29 November
2 Sumatera Utara Medan 72.981 13,77 juta
1956
18 November
7 Bengkulu Bengkulu 19.789 1,85 juta
1968
Banda
10 Lampung 18 Maret 1964 35.376 8,03 juta
Lampung
Provinsi di Pulau Jawa
Kementerian-kementerian ini nomenklaturnya tidak dapat diubah sampai kapan pun dikarenakan
telah jelas dalam UUD 1945. Ada tiga kementerian yang nomenklaturnya selalu tetap, sebagai
berikut.
Lukman Hakim
16 Kementerian Agama Indonesia
Saifuddin
· Kementerian Keuangan
· Kementerian Perindustrian
· Kementerian Perdagangan
· Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
· Kementerian Tenaga Kerja
· Kementerian Koperasi dan
Kementerian Koordinator Usaha Kecil Menengah
Darmin
2 Bidang Perekonomian · Kementerian Agraria dan
Nasution
Indonesia Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
· Kementerian Badan Usaha
Milik Negara
· Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat
· Kementerian Pertanian
· Kementerian Kesehatan
· Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
· Kementerian Sosial
· Kementerian Agama
· Kementerian
Kementerian Koordinator Pemberdayaan Perempuan
3 Bidang Pembangunan dan Perlindungan Anak Puan Maharani
Manusia dan Kebudayaan · Kementerian Pemuda dan
Olah Raga
· Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan
Tinggi
· Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
· Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Berikut 9 badan baru yang dibentuk seperti dihimpun dari perpres yang ditandatangani Jokowi:
Presiden Jokowi membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada tahun 2014. Sebelumnya
lembaga ini bernama Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
Bakamla dibentuk berdasarkan Perpres nomor 178 tahun 2014. Bakamla bertanggung jawab
langsung kepada Presiden melalui Menko Polhukam.
Bakamla berdiri di bawah koordinasi Menko Polhukam. Namun dalam hal membahas sumber
daya laut, Menko Polhukam berkoordinasi dengan Menko Kemaritiman.
Ada pun tugas dari Bakamla adalah melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah
perairan Indonesia dan yurisdiksi Indonesia.
Meski terbilang sebuah badan baru, namun sudah ada pejabat Bakamla yang terjerat kasus
suap. Mantan Deputi Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo didakwa
menerima uang dari proyek satellite monitoring.
Kantor Staf Presiden (KSP) merupakan lembaga baru setingkat kementerian yang dibentuk
Presiden Jokowi. Pembentukan KSP sesuai dengan Perpres nomor 26 tahun 2015.
KSP bertanggung jawab langsung kepada Presiden. KSP dipimpin oleh Kepala Staf
Kepresidenan.
Selama masa kerja Kabinet Kerja, KSP telah dipimpin 2 orang yang berbeda. KSP pertama kali
dikepalai oleh Luhut Binsar Panjaitan.
Saat Luhut ditugaskan menjadi Menko Polhukam pada Agustus 2015, dia sempat merangkap
jabatan Kepala Staf Kepresidenan. Beberapa pekan kemudian barulah Teten Masduki yang
sebelumnya berada di Tim Komunikasi Presiden menempati posisi tersebut.
Ada pun tugas utama dari KSP adalah untuk memberi dukungan baik data atau lainnya kepada
Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan program-program prioritas nasional,
komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
Merespons kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015, Presiden Jokowi langsung
membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). Badan ini dibentuk Jokowi pada tahun 2016.
Pembentukan BRG sesuai dengan Perpres nomor 1 tahun 2016. Jokowi menandatangani
perpres tersebut pada 6 Januari 2016.
BRG dikepalai oleh Nazir Foead yang memiliki pengalaman kerja pada organisasi lingkungan
dunia. BRG diberi target untuk merestorasi 2 juta hektare lahan gambut pada tahun 2020.
Ada 7 daerah yang menjadi target restorasi dari BRG yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Untuk tahun 2017 ini,
BRG diberi target merestorasi 400.000 hektare lahan gambut.
4. KEIN
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dibentuk berdasarkan Perpres nomor 8 tahun
2016. Komite ini mirip dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada pemerintah periode
sebelumnya.
Tugas dari KEIN adalah mengkaji permasalahan ekonomi dan industri nasional, regional, dan
global. KEIN bertugas selama masa kerja Kabinet Kerja 2014-2019.
KEIN diketuai oleh Soetrisno Bachir dan Arif Budimanta sebagai wakil ketua. KEIN terdiri dari
17 anggota yang berlatar belakang pengusaha, ekonom, dan lainnya.
Presiden Jokowi geram masih maraknya praktik pungutan liar (pungli). Dia kemudian
membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih Pungli (Satgas Saber Pungli).
Satgas ini dibentuk berdasarkan Perpres nomor 87 tahun 2016. Jokowi menandatangani
pembentukan satgas ini pada 20 Oktober 2016.
Tugas utama dari satgas ini sesuai dengan namanya yakni memberantas pungli. Satgas Saber
Pungli bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Penanggung jawab dari satgas ini yakni Menko Polhukam. Sedangkan ketuanya adalah
Irwasum Polri dengan diwakili oleh Irjen Kemendagri dan Jamwas.
Ada pun anggota dari Satgas Saber Pungli adalah unsur dari Polri, Kejaksaan Agung,
Kemendagri, Kemenkum HAM, PPATK, Ombudsman RI, BIN, dan POM TNI.
Pada saat Presiden Jokowi memimpin rapat tentang pembentukan satgas ini pada 2016, polisi
langsung membongkar praktik pungli di Kementerian Perhubungan. Saat itu Jokowi juga
langsung ke lokasi untuk meninjau.
Ada pun tugas dari badan ini adalah membantu pemerintah pusat dan daerah untuk
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang dilakukan BUMN/BUMD.
Badan ini diketuai oleh unsur dari pemerintah pada bidang yang sama dan beranggotakan PNS.
Daftar isi
Dari segi hierarki, lembaga negara dapat dibedakan ke dalam tiga lapis yakni lapis pertama dapat
disebut Lembaga Tinggi Negara, lapis kedua dapat disebut Lembaga Negara saja dan lapis ketiga
merupakan lembaga negara yang sumber kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk
peraturan di bawah undang-undang. [3]
Kementerian Negara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kementerian Indonesia
Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945, Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri. Keberadaan menteri-menteri tersebut telah
diatur secara jelas dan tegas dalam sebuah payung hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara. Menteri-menteri tersebut mempunyai tugas untuk melaksanakan
urusan tertentu dalam pemerintahan sehingga dapat diartikan bahwa semua fungsi pemerintahan
sudah terbagi habis dalam tugas Kementerian. Saat ini, terdapat 34 (tiga puluh empat) Kementerian
yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (di bawah Kementerian Keuangan);
dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (di bawah Kementerian Perdagangan)
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (UU 39 1999, di bawah Kementerian Komunikasi
dan Informatika)
Badan Pengatur Jalan Tol (UU 38 tahun 2004, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat)
Lembaga Daerah[sunting | sunting sumber]
Di samping itu, ada pula lembaga-lembaga daerah yang diatur dalam Bab VI UUD 1945 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam ketentuan tersebut diatur adanya beberapa organ jabatan yang dapat
disebut sebagai organ daerah atau lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang
terdapat di daerah. Lembaga-lembaga daerah itu adalah:
1. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Presiden yang pengangkatan anggota dilakukan dengan Keputusan Presiden;
Contoh: Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Badan Pengembangan Wilayah
Surabaya-Madura, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Otorita Batam, dan
lainnya.[butuh rujukan]
2. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan tingkat pusat atau Peraturan Daerah
Provinsi dan pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Presiden atau
Pejabat Pusat; Contoh: Sekretaris Daerah.[butuh rujukan]
3. Lembaga daerah yang kewenangannya diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi dan
pengangkatan anggotanya dilakukan dengan Keputusan Gubernur;
4. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
5. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota;
6. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota; dan
7. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati atau Wali kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota.[5]