan pula blanko menggunakan
aquades yang merupakan pelarut. Disiapkan labu
ukur 25 mL sesuai rencana pengujian. Setelah itu
seluruh blanko maupun deret ditambahkan 1 mL
larutan asam sulfamat, 2 mL larutan formaldehida,
serta 5 mL larutan pararosanilin secara berturut-turut.
Setelah itu larutan ditunggu selama 30 menit. Setelah
menunggu, dilakukan peneraan menggunakan
aquades hingga tanda batas dan dihomogenkan.
Setelah itu diukur pada spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang 550 nm. Setelah diketahui
absorbansinya, diolah menggunakan excel hingga
sedemikian rupa membentuk kurva kalibrasi SO 2.

2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter NH3 Udara


Lingkungan Kerja Sesuai SNI 19-7119.1-2005
Sesuai metode yang terdapat pada SNI SNI
19-7119.1-2005 maka menyiapkan seluruh alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan deret.
Sebelum melakukan pembuatan deret, larutan induk
NH3 harus dibuat terlebih dahulu untuk diencerkan
dalam larutan standar NH3.

Prosedur pembuatan larutan induk NH3


adalah melarutkan 3,18 g NH4Cl yang telah
dikeringkan dengan oven pada suhu 105 dengan
aquades ke dalam labu ukur 1000 mL. Kemudian
ditera aquades hingga tanda batas dan
dihomogenkan. Larutan induk ini memiliki
konsentrasi 1000 g.

17
Setelah mendapatkan larutan induk NH3 1000
g, diencerkan menjadi larutan standar hingga
konsentasi menjadi 10 g. Prosedurnya ialah dengan
memipet 1 mL larutan induk 1000 g ke dalam labu
ukur 100 mL. Kemudian ditera dengan penjerap NH 3
hingga tanda batas dan dihomogenkan. Maka
didapatkan larutan standar dengan konsentrasi 10 g.
Larutan standar 10 g harus selalu dibuat saat akan
melakukan pengujian. Setiap 1 mL larutan sebanding
dengan 10 g NH3.

Pembuatan kurva standar, diawali dengan


menyiapkan 6 buah tabung uji 25 mL. Kemudian
masing-masing tabung dimasukkan berturut turut 0,0
mL; 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL; 10 mL; 15 mL larutan
standar NH3 10 g. Volume masing-masing tabung uji
disama ratakan menjadi 10 mL sesuai dengan jumlah
volume standar yang ditambahkan dengan penjerap
NH3. Setelah itu ditambahkan pereaksi yaitu 2 mL
larutan penyangga, 5 mL larutan fenol 45%, dan 2,5
mL larutan NaOCl 3,7%. Tambahkan aquades hingga
tanda batas, dihomogenkan, dan ditunggu selama 30
menit. Setelah itu deret diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang
630 nm. Blanko didapatkan dari 10 mL aquades
ditambahkan dengan pereaksi yang telah tersedia.
Maka didapatkan kurva NH3 Udara Lingkungan Kerja
(ULK) yang dapat digunakan untuk analisis sampel.

18
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter H2S Udara
Ambien Sesuai RSNI 7119.11.2007
Sesuai metode yang terdapat pada RSNI
7119.11.2007 maka menyiapkan seluruh alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan deret.
Sebelum melakukan pembuatan deret, larutan induk
H2S harus dibuat terlebih dahulu. Kemudian
dilakukan prosedur hingga terbuat larutan standar
H2S serta larutan kerja H2S.
Untuk membuat larutan induk H2S yaitu
melarutkan 3,077 g Na2S.9H2O dalam labu ukur 100
mL menggunakan aquades. Tambahkan aquades
hingga tanda batas kemudian dihomogenkan.
Kemudian larutan standar dapat dibuat apabila sudah
terdapat hasil standarisasi yang memiliki volume
tersebut.
Untuk mendapatkan volume induk yang
dipipet, ma langkah yang harus dilakukan adalah
mencari faktor f dan penentuan konsentrasi H2S pada
larutan induk. Faktor f dapat ditentukan dengan
melarutkan 0,89 kalium iodat yang telah dioven pada
suhu 120 selama 2 jam dengan aquades ke labu ukur
250 mL. Kemudian ditera hingga tanda batas dan
dihomogenkan. Kemudian didapatkan larutan KIO3
0,1 N. Kemudian larutan tersebut dipipet sebanyak 25
mL ke dalam labu erlenmeyer. Ditambahkan aquades
hingga volume 100 mL. Kemudian ditambahkan 2 g
KI dan 5 mL H2SO4 (1:5). Titrasi larutan KIO3 tersebut
menggunakan larutan natrium tiosulfat hingga
berwarna kuning muda. Selanjutnya ditambahkan 5
mL indikator kanji yang membuat larutan menjadi
berwarna biru. Setelah itu tirasi kembali dengan

19
natrium tiosulfat. Hilangnya warna setelah
penambahan indikator dan dititrasi kembali adalah
tanda tercapainya titik akhir. Perhitungan faktor f
dapat dinyatakan dalam rumus berikut :
F=aX X X
Dimana a merupakan jumlah KIO3 yang
ditimbang (g), b merupakan kemurnian KIO3 (%), x
adalah volume natrium tiosulfat hasil titrasi (mL),
angka 0,003567 adalah jumlah KIO3 yang sebanding
dengan 1 mL natrium tiosulfat 0,1 N (g).
Selanjutnya dilakukan penentuan volume
larutan induk H2S dengan cara memipet 10 mL
larutan induk H2S ke labu erlenmeyer 100 mL.
Kemudian tambakan 25 mL larutan iodin, 1 mL asam
klorida pekat pada dinding erlenmeyer. Diamkan
selama 10 menit dalam ruang gelap. Kemudian tirasi
menggunakan natrium tiosulfat sampai warna kuning
muda. Selanjutnya ditambahkan 5 mL indikator kanji
yang membuat larutan menjadi berwarna biru. Setelah
itu tirasi kembali dengan natrium tiosulfat. Hilangnya
warna setelah penambahan indikator dan dititrasi
kembali adalah tanda tercapainya titik akhir. Blanko
menggunakan prosedur yang sama dengan larutan
induk yang diganti dengan 10 mL aquades.
Perhitungan volume volume larutan induk untuk
membuat larutan standar adalah sebagai berikut :
V=( )
Dimana V merupakan volume larutan induk
yang harus dipipet (mL), VB adalah volume hasil
titrasi blanko (mL), Vs adalah volume hasil titrasi
induk (mL), f merupakan faktor natrium tiosulfat 0,1

20
N, serta angka 89,3 merupakan angka faktor
berdasarkan JIS K0108.
Setelah mendapatkan volume larutan induk
yang dipipet untuk membuat larutan standar selesai,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian
tera menggunakan aquades dan dihomogenkan.
Setelah mendapatkan larutan standar H2S, dilakukan
pembuatan larutan kerja dengan cara memipet 0,5 mL
larutan standar H2S ke dalam labu 100 mL. Kemudian
ditera dengan larutan penjerap dan dihomogenkan.
Maka didapatkan larutan kerja H2S dengan
konsentrasi 0,5 L H2S/mL.
Untuk membuat kurva kalibrasi diperlukan
deret larutan kerja H2S, pertama-tama disiapkan 6
buah labu ukur 25 mL dan dipipet secara berturut-
turut larutan kerja H2S sebanyak 0 mL, 5 mL, 10 mL,
15 mL, dan 20 mL. Selanjutnya ditambahkan pereaksi
yaitu 1,5 mL larutan p-aminodimentilfanilin
dihidroklorida, 1 tetes FeCl3. Selanjutnya ditera
menggunakan aquades hingga tanda batas,
dihomogenkan, dan ditunggu selama 30 menit.
Setelah itu diukur menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelmbang 670 mL. Maka
didapatkan deret standar yang kemudian datanya
diolah menggunakan excel hingga mendapatkan
kurva kalibrasi standar.

4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HCl Udara


Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-
7117.8-2005
Sesuai metode yang terdapat pada SNI 19-
7117.8-2005 maka menyiapkan seluruh alat dan bahan
21
yang dibutuhkan dalam pembuatan deret. Sebelum
melakukan pembuatan deret, larutan induk Cl- harus
dibuat terlebih dahulu.
Untuk membuat larutan induk, prosedur
yang dilakukan adalah mngeringkan NaCl dengan
oven selama 40 hingga 50 menit pada suhu 500 hingga
600 setelah itu tunggu beberapa saat dalam
desikator. Selanjutnya dilarutkan 1,648 g NaCl ke labu
ukur 1000 mL dengan aquades hingga tanda batas dan
dihomogenkan. Maka didapatkan larutan induk
klorida (Cl-) yang setiap 1 mL nya mengandung 1 mg
Cl-.
Setelah mendapatkan larutan induk, maka
disiapkan larutan kerja untuk membuat deret standar.
Larutan standar dibuat dengan cara memipet 20 mL
larutan induk Cl- ke dalam labu ukur 1000 mL.
Kemudian ditera hingga tanda batas denfan aquades
dan dihomogenkan. Maka didapatkan larutan standar
klorida (Cl-) yang setiap 1 mL nya mengandung 0,02
mg Cl-.
Untuk membuat deret standar HCl, pertama-
tama disiapkan labu ukur sebanyak 6 buah yang
berturut dimasukkan larutan standar Cl- sebanyak 0
mL, 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL. Kemudian
ditambahkan pereaksi 2 mL larutan amonium besi(III)
sulfat, 1 mL arutan merkuri tiosianat-metanol, dan 10
mL metanol. Setelah itu kocok hingga homogen dan
diamkan selama 30 menit. Ukur absorbansi
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelomban 460 nm. Maka didapatkan deret standar
HCl yang diolah menggunakan excel sedemikian rupa
untuk menghasilkan kurva kalibrasi standar HCl.
22
5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HF Udara
Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-
7119.9-2005
Sesuai metode yang terdapat pada SNI 19-
7119.9-2005 maka menyiapkan seluruh alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam pembuatan deret. Sebelum
melakukan pembuatan deret, larutan induk flourida
(F-) harus dibuat terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan larutan induk flourida
100 g mL yaitu dengan cara melarutkan 0,221 g NaF
ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian ditera dengan
aquades hingga tanda batas serta dihomogenkan.
Selanjutnya pembuatan larutan standar
flourida 1 g mL dengan cara memipet 1 mL larutan
induk flourida 100 g mL ke dalam labu ukur 100 mL
diencerkan dengan aquades hingga tanda batas dan
dihomogenkan. Setiap 1 mL larutan standar flourida
mengandung 1 g F-.
Untuk mendapatkan kurva standar, maka
dibuat deret standar terlebih dahulu menggunakan
larutan standar flourida 1 g mL. Mula-mula siapkan
labu ukur 50 mL sebanyak 6 buah. Selanjutnya
masukkan secara bergantian larutan standar ke dalam
masing-masing tabung sebesar 0 mL, 1 mL 2 mL, 5
mL, 10 mL, dan 15 mL. Selanjutnya tambahkan
aquades hingga volume 20 mL. Tambahkan pereaksi
secara berturut-turut pada masing-masing labu yaitu
5 mL larutan alizarin, 5 mL larutan penyangga, dan 1
mL larutan lantanium nitrat. Tera dengan aseton
hingga tanda batas dan dihomogenkan. Selanjutnya
diamkan terlebih dahulu selama 1 jam. Ukur
23
absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 620 nm. Maka didapatkan
deret standar F- yang diolah menggunakan excel
sedemikian rupa untuk menghasilkan kurva kalibrasi
standar HF.

6. Analisis Parameter SO2 Sampel Udara Ambien


Untuk pengerjaan sampel SO2, prosedur yang
dipakai adalah SNI 19-7119.1-2005. Sebelum menguji
sampel, hal yang harus dilakukan adalah menguji
standar tengah dari kuva kalibrasi standar. Pengujian
standar tengah dilakukan supaya mengethaui
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sudah sesuai
dengan kurva kalibrasi sandar yang telah dibuat atau
belum. Untuk itu hanya dilakukan pengujian 1 titik
saja pada kurva kalibrasi. Kemudian jika berulang kali
hasil standar tengah tidak masuk maka yang harus
dianalisa larutan standarnya yang memungkinkan
untuk konsentrasinya turun atau terkontaminasi.
Untuk pengujian standar tengah dikerjakan secara
duplo serta penyiapan blanko dengan menggunakan
10 mL aquades.

Selanjutnya preparasi sampel dilakukan


dengan cara pengecekan pada kulkas terdapat sampel
atau tidak. Setiap sampel telah ditandai berdasarkan
parameter yang akan diuji menggunakan kertas stiker
dengan warna yang berbeda.

24
Gambar 4. Ulir yang berisi sampel udara

Selanjutnya disiapkan labu ukur 25 mL


sebanyak jumlah sampel yang tersedia. Untuk
masing-masing ulir terdapat 10 mL sampel yang
dapat diuji. Seluruh sampel dimasukkan ke dalam
labu ukur 25 mL. Kemudian disiapkan pereaksi yang
digunakan yaitu larutan asam sulfamat 0,6 b/v,
larutan formaldehid 0,2% v/v, dan larutan
pararosanilin.

Larutan asam sulfamat dibuat dengan cara


melarutkan 0,6 g asam sulfamat ke dalam labu ukur
100 mL kemudian ditera menggunaan aquades hingga
tanda batas dan dihomogenkan. Larutan ini dibuat
segar ketika akan melakukan pengujian. Untuk
membuat larutan formaldehid 0,2% maka sebanyak 5
mL HCHO 36-38% (v/v) deimasukkan ke dalam labu
ukur 1000 mL diencerkan dengan aquades hingga
tanda batas kemudian dihomogenkan. Selanjutnya
larutan kerja pararosanilin perlu membuat larutan
induknya terlebih dahulu.

Larutan induk pararosanilin dibuat dengan


cara melarutkan 0,2 g pararosanilin hidroklorida ke
dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan HCl
25
1 M. Dihomogenkan dan disimpan didalam kulkas.
Selanjutnya pembuatan larutan kerja pararosanilin
dilakukan dengan cara memasukkan 40 mL larutan
induk pararosanilin ke dalam labu ukur 500 mL
kemudian ditambahkan 50 mL larutan asam fosfat 3
M. Kemudian ditera menggunakan aquades hingga
tanda batas dan dihomogenkan.

Setelah penambahan perekasi pada sampel


dilakukan, diamkan selama 30 menit. Kemudian tera
sampel menggunakan aquades hingga tanda batas
dan dihomogenkan. Ukur sampel menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada kurva yang telah input
ke dalam instrumen sehingga didapatkan konsentrasi
sesuai dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
standar.

7. Analisis Parameter NH3 Sampel Udara Ambien


Untuk pengerjaan sampel NH3, prosedur
yang dipakai adalah SNI 19-7119.1-2005. Sebelum
menguji sampel, hal yang harus dilakukan adalah
menguji standar tengah dari kuva kalibrasi standar.
Pengujian standar tengah dilakukan supaya
mengethaui pekerjaan yang dilakukan oleh analis
sudah sesuai dengan kurva kalibrasi sandar yang
telah dibuat atau belum. Untuk itu hanya dilakukan
pengujian 1 titik saja pada kurva kalibrasi. Kemudian
jika berulang kali hasil standar tengah tidak masuk
maka yang harus dianalisa larutan standarnya yang
memungkinkan untuk konsentrasinya turun atau
terkontaminasi. Untuk pengujian standar tengah
dikerjakan secara duplo serta penyiapan blanko
dengan menggunakan 10 mL aquades.
26
Untuk persiapan preaparasi sampel disiapkan
labu ukur atau nessler sebanyak jumlah contoh uji
yang tersedia. Kemudian tambahkan pereaksi yaitu 2
mL larutan penyangga, 5 mL larutan kerja fenol, dan
2,5 mL larutan natrium hipoklorit.
Larutan penyangga dapat dibuat dengan
memasukkan 50 mg Na3PO4.12H2O dan 74 mL NaOH
6,75 M ke dalam gelas piala. Kemudian dipidahkan ke
dalam labu ukur 1000 mL untuk ditera dengan
aquades dan dihomogenkan. Untuk membuat larutan
kerja fenol dibutuhkan 20 mL larutan induk fenol 45 ^
dan 1 mL larutan natrium nitroprusid 2% ke dalam
labu ukur 100 mL. Selanjutnya ditera menggunakan
aquades dan dihomogenkan. Selanjutnya larutan kerja
natrium hipoklorit dapat dibuat dengan memasukkan
30 mL NaOH 6,75 mL dan larutan NaOCl 3,7% ke
dalam labu ukur 100 mL diencerkan hingga tanda
batas oleh aquades dan dihomogenkan.
Setelah penambahakan pereaksi, diukur
konsentrasi sampel menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada kurva yang telah input ke dalam
instrumen sehingga didapatkan konsentrasi sesuai
dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
standar.

8. Analisis Parameter H2S Sampel Udara Ambien


Untuk pengerjaan sampel H2S, prosedur yang
dipakai adalah RSNI 7119.11-2007. Sebelum menguji
sampel, hal yang harus dilakukan adalah menguji
standar tengah dari kuva kalibrasi standar. Pengujian
standar tengah dilakukan supaya mengethaui
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sudah sesuai

27
dengan kurva kalibrasi sandar yang telah dibuat atau
belum. Untuk itu hanya dilakukan pengujian 1 titik
saja pada kurva kalibrasi. Kemudian jika berulang kali
hasil standar tengah tidak masuk maka yang harus
dianalisa larutan standarnya yang memungkinkan
untuk konsentrasinya turun atau terkontaminasi.
Untuk pengujian standar tengah dikerjakan secara
duplo serta penyiapan blanko dengan menggunakan
10 mL aquades.
Untuk persiapan preaparasi sampel disiapkan
labu ukur atau nessler sebanyak jumlah contoh uji
yang tersedia. Tambahkan pereaksi yaitu 1,5 mL
larutan p-aminodimetilanilin dihidroklorida dan 1
tetes FeCl3.
Untuk membuat larutan p-aminodimetilanilin
dihidroklorida yaitu dengan memasukkan 50 mL
H2SO4 pekat (97-98%) ke dalam gelas piala 100 mL
yang telah berisi aquades 30 mL. Kemudian
tambahkan 12 g N, N-dimetil-p-fenildiamin
dihidroklorida dan homogenkan. Selanjutnya pipet
larutan tersebut ke dalam labu 1000 mL dan tera
menggunakan larutan H2SO4 50% dan homogenkan.
Untuk membuat larutan FeCl3 yaitu
melarutkan 100 g FeCl3.8H2O ke dalam 30 mL aquades
dan ditambahkan 9 mL HCl pekat dalam gelas piala
100 mL. Kemudian ditambahkan aquades hingga 100
mL dan dihomogenkan.
Setelah penambahakan pereaksi, diukur
konsentrasi sampel menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada kurva yang telah input ke dalam
instrumen sehingga didapatkan konsentrasi sesuai

28
dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
standar.

9. Analisis Parameter HCl Sampel Udara Emisi


Untuk pengerjaan sampel HCl, prosedur yang
dipakai adalah SNI 19-7117.8-2005. Sebelum menguji
sampel, hal yang harus dilakukan adalah menguji
standar tengah dari kuva kalibrasi standar. Pengujian
standar tengah dilakukan supaya mengethaui
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sudah sesuai
dengan kurva kalibrasi sandar yang telah dibuat atau
belum. Untuk itu hanya dilakukan pengujian 1 titik
saja pada kurva kalibrasi. Kemudian jika berulang kali
hasil standar tengah tidak masuk maka yang harus
dianalisa larutan standarnya yang memungkinkan
untuk konsentrasinya turun atau terkontaminasi.
Untuk pengujian standar tengah dikerjakan secara
duplo serta penyiapan blanko dengan menggunakan
10 mL aquades.

Untuk persiapan preparasi sampel disiapkan


labu ukur atau nessler sebanyak jumlah contoh uji
yang tersedia. Masukkan 5 mL sampel HCl, kemudian
tambahkan pereaksi yaitu 2 mL larutan amonium
besi(III) sulfat, 1 mL arutan merkuri tiosianat-metanol,
dan 10 mL metanol.

Larutan amonium besi(III) dapat dibua


dengan cara melarutkan 6g FeNH4(SO4)2.12H2O
dengan HClO4 (1+2) dalam labu ukur 100 mL hingga
tanda batas lalu dihomogenkan. Larutan merkuri
tiosinata-metanol dibuat dengan melarutkan 0,4 g

29
(Hg(CNS)2) dalam labu ukur 100 mL menggunakn metanol
hingga tanda batas lalu dihomogenkan.

Setelah penambahakan pereaksi, diukur


konsentrasi sampel menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada kurva yang telah input ke dalam
instrumen sehingga didapatkan konsentrasi sesuai
dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
standar.

10. Analisis Parameter HF Sampel Udara Emisi


Untuk pengerjaan sampel HF, prosedur yang
dipakai adalah SNI 19-7117.9-2005. Sebelum menguji
sampel, hal yang harus dilakukan adalah menguji
standar tengah dari kuva kalibrasi standar. Pengujian
standar tengah dilakukan supaya mengethaui
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sudah sesuai
dengan kurva kalibrasi sandar yang telah dibuat atau
belum. Untuk itu hanya dilakukan pengujian 1 titik
saja pada kurva kalibrasi. Kemudian jika berulang kali
hasil standar tengah tidak masuk maka yang harus
dianalisa larutan standarnya yang memungkinkan
untuk konsentrasinya turun atau terkontaminasi.
Untuk pengujian standar tengah dikerjakan secara
duplo serta penyiapan blanko dengan menggunakan 5
mL aquades.

Untuk persiapan preparasi sampel disiapkan


labu ukur atau nessler sebanyak jumlah contoh uji
yang tersedia. Masukkan 5 mL sampel HCl, kemudian
tambahkan pereaksi secara berturut-turut 5 mL

30
larutan alizarin, 5 mL penyangga, dan 1 mL larutan
lantanum nitrat.

Larutan alizarin dapat dibuat dengan


melarutkan 0,192 g alizarin dalam 100 mL aquades
dalam gelas piala. Kemudian ditambahkan 2 mL
larutan NaOH 2 N. Lalu ditambahkan HCl 0,1 N
hingga pH mencapai 4,5. Selanjutnya pindahkan
larutan ke labu ukur 250 mL ditera aquades hingga
tanda batas dan dihomogenkan. Larutan penyangga
dapat dibuat dengan melarutkan 200 g natrium
asetatat trihidrat dengan 200 mL aquades dalam gelas
piala. Kemudian ditambahkan 25 mL CH3COOH
pekat. Larutan dihomogenkankan serta pH diatur
hingga 5,2 dengan NaOH 0,1 N atau CH3COOH 0, 1
N. Larutan dipindahkan ke labu ukur 1000 mL ditera
menggunakan aquades dan dihomogenkan. Larutan
lantanium nitrat dapat diperoleh dengan melarutkan
0,433 g La(NO3)3.6H2O dengan aquades dalam labu
ukur 100 mL dan ditera hingga tanda batas serta
dihomogenkan.

Setelah penambahan pereaksi, diukur


konsentrasi sampel menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada kurva yang telah input ke dalam
instrumen sehingga didapatkan konsentrasi sesuai
dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
standar. Untuk memproses hasil analisis maka data
yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Data Pengujian Konsentrasi


Blanko Standart 0,000 (zero)
Nilai Standart X

31
Blanko Sampel 0,000 (zero)
Nilai Sampel 1 X
Nilai Sampel 2 X
Nilai Sampel 3 X
Nilai Sampel 4 X
Nilai Sampel 5 X

32
C. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan, setelah
mendapatkan data yang telah dibahas sebelumnya. Data dan
pembahasan dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter SO 2 Udara


Ambien Sesuai SNI SNI 7119-7-2017
Setelah dilakukan pembuatan deret standar
SO2, maka diperoleh data sebagai berikut dengan
mempertimbangkan LoQ, maka beberapa volume
induk yang diperlukan adalah 0 hingga 1,30 yang
memiliki selisish yang proporsional. Berikut ini
merupakan data deret standar yang telah diuji :

Tabel 11. Data deret parameter SO2 udara ambien

Kemudian data diolah dalam excel untuk


mendapatkan persamaan linear dengan absorbansi
sebagai nilai y dan konsentrasi sebagai nilai x.

33
Gambar 5. Kurva kalibrasi standar SO2 udara ambien

Maka didapatkan nilai konsentrasi standart


tengah yang dilakukan untuk pengujian sampel
sebesar 7,574 dengan nilai regresi 0,9999 yang nanti
nya sebagai mengendalikan data hasil pengujian
sampel sehingga dapat menjamin kehandalan dan
keabsahan data yang dilaporkan dan menjaga
konsistensi hasil pengujian secara statistik sepanjang
waktu. Dan untuk persyaratan masuk nilai standart
pada uji sampel yaitu 95%-102% dari nilai standart
kurva kalibrasi.

Pembuatan kurva standar dilakukan setiap


satu bulan sekali untuk menjamin nilai tetap konsisten
sehingga preparasi mulai dari larutan induk hingga
larutan standar dilakukan setiap bulan. Apabila
berulang kali standar tengah tidak masuk dengan
kurva standar maka standar tersebut kemungkinan
sudah rusak sehingga harus mengganti dengan
larutan standar yang baru disertai dengan kurva
kalibrasi standar.

34
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter NH3 Udara
Lingkungan Kerja Sesuai SNI 19-7119.1-2005
Setelah dilakukan pembuatan deret standar
NH3, maka diperoleh data sebagai berikut dengan
mempertimbangkan LoQ, maka beberapa volume
induk yang diperlukan adalah 0,00 hingga 4,30 yang
memiliki selisish yang proporsional. Berikut ini
merupakan data deret standar yang telah diuji :

Tabel 12. Data deret parameter NH3 udara lingkungan


kerja

Kemudian data diolah dalam excel untuk


mendapatkan persamaan linear dengan absorbansi
sebagai nilai y dan konsentrasi sebagai nilai x.

Gambar 6. Kurva kalibrasi standar NH3 udara


lingkungan kerja

Maka didapatkan nilai konsentrasi standart


tengah yang dilakukan untuk pengujian sampel

35
sebesar 20,209 dengan nilai regresi 0,9989 yang nanti
nya sebagai mengendalikan data hasil pengujian
sampel sehingga dapat menjamin kehandalan dan
keabsahan data yang dilaporkan dan menjaga
konsistensi hasil pengujian secara statistik sepanjang
waktu. Dan untuk persyaratan masuk nilai standart
pada uji sampel yaitu 90%-110% dari nilai standart
kurva kalibrasi.

Pembuatan kurva standar dilakukan setiap


satu bulan sekali untuk menjamin nilai tetap konsisten
sehingga preparasi mulai dari larutan induk hingga
larutan standar dilakukan setiap bulan. Apabila
berulang kali standar tengah tidak masuk dengan
kurva standar maka standar tersebut kemungkinan
sudah rusak sehingga harus mengganti dengan
larutan standar yang baru disertai dengan kurva
kalibrasi standar.

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter H2S Udara


Ambien Sesuai RSNI 7119.11.2007
Setelah dilakukan pembuatan deret standar
NH3, maka diperoleh data sebagai berikut dengan
mempertimbangkan LoQ, maka beberapa volume
induk yang diperlukan adalah 0,00 hingga 5,00 yang
memiliki selisish yang proporsional. Berikut ini
merupakan data deret standar yang telah diuji :

36
Tabel 13. Data deret parameter NH3 udara lingkungan
kerja

Kemudian data diolah dalam excel untuk


mendapatkan persamaan linear dengan absorbansi
sebagai nilai y dan konsentrasi sebagai nilai x.

Gambar 7. Kurva kalibrasi standar H2S udara


lingkungan kerja

Maka didapatkan nilai konsentrasi standart


tengah yang dilakukan untuk pengujian sampel
sebesar 0,9817 dengan nilai regresi 0,9990 yang nanti
nya sebagai mengendalikan data hasil pengujian
sampel sehingga dapat menjamin kehandalan dan
keabsahan data yang dilaporkan dan menjaga
konsistensi hasil pengujian secara statistik sepanjang
waktu. Dan untuk persyaratan masuk nilai standart
pada uji sampel yaitu 95%-102% dari nilai standart
kurva kalibrasi.

37
Pembuatan kurva standar dilakukan setiap
satu bulan sekali untuk menjamin nilai tetap konsisten
sehingga preparasi mulai dari larutan induk hingga
larutan standar dilakukan setiap bulan. Apabila
berulang kali standar tengah tidak masuk dengan
kurva standar maka standar tersebut kemungkinan
sudah rusak sehingga harus mengganti dengan
larutan standar yang baru disertai dengan kurva
kalibrasi standar.

4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HCl Udara


Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-
7117.8-2005
Setelah dilakukan pembuatan deret standar
HCl, maka diperoleh data sebagai berikut dengan
mempertimbangkan LoQ, maka beberapa volume
induk yang diperlukan adalah 0,00 hingga 5,00 yang
memiliki selisish yang proporsional. Berikut ini
merupakan data deret standar yang telah diuji :

Tabel 14. Data deret parameter NH3 udara lingkungan


kerja

Kemudian data diolah dalam excel untuk


mendapatkan persamaan linear dengan absorbansi
sebagai nilai y dan konsentrasi sebagai nilai x.

38
Gambar 8. Kurva kalibrasi standar HCl udara emisi

Maka didapatkan nilai konsentrasi standart


tengah yang dilakukan untuk pengujian sampel
sebesar 0,041 dengan nilai regresi 0,9993 yang nanti
nya sebagai mengendalikan data hasil pengujian
sampel sehingga dapat menjamin kehandalan dan
keabsahan data yang dilaporkan dan menjaga
konsistensi hasil pengujian secara statistik sepanjang
waktu. Untuk persyaratan masuk nilai standart pada
uji sampel yaitu 85%-115% dari nilai standart kurva
kalibrasi.

Pembuatan kurva standar dilakukan setiap


satu bulan sekali untuk menjamin nilai tetap konsisten
sehingga preparasi mulai dari larutan induk hingga
larutan standar dilakukan setiap bulan. Apabila
berulang kali standar tengah tidak masuk dengan
kurva standar maka standar tersebut kemungkinan
sudah rusak sehingga harus mengganti dengan
larutan standar yang baru disertai dengan kurva
kalibrasi standar.

39
5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Parameter HF Udara
Emisi Tidak Bergerak (Cerobong) Sesuai SNI 19-
7119.9-2005
Setelah dilakukan pembuatan deret standar
HF, maka diperoleh data sebagai berikut dengan
mempertimbangkan LoQ, maka beberapa volume
induk yang diperlukan adalah 0,00 hingga 15,00 yang
memiliki selisish yang proporsional. Berikut ini
merupakan data deret standar yang telah diuji :

Tabel 15. Data deret parameter HF udara emisi


Kemudian data diolah dalam excel untuk
mendapatkan persamaan linear dengan absorbansi
sebagai nilai y dan konsentrasi sebagai nilai x.

Gambar 9. Kurva kalibrasi standar HF udara emisi

Maka didapatkan nilai konsentrasi standart


tengah yang dilakukan untuk pengujian sampel
sebesar 2,018 dengan nilai regresi 0,9987 yang nanti
nya sebagai mengendalikan data hasil pengujian
sampel sehingga dapat menjamin kehandalan dan

40
keabsahan data yang dilaporkan dan menjaga
konsistensi hasil pengujian secara statistik sepanjang
waktu. Dan untuk persyaratan masuk nilai standart
pada uji sampel yaitu 95%-102% dari nilai standart
kurva kalibrasi.

Pembuatan kurva standar dilakukan setiap


satu bulan sekali untuk menjamin nilai tetap konsisten
sehingga preparasi mulai dari larutan induk hingga
larutan standar dilakukan setiap bulan. Apabila
berulang kali standar tengah tidak masuk dengan
kurva standar maka standar tersebut kemungkinan
sudah rusak sehingga harus mengganti dengan
larutan standar yang baru disertai dengan kurva
kalibrasi standar.

6. Analisis Parameter SO2 Sampel Udara Ambien


Untuk menganalisis sampel, preparasi larutan
standar sudah dilakukan setelah itu baru menganalisa
sampel sehingga terdapat pengecekan cara pemipetan
serta kendali mutu yang digunakan sudah sesuai.
Berikut ini merupakan data hasil pengujian sampel
SO2 :

Data Pengujian Konsentrasi


Blanko Standart 0,000 (zero)
Nilai Standart 7,466
Tingat Akurasi x 100 = 98,6%

Blanko Sampel 0,000 (zero)


Nilai Sampel 1 0,641
Nilai Sampel 2 1,567
Nilai Sampel 3 3,008
Nilai Sampel 4 0,328
41
Nilai Sampel 5 0,179
Tabel 16. Data hasil pengujian parameter SO2 udara
ambien

Pada preparasi sampel ini range nilai standart


sebesar 7,466, sehingga dapat dinyatakan nilai sudah
sesuai kurva kalibrasi standar. Lalu setelah itu, nilai
sampel maka di tulis dilembar data analisis lalu
diserahkan ke analis perusahan untuk diteliti kembali.

Gas SO2 diserap dalam larutan penjerap


tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonatomerkurat (Manahan, 2004) :

HgCl42- (aq) + SO2 (g) + H2O (aq) → HgCl2SO32- +


2H+ + 2Cl–

Sampel dengan parameter SO2 diberikan


pereaksi asam sulfamat supaya dapat menghilangkan
ion-ion pengganggu. Fungsi larutan formaldehid
adalah sebagai pengawetan saat dilakukan analisa
sebelum pengukuran dilakukan karena larutan SO2
mudah hilang terlebih jika terkena cahaya.
Penambahan larutan pararosanilin berfungsi untuk
membentuk senyawa kompleks. Kompleks yang
dihasilkan setelah penambahan pereaksi adalah
sebagai berikut (Anil, 2003) :

Gambar 10. Pembentukan kompleks parameter SO2

42
Senyawa pararosanilin metil sulfonat
merupakan larutan berwarna ungu sehingga dapat
dikur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
daerah visible dengan panjang gelombang 550 nm.
Senyawa kompleks berwarna ungu dapat terbentuk
karena adanya transisi elektromagnetik dari senyawa
sulfur dioksida akibat pengaruh tertentu (Maniur,
2012).

7. Analisis Parameter NH3 Sampel Udara Ambien


Untuk menganalisis sampel, preparasi larutan
standar sudah dilakukan setelah itu baru menganalisa
sampel sehingga terdapat pengecekan cara pemipetan
serta kendali mutu yang digunakan sudah sesuai.
Berikut ini merupakan data hasil pengujian sampel
NH3 :

Data Pengujian Konsentrasi


Blanko Standart 0,000 (zero)
Nilai Standart 19,889
Tingat Akurasi x 100 = 98,4%

Blanko Sampel 0,000 (zero)


Nilai Sampel 1 15,699
Nilai Sampel 2 6,992
Nilai Sampel 3 2,374
Nilai Sampel 4 8,221
Nilai Sampel 5 9,887
Tabel 17. Data hasil pengujian parameter SO2 udara
ambien

43
Pada preparasi sampel ini range nilai standart
sebesar 19,889, sehingga dapat dinyatakan nilai sudah
sesuai kurva kalibrasi standar. Lalu setelah itu, nilai
sampel maka di tulis dilembar data analisis lalu
diserahkan ke analis perusahan untuk diteliti kembali.

Metode yang sering digunakan dalam


penentuan parameter NH3 metode indofenol. Dalam
larutan alkaline yaitu sekitar pH 10,8-11,4, ammonia
bereaksi kuantitaf dengan hipoklorit membentuk
monokloramin. Kemudian hasil senyawa
monokloramin bereaksi dengan fenol dengan katalis
ion nitroprusida. Kemudian sisa jumlah hipoklorit
akan membentuk indofenol-blue. Besarnya indofenol-
blue dapat terbentuk dan diukur pada
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
630 nm (Karlberg, 1989).

Reaksi yang terjadi terjadi dalam 2 langkah


yaitu sebagai berikut :

Gambar 11. Reaksi pada parameter NH3 udara


lngkungan kerja

8. Analisis Parameter H2S Sampel Udara Ambien


Untuk menganalisis sampel, preparasi larutan
standar sudah dilakukan setelah itu baru menganalisa
44
sampel sehingga terdapat pengecekan cara pemipetan
serta kendali mutu yang digunakan sudah sesuai.
Berikut ini merupakan data hasil pengujian sampel
H3S :
Data Pengujian Konsentrasi
Blanko Standart 0,000 (zero)
Nilai Standart 0,9612
Tingat Akurasi x 100 = 98%

Blanko Sampel 0,000 (zero)


Nilai Sampel 1 0,1213
Nilai Sampel 2 0,1792
Nilai Sampel 3 0,1592
Nilai Sampel 4 0,1111
Nilai Sampel 5 0,0882
Tabel 18. Data hasil pengujian parameter H2S udara
ambien

Pada preparasi sampel ini range nilai standart


sebesar 0,9612 , sehingga dapat dinyatakan nilai sudah
sesuai kurva kalibrasi standar. Lalu setelah itu, nilai
sampel maka di tulis dilembar data analisis lalu
diserahkan ke analis perusahan untuk diteliti kembali.

Prinsip dari pengujian ini adalah hidrogen


sulfida dari udara ambien yang telah diijerap olhh
larutan penjerap kadmium sulfat pada saat
pengambilan contoh uji di lapangan direaksikan
dengan p-aminodimetil anilin dan besi (III) klorida
dalam suasana asam kuat membentuk senyawa biru
metilen yang diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 670 nm.

45
9. Analisis Parameter HCl Sampel Udara Emisi
Untuk menganalisis sampel, preparasi larutan
standar sudah dilakukan setelah itu baru menganalisa
sampel sehingga terdapat pengecekan cara pemipetan
serta kendali mutu yang digunakan sudah sesuai.
Berikut ini merupakan data hasil pengujian sampel
HCl :

Data Pengujian Konsentrasi


Blanko Standart 0,000
Nilai Standart 0,039
Tingat Akurasi x 100 = 95,12%

Blanko Sampel 0,000


Nilai Sampel 1 0,000
Nilai Sampel 2 0,001
Nilai Sampel 2d 0,001
Tabel 19. Data hasil pengujian parameter SO2 udara
ambien

Pada preparasi sampel ini range nilai standart


sebesar 95,12%, sehingga dapat dinyatakan nilai
sudah sesuai baku mutu. Lalu setelah itu, nilai sampel
maka di tulis dilembar data analisis lalu diserahkan ke
analis perusahan untuk diteliti kembali.

Prinsip pengujian ini adalah Gas HCl dari


aliran emisi gas buang sumber tidak bergerak diserap
dengan menggunakan pompa hisap dalam larutan
penjerap. Penambahan larutan merkuri (II) tiosianat
dan amonium besi (III) sulfat akan mengakibatkan
terbentuknya warna kuning kemerahan yang diukur
serapannya pada panjang gelombang 460 nm dengan
spektrofotometer.
46
10. Analisis Parameter HF Sampel Udara Emisi
Untuk menganalisis sampel, preparasi larutan
standar sudah dilakukan setelah itu baru menganalisa
sampel sehingga terdapat pengecekan cara pemipetan
serta kendali mutu yang digunakan sudah sesuai.
Berikut ini merupakan data hasil pengujian sampel
HF :

Data Pengujian Konsentrasi


Blanko Standart 0,000
Nilai Standart 1,996
Tingat Akurasi x 100 = 98,90%

Blanko Sampel 0,000


Nilai Sampel 1 4,902
Nilai Sampel 2 6,033
Nilai Sampel 2d 6,176
Tabel 20. Data hasil pengujian parameter HF udara
emisi

Pada preparasi sampel ini range nilai standart


sebesar 98,90%, sehingga dapat dinyatakan nilai
sudah sesuai kurva kalibrasi standar. Lalu setelah itu,
nilai sampel maka di tulis dilembar data analisis lalu
diserahkan ke analis perusahan untuk diteliti kembali.

Prinsip pengujian ini adalah Gas HF dari


aliran emisi gas buang sumber tidak bergerak
dialirkan ke dalam larutan penjerap dengan
menggunakan pompa hisap. pH larutan diatur
dengan penambahan larutan penyangga. Ion fluorida
yang terbentuk bereaksi dengan larutan La(NO3)3 dan
kompleksm alizarin membentuk senyawa berwarna

47
ungu dan diukur serapannya pada panjang
gelombang 620 nm menggunakan spektrofotometer.

D. Kesenjangan Teori dan Praktik


Untuk teori semua pengujian didasarkan kepada
SNI yang sudah terverifikasi yang telah disebutkan pada
masing-masing parameter. Untuk perbedaanya tidak jauh
berbeda antara lain adalah nilai Limit of Detection (LoQ)
yang tidak dapat disamakan. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan laboratorium sehingga bahan, instrumen, serta
tempat kerja mempengaruhi hasil analisa.

Setiap analis yang akan melakukan pengujian


sampel harus melakukan verfikasi dan validasi metode
sehingga suatu yang berbeda baik bahan maupun instrumen
tersebut dapat diganti dengan sesuatu yang lain. Kemudian
semua standar jaminan mutu sudah tercantum dalam SNI
sehingga analis yang bekerja juga rata-rata sudah mematuhi
aturan tersebut dan kesalahan lain yang mungkin terjadi
yaitu pada human error seperti cara memipet, menera, atau
membilas wadah bekas bahan kurang bersih.

Maka dari itu pengujian harus dilakukan secara


berulang hingga hasil yang didapatkan baik. serta perlunya
latihan dalam hal-hal dasar seperti memipet, mera adalah
hal wajib bagi analis. Kemudian analis juga lebih baik
memiliki insiatif dalam menghadapi permasalahan tertentu
yang berada di laboratorium seperti ketika salah
menambahkan urutan pereaksi apakah harus mengulang
kembali ataukah ada perlakuan khusus yang dapat
mengatasi permasalahan tersebut.

48
1. Hambatan
Dalam melakukan praktik kerja lapangan
terkadang terjadi beberapa hambatan-hambatan
yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
analisa. Maka dari itu diperlukan pengecekan
terhadap suatu blanko atau standar sebelum
diperlakukan pada sampel. Beberapa hambatan
yang sempat ditemui ketika melakukan analisa
adalah :

 Adanya kontaminasi dari larutan penjerap.


Larutan penjerap dibuat oleh analis sebelum
melakukan pengambilan contoh uji atau
sampling. Apabila larutan penjerap sudah
terkontaminasi, sampel akan rusak dan
mungkin akan memberikan hasil yang buruk.
Maka pentingnya analis yang kompeten yang
dapat mengetahui larutan penjerap tersebut
kontaminasi sehingga dapat mencegah
pengambilan contoh uji menjadi sia-sia.
 Lampu pada instrumen spektrofotometri UV-
Vis sudah tenggang. Dimana suatu instrumen
merupakan kesatuan sehingga apabila salah
satu unit rusak maka instrumen tersebut
sudah sulit untuk digunakan. Lampu pada
spektrofotometri UV-Vis memiliki masa
waktu tertentu sehingga ketika waktunya
sudah tenggang, untuk dapat
menggunakannya lagi harus diganti dengan

49
menghubungi operator yang melayani
penggantian lampu.
 Nilai konsentrasi sampel melebihi kurva
standar. Kurva kalibrasi standar merupakan
salah satu cara agar analis mengetahui apakah
pengujian yang dilakukan sudah benar atau
belum karena pengujian tersebut sudah sesuai
dengan SNI yang digunakan. Kurva tersebut
hanya memiliki rentang LoQ sebesar
demikian.

2. Solusi
Ketika terjadi hambatan, analis lebih baik
apabila dapat mengatasi hal tersebut. maka dari
itu dibutuhkan koordinasi antar analis maupun
pihak lainnya yang berhubungan dengan
laboratorium supaya hambatan tersebut dapat
terselesaikan. Beberapa solusi atas hambatan
yang telah disebutkan sebelumnya adalah
sebagai berikut :

 Kontaminasi pada larutan penjerap


seharusnya diketahui saat membuat larutan
tersebut. Misalnya ketika warnanya berbeda
dari biasanya, larutan harus membuat ulang
supaya tidak merugikan dalam pengambilan
contoh uji di lapangan. Pengecekan juga dapat
dilakukan saat pengujian standar sebelum
perlakuan yang sama dipakai untuk sampling

50
maka dapat diuji coba pada standar terlebih
dahulu
 Setiap laboratorium umumnya melakukan uji
kinerja pada setiap alat maupun instrumen
yang digunakan untuk analisis. Maka dari itu
saat melakukan uji kinerja, prosedur yang
dilakukan harus sesuai karena akan
mempengaruhi proses untuk mengetahui
suatu instrumen masih berjalan dengan baik
atau terdapat suatu kerusakan.
 Konsentrasi sampel yang melibihi kurva
kalibrasi standar dapat dilakukan
pengenceran. Umumnya hal ini, terjadi pada
sampel yang memiliki volume contoh uji besar
seperti sampel udara formaldehid. Apabila
diencerkan nilai konsentrasi sudah masuk ke
dalam kurva kalibrasi standar, maka data
sampel sudah dapat digunakan untuk
diproses dalam bentuk lembar data analisis.

51
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik kerja lapangan yang dilaksankan di PT.
Unilab Perdana cabang Surabaya meupkan pengalaman
berharga bagi kami karena selain mendapatkan kesempatan
untuk melakukan kegiatan di laboratorium tetapi juga
mendapatkan ilmu mengenai parameter NH3, SO2, HF, HCl,
dan H2S pada sampel udara baik udara ambien, udara
lingkungan kerja, atau udara emisi.

A. Saran
Untuk kedepannya diharapkan mahasiswa dapat
lebih baik lagi dalam membantu instansi perusahaan
sehingga Universitas Negeri Surabaya memiliki pandangan
positif dari instansi lain

52
DAFTAR PUSTAKA

Anil. (2003). Environmental Chemistry edisi 5. New Age


International Publucation.

Karlberg, B. (1989). Flow Injection Analysis: A Practical Guide.


Amsterdam: Elsevier Science Publisher.

Manahan, S. E. (2004). Environmental Chemistry 8 Ed. CRC Press.

Maniur. (2012). Karakterisasi Gas Sulfur Dioksida Dalam


Penjerap Tetrakloromerkurat dengan Menggunakan
Metode Spektoskopi. Skirpsi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 8-10.

PT. Unilab Perdana. (2022). Retrieved 12 20, 2022, from PT.


Unilab Perdana: https://unilabperdana.id/

RSNI3 7119.11.2007

SNI 19-7117.8-2005

SNI 7119-7-2017

SNI 19-7117.9-2005

SNI 19-7119.1-2005

53

Anda mungkin juga menyukai