oleh
Haifa Alliya Faisal
NIS 12.58.07291
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT UNILAB PERDANA CIPULIR-JAKARTA SELATAN
oleh
Haifa Alliya Faisal
12.58.07291
ii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI LABORATORIUM UDARA − PT UNILAB PERDANA
oleh
Haifa Alliya Faisal
NIS 12.58.07291
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan kegiatan Prakerin (Praktik
Kerja Industri) di PT Unilab Perdana maupun menyusun laporan Prakerin dengan
judul “Sampling dan Analisis Gas SO2 dalam Udara Ambien dan Udara
Lingkungan Kerja Metode Pararosanilin secara spektrofotometri”. Analisis
pemeriksaan kadar SO2 mengacu pada standar nasional yaitu yaitu SNI 7119.7-
2005.
Laporan Prakerin ini dimaksudkan sebagai latihan penyusunan laporan,
dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir di SMK SMAK
Bogor.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis baik berupa moril maupun materil. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Hj. Hadiati Agustine sebagai Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor.
2. Ibu Amilia Sari Ghani selaku Waka Bidang Hubungan Kerja Industri.
3. Ibu Diah Andianingsari. selaku pembimbing institusi PT Unilab Perdana atas
bimbingan dan saran yang diberikan kepada penulis.
4. Ibu Riyanti, ST. selaku pembimbing institusi PT Unilab Perdana atas
bimbingan dan saran yang diberikan kepada penulis.
5. Ibu Nurul Hasanah S.Si. selaku pembimbing penulis di Sekolah Menengah
Kejuruan SMAK Bogor atas semua ilmu pengetahuan dan semua saran yang
diberikan kepada penulis.
6. Mamah, Aba, Nenek, Ajib, Yaya dan Haura atas segala pengorbanan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu guru serta staf pegawai Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor dan PT Unilab Perdana.
8. Kak Faizal, kak Ihkwan, kak Mutia, kak Mutya, kak Nadia, kak Titi, kak Yuniar,
kak Priadi, kak Via, kak Milzam, kak Cici, kak Reda, dan Kakak-kakak lab air
dan lab mikrobiologi yang telah memberikan bimbingan ilmu kepada penulis
selama melakukan kegiatan prakerin.
iv
9. Agung Hanif, selaku teman prakerin yang telah membantu dan memberikan
ilmu selama kegiatan prakerin. Nida, Savira dan seluruh teman-teman
seperjuangan angkatan 58 “Chepatrov Zenova” atas semua kebersamaanya
dan semangatnya.
10. Serta seluruh pihak yang telah membantu dengan ikhlas hingga
terselesaikannya laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan siswa-siswi SMK SMAK Bogor.
v
DAFTAR ISI
vi
A. SOP Spektrofotometer Hach DR 2800 ................................. 31
B. Perhitungan Volume Udara .................................................. 32
C. Perhitungan Konsentrasi Contoh Uji di Udara Ambien ......... 33
D. Formulir Kurva Kalibrasi Belerang Dioksida Ambien ............ 34
E. Pembuatan Larutan Induk SO2 ............................................ 35
F. Standarisasi Larutan Natrium Tio Sulfat 0,01N .................... 35
G. Penentuan Konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2SO3 ... 36
H. Pembuatan Larutan Standar SO2 ......................................... 37
I. Pembuatan Deret Standar.................................................... 38
J. Pembuatan Pereaksi ............................................................ 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I PENDAHULUAN
1
2
E. Pelaksanaan
Praktik kerja Industri ini dimulai pada tanggal 5 Januari 2016 hingga
29 Februari 2016, bertempat di Laboratorium Lingkungan Hidup PT Unilab
Perdana Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ruang lingkup prakerin
dikhususkan pada laboratorium udara.
BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN
4
5
2. Misi
a. Memberikan jasa layanan pengujian laboratorium dalam bidang
lingkungan hidup yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Meningkatkan nilai dan citra perusahaan yang bersih dan kuat
diantara perusahaan sejenis.
C. Kepegawaian
E. Disiplin Kerja
B. Kegiatan Prakerin
8
9
C. Tinjauan Pustaka
a. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya (UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup)
b. Udara Ambien
Udara Ambien adalah daerah tempat tinggal penduduk
(pemukiman) dimana diperkirakan seorang mengalami keterpaan
terhadap zat pencemar yang berangsur selama 24 jam. Sehingga,
konsentrasi zat pencemar udara harus sekecil mungkin dan
memenuhi baku mutu udara yang dipersyaratkan (SNI 19-7119.7-
2005).
c. Udara Lingkungan Kerja
Udara Lingkungan Kerja adalah daerah dimana seorang
bekerja selama periode waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja
di industri atau di pabrik selama 8 jam per hari, sehingga terpaan zat
pencemaran terhadap seseorang yang bekerja diharapkan tidak
mengganggu kesehatannya (SNI 19-7119.7-2005).
d. Kerusakan lingkungan hidup
Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung atau
tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan
hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (UU
No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup).
e. Baku mutu lingkungan hidup
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup(UU
No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup).
10
f. Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
g. Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian pencemaran udara adalah kegiatan yang
mencankup upaya pencegahan dan atau penanggulangan terjadinya
pencemaran udara (Kepmen : Perindustrian No.20 tahun 1986).
h. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain (UU
No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup).
i. Sampling
Sampling udara adalah pengambilan suatu contoh udara pada
tempat-tempat tertentu, dimana diharapkan konsentrasi zat pencemar
yang didapat dari hasil pengukuran dapat mewakili konsentrasi
contoh secara keseluruhan (Hadi, 2015).
1) Air Sampler Impinger
Arah angin
Kecepatan angin (m/s)
Waktu dan lama pengambilan contoh (jam)
Tekanan udara (mmHg)
Temperatur udara (oC)
Kelembaban udara (%)
j. Sulfur Dioksida
Dari reaksi ini tampak bahwa, SO2 juga dihasilkan dari hasil
samping industri logam.
Sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam
logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam
kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. SO2
secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan
sebagian akan terdapat di udara. (PPRI No. 41 Tahun 1999).
20 Menyebabkan batuk
k. Spektrofotometri UV-Vis
A = e.b.c
Dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
18
1. Sumber cahaya
2. Wadah Sampel
3. Monokromator
Monokromator adalah alat yang memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang
gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi
yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d. Filter
Filter berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai
dengan panjang gelombang yang dipilih.
4. Detektor
Detektor berfungsi untuk menangkap sinar yang diteruskan
oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier
dan dalam rekorder ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada
reader (komputer).
5. Visual display/recorder
Visual display/recorder merupakan system baca yang
memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk
Absorbansi.
BAB IV METODE ANALISIS
Prinsip
Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap
tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan pararosanilin
dan formaldehida, kedalam senyawa diklorosulfonatomerkurat maka
terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu.
Konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang 550 nm.
Reaksi:
Cl
OH-CH2-SO3H
Cl + H2N-H2C-OH OH-CH2-SO3H
C
20 Cl
21
Cara kerja
2. Sampling
3. Preparasi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditulis nomor sampel dan titik lokasi di lembar pengukuran.
c. Dituang 10 ml sampel pada labu ukur 25 mL.
d. Ditambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6%, kemudian
didiamkan 10 menit.
e. Ditambahkan 2 mL larutan formaldehyde 0,2%.
f. Ditambahkan 5 mL larutan Pararosanilin.
22
4. Pembuatan Kurva
A. Larutan penyerap
B. Melakukan Analisis
24
25
C. Hasil Analisis
12
konsentrasi (µg /Nm3)
10
0
I II III
Depan PT.UP 11.97 13.21 13.1
Belakang PT.UP 8.16 9.83 8.06
titik tersebut, kadar SO2 yang didapatkan masuk dalam Nilai ambang
batas PPRI No. 4 Tahun 1999, sehingga daerah sekitar PT.UP tidak
tercemar dari gas SO2.
Hasil pengukuran gas SO2 di udara ambien pada kedua titik
sampling memiliki perbedaan, pada gambar 7 (grafik konsentrasi hasil
pemantauan SO2 di udara ambien) kadar SO2 di depan PT.UP lebih
besar untuk pengukuran I,II,III sebesar (11.97 g/Nm3, 13.21 g/Nm3,
13.1 g/Nm3) dari kadar SO2 di belakang PT.UP untuk pengukuran
I,II,III sebesar (8.16 g/Nm3, 9.83 g/Nm3, 8,06 g/Nm3), hal ini
disebabkan karena kondisi di depan PT UP 2 meter berada di dekat
jalan raya, sementara di belakang unilab berada dekat pepohonan dan
perumahan warga, sumber pencemar gas SO2 di depan PT.UP berasal
dari aktivitas jalan raya, kendaraan bermotor yang lalulalang, yang
menghasilkan emisi hasil pembakaran. Sumber pencemar gas SO2 di
belakang PT.UP berasal dari aktivitas kegiatan rumah tangga yaitu
aktivitas memasak.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (triplo), namun hasil yang
didapatkan antara pengukuran I, II, III, berbeda hal ini karena
pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas udara memiliki
sifat yang tidak stabil. Polutan lingkungan mempunyai sifat yang dinamis
serta bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat.
Karakteristik udara yang tidak bersifat homogen, kondisi meteorologi
seperti (arah dan kecepatan angin dominan serta temperatur dan
kelembapan udara), jumlah polutan yang ada, kecepatan lepasnya
polutan ke lingkungan, sumber emisi, aktivitas kendaraan yang
lalulalang dan interferensi dari manusia sangat mempengaruhi
kecepatan migrasi polutan lingkungan.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap konsentrasi SO2 pada saat
sampling. Aturan sampling udara sesuai dengan SNI dilakukan sekali
saja (simplo) dengan teknik pengendalian mutu dan jaminan mutu yang
sesuai yaitu orang melaksanakan sampling kompeten serta alat yang
digunakan terkalibrasi.
27
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
I II III
Lab Air 0.0098 0.0067 0.0148
Lab Udara 0.0095 0.0064 0.0131
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
2005 Cara Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO2) dengan Metoda Pararosanilin
Day, RA dan A.L Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Diterjemahkan oleh R. Soendoro. Erlangga. Jakarta.
Fitria. L., Ririn, dkk.2008. Kualitas Udara dalam Ruang Perpustakaan Universitas
“X” Ditinjau dari Kualitas Biologi, Fisik, dan Kimiawi, Vol.12, No.2,
Desember 2008 : 77-83.
Lodge, James. 1986. Methods of Air Sampling and Analysis. 1988, Third Edition.
American Public Health Association. Washington DC, USA. Method no
704A.
30
LAMPIRAN
1. Menyalakan Alat
a. Sambungkan power dupply dengan sumber arus listrik atau
masukkan baterai.
b. Tekan tombol on/off (dibagian belakang instrument) selama ± 1
detik untuk menghidupkan spektrofotometer.
c. Alat akan melakukan self-check selama kurang lebih dua menit.
3. Mematikan Instrumen
a. Setelah menggunakan spektrofotometer selesai, kembalikan
tampilan ke menu utama (main menu).
b. Matikan alat dengan menekan tombol on/off yang berada di
bagian belakang spektrofotometer selama ± 2 detik.
c. Cabut power supply dari sumber listrik.
31
32
𝐹1+𝐹2 𝑃𝑎 298
VN = 2
𝑥 𝑡 𝑥 𝑇𝑎 𝑥 760
VN = 27,56 mL
Keterangan :
dalam Kelvin;
𝑎
C = 𝑉
𝑥 1000 𝑥 𝐹𝑝
24.45
ppm = (g/Nm3) x 𝑀
x 10-3
0.330
C = 27,56
𝑥 1000 𝑥 1
C = 11,97 g/Nm3
Keterangan :
760 mmHg
Linieritas
Adalah kemampuan suatu metode analisis untuk menghasilkan hasil yang proporsional
(sebanding)
dengan konsentrasi analit dalam contoh pada kisaran konsentrasi yang ada.
Kriteria :
Pembuatan kurva kalibrasi larutan standar, dilakukan setiap pergantian larutan penjerap
, kecuali :
1. Jika Pengecekan control chart melewati batas yang telah ditentukan
2. Jika Pengecekan antara melewati batas yang telah ditentukan
3. Jika standar yang digunakan sudah kadaluarsa
y = 0.0527x - 0.0003
Kurva Kalibrasi Belerang Dioksida R² = 0.9994
0.120
0.100
0.080
Absorbansi
0.060
0.040
0.020
0.000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000 1.8000 2.0000
Konsentrasi (ug)
35
Nilai Regresi yang didapat lebih besar dari nilai regresi minimal yang tercantum dalam SNI
yakni lebih besar dari 0.998
K12186AD
1 Labu ukur 500 ml 499,80
Data Titrasi
Volume titrasi simplo = 25,05 mL
Volume titrasi duplo = 26,20 mL
Volume rata-rata = 26,20 mL
36
Perhitungan
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝐼𝑂3 𝑋 1000 𝑋 𝑉𝑏
N = 35,67 𝑥 250 𝑥 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
= 0,0097 N
443
1 Pipet Volumetri 25 mL 25,00
Data Titrasi
Volume Blanko I = 48,30 mL
Volume titrasi simplo = 29,80 mL
Volume titrasi duplo = 29,85 mL
Volume rata-rata = 29,285 mL
Perhitungan
(𝑉𝑏−𝑉𝑎)𝑥 𝑁 𝑥 32,03 𝑥 1000
C= 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
(48,30−29,825)𝑥 0,0097 𝑥 32,03 𝑥 1000
= 25
= 229.60 µg/mL
37
Perhitungan
100,02
Fp 1 = 2,00
100,01
Fp 2 = 10,00
Fp total = 500,1
229,6
Konsentrasi Standar kerja = 500,1
= 0,4592 µL/mL
38
0,5015 ; 1,0016
1 Pipet Ukur 5 mL ;2,0014 ; 3,0018; 517
4,0017
Perhitungan
Konsentrasi deret standar terkoreksi (µL) = konsentrasi larutan standar x
volume koreksi
1. 0,5 µL
Konsentrasi deret standar terkoreksi = 0,4592 x 0,5015
= 0,2302 µL
2. 1,0 µL
Konsentrasi deret standar terkoreksi = 0,4592 x 1,0016
= 0,4599 µL
3. 2,0 µL
Konsentrasi deret standar terkoreksi = 0,4592 x 2,0014
= 0,9190 µL
4. 3,0 µL
Konsentrasi deret standar terkoreksi = 0,4592 x 3,0018
= 1,3784 µL
5. 4,0 µL
Konsentrasi deret standar terkoreksi = 0,4592 x 4,0017
= 1,8380 µL
39
J. Pembuatan Pereaksi
4. Indikator Kanji
a) Ditimbang 0,4 g kanji dan 0,002 g merkuri (II) Iodida (HgI2)
b) Dilarutkan dengan air mendidih sampai volume 200 mL
c) Dipanaskan hingga jernih.