Anda di halaman 1dari 59

Galian Struktur dengan

Kedalaman 2 – 4 meter
Galianstruktur dengan kedalaman 2 -4 meter bukan termasuk galian batu, galian struktur, galian sumber
bahan ( borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Dapat dilakukan dengan penggaruk tunggal
yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180
PK.

Galian ini untuk perletakan pondasi sumuran atau untuk pondasi abutmen dengan kedalaman
maksimum 2 – 4 meter. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan, atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan.

Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut datau
ditunjukkan dalam gambar struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai galian biasa atau galian
batu tidak dapat dimasukkan dalam galian struktur. Excavator 80 -140 Hp atau dengan Doozer sebagai
alat penggali dan dump truck 3 -4 M3, sebagai pengangkut pemindah tanah.

Metode Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal meliputi


pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan untuk
pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal.
Penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas C

Toleransi Dimensi
1. Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang disyaratkan.
2. Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang padat
harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan berbeda lebih
dari 1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang dipasang sejajar atau tegak
lurus pada sumbu jalan.
3. Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya kantong air.
4. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detil dalam
Gambar, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilaksanakan dengan
lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5 % untuk daerah bukan superelevasi.

Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal yang disebutkan di


bawah ini sedikitnya 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunan setiap
bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal :

 Dua contoh masing-masing seberat 50 kg bahan, satu disimpan oleh Direksi


Pekerjaan sebagai rujukan selama Periode Kontrak.
 Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk Lapis
Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, bersama dengan hasil pengujian laboratorium
yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.2.2.(3)
terpenuhi.
 Pernyataan perihal metode dan lokasi produksi dan pencampuran bahan untuk lapis
pondasi jalan tanpa penutup aspal memenuhi ketentuan dari Pasal 5.2.2.(3) dan
5.2.3.(3).

b) Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan, Kontraktor harus menye-rahkan


dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan hasil pengukuran permukaan dan data
survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan tebal yang disyaratkan dalam
Pasal 5.2.1.(3) dipenuhi.

Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja

Lapis Pondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar
atau dipadatkan pada waktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah
hujan atau juga bila kadar air bahan tidak memenuhi Pasal 5.2.3.(4).

Perbaikan Atas Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
1. Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.(3), atau yang permukaannya bergelom-bang selama
atau sesudah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan menggem-burkan permukaannya
dan membuang atau menambah bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
2. Perbaikan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhi kepadatan
atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan dilanjutkan dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali,
pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah tebal bahan.

Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap


pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan
Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua lapis
pondasi jalan tanpa penutup aspal yang sudah selesai dikerjakan dan diterima selama
Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan.

Bahan

1) Sumber Material

Material lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber yang disetujui
dan sesuai Disaign Mix Formula (DMF) dari laboratorium independent yang telah
disetujui Direksi Pekerjaan.

2) Pemilihan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal

Spesifikasi ini mencakup ketentuan sifat-sifat bahan untuk 2 kategori Lapis Pondasi
Jalan Tanpa Penutup Aspal yaitu Kelas C dan Waterbound Macadam. Direksi
Pekerjaan akan menentukan pilihan jenis lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal pada
berbagai lokasi di sepanjang Kontrak berdasarkan hasil pengujian bahan setempat
yang tersedia, yang dilaksanakan Kontraktor sebagai bagian dari pekerjaan survei
lapangan.

Tetapi penggunaan Waterbound Macadam akan dibatasi hanya untuk pengembalian


kondisi dan perbaikan jalan dengan waterbound macadam.

Ketentuan Sifat-sifat Bahan

Bahan yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C harus
memenuhi ketentuan di bawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung, bahan
organik, atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus mempunyai mutu
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.

a) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C

Agregat untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat terdiri atas
kerikil pecah, batu pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi Spesifikasi Gradasi.

b) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Waterbound Macadam

Agregat kasar dan halus untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis
Waterbound Macadam harus memenuhi ketentuan gradasi. Ukuran agregat kasar
harus sesuai dengan tebal rancangan yang tercantum dalam Gambar

Penghamparan dan Pemadatan

1) Penyiapan

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaaan, penyiapan drainase, tanah dasar
dan lapis pondasi bawah harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan dari
rencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal pada
setiap saat.

2) Pengiriman Bahan
1. Agregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam harus dikirim ke badan jalan
sebagai campuran yang merata. Kadar air harus sedemikian hingga hanya cukup
untuk mengikat bahan halus, air bebas tidak diperbolehkan. Kadar air dalam bahan
harus benar-benar terdistribusi secara merata.
2. Jika Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kelas C dipasok sebagai bahan yang
dicampur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai dengan
ketentuan.(a). Bilamana agragat dikirim dalam bentuk dua atau tiga komponen, setiap
komponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan, kecuali jika komponen itu harus
dikirim dalam keadaan kering.
3. Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat maksimum.
Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain atau
disetujui Direksi Pekerjaan
Agregat Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur Di Tempat
1. Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai
salah satu komponen Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, lokasi-lokasi tertentu
yang bahannya agak basah atau mutunya kurang baik harus digali dan dibuang
terlebih dahulu, diganti dengan bahan badan jalan dari lokasi lain yang bermutu sama
atau lebih baik. Seluruh badan jalan yang padat harus digaru sampai mencapai
kedalaman yang seragam. Bilamana tidak disebutkan lain maka penggaruan yang
harus dihitung sedemikian hingga menghasilkan proporsi bahan badan jalan yang
tepat untuk campuran lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal. Bahan badan jalan
harus dikeringkan seluruhnya dan kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu
merata secara memanjang dan melintang.
2. Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang sama di
seluruh lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru pertanian, cakram
bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk mencampur seluruh tebal
bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif, setumpukan kecil bahan yang menerus
pada panampang melintang yang seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana
lebar jalan tetap. Seluruh kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi
jalan yang satu ke yang lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata,
kemudian dihampar dengan ketebalan yang sama.
3. Pencampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas
diharapkan berlangsung sampai pekerjaan selesai.
4. Pelaksanaan Waterbound Macadam disyaratkan dalam Pasal 5.2.3.(5).

Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C


1. Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan
seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan .
2. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit
setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.
3. Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan Tanpa
Penutup Aspal, agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab dengan
penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang berada di
permukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan selesai, kontraktor harus
membuang setiap agregat yang terlalu basah sehingga tidak merusak tanah dasar.
Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-tanda agak
bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.
4. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-
angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada tempat
ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju ke
bagian yang tinggi.
5. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh
mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat mekanis.
6. Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi
suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak
roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus diperoleh
dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.
7. Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saat
pemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada
lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal sedemikian
hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.

Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Waterbound Macadam

a) Kedalaman Lapisan

Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam harus
dilaksanakan lapis demi lapis dan memenuhi ketentuan, kedalaman lapisan seperti
yang tercantum dalam disain. Total kedalaman Lapis Pondasi yang telah selesai harus
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.

b) Penebaran Agregat Kasar

Penebaran dapat dilaksanakan dengan peralatan mekanis atau cara manual dengan
menggunakan keranjang untuk menebar agregat. Penebaran harus dilakukan dengan
ketebalan merata.

c) Pemadatan dan Pembentukan Agregat Kasar

Pemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat 6 - 8 ton.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu lapis agregat yang stabil dan rata.
Penggilasan harus dilaksanakan minimum 6 lintasan di seluruh lokasi jalan tersebut.

Selama pelaksanaan pemadatan kerataan permukaan harus diperiksa dengan mistar


lurus sepanjang 3 m. Lokasi dimana permukaan agregat kasar menyim-pang dari garis
mistar lurus lebih dari 1 cm harus segera diperbaiki, dengan cara menggemburkannya
dan kemudian dilakukan penambahan atau pengu-rangan agregat kasar, sebelum
dipadatkan sampai standar yang disyaratkan.

d) Penebaran dan Pemadatan Agregat Halus

Agregat halus harus ditebar sedemikian hingga seluruh rongga permukaan agregat
kasar terisi. Agregat halus harus dibasahi dan digilas agar dapat masuk ke dalam
rongga dalam lapis pondasi.

Pembasahan dan penggilasan dengan penambahan agregat halus jika diperlukan,


harus berlanjut sedemikian hingga seluruh kedalaman lapis pondasi terisi dengan
agregat halus sampai padat dan permukaan yang halus dan rapat dapat diperoleh.
Pembasahan dan penggilasan dengan penambahan agregat halus jika diperlukan,
harus berlanjut sedemikian hingga seluruh kedalaman lapis pondasi terisi dengan
agregat halus sampai padat dan permukaan yang halus dan rapat dapat diperoleh.
A. Beton Mutu Sedang dengan fc = 30 MPa Untuk Lantai

Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang digunakan untuk
beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini
beton mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing Wall dan
Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen usulan agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan
JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat
gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan
kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum
beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan
ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 27,36 M3

. Beton Mutu Sedang dengan fc = 30 MPa Untuk Induk. Diafragma dan Kerb

Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang digunakan untuk
beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini
beton mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing Wall dan
Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen usulan agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan
JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (durability). Penyedia jasa akan membuat
gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan
kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum
beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan
ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 28,45 M3

C. Beton Mutu Sedang dengan fc = 20 MPa

Beton mutu sedang (20 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang digunakan untuk
beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini
beton mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing Wall dan
Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen usulan agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan
JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (durability). Penyedia jasa akan membuat
gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan
kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum
beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan
ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 252,03 M3

D. Beton Mutu Sedang dengan fc = 15 MPa

Beton mutu sedang (15 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang digunakan untuk
beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini
beton mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing Wall dan
Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen usulan agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan
JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (durability). Penyedia jasa akan membuat
gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan
kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum
beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan
ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu.
3. Volume Pekerjaan ini = 2,16 M3

E. Beton Mutu Sedang dengan fc = 10 MPa

Beton mutu sedang (10 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang digunakan untuk
beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini
beton mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment, Wing Wall dan
Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen usulan agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan
JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (durability). Penyedia jasa akan membuat
gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan
kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum
beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang
tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan
ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang sejenis lebih awal 30 jam
setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu.

3. Volume Pekerjaan ini = 9,10 M3

F. Beton Tulangan U24 Polos

Merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan leleh
karekteristik 2.400 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan
cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan
gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 6.342,95 Kg

G. Beton Tulangan U32 Ulir

Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan leleh karekteristik
3.200 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan
gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 625.021,61 Kg

Pasangan Batu

Pekerjaan pasangan batu digunakan pada struktur seperti dinding penahan, gorong – gorong pelat, dan
tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang
cukup besar.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete mixer. Batu
terlebih dahulu dibesihkan, lalu disusun dengan baik, kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan
dimensi sesuai gambar kerja.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu
3. Volume pekerjaan ini = 108,23 M3

d. Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah
selesai dilakukan. Pemancangan dilakukan dengan kayu galam Ø 10-12 cm dengan panjang 7 m untuk
box culvert dan kayu galam Ø 10-12 cm dengan panjang 4 m untuk pasangan batu, dipancang per jarak
40 cm dengan disesuaikan dengan gambar dan bestek. e. Pasangan Batu 1) Pekerjaan pasangan batu
dilaksanakan setelah pekerjaan pemancangan cerucuk galam, berfungsi sebagai penahan partikel tanah
pada oprit box culvert. 2) Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan concrete mixer. Mortar yang telah diaduk rata dituang ke dalam dolaks (penampungan
adukan terbuat dari kayu) agar mortar tidak tercampur dengan partikel tanah. 3) Mortar diangkut oleh
kelompok pekerja dengan menggunakan alat bantu. Mandor agar memastikan komposisi adukan sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan. 4) Batu belah dipilih agar memperoleh ukuran yang hampir
seragam, dibersihkan dan dibasahi sebelum dipasang. Pemasangan memperhatikan kerapatan antar
batu yang direkat dengan mortar, selain mempertimbangkan segi estetika. 5) Pemasangan Bouwplank
pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk
menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada a sedang
lainnya pada sisi luar untuk kelurusan pamasangan batu. Terakhir, perapihan dan pembesihan lokasi
pekerjaan. 6) Water tanker digunakan sebagai sumber pasokan air untuk mendukung seluruh kegiatan.
f. Papan Nama Jembatan Tahapan pemasangan Papan Nama Jembatan adalah sebagai berikut: 1)
Penyediaan Papan Nama Jembatan Dalam penyediaan papan nama jembatan ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain: - Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam atau
bahan lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan - Bentuk dan dimensi papan nama sesuai dengan apa
yang ditunjukkan dalam gambar rencana - Papan nama diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan
lambang kementerian pekerjaan umum atau keterangan lain yang telah disetujui direksi pekerjaan 2)
Pemasangan Papan Nama Jembatan - Papan Nama Jembatan dipasang ditempat yang sesuai dengan apa
yang ditunjukkan gambar rencana, biasanya dipasang di parapet jembatan. - Papan Nama Jembatan
dipasang secara manual menggunakan alat bantu dan menggunakan adukan semen sebagai perekat.
setelah itu, Finishing dengan membersihkan papan nama jembatan dari kotoran-kotoran seperti sisa
adukan semen atau yang lainnya. g. Pembongkaran Jembatan Kayu Sebelum dilakukan pekerjaan
pembongkaran, jembatan sementara harus dibuat dulu dan pengaturan pengalihan lalu lintas telah
dimintakan persetujuan dengan pihak terkait. Pengamanan keamanan pemakai lalu lintas harus dijaga
pada saat pembongkaran. Adapun cara kerja pembongkaran sebagai berikut : 1) Bidang yang akan
dibongkar ditandai dengan cat/kapur 2) Pembongkaran dilakukan dengan, linggis, palu, ganco dan crane,
dimuat ke dlm Truk dengan Loader 3) material hasil bongkaran dibawa dengan Dump Truck ke lokasi
base camp/kantor Proyek untuk disimpan h. Pipa Drainase Baja diameter 100 mm Pipa penyalur adalah
pipa pembuangan air hujan yang terletak pada lantai jembatan/box culvert ke arah bawah, Diameter
minimum 100 mm dengan Bahan baja galvanis. Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian
terbawah struktur utama bangunan atas.
 Home
 Sipil
 Arsitektur
 Download
 Tutorial
 Artikel
 Translate

Info Teknik Sipil


Search here ..

Beranda » Tanpa Label » Metode Pelaksanaan Jalan

METODE PELAKSANAAN JALAN


1 Comment

Friday, 14 April 2017

 DIVISI 1. UMUM

 Mobilisasi & Demobilisasi

Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam
pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat
excavator ke besecamp. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari
situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama pemasangan
plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang
dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan
lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian
konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas.

Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat (pemuka masyarkat
setempat), guna dapat membicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik
menyangkut teknis maupun non teknis.
 Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas

Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal.
Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas
arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.

 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.

 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang
terkait.

 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.

 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.

 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.

Peralatan Keselamatan Lalu Lintas

 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik

 Rambu peringatan

 Peralatan komunikasi dan lainnya

Tenaga yang terdiri dari:

 Pekerja

 Koordinator

 Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau
terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya,
guna menghindari kecelakaan di malam hari.

 Relokasi tiang Telefon dan Utilitas

Relokasi utilitas dan pelayanan pengaturan terhadap fasilitas-fasilitas masyarakat sekitar daerah proyek jalan tersebut.
Sehingga tidak terjadinya gangguan atau ketidaknyamanan terhadap warga sekitar. Kontraktor juga melaporkan
pekerjaan kepada Telkom. Agar tidak terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan tersebut yang juga dapat
merugikan warga daerah sekitar.

Asumsi:

1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu

2. Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.

Uraian:

1. Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas

2. Penentuan material yang akan direlokasi


3. Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test pit di lokasi yang ditentukan

4. Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)

5. Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu

6. Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi penampungan sementara yang
disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.

7. Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana dan telah disetujui oleh
direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan yang ada.

8. Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi material yang dipakai adalah
material yang telah ada.

 Relokasi tiang listrik yang ada, Tegangan Rendah

Relokasi utilitas dan pelayanan pengaturan terhadap fasilitas-fasilitas masyarakat sekitar daerah proyek jalan tersebut.
Sehingga tidak terjadinya gangguan atau ketidaknyamanan terhadap warga sekitar. Kontraktor harus melaporkan
pekerjaan kepada PLN. Agar tidak terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan tersebut yang juga dapat
merugikan warga daerah sekitar.

Asumsi:

1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu

2. Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.

Uraian:

1. Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas

2. Penentuan material yang akan direlokasi

3. Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test pit di lokasi yang ditentukan

4. Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)

5. Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu

6. Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi penampungan sementara yang
disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.

7. Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana dan telah disetujui oleh
direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan yang ada.

8. Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi material yang dipakai adalah
material yang telah ada.

 DIVISI 2. DRAINASE

 Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air / Cuttingan


Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat mekanis, Excavator, dump truck. Pekerjaan Galian
ini dilaksanakan setelah hasil pengukuran dan rekayasa lapangan selesai dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing.
Hasil galian diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah ditentukan

Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat) untuk konstruksi drainase dibentuk
sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran baru maupun saluran lama yang disesuaikan dengan
gambar kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan
diratakan ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

 Pasangan Batu dengan Mortar

Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis
ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi
saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual
dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete
Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian
tidak melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu
persatu dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan
untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.

Bahan – bahan yang dibutuhkan.

 Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu
dan ukurannya dengan persetujuan Direksi).

 Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.


Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus
terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

 Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau
menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus
berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu
semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang
khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah.

 Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak
mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/
mortar

 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95-105 cm

Gorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat akibat adanya persimpangan antara
saluran drainase dengan jalan.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:


1. Pada lokasi rencana penempatan gorong-gorong yang tertutup perkerasan aspal diperlukan Pemotongan permukaan
aspal dengan menggunakan Asphalt Cutter.

2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator dan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan
peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.

3. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.

4. Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak membahayakan pengguna jalan.

5. Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.

6. Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.

7. Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung dengan cincin penyambung dari beton.

8. Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton bertulang seperti yang ditunjukkan gambar
rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

9. Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui direksi pekerjaan dan
kemudian dipadatkan dengan alat Combination Vibratory Roller.

Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi,
setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara
total.

 Saluran Berbentuk U Type DS 3

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Sebelum melakukan pemasangan saluran berbentuk U tipe DS 3 perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :

1. Survey lokasi dan pengukuran awal.

2. Koordinasi dengan pihak terkait.

3. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.

4. Pembuatan rambu lalu-lintas.

5. Pengaturan akses masuk lokasi pekerjaan.

6. Pengaturan tata letak material dan peralatan.

7. Mobilisasi peralatan.

8. Pembuatan shop drawing

B. FABRIKASI BETON

Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian melakukan pengukuran awal
di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing
tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton saluran berbentuk U tipe DS 3. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak
bisa dimobilisasi ke lapangan.
 Bahan Porous untuk Bahan Penyaring (filter)

Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) haruslah keras, awet dan bersih. Bahan tersebut
harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau
bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.

Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung
dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari
tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan,
dimana penentuannya harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu"
(sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak
akan terjadi

Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi
digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe) maka pemilihan dan persetujuan atas bahan
porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini :

a). D85 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,2 D (lubang) dan

b). D50 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,04 D (lubang)

Dimana D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada (c) dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau
pipa berlubang banyak (perforated pipe)

Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah “hilir” (setelah bahan porous) dari
suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan
bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, bilamana bahan porous
tersebut dibungkus anyaman penyaring (filter) plastik yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari pasir halus
yang dipilih sesuai dengan alinea di atas. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman
penyaring (filter) plastic.

 Pipa Berlubang Banyak untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan

Pipa berlubang banyak (perforated pipe) untuk drainase bawah tanah harus merupakan pipa beton yang berlubang banyak
atau PVC yang berlubang banyak atau jenis saluran polyethelyne bergelombang yang berlubang banyak dengan diameter
bagian dalam sekitar 10 cm dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan AASHTO M176M/ M17607, M252-07, M278-02
atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pipa yang dipasang sebagai lubang sulingan melewati beton atau tembok pasangan batu atau pasangan batu sebagai
pelapisan (lining) harus berdiameter dalam 50 mm dan haruslah PVC atau bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
yang cukup kuat untuk menahan perubahan bentuk selama pelaksanaan dan pengerasan adukan atau beton.

Pipa berlubang banyak (perforated pipe) harus dipasang pada landasan yang disiapkan dan harus diletakkan dengan cermat
sesuai dengan alinyemen dan kelandaiannya. Pipa harus disambung tanpa lidah dan alur dengan celah di antaranya 1 - 5
mm. Sambungan harus dibungkus dengan anyaman penyaring (filter) yang disetujui dimana bahan penyaring (filter) ini
akan melewatkan air tetapi menahan bahan porous untuk penimbunan kembali. Setengah lingkaran atas setiap
sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan pita kertas aspal atau bahan penutup tahan lapuk lainnya. Setiap
sambungan harus terkunci di tempat, tetapi tidak direkat, dengan menggunakan sedikit adukan semen yang dipasang
pada kedua tepinya.

Setelah pipa telah dipasang, diperiksa dan disetujui, bahan porous harus dipasang dan dipadatkan

 DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

 Galian Biasa

Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan
galian tanah menggunakan excavator dan tanah hasil galian di buang atau ditempatkan dengan alat angkut berupa dump
truk dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek. Area penggalian
sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi
kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan.

a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk di dalamnya sistem
pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat
dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.

b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.

c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang ke lokasi pembuangan
yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, makaakan dilakukan
penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.

 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter

Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian.Tanah yang
digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek

 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine

Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan
Cold Milling Machine. Hasil bongkaran di muat kedalam dump truk.

 Dump truk membuang hasil galian keluar lokasi.

 Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan
menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan menggunakan dump truck ke luar
lokasi.

 Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan

 Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut
petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi
syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material
yang cocok sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Analisa Alat yang digunakan :

 Mesin Cold Milling

 Dump Truck

 Pilox/ Cat Warna Putih

 Alat

 Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang baik yang memenuhi syarat standar mutu sebagai
berikut :

a. Permukaan bidang timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah ditentukan (sesuai
spesifikasi)

b. Bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar, rumput top soil)

c. Bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun project manager

d. Dilakukan test kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk diadakan acuan test kepadatan di
lapangan.

e. Dilakukan trial embankment, sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan nilai kepadatan dari
timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan dengan compactor yang dipergunakan).

PERALATAN

 Bulldozer

 Compactor

 Excavator

 Dump Truck

 Water Tank

 Theodolith

 Waterpass

 Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain)

URAIAN PROSEDUR

Persiapan:

 Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam kondisi baik.

 Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup

 Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
- Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (± 20 cm)

- Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi.

Pelaksanaan Pekerjaan:

 Pekerjaan Pengukuran

- Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan (kondisi 0%)

- Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.

- Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai kondisi 100%

- Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)

 Melaksanaan Pekerjaan Timbunan

 Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan
(misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai dengan Design Drawing(Gambar Desain).

 Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose)

 Memadatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram
dengan air)

 Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan
dengan tenaga kerja khusus.

 Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan laboratorium

 Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi
permukaan tanah yang ditentukan.

 Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan tersebut

 Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada
kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.

 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua
ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari
maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan
menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

2. Penghamparan Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan
hal-hal berikut :

a. Kondisi cuaca yang memungkinkan

b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan
hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan

3. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan
berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.

 Penyiapan Badan Jalan

Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar
elevasinya sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan,
dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu
besar, dan material lainnya.

• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk
tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan

• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibrator roller atau menggunakan Combination Vibrator
Roller pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibrator roller.
Pemadatan Tanah Dasar

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

 Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.

 Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar air optimum sehingga
didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.

Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.

 Pemotongan Pohon Pilihan Diameter 15-30 cm

A. Peralatan yang digunakan

Alat Tenaga Kerja

Excavator 80-140 HP Pekerja

Dump truk Tukang

Can soe / Mesin Pemotong Kayu Mandor

Alat bantu lainya Operator

B. Metode pelaksanaan

 Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan
instansi terkait lainnya..
 Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu, untuk membersihkan akar- akar pohon
digunakan excavator sehingga akar pohon tidak tertinggal didalam permukaan tanah.

 Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck

 Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas.

 Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan galian.

 DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

 Lapis Pondasi Agregat kelas S

Bahan Material Kelas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan Faraksi Agregat Halus (lolos saringan
No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp /stock file ke dalam dump truck untuk
selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material dihampar di lokasi keja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan pada yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan
dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dari segregasi
sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat bantu.

 DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

 Lapis pondasi Agregat kelas A

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:

1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam Dump Truck untuk
selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang
selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator
Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan
yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan
dengan menggunakan alat bantu.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu.

 Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Lapis Pondasi Kelas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan di bawah lapis pondasi Kelas A. Pekerjaan dilakukan
secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam Dump Truck untuk
selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang
selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator
Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan
yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan
dengan menggunakan alat bantu.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu

 DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair

Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas
permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan
Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk
setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.

Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain
disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan
aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar
AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak tanah
pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang dibantu dengan alat manual
seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai
komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan
menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.

2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump Truck dan alat bantu.

 Lapis Perekat – Aspal Cair

Pekerjaan Lapis Perekat-Aspal cair menggunakan peralatan : Asphalt distributor / Asphalt


Sprayer, Compressor dan alat bantu lain yang dibutuhkan.

Urutan kerja :

1. Di tempat pencampuran Asphalt & kerosine dicampur dengan perbandingan (Asphal 80 % : Kerosine 20 % ) atau ses
spesifikasi dan petunjuk Direksi Teknik,

2. Hasil pencampuran dimasukkan ke dalam Asphalt distributor / Asphalt Sprayer,

3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan Lapis perekat aspal cair dengan ketebalan/berat sesuai denga
Spesifikasi / Direksi Teknik.

 Laston Lapis Aus (AC – WC)

Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah campuran panas antara Agregat dengan bahan
pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas
pada temperatur tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat dan campuran yang
memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan
pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai
dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan Asphalt Asbuton butir di campur
diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas
kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh
Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan
pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses
ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan
merapihkan tepid an sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller,
Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.

 Laston Lapis Antara (AC – BC)

Khusus Pekerjaan Hotmix, ada 5 Item yang


merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
pada saat pelaksanaan Pencampuran yaitu :

1. Laston lapis Pondasi (HRS-Base) - (Gradasi halus/kasar)

2. Aspal Keras

3. Bahan anti pengelupasan

4. Bahan Pengisi (Filler) Tambahan (Semen)

Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP) adalah Agregat Gradasi
Halus/Gradasi Kasar, Aspal, Bahan anti pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler) tambahan berupa
semen.

Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF hasil
dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold
Bin & Hot Bin AMP.

Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF hasil
dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold
Bin & Hot Bin AMP.

Urutan Pekerjaan untuk Campuran HRS - Base :

1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan dgn Compressor dan dilapisi
dengan Lapis Prekat-Aspal cair, klecuali permukaan Lapis HRS - Base (L), tinggal diberi Lapis Perrekat
Aspal Cair.

2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4 cm.

3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.

4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang ditentuikan oleh Spek,

5. Penggilsan Terakhir dgn Tandem Roller.

Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas, maka setiap pekerjaan
berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang

berlawanan.

 Laston Lapis Pondasi (AC-Base)

Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
setebal 6 cm atau sesuai gambar dan petunjuk direksi. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada
struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis
Resap Pengikat.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi (AC-Base) yang akan
digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.

 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.

 Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.

 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller dengan lintasan
minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller
dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk ditest dilab agar
diketahui ketebalan dan densitynya

 Laston Lapis Pondasi Perata AC-Base (L)

Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai
lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-Base dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian
dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-base tetap stabil lalu
dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat.
Bahan dituang ke bak finisher dari dump truck, finisher mengampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi
pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan
kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan
kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan
dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya telah mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal
Panas serta ijin kerja kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan.

 Bahan Anti Pengelupasan

Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang ukurannya disetujui Direksi. Jenis aditif
haruslah jenis yang disetujui Direksi termasuk persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan aspal
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan campuran yang homogen
harus sesuai petunjuk. Waktu yang digunakan sesuai schedule pelaksanaan terlampir.

 DIVISI 7. STRUKTUR

 Beton Mutu Sedang fc’30 Mpa untuk Box Cuilvert

Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam kegiatan ini beton mutu sedang
diperuntukkan untuk Box Cuilvert. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan
pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan
hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur
yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability),
kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

A. Tahap pelaksanaan:

- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)

- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.

- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa)
yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.

- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar
lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.

- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

B. Tenaga:

- Pekerja Biasa

- Tukang

- Mandor

C. Bahan:

- Semen

- Pasir Beton

- Agregat Kasar

- Bekisting

- Paku

D. Peralatan:

- Batching Plant

- Truck Mixer

- Conc. Vibrator

- Water Tanker
- Alat Bantu

 Beton Mutu Sedang fc’20 Mpa

Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan
hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur
yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability),
kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

A. Tahap pelaksanaan:

- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)

- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.

- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa)
yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.

- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar
lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.

- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

B. Tenaga:

- Pekerja Biasa

- Tukang

- Mandor

C. Bahan:

- Semen

- Pasir Beton

- Agregat Kasar

- Bekisting

- Paku

D. Peralatan:
- Batching Plant

- Truck Mixer

- Conc. Vibrator

- Water Tanker

- Alat Bantu

 Beton Mutu rendah fc’10 Mpa

A. Tahap pelaksanaan:

- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)

- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.

- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa)
yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.

- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.

- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar
lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.

- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

B. Tenaga:

- Pekerja Biasa

- Tukang

- Mandor

C. Bahan:

- Semen

- Pasir Beton

- Agregat Kasar (Kerikil)

- Katu Perancah

- Paku

D. Peralatan:

- Conc. Mixer
- Conc. Vibrator

- Water Tanker

- Alat Bantu

 Baja Tulangan U 24 Polos

Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor

Pemakaian Bahan : Baja Tulangan, Kawat Beton

Pemakaian Alat : Alat Bantu

Prosedur Pelaksanaan

Pembengkokan :

 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan
prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan
atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan
harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.

 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.

Penempatan dan Pengikatan :

 Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

Spesifikasi Teknis :

a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar

b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi
AASHTO M55 dapat digunakan.

 Pasangan Batu

Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor

Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir

Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu

Prosedur Pelaksanaan :

 Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
 Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.

 Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang.

 Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang
cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.

 Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.

Spesifikasi Teknis:

1) Batu

a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar
tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

2) Adukan

Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.

3) Drainase Porous

Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus
memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi.

 Pembongkaran Pasangan Batu

Pekerjaan pembongkaran beton merupakan pekerjaan pembongkaran dengan menggunkan Excavator + Rock Breaker
menghancurkan beton. Dump Truck mengangkut material hasil pembongkarankeluar dari lokasi yang aman jauh dari
gangguan lalu lintas.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Beton yang sudah rusak akan dibongkar/dihancurkan.

2. Peralatan yang digunakan adalah Excavator + Rockbreker, Dump Truck dan alat bantu

 DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

 Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor

Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan
pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari
lapis pondasi pada perkerasan jalan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

 Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.

 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan
dengan menggunakan stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
alat bantu.

 Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor

Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang telah rusak. Ukuran dari pekerjaan
minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan total volume setelah penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan perkerasan jalan
hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis pondasi pada
perkerasan jalan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

 Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan pondasi.

 Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.

 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan
dengan menggunakan stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu.

 Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan pondasi ditutup dengan
menggunakan material hotmix campuran aspal panas.

Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

 Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem Roller.

 Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

 Stabilisasi dengan Tanaman

Penanaman Pohon

1. Tanaman pohon dibeli dari sumber, dan didatangkan ke lokasi pekerjaan.


2. Lubang tanaman disiapkan dengan ukuran sesuai dengan gambar, lalu setelah selesai tanaman pohon dimasukkan ke
lobang yang sudah disiapkan

 Marka Jalan Termoplastik

1. Umum

a. Uraian

- Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang meliputi peralatan atau
tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang,garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk
mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas

- Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan perkerasan lama maupun yang selesai di-overlay,
pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan

- Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil pelaksanaan semua bentuk marka jalan yang tidak
terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa
menyelesaikan laporan hasil survei lapangan.

c. Persyaratan Bahan

- Cat untuk Marka Jalan Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis termoplastik
sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi
berikut ini :

- Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)

- Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839-1998

2. Persyaratan

a. Persyaratan Kerja

Pengajuan Kesiapan Kerja Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data pendukung untuk
setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan :

 Komposisi (analisa dengan berat)

 Jenis penerapan (panas atau dingin)

 Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.

 Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)

 Pelapisan yang disarankan

 Ketahanan terhadap panas


 Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan

 Umur kemasan (umur dari produk)

 Batas waktu kadaluarsa

b. Jadwal Pekerjaan

- Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan.

- Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan detil dan lokasi.

- Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay (pelapisan ulang) tetapi telah diberi marka jalan maka
marka jalan tersebut harus diulang setelah pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam batas waktu yang
disyaratkan.

3. Pelaksanaan

a. Penyiapan Permukaan Perkerasan.

- Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan
perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan
lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru

b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan

- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu menurut
petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspense pigmen merata di dalam cat

- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan
lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu yang disebutkan di atas,
pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan

- Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan
penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan

- Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah
mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan
katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai
berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan
suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan
tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca yang juga ditaburkan secara mekanis,
dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya, maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C.

- Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan marka jalan
dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang
disetujui untuk penggunaannya
- Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan
cat. Butiran kaca harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan termoplastik”
maupun “termoplastik”

- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya
bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya

- Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari
harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri

- Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika
pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan

- Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum
dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense

 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade

Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas berupa pemasangan rambu jalan tunggal
baru atau penggantian rambu jalan tunggal lama dengan yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran
pemantul/cotchlite jenis engineering grade.

Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual / peralatan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya proses pengecoran kaki rambu
pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat
bantu

2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

 Patok Pengarah

Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175 (15 MPa) yang diberi cat
sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.

Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump
Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara
patok mengacu pada gambar rencana.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

 Patok Kilometer

Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat jelas oleh pengguna jalan.

Alat yang dikerahkan:


1. Dump Truck

2. Alat bantu

Material:

1. Beton K-125

2. Baja Tulangan

3. Cat dan material lainnya

 Rel pengaman

Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat
Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
AJ.409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.

1. Ukuran Pagar Pengaman

Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang, dimana pada ujungnya
disambungkan dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa disebut terminal end.

2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal :

 Panjang total lempengan : 4.000-4.330 mm


 Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm
3. Tiang penyangga (Post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan penampang
plat minimal 4,5 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi.

4. Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm,
panjang 300 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang berfungsi sebagai pengikat antar tiang penyangga
dengan lempengan besi (Beam).

Bahan Pagar Pengaman Jalan


1. Lempengan besi

- Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal 381 gram/m2

- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau 50.000 psi, tegangan tarik tidak kurang dari 49,2
kg/mm2 atau 70.000 psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari 1,2 %.

- Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama dengan lempengan besi (Beam)

5. Post (Tiang Penyangga)

- Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digulvanis minimal 381 gram/m2

- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau tegangan tarik tidak kurang dari 41 kg/mm2 dan
panjang tidak kurang dari 1,2%
6. Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm untuk beam, 14 mm untuk blocking dan 16 mm
untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga
dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi.

7. Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar ISO 9002

Warna Pagar Pengaman Jalan:

- Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli.

- Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya ketentuan:

 Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah

 Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :

1. Survey

- Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah lokasi tersebut perlu untuk
dipasang pagar pengaman atau tidak apabila lokasi tersebut tidk perlu dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan
pengawas untuk dibuatkan gambar baru khususnya lokasi pemasangannya.

- Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing material seperti : Post beam,
blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya dan untuk menentukan base camp tempat menaruh
material guardrail.

2. Pengukuran
Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk lengkungan apabila lokasi atau
jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari permukaan jalan.

3. Persiapan Material

Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi seperti sebagai berikut:

- Beam

- Post

- Blocking Piece

- Reflektor

- T. end

- Mur baut dan Ring

- Material Cor

4. Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan tidak ada kenadla yang berarti.
Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :

- Palu seberat kurang lebih 25 kg.

- Linggis besar

- Linggis kecil

- Blincong

- Benang / tali

- Meteran

- Palu berat 5 kg

- Peralatan cor

- Kunci-kunci baut

- Mesin las

5. Pelaksanaan Pekerjaan

Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan dengan cara, yaitu melakukan
penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun
kedalamannya serta kelurusannya dengan memakai benang sponengan.

Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul bagian kedalaman kurang lebih
20 cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum
dilakukan pengecoran.

Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara memasang baut-baut
kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai
berikut:

- Dasar pondasi diurug pasir

- Memasang bekitsting pada bagian atasnya

- Menyiram lubang dengan air.

- Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil

- Finishing pondasi.

Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end kemudian mengelas baut-
bautnya untuk menghindari pencurian.

 Mata Kucing

Berikut cara memasang paku marka Mata Kucing


1. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan
ukuran paku jalan yang akan digunakan.

2. Setelah dibor lalu paku dimasukkan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian bawah paku dan bagian bawah
badan paku.

3. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih
bersenyawa pada permukaan jalan.

4. Jarak pengulanggan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-putus adalah pada titik awal dan
akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku marka jalan yang dipasang pada marka
utuh adalah setiap 3m.

 Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)

1. Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapikan space semen pasir diletakan diatas tanah dan atasnya diletakan kerb.
Setelah kering sambungan antara kerb diisi dengan adukan semen setelah selesai dan kering belakang kerb ditimbun
dengan tanah supaya tidak roboh.

2. Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.

3. Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar dan Median

4. Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati dan disetujui,
pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir.

5. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang
menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.

 Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

1. Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati dan disetujui,
pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir.

2. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang
menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.

 DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN

Uraian:

Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi pekerjaan yang semula tidak diperkirakan (atau
disediakan dalam daftar kualitas dari Divisi 1 sampai Divisi 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut pekerjaan harian
dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintakan oleh direksi pekerjaan, dan
dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution)
perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.

1. Pelaksanaan pekerjaan harian

- Perintah pekerjaan harian


a. Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh direksi pekerjaan

b. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana harga satuan pekerjaan harian sudah dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran
gambar dan dokumen kontrak yang telah direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan akan menentukan metode
untuk menetapkan harga akhir dari pekerjaan yang diperintahkan.

c. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan terlebih dahulu atas harga satuan pekerjaan arian
yang baru atau tambahan, maka perintah ini akan dirujuk silang ke, dan akan disertai dengan variasi (Pekerjaan
tambah/kurang) mencakup harga satuan baru atau tambahan yang disetujui.

d. Direksi pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal perintah pekerja harian untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.

2. Pengukuran dan pembayaran

Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut pekerjaan harian harus dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan
pekerja yang disahkan pada harga satuan untuk sebagai jenis pekerja yang dimasukkan dalam daftar dan kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi untuk biaya-biaya berikut ini:

a. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh
tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam “Peraturan Tenaga Kerja Indonesia”

b. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan

c. Biaya transportasi ked an dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan.

d. Seuruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya
serta biaya umum (over head) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan

e. Laba

 DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

 Pemeliharaan Rutin Perkerasan

1. Perkerasan Berpenutup Aspal

Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang rusak, retak halus yang mencakup lebih
dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak lebar yang memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya
yang dianggap oleh Direksi Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang
bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural perkerasan yang tidak dipandang
sebagai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan harus diukur dan dibayar menurut Seksi-seksi yang berkaitan dari
Spesifikasi ini untuk bahan yang digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya.

2. Perkerasan Tanpa Penutup Aspal

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting (corrugation), dan perataan
ringan dengan "grader" untuk mendistribusi kembali bahan yang lepas.
Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat dengan pengkerikilan kembali selain
perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan
semacam ini harus diukur dan dibayar sesuai dengan bahan yang digunakan.

 Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan
semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu
jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu
jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin.

Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang
digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.

 Pemeliharaan Rutin Selokan, Selokan Air, Galian dan Timbunan

Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa sehingga aliran
air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan. Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus
dijaga agar bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki
yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur
berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.

Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan
mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada
drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang
kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi
Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.

Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-
pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana
yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau
memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus
tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan
pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan
dan dibayar menurut ketentuan.

 Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan
patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan.
Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau
mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan
dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah

 Pemeliharaan Rutin Jembatan


Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan pelaporan semua kondisi
komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah
pada sambungan ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi
sampah dan/atau tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air. Perbaikan, pengembalian
kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali fbaja
struktur atau baja lainnya atau struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian
kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan
rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain yang
berkaitan dari Spesifikasi.

Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut
harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;

Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan rapi;

1. Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari sampah-sampah yang
menyumbatnya.

2. Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.

3. Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak
menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;

4. Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang
akan mempercepat proses korosi.

5. Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah
supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan
rembesan melalui sambungan atau retak-retak.

6. Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga dapat
menusuk ban kendaraan yang lewat.

Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk
Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua
kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang
perlu atau lazim.
HEAD OFFICE

GENERAL
SUPERINTENDENT

SITE MANAGER

QUALITY ENGINEER PELAKSANA AHLI K3


QUANTITY ENGINEER
JEMBATAN
Pekerjaan Jalan Dan Jembatan Sementara
Pekerjaan jalan dan jembatan sementara atau detour pengalihan adalah akses lalu lintas sementara yang disediakan pelaksana proyek
dilokasi kegiatan saat mulainya tahap konstruksi, guna menjamin aktivitas lalu lintas tetap kondusif sehingga kendaraan yang lewat
dilokasi proyek dapat melintas dengan aman sehingga aktivitas pekerjaan juga dapat berjalan tanpa ganguan

. Hal-hal yang perlu diperhatian dalam membuat jembatan sementara sebagai berikut.
Penentuan Lahan
Penentuan lahan dengan mempertimbangkan kondisi lalu lintas sebagaimana yang diperlukan dengan memperhitungkan keselamatan dan
kekuatan struktur. Sebelum membuat jalur jalan dan jembatan sementara, hal yang utama dilakukan adalah koordinasi dengan pemilik
lahan untuk penggantian bilamana ada lahan warga yang digunakan untuk jalur detour tersebut. Dalam aplikasinya, proses ini kadang
dianggap sepele dan diabaikan sehingga sering adanya keterlambatan dan permasalahan yang menyangkut izin pemakaiannya.
Dibeberapa kasus, complain dapat merujuk pada penahanan aktivitas pekerjaan proyek oleh masyarakat setempat yang merasa dirugikan
sehingga melarang pelaksana kegiatan (kontraktor) sebelum adanya penggantian terhadap lahan mereka. Hal ini tentunya akan
menambah extra biaya yang semestinya dapat dikurangi jika koordinasi dilakukan sejak awal.

Pembongkaran Lahan
Pembongkaran lahan membutuhkan jenis peralatan yang kuat dan cepat dalam penggunaanya, kontraktor harus menjamin setiap proses
selama pekerjaan berlangsung, tidak merusak daerah sekitar selain lahan yang akan digunakan sebagai detour. Dengan pengamanan
lingkungan yang baik, semua bahan hasil pembongkaran lahan dibuang kelokasi yang ditentukan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembuatan Jalan Sementara


Pembuatan jalan sementara atau detour dengan sebagaimana persetujuan direksi dan konsultan pengawas, dibuat dengan
mempertimbangkan alinyemen dan kelandaian jalan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan saat melintas. Material yang digunakan
untuk penimbunan jalan sebaiknya digunakan sirtu dengan gradasi yang sesuai untuk kenyamanan semua jenis kendaraan, juga untuk
menghindari becek saat musim hujan tiba.

Pembuatan Jembatan Sementara


Pembuatan jembatan sementara dan jembatan darurat sering dianggap sama oleh kebanyakan orang, namun sebenarnya berbeda dari
segi fungsi maupun waktu penggunaannya. Jembatan sementara digunakan secara khusus sebagai pengalihan jalur/akses pengguna jalan
pada tahap pelaksanaan khususnya pada proyek penggantian jembatan. Sedangkan jembatan darurat adalah jembatan yang dijadikan
akses warga saat terjadi kerusakan secara tiba-tiba misalnya kerusakan akibat bencana alam, sampai ada penggantian atau perbaikan
terhadap akses tersebut.

Survey dan penentuan lokasi jembatan dilakukan sejak awal peninjauan dengan memperhitungkan kekuatan struktur bentang efektif,
konstruksi yang digunakan, beban angkutan, arus lalu lintas dilokasi serta keamanan dna kenyamanan pengguna jalan saat melewati
jembatan. Kondisi sungai juga perlu diperhitungkan untuk mengantisipasi saat banjir tiba.
meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis
pondasi jalan tanpa penutup aspal.

Penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas C

Toleransi Dimensi
1. Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang disyaratkan.
2. Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang padat harus sedemikian rupa sehingga
tidak satu titikpun pada permukaan berbeda lebih dari 1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang dipasang
sejajar atau tegak lurus pada sumbu jalan.
3. Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya kantong air.
4. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detil dalam Gambar, Lapis Pondasi Jalan Tanpa
Penutup Aspal harus dilaksanakan dengan lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5 % untuk daerah bukan
superelevasi.

Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal yang disebutkan di bawah ini sedikitnya 21 hari
sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal :

 Dua contoh masing-masing seberat 50 kg bahan, satu disimpan oleh Direksi Pekerjaan sebagai rujukan selama
Periode Kontrak.
 Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal,
bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal
5.2.2.(3) terpenuhi.
 Pernyataan perihal metode dan lokasi produksi dan pencampuran bahan untuk lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal
memenuhi ketentuan dari Pasal 5.2.2.(3) dan 5.2.3.(3).

b) Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan, Kontraktor harus menye-rahkan dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Pekerjaan hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan tebal
yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.(3) dipenuhi.

Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja

Lapis Pondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan,
dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau juga bila kadar air bahan tidak memenuhi Pasal 5.2.3.(4).

Perbaikan Atas Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
1. Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.(3),
atau yang permukaannya bergelom-bang selama atau sesudah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan menggem-burkan
permukaannya dan membuang atau menambah bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
2. Perbaikan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggemburan dilanjutkan dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan
dan penggantian bahan, atau menambah tebal bahan.

Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima


Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari
semua lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal yang sudah selesai dikerjakan dan diterima selama Periode Kontrak
termasuk Periode Pemeliharaan.

Bahan

1) Sumber Material

Material lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber yang disetujui dan sesuai Disaign Mix Formula
(DMF) dari laboratorium independent yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

2) Pemilihan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal

Spesifikasi ini mencakup ketentuan sifat-sifat bahan untuk 2 kategori Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yaitu
Kelas C dan Waterbound Macadam. Direksi Pekerjaan akan menentukan pilihan jenis lapis pondasi jalan tanpa penutup
aspal pada berbagai lokasi di sepanjang Kontrak berdasarkan hasil pengujian bahan setempat yang tersedia, yang
dilaksanakan Kontraktor sebagai bagian dari pekerjaan survei lapangan.

Tetapi penggunaan Waterbound Macadam akan dibatasi hanya untuk pengembalian kondisi dan perbaikan jalan dengan
waterbound macadam.

Ketentuan Sifat-sifat Bahan

Bahan yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C harus memenuhi ketentuan di bawah ini
dan harus bebas dari gumpalan lempung, bahan organik, atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus
mempunyai mutu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.

a) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C

Agregat untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat terdiri atas kerikil pecah, batu pecah atau kerikil
alam bulat yang memenuhi Spesifikasi Gradasi.
b) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Waterbound Macadam

Agregat kasar dan halus untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam harus memenuhi
ketentuan gradasi. Ukuran agregat kasar harus sesuai dengan tebal rancangan yang tercantum dalam Gambar

Penghamparan dan Pemadatan

1) Penyiapan

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaaan, penyiapan drainase, tanah dasar dan lapis pondasi bawah harus
selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan dari rencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa
penutup aspal pada setiap saat.

2) Pengiriman Bahan
1. Agregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam harus dikirim ke badan jalan sebagai campuran yang merata.
Kadar air harus sedemikian hingga hanya cukup untuk mengikat bahan halus, air bebas tidak diperbolehkan. Kadar air
dalam bahan harus benar-benar terdistribusi secara merata.
2. Jika Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kelas C dipasok sebagai bahan yang dicampur lebih dahulu, bahan itu
harus dikirim ke badan jalan sesuai dengan ketentuan.(a). Bilamana agragat dikirim dalam bentuk dua atau tiga
komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan, kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam
keadaan kering.
3. Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat maksimum. Tebal padat maksimum tidak boleh
lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain atau disetujui Direksi Pekerjaan
Agregat Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur Di Tempat
1. Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai salah satu komponen Lapis Pondasi
Jalan Tanpa Penutup Aspal, lokasi-lokasi tertentu yang bahannya agak basah atau mutunya kurang baik harus digali
dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan bahan badan jalan dari lokasi lain yang bermutu sama atau lebih baik.
Seluruh badan jalan yang padat harus digaru sampai mencapai kedalaman yang seragam. Bilamana tidak disebutkan
lain maka penggaruan yang harus dihitung sedemikian hingga menghasilkan proporsi bahan badan jalan yang tepat
untuk campuran lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal. Bahan badan jalan harus dikeringkan seluruhnya dan
kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu merata secara memanjang dan melintang.
2. Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang sama di seluruh lokasi. Mesin pencampur
stabilisasi tanah, mesin penggaru pertanian, cakram bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk mencampur
seluruh tebal bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif, setumpukan kecil bahan yang menerus pada panampang
melintang yang seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana lebar jalan tetap. Seluruh kedalaman bahan yang
gembur itu dibolak-balik dari sisi jalan yang satu ke yang lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata, kemudian
dihampar dengan ketebalan yang sama.
3. Pencampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas diharapkan berlangsung sampai pekerjaan
selesai.
4. Pelaksanaan Waterbound Macadam disyaratkan dalam Pasal 5.2.3.(5).

Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C


1. Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang
cocok dan memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan .
2. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit setelah dua lintasan pemadatan
melintasi seluruh lokasi tersebut.
3. Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, agregat harus
dipertahankan dalam keadaan lembab dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang
berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan selesai, kontraktor harus membuang setiap agregat yang
terlalu basah sehingga tidak merusak tanah dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-
tanda agak bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.
4. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah,
dalam arah memanjang. Pada tempat ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju ke
bagian yang tinggi.
5. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan
menggunakan timbris atau pemadat mekanis.
6. Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatu permukaan yang keras dengan
kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil
harus diperoleh dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.
7. Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saat pemadatan tahap akhir dapat
diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu
tebal sedemikian hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.

Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Waterbound Macadam


a) Kedalaman Lapisan

Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam harus dilaksanakan lapis demi lapis dan
memenuhi ketentuan, kedalaman lapisan seperti yang tercantum dalam disain. Total kedalaman Lapis Pondasi yang telah
selesai harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.

b) Penebaran Agregat Kasar

Penebaran dapat dilaksanakan dengan peralatan mekanis atau cara manual dengan menggunakan keranjang untuk
menebar agregat. Penebaran harus dilakukan dengan ketebalan merata.

c) Pemadatan dan Pembentukan Agregat Kasar

Pemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat 6 - 8 ton. Pemadatan harus dilanjutkan sampai
diperoleh suatu lapis agregat yang stabil dan rata. Penggilasan harus dilaksanakan minimum 6 lintasan di seluruh lokasi
jalan tersebut.

Selama pelaksanaan pemadatan kerataan permukaan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m. Lokasi
dimana permukaan agregat kasar menyim-pang dari garis mistar lurus lebih dari 1 cm harus segera diperbaiki, dengan
cara menggemburkannya dan kemudian dilakukan penambahan atau pengu-rangan agregat kasar, sebelum dipadatkan
sampai standar yang disyaratkan.

d) Penebaran dan Pemadatan Agregat Halus

Agregat halus harus ditebar sedemikian hingga seluruh rongga permukaan agregat kasar terisi. Agregat halus harus
dibasahi dan digilas agar dapat masuk ke dalam rongga dalam lapis pondasi.

Pembasahan dan penggilasan dengan penambahan agregat halus jika diperlukan, harus berlanjut sedemikian hingga
seluruh kedalaman lapis pondasi terisi dengan agregat halus sampai padat dan permukaan yang halus dan rapat dapat
diperoleh.
Pembasahan dan penggilasan dengan penambahan agregat halus jika diperlukan, harus berlanjut sedemikian hingga
seluruh kedalaman lapis pondasi terisi dengan agregat halus sampai padat dan permukaan yang halus dan rapat dapat
diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai