Anda di halaman 1dari 17

PROVINSI INDONESIA

Secara umum pembagian provinsi di Indonesia didasarkan pada tiap gugusan


pulau besar yaitu Pulau Sumatera (10 provinsi), Pulau Jawa (6 provinsi), Pulau
Kalimantan (5 provinsi), Kepulauan Nusa Tenggara (3 provinsi), Pulau Sulawesi
(6 provinsi), Kepulauan Maluku (2 provinsi) dan Pulau Papua (2 provinsi).

Provinsi di Pulau Sumatera

Tanggal Luas Populasi


No Nama Provinsi Ibukota
Peresmian (km2) (jiwa)

1 Aceh Banda Aceh 7 Desember 1959 57.365 4,91 juta

29 November
2 Sumatera Utara Medan 72.981 13,77 juta
1956

3 Sumatera Barat Padang 9 Agustus 1957 42.297 5,14 juta

4 Riau Pekanbaru 9 Agustus 1957 94.560 6,21 juta

5 Kepulauan Riau Tanjung Pinang 25 Oktober 2002 8.084 1,92 juta

6 Jambi Jambi 9 Agustus 1957 53.509 3,35 juta

18 November
7 Bengkulu Bengkulu 19.789 1,85 juta
1968

8 Sumatera Selatan Palembang 14 Agustus 1950 85.679 7,98 juta

Kepulauan Bangka 21 November


9 Pangkalpinang 16.424 1,41 juta
Belitung 2000

Banda
10 Lampung 18 Maret 1964 35.376 8,03 juta
Lampung
Provinsi di Pulau Jawa

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

11 Banten Serang 4 Oktober 2000 9.019 11,71 juta

12 Jawa Barat Bandung 4 Juli 1950 35.245 46,03 juta

13 DKI Jakarta Jakarta 28 Agustus 1961 740 10,02 juta

14 Jawa Tengah Semarang 4 Juli 1950 33.987 33,53 juta

15 DI Yogyakarta Yogyakarta 4 Maret 1950 3.133 3,55 juta

16 Jawa Timur Surabaya 4 Juli 1950 47.921 38,62 juta

Provinsi di Pulau Kalimantan

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

17 Kalimantan Utara Tanjungselor 25 Oktober 2012 71.177 618 ribu

18 Kalimantan Barat Pontianak 7 Desember 1956 115.114 4,72 juta

19 Kalimantan Tengah Palangkaraya 2 Juli 1958 153.564 2,44 juta

20 Kalimantan Selatan Banjarmasin 7 Desember 1956 36.805 3,93 juta

21 Kalimantan Timur Samarinda 2 Juli 1958 194.849 3,36 juta

Provinsi di Kepulauan Nusa Tenggara

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

22 Bali Denpasar 14 Agustus 1958 5.561 4,11 juta

23 Nusa Tenggara Barat Mataram 14 Agustus 1958 19.950 4,78 juta

24 Nusa Tenggara Timur Kupang 14 Agustus 1958 47.676 5,04 juta


Provinsi di Pulau Sulawesi

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

25 Gorontalo Gorontalo 22 Desember 2000 11.968 1,12 juta

26 Sulawesi Utara Manado 13 Desember 1960 13.931 2,39 juta

27 Sulawesi Barat Mamuju 5 Oktober 2004 16.787 1,26 juta

28 Sulawesi Tengah Palu 23 September 1964 68.090 2,84 juta

29 Sulawesi Selatan Makassar 13 Desember 1960 46.116 8,44 juta

30 Sulawesi Tenggara Kendari 23 September 1964 36.757 2,45 juta

Provinsi di Kepulauan Maluku

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

31 Maluku Utara Sofifi 4 Oktober 1999 42.960 1,14 juta

32 Maluku Ambon 17 Juni 1958 49.350 1,66 juta

Provinsi di Pulau Papua

No Nama Provinsi Ibukota Tanggal Peresmian Luas (km2) Populasi (jiwa)

33 Papua Barat Manokwari 4 Oktober 1999 114.566 849 ribu

34 Papua Jayapura 10 September 1969 309.934 3,09 juta


KEMENTERIAN

Kementerian-kementerian ini nomenklaturnya tidak dapat diubah sampai kapan pun dikarenakan
telah jelas dalam UUD 1945. Ada tiga kementerian yang nomenklaturnya selalu tetap, sebagai
berikut.

No Lambang Nama Kementerian Nama Menteri

Kementerian Dalam Negeri


1 Tjahjo Kumolo
Indonesia

2 Kementerian Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi

Jend. TNI (Purn.) Ryamizard


3 Kementerian Pertahanan Indonesia
Ryacudu

Kementerian yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD


1945[sunting | sunting sumber]
Berbeda dengan kementerian yang nomenklaturnya jelas, sebagian besar kementerian ini dapat
diubah nomenklaturnya apabila akan diadakan reshuffle kabinet ataupun pengangkatan menteri
baru. Khusus kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keamanan, dan keuangan
apabila diubah dan/atau dibubarkan harus mendapat persetujuan DPR.

No Lambang Nama Kementerian Nama Menteri


1 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Yasonna Laoly

2 Kementerian Keuangan Indonesia Sri Mulyani

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


3 Ignasius Jonan
Indonesia

4 Kementerian Perindustrian Indonesia Saleh Husin

5 Kementerian Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita

6 Kementerian Pertanian Indonesia Amran Sulaiman


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7 Siti Nurbaya Bakar
Indonesia

8 Kementerian Perhubungan Indonesia Budi Karya Sumadi

9 Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti

10 Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia Hanif Dhakiri

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


11 Basuki Hadimuljono
Indonesia

12 Kementerian Kesehatan Indonesia Nila Moeloek


13 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi


14 M. Nasir
Indonesia

15 Kementerian Sosial Indonesia Idrus Marham

Lukman Hakim
16 Kementerian Agama Indonesia
Saifuddin

17 Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


18 Eko Putro Sandjojo
dan Transmigrasi Indonesia
19 Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan Djalil

Kementerian yang bertugas menajamkan, mengkoordinasi, dan


menyinkronisasi program pemerintah[sunting | sunting sumber]
No Lambang Nama Kementerian Nama Menteri

1 Kementerian Sekretariat Negara Indonesia Pratikno

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan


2 A.A.G.N.Puspayoga
Menengah Indonesia

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan


3 Yohana Yembise
Perlindungan Anak Indonesia

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara


4 Asman Abnur
dan Reformasi Birokrasi Indonesia
Kementerian Perencanaan Pembangunan Bambang P.S.
5
Nasional Indonesia Brodjonegoro

Kementerian Badan Usaha Milik Negara


6 Rini Mariani Soemarno
Indonesia

7 Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia Imam Nahrawi

8 Kementerian Pariwisata Indonesia Arief Yahya

Kementerian koordinator[sunting | sunting sumber]


Kementerian yang di
No Lambang Nama Kementerian Nama Menteri
Koordinasi

· Kementerian Dalam Negeri


· Kementerian Luar Negeri
· Kementerian Pertahanan
· Kementerian Hukum dan
Kementerian Koordinator
Hak Asasi Manusia Jend. TNI
1 Bidang Politik, Hukum, dan
· Kementerian Komunikasi (Purn.) Wiranto
Keamanan Indonesia
dan Informatika
· Kementerian
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi
· Badan Intelijen Negara
· Tentara Nasional
Indonesia
· Kepolisian Negara
Republik Indonesia
· Lembaga Sandi Negara
· Badan Koordinasi
Keamanan Laut

· Kementerian Keuangan
· Kementerian Perindustrian
· Kementerian Perdagangan
· Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
· Kementerian Tenaga Kerja
· Kementerian Koperasi dan
Kementerian Koordinator Usaha Kecil Menengah
Darmin
2 Bidang Perekonomian · Kementerian Agraria dan
Nasution
Indonesia Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
· Kementerian Badan Usaha
Milik Negara
· Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat
· Kementerian Pertanian

· Kementerian Kesehatan
· Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
· Kementerian Sosial
· Kementerian Agama
· Kementerian
Kementerian Koordinator Pemberdayaan Perempuan
3 Bidang Pembangunan dan Perlindungan Anak Puan Maharani
Manusia dan Kebudayaan · Kementerian Pemuda dan
Olah Raga
· Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan
Tinggi
· Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
· Badan Nasional
Penanggulangan Bencana

· Kementerian Energi dan


Sumber Daya Mineral Jend. TNI
Kementerian Koordinator
· Kementerian Perhubungan (Purn.) Luhut
4 Bidang Kemaritiman
· Kementerian Kelautan dan Binsar
Indonesia
Perikanan Panjaitan
· Kementerian Pariwisata

Berikut 9 badan baru yang dibentuk seperti dihimpun dari perpres yang ditandatangani Jokowi:

1. Badan Keamanan Laut

Presiden Jokowi membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada tahun 2014. Sebelumnya
lembaga ini bernama Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).

Bakamla dibentuk berdasarkan Perpres nomor 178 tahun 2014. Bakamla bertanggung jawab
langsung kepada Presiden melalui Menko Polhukam.

Bakamla berdiri di bawah koordinasi Menko Polhukam. Namun dalam hal membahas sumber
daya laut, Menko Polhukam berkoordinasi dengan Menko Kemaritiman.

Ada pun tugas dari Bakamla adalah melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah
perairan Indonesia dan yurisdiksi Indonesia.

Meski terbilang sebuah badan baru, namun sudah ada pejabat Bakamla yang terjerat kasus
suap. Mantan Deputi Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo didakwa
menerima uang dari proyek satellite monitoring.

2. Kantor Staf Presiden

Kantor Staf Presiden (KSP) merupakan lembaga baru setingkat kementerian yang dibentuk
Presiden Jokowi. Pembentukan KSP sesuai dengan Perpres nomor 26 tahun 2015.

KSP bertanggung jawab langsung kepada Presiden. KSP dipimpin oleh Kepala Staf
Kepresidenan.

Selama masa kerja Kabinet Kerja, KSP telah dipimpin 2 orang yang berbeda. KSP pertama kali
dikepalai oleh Luhut Binsar Panjaitan.

Saat Luhut ditugaskan menjadi Menko Polhukam pada Agustus 2015, dia sempat merangkap
jabatan Kepala Staf Kepresidenan. Beberapa pekan kemudian barulah Teten Masduki yang
sebelumnya berada di Tim Komunikasi Presiden menempati posisi tersebut.

Ada pun tugas utama dari KSP adalah untuk memberi dukungan baik data atau lainnya kepada
Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan program-program prioritas nasional,
komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.

3. Badan Restorasi Gambut

Merespons kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015, Presiden Jokowi langsung
membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). Badan ini dibentuk Jokowi pada tahun 2016.

Pembentukan BRG sesuai dengan Perpres nomor 1 tahun 2016. Jokowi menandatangani
perpres tersebut pada 6 Januari 2016.

BRG dikepalai oleh Nazir Foead yang memiliki pengalaman kerja pada organisasi lingkungan
dunia. BRG diberi target untuk merestorasi 2 juta hektare lahan gambut pada tahun 2020.

Ada 7 daerah yang menjadi target restorasi dari BRG yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Untuk tahun 2017 ini,
BRG diberi target merestorasi 400.000 hektare lahan gambut.

4. KEIN

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dibentuk berdasarkan Perpres nomor 8 tahun
2016. Komite ini mirip dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada pemerintah periode
sebelumnya.

Tugas dari KEIN adalah mengkaji permasalahan ekonomi dan industri nasional, regional, dan
global. KEIN bertugas selama masa kerja Kabinet Kerja 2014-2019.

KEIN diketuai oleh Soetrisno Bachir dan Arif Budimanta sebagai wakil ketua. KEIN terdiri dari
17 anggota yang berlatar belakang pengusaha, ekonom, dan lainnya.

5. Satgas Saber Pungli

Presiden Jokowi geram masih maraknya praktik pungutan liar (pungli). Dia kemudian
membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih Pungli (Satgas Saber Pungli).

Satgas ini dibentuk berdasarkan Perpres nomor 87 tahun 2016. Jokowi menandatangani
pembentukan satgas ini pada 20 Oktober 2016.

Tugas utama dari satgas ini sesuai dengan namanya yakni memberantas pungli. Satgas Saber
Pungli bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Penanggung jawab dari satgas ini yakni Menko Polhukam. Sedangkan ketuanya adalah
Irwasum Polri dengan diwakili oleh Irjen Kemendagri dan Jamwas.

Ada pun anggota dari Satgas Saber Pungli adalah unsur dari Polri, Kejaksaan Agung,
Kemendagri, Kemenkum HAM, PPATK, Ombudsman RI, BIN, dan POM TNI.

Pada saat Presiden Jokowi memimpin rapat tentang pembentukan satgas ini pada 2016, polisi
langsung membongkar praktik pungli di Kementerian Perhubungan. Saat itu Jokowi juga
langsung ke lokasi untuk meninjau.

6. Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) mungkin


masih asing terdengar. Badan ini dibentuk berdasarkan Perpres nomor 90 tahun 2016.

Presiden Jokowi menandatangani perpres tersebut pada 31 Oktober 2016. BPPSPAM


bertanggung jawab kepada menteri yang berkaitan.

Ada pun tugas dari badan ini adalah membantu pemerintah pusat dan daerah untuk
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang dilakukan BUMN/BUMD.
Badan ini diketuai oleh unsur dari pemerintah pada bidang yang sama dan beranggotakan PNS.

1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.[2]

Daftar isi

 1Lembaga negara berdasarkan hierarki


o 1.1Lembaga Tinggi Negara
o 1.2Lembaga Negara
o 1.3Lembaga Daerah
 2Lembaga Tingkat Daerah
 3Lembaga negara yang telah dibubarkan
 4Lihat pula
 5Referensi

Lembaga negara berdasarkan hierarki[sunting | sunting sumber]


Berkas:Struktur ketatanegaraan pasca amendemen UUD 1945.png

Struktur ketatanegaraan pasca amendemen UUD 1945

Dari segi hierarki, lembaga negara dapat dibedakan ke dalam tiga lapis yakni lapis pertama dapat
disebut Lembaga Tinggi Negara, lapis kedua dapat disebut Lembaga Negara saja dan lapis ketiga
merupakan lembaga negara yang sumber kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk
peraturan di bawah undang-undang. [3]

Lembaga Tinggi Negara[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lembaga Tinggi Negara

Lembaga yang termasuk dalam Lembaga Tinggi Negara adalah:

 Presiden dan Wakil Presiden;


 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD);
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
 Mahkamah Konstitusi (MK);
 Mahkamah Agung (MA);
 Komisi Yudisial (KY); dan
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Lembaga Negara[sunting | sunting sumber]
Lembaga negara yang masuk dalam lapis kedua yang disebutkan dalam UUD 1945:

 Duta dan Konsul (Pasal 13 Ayat 2)


 Suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang (Pasal 16) - Dahulu Dewan
Pertimbangan Agung (dihapus saat amendemen) sekarang Dewan Pertimbangan Presiden
 Menteri Negara (Pasal 17)
 Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan disebutkan secara eksplisit
dalam UUD 1945 (Pasal 8 Ayat 3)
 Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri, yang diatur lebih lanjut
dalam undang-undang - Komisi Pemilihan Umum (Pasal 22E Ayat 5)
 Komisi Yudisial
 Bank Sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab dan independensinya
diatur lebih lanjut dengan undang-undang - Bank Sentral (Pasal 23D)
 Tentara Nasional Indonesia (Pasal 30 Ayat 3)
 Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara disebutkan secara eksplisit dalam
UUD 1945 (Pasal 10)
 Kepolisian Negara (Pasal 30 Ayat 4)
selain enam lembaga yang disebutkan dalam UUD diatas, terdapat juga lembaga lain yang
disejajarkan dengan organisasi lapis ke dua yakni lembaga negara yang dibentuk dengan UU, yang
disusun antara DPR dan Presiden. Lembaga ini dapat dibubarkan apabila UU atau pasal yang
mengatur lembaga tersebut dibatalkan melalui judicial review di Mahkamah Konstitusi. Beberapa
contoh lembaga ini yaitu:

 Kejaksaan Agung (UU 16 tahun 2004);


 Otoritas Jasa Keuangan (UU 21 tahun 2011);
 Lembaga Penjamin Simpanan (UU 24 tahun 2004);
 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999);
 Komisi Pemberantasan Korupsi (UU 20 tahun 2002);
 Komisi Penyiaran Indonesia (UU 30 tahun 2002);
 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (UU 5 tahun 1999);
 Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU 27 tahun 2004) - dibatalkan Mahkamah Konstitusi;
 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (UU 23 tahun 2002);
 Ombudsman Republik Indonesia (UU 37 tahun 2008); dan lain-lainnya.
Kelompok ketiga adalah organ konstitusi yang termasuk kategori lembaga negara yang sumber
kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk peraturan di bawah undang-undang. Artinya,
keberadaannya secara hukum hanya didasarkan atas kebijakan presiden (presidential policy) atau
beleid presiden. Jika presiden hendak membubarkannya lagi, maka tentu presiden berwenang untuk
itu. Artinya, keberadaannya sepenuhnya tergantung kepada beleid presiden. Contoh lembaga-
lembaga ini yaitu:

 Badan Ekonomi Kreatif (Perpres 6 tahun 2015)


 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (Perpres 192 tahun 2014)
 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres 106 tahun 2007)
 Lembaga Ketahanan Nasional (Perpres 67 tahun 2016); dan lain-lainNYA

Penataan Lembaga Negara [4]

 Kementerian Negara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kementerian Indonesia
Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945, Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri. Keberadaan menteri-menteri tersebut telah
diatur secara jelas dan tegas dalam sebuah payung hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara. Menteri-menteri tersebut mempunyai tugas untuk melaksanakan
urusan tertentu dalam pemerintahan sehingga dapat diartikan bahwa semua fungsi pemerintahan
sudah terbagi habis dalam tugas Kementerian. Saat ini, terdapat 34 (tiga puluh empat) Kementerian
yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

 Lembaga Pemerintah Non Kementerian


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lembaga Pemerintah Non Kementerian
Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tertentu di bidang pemerintahan,
Presiden dengan mengacu kepada kewenangannya berdasarkan Pasal 4 UUD 1945, juga
membentuk Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang merupakan special agency yang
melaksanakan tugas dan fungsi spesifik tertentu dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah
yang dilaksanakan oleh Kementerian. Saat ini telah dibentuk dua puluh tujuh Lembaga Pemerintah
Non Kementerian. Selain itu, terdapat 6 (enam) dipimpin oleh pejabat setingkat menteri,
yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia, Sekretariat Kabinet, Kejaksaan Agung, Tentara
Nasional Indonesia, Badan Intelijen Negara dan Badan Siber dan Sandi Negara. Jumlah pejabat
setingkat menteri ditentukan oleh Presiden saat pembentukan Kabinet.

 Lembaga Non Struktural


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lembaga Non Struktural
Di luar Kementerian Negara, LPNK, dan lembaga yang dipimpin Pejabat setingkat Menteri tersebut,
dalam praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan, juga terdapat lembaga-lembaga lain,
yaitu Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai perwujudan partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan. LNS merupakan lembaga di luar struktur organisasi instansi pemerintah,
yang bersifat independen serta memiliki otonomi dalam menjalankan mandatnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Lembaga Penyiaran Publik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lembaga Penyiaran Publik
Untuk memberikan pelayanan penyiaran radio dan televisi juga telah dibentuk Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. LPP
merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat
independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat. LPP yang ada yaitu LPP Televisi Republik Indonesia dan LPP Radio Republik
Indonesia

 Lembaga Struktural di Bawah Kementerian Negara


Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang akan tetapi secara struktural bertanggungjawab
kepada Menteri yang bertanggungjawab diurusan tertentu.

 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (di bawah Kementerian Keuangan);
dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan
 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (di bawah Kementerian Perdagangan)
 Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (UU 39 1999, di bawah Kementerian Komunikasi
dan Informatika)
 Badan Pengatur Jalan Tol (UU 38 tahun 2004, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat)
Lembaga Daerah[sunting | sunting sumber]
Di samping itu, ada pula lembaga-lembaga daerah yang diatur dalam Bab VI UUD 1945 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam ketentuan tersebut diatur adanya beberapa organ jabatan yang dapat
disebut sebagai organ daerah atau lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang
terdapat di daerah. Lembaga-lembaga daerah itu adalah:

 Pemerintahan Daerah Provinsi (terdiri atas Gubemur & DPRD Provinsi);


 Pemerintahan Daerah Kabupaten (terdiri atas Bupati & DPRD Kabupaten); dan
 Pemerintahan Daerah Kota (terdiri atas Wali kota & DPRD Kota);

Lembaga Tingkat Daerah[sunting | sunting sumber]


Lembaga di tingkat daerah disebut lembaga daerah yang dapat dibedakan pula, yaitu:

1. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Presiden yang pengangkatan anggota dilakukan dengan Keputusan Presiden;
Contoh: Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Badan Pengembangan Wilayah
Surabaya-Madura, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Otorita Batam, dan
lainnya.[butuh rujukan]
2. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan tingkat pusat atau Peraturan Daerah
Provinsi dan pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Presiden atau
Pejabat Pusat; Contoh: Sekretaris Daerah.[butuh rujukan]
3. Lembaga daerah yang kewenangannya diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi dan
pengangkatan anggotanya dilakukan dengan Keputusan Gubernur;
4. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
5. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota;
6. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota; dan
7. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati atau Wali kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota.[5]

Lembaga negara yang telah dibubarkan[sunting | sunting sumber]


 Lembaga Tinggi Negara
 Perdana Menteri
 Dewan Pertimbangan Agung
 Kementerian / Departemen Negara
 Departemen Penerangan
 Lembaga Pemerintah Non Kementerian / Departemen
 Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
 Lembaga Informasi Nasional
 Lembaga Non Struktural
 Badan Penyehatan Perbankan Nasional
 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias
 Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi
 Lembaga Struktural di Bawah Kementerian / Departemen Negara
 Badan Akuntansi Keuangan Negara (di bawah Departemen Keuangan)

Anda mungkin juga menyukai