Anda di halaman 1dari 29

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Peluang usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele *Pembenihan Lele. Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. * Sistem Budidaya Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu : 1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. 3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. *Tahap Proses Budidaya A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk

dalam saluran pencernaannya. B. Pemilihan Induk Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing. Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat. C. Persiapan Lahan. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : - Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. - Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. - Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. - Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : - Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. - Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama D. Pemijahan. Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. E. Pemindahan. Cara pemindahan : - kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. - siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. - samakan suhu pada kedua kolam - pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. - pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air. F. Pendederan. Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 7 cm, 7 9 cm dan 9 12 cm

dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini. * Manajemen Pakan Pakan anakan lele berupa : - pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 4 hari. - Pakan buatan untuk umur diatas 3 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. - Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. * Manajemen Air Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : - air harus bersih - berwarna hijau cerah - kecerahan/transparansi sedang (30 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : - bebas senyawa beracun seperti amoniak - mempunyai suhu optimal (22 26 0C). Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. * Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

Jenis-jenis Kolam Pembesaran Ikan Air Tawar


Disadur dari berbagai sumber Ada beberapa jenis kolam yang dapat digunakan sebagai pembesaran ikan sesuai dengan karakter ikan yang akan kita budidayakan, diantaranya;

Kolam Air Tenang (KAT)


Kolam ini dibuat di permukaan tanah, berlahan luas (lebih dari 100m2), dan umumnya berpematang tanah. Debit air dalam KAT kecil sehingga kondisi airnya tidak deras atau tenang. Kolam Air Tenang terdiri dari tiga bagian utama yaitu: a) b) c) Pematang, berfungsi sebagai penahan air sehingga harus kuat dan kokoh. Pintu Pemasukan, berfungsi sebagai lubang untuk mengalirkan air. Pintu Pembuangan, berfungsi untukmengeluarkan air saat pengeringan.

Bagian lain dari KAT adalah kemalir dan kobakan, yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan dan tempat penangkapan ikan saat panen. Dalam suatu lokasi, KAT dapat berupa satu atau puluhan kolam dan perkolaman. Sebuah perkolaman memiliki tiga bagian utama, yaitu saluran pemasukan, saluran pembuangan, dan kolamnya sendiri. Saluran pemasukan berhubungan langsung dengan sumber air. Saluran pembuangan berhubungan langsung dengan sumber air lain atau sumber air yang sama.

Kolam Air Deras (KAD)


Kolam ini dibuat dipermukaan tanah berlahan sempit (kurang dari 50m2), berpematang tembok atau beton sehingga KAD akan kuat dan kokoh. Berbeda dengan KAT, KAD ini debit airnya lebih besar mencapai lbih dari 20 liter/detik, sehingga airnya deras seperti aliran sungai. Tujuan dari besarnya debit air pada KAD adalah untuk menyuplai oksigen dalam jumlah besar. Dengan oksigen yang tinggi, ikan-ikan dapat bernapas dengan bebas, hidup dengan baik dan meningkatkan nafsu makan yang tinggi. Selain itu dengan debit air yang deras dapat membuang kotoran seperti lumpur, sisa pakan, kotoran ikan sehingga kualitas air didalam KAD tetap baik. Dengan berlahan sempit, KAD ini dapat memelihara ikan dengan kepadatan tinggi dan dapat menghasilkan ikan konsumsi.

Keramba Jaring Apung (KJA)


Keramba Jaring Apung (KJA) adalah tempat pemeliharaan ikan yang dibuat di

permukaan air, dibatasi dengan jaring, dan terapung dipermukaan. Ciri lain dari kolam ini adalah terdapat saung/rumah jaga dibagian tengahnya. Umumnya KJA ini ada didaerah perairan yang luas seperti waduk, danau dan laut. Beberapa waduk yang terkenal denan KJA nya adalah waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur. Setiap kelompok KJA terdiri dari 4 kolam dan setiap kolam berlapis dua. Pada seluruh areal KJA terkadang diberi jaring lagi yang lebih besar. KJA memiliki 8 bagian yaitu kerangka, pelampung, jembatan, jangkar, jaring, rumah jaga dan gudang.

Kolam Terpal
Kolam ini terbuat dari terpal yang biasanya khusus untuk pembuatan atap berbagai bangunan. Kolam terpal ini memang tidak sekokoh kolam tembok namun sudah bisa untuk media pembesaran ikan air tawar. Kolam terpal dapat dibuat di pekarangan rumah sehingga cocok untuk usaha budidaya ikan air tawar skala rumah tangga. Kolam terpal bisa dibuat hanya beberapa meter saja sesuai dengan ukuran dan kondisi pekarangan. Bisa dibuat dengan ukuran panjang 3m, lebar 1m, dan tinggi 1m atau bias juga dibuat lebih luas lagi, misalnya dengan ukuran panjang 5m, lebar 2m, dan tinggi 1m. Kelebihan kolam terpal adalah biaya pembuatannya tidak semahal biaya pembuatan kolam tembok. Bagi pembaca yang sudah menyiapkan media pembesaran ikan air tawarnya, dan membutuhkan bibit kan air tawar bisa pesan ke klik disini : jual bibit ikan air tawar Sumber: Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar. II. Sistematika Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus. Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah. Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan dapat memijah sepanjang tahun.

- Tanda induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat. - Tanda induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang. III. PEMBENIHAN Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat. A. Pematangan Gonad Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya. B. Seleksi Induk - Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan. - Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua. - Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan C. Pemberokan - Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari. - Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad. - Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali. D. Penyuntikan - Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg. - Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung. E. Pemijahan / Pengurutan - Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri. - Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan. - Langkah pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer. - Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar bersih. - Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa

sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam. E. Pendederan ~ Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir ~ Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2. ~ Pemupukan menggunakan kotoran ayam dengan dosis 500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari. ~ Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2. ~ Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor. IV. PENYAKIT Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l. Memelihara lele dumbo sekarang banyak ditekuni oleh masyarakat baik yang ada di pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini menunjukkan minat masyarakat begitu besar terhadap pemeliharaan ikan ini. Lele dumbo dapat hidup baik meskipun dalam kolam yang kecil. Ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat tertarik dengan budidaya lele dumbo ini yaitu : 1. Budidaya lele tidak membutuhkan tempat yang luas karena dalam kondisi kolam yang padat masih dapat berkembang dengan baik. 2. Kualitas air yang buruk pun ikan lele ini masih dapat berkembang dengan baik 3. Pemeliharaan jenis ikan ini mudah dan tidak memerlukan perhatian khusus. 4. Pemasaran mudah 5. Tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk dan tahan terhadap penyakit. 6. Dimungkinkan sebagai usaha sampingan dalam kapasitas rumah tangga dan untuk mencukupi kebutuhan alternatif protein hewani. Salah satu masalah budidaya lele dumbo adalah ketersediaan bibit yang kurang memadai dimana pada saat musim hujan tingkat permintaan bibit lele naik. Untuk itu petani/peternak dapat mengusahakan benih untuk keperluan sendiri atau untuk dijual kepada konsumen. Berikut adalah cara mudah dalam memijahkan lele dumbo secara alami : 1. Siapkan indukan(jantan dan betina)yang baik dengan bobot minimal masing-masing indukan adalah 1 kg. 2. Periksa perut betina apakah sudah penuh dengan telur dengan cara memijit perlahan perutnya, bila sudah matang maka akan keluar butir telurnya dan pada alat genitalnya berwarna merah tua.

3. Siapkan kolam pemijahan dengan mengisi air bersih yang benar-benar baru setinggi +_ 10 cm atau sampai indukan lele dumbo terendam air seluruh badannya.Terlalu dalam /tinggi airnya tidak baik untuk anakan yang baru menetas. 4. Ukuran kolam minimal panjangnya 3m dan lebarnya 2m. Kolam yang terlalu luas akan sulit mengelolanya, sedangkan bila terlalu sempit resiko menetasnya kecil. 5. Tebari kolam dengan ijuk bersih. Ijuk ini berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya telur lele dumbo. 6. Biasanya dalam waktu 1 malam lele telah memijah dan pada malam berikutnya akan menetas. Telur yang baik dan akan menetas warnanya hijau terang sedangkan yanng busuk atau mati berwarna putih susu. Waktu yang dibutuhkan untuk menetas seluruhnya adalah +_ tiga (3 hari). 7. Bila sudah bertelur indukan diambil perlahan dengan menggunakan seser dan hati-hati agar tidak merusak sarang telur pada ijuk. 8. Bila sudah menetas semua atau dalam waktu 3 hari maka ijuk diambil perlahan dan dibersihkan perlahan agar anak lele yang kecil terlepas dari ijuk dan usahakan agar telur yang mati/busuk tidak terlarut dalam air kolam. 9. Setelah menetas usahakan agar air tetap terawat baik dengan mengganti sebagian air atau menguras telur yang busuk dengan selang atau jaring halus/skoopnet.Beri makan cacing sutra selama 1 minggu (semakin lama semakin baik) 10. Saring ukuran ikan menurut ukuran karena pertumbuhan anakan ikan lele dumbo tidak seragam. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kanibalisme bawaan. 11. Setelah berukuran 7-9 cm dapat dmasukkan dalam kolam pemeliharaan/pembesaran atau dijual. Sumber: Budidaya Ikan Lele: Kalo menurut saya pribadi, ikan lele merupakan salah satu jenis hewan air yang banyak di konsumsi oleh orang. Dan itu berimbas dengan adanya sebuah peluang bagi pembisnis untuk budidaya ikan lele. Untuk itu disini ada beberapa hal yang mungkin harus anda ketahui apabila ingin terjun ke bisnis Budidaya Ikan lele. Perlu diketahui, lele bisa bertahan hidup dalam air yang kadar oksigennya sangat rendah, (lele bisa mengambil O2 langsung dari udara, itu sebabnya lele bisa bertahan hidup agak lama walau diluar air). Hanya saja ketika lele masih kecil-kecil, rentan terhadap penyakit ikan, yg salahsatunya di sebabkan krn kwalitas air kurang bagus. Kualitas air dapat dilihat dari warnanya, jika warna-nya keruh coklat, bisa dibilang agak jelek, tapi kalau hijau=berarti kandungan O2 cukup bagus. Persiapan kolam Budidaya Ikan Lele: isi kolam dengan air sdikit saja (jangan penuh), jngan langsung di isi lele (nanti lele stres terus mati) tetapi biarkan 2-3 hari. tambahkan tanaman air juga bagus, kasih suplemen untuk meningkatkan kwalitas air biar tambah OK. Tebar benih : Kalau dah beli/cari benih lele. Jgn langsung di tebar kekolam, masukkan bersamaan dgn plastik pembungkus benihnya dan biarkan -+ 1/2jam sampai suhu air dalam plastik = suhu air kolam, telah itu baru ditebar secara perlahan2 (biar tdk kaget)

Masalah pakan.. beli saja yang sudah jadi.. (males repot kalo kudu buat sendiri) tapi sesuaikan dengan usia dan ukuran lele anda (ukuran mulut lele). CARA REPRODUKSI IKAN Secara umum diketahui bahwa ikan memperbanyak diri secara seksual dengan bertelur. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri, dijumpai beberapa variasi dari cara bertelur ikan tersebut. Apakah itu suatu penyimpangan?? Tentunya bukan. Reproduksi ikan diawali dengan bercampurnya spermatozoid dari ikan jantan dengan telur (ovum) dari ikan betina sehingga menghasilkan telur yang dibuahi. Selanjutnya telur ini akan mengalami pembelahan sel berulang-ulang, berkembang dan akhirnya membentuk individu baru. Pada sebagian besar ikan, betina dan jantan merupakan individu terpisah. Akan tetapi pada beberapa fimili, seperti Sparidae dan Serranidae, jantan dan betinanya bisa terdapat pada satu invidu sehingga mereka dapat melakukan pembuahan sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai hermaphroditik (Dalam mitologi Yunani Hermaphrodite adalah anak Mercurius (Hermes) dengan Venus (Aphrodite) yang mempunyai perpaduan pria dan wanita dalam dirinya). Pada hermaphroditik, telur dan sperma sama-sama dihasilkan (baik pada waktu bersamaan, maupun berbeda), selanjutnya mereka kimpoi dengan jenis hermaprodit lainnya. Pembuahan sendiri secara eksternal bisa terjadi pada ikan hermaphrodit yang akan mengeluarkan telur dan sperma secara simultan. Pada jenis hermaphrodit yang lain pembuahan internal sendiri juga dapat berlangsung. Pada kasus Mollie Amazon dijumpai pula keunikan lain dalam cara reproduksinya. Yaitu, Mollie Amazon betina akan kimpoi dengan jenis Mollinesia lainnya, akan tetapi spermanya tidak sampai bercampur dengan sel telur. Uniknya, telur yang tidak dibuahi ini akan tetap mampu berkembang dan membelah diri serta menghasilkan individu baru. Fenomena ini dikenal sebagai gynogenesis atau pseudogamy. Terjadinya individu baru ikan melalui proses tanpa pembuahan, atau dikenal sebagai parthenogenesis, juga dilaporkan berlangsung pada spesies Poecilia formosa . Proses reproduksi pada sebagian besar ikan hias, pada umumnya berlangsung melalui pembuahan telur yang terjadi di luar tubuh ikan. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. Cara reproduksi demikian dikenal sebagai oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh induk ikan. Selain oviparus, dikenal pula cara reproduksi lain, yaitu ovoviviparus dan viviparus. Ovoviviparus merupakan suatu cara reproduksi dimana embrio ikan berkembang di dalam tumbuh induk betina akan tetapi tidak mendapatkan suplai makanan dari induk tersebut. Dalam hal ini tidak ada transfer makanan dari induk ke embrio. Dengan kata lain induk hanya memberi perlindungan saja, tapi tidak memberi makan. Cara reproduksi demikian dijumpai misalnya pada beberapa jenis Charasin seperti Corynopoma riisei .

Pada saat kimpoi si jantan akan mendekatkan diri pada si betina selama beberapa saat kemudian akan melepaskan paket-paket sperma kedalam saluran telur (oviduct) si betina. Si betina selanjutnya akan dapat menghasilkan telur-telur yang dibuahi selama beberapa bulan, tanpa perlu kimpoi lagi.

Viviparus adalah suatu cara reproduksi yang kurang lebih mirip dengan proses reproduksi yang terjadi pada mamalia. Dalam proses ini struktur menyerupai plasenta (ari-ari) akan terbentuk dan telur yang dibuahi selanjutnya akan mendapatkan makanan dari induk ikan melalui plasenta tersebut. Pada famili Enbitocidae, misalnya, embrio ikan akan mendapatkan makanan dari induknya hingga tumbuh dan mencapai ukuran 1.75 inchi. Baru kemudian dilahirkan. Ikan jantan yang dilahirkan biasanya akan sudah dalam keadaan matang seksual. Pada Heterandria formosa dapat dijumpai sejumlah embrio dengan usia berbeda dalam rongga ovarianya. Prosesnya didahului dengan lepasnya telur matang dari ovari kedalam rongga ovaria secara bertahap, kemudian dibuahi oleh paket sperma yang sudah ada disana. Bayi-bayi ikan kemudian akan dilahirkan 2 3 ekor setiap hari, selama periode 1- 2 minggu.

Dalam kasus ovoviviparus dan viviparus, ikan betina dapat menyimpan paket sperma hingga selama 8 10 bulan. Selain itu pada beberapa kasus, seekor ikan betina bisa juga menyimpan sperma dari beberapa jantan sekaligus. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari cara reproduksinya ikan dapat dibagi menjadi golongan bertelur (egg layer) atau oviparus dan golongan melahirkan (live bearer). Golongan melahirkan ini terdiri dari ovoviviparus dan viviparus. Sedangkan dari proses reproduksinya dapat digolongkan menjadi heteroseksual, hermaphroditik, dan parthenogenetik. Sumber: http://all-mistery.blogspot.com/2010/06/bagaimana-cara-bertelur-ikan-tawar.html

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama manusia. Salah satu sumber protein yang mudah didapat adalah ikan. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibanding dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, ikan air tawar dan ikan air payau atau tambak. Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan air laut, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Tingginya kandungan protein dan vitamin membuat ikan yang mudah dibudidayakan ini sangat membantu pertumbuhan anak-anak balita. Dibandingkan dengan Negara-negara lain, konsumsi ikan perkapita pertahun di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14 kg. hal ini sangat disayangkan, terutama mengingat betapa besar peranan gizi ikan bagi kesehatan. Untuk mengatasi masalah

rendahnya konsumsi ikan air laut karena harganya yang relatif mahal, perlu pengembangan ikan air tawar. Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah atau rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila, tawes, mujair, sepat, betok, gabus dan lainnya. Dalam karya ilmiah ini penyusun akan membahas tentang pembesaran ikan air tawar khususnya ikan lele lokal yang dilakukan di dalam kolam. Hal ini dikarenakan dalam pembesaran ikan lele tidak dibutuhkan tenaga yang besar dan tidak memerlukan teknik yang rumit. Bahkan pembesaran ikan lele dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan (sambilan) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga. 1.2 Pendekatan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditulis pendekatan masalah sebagai berikut: - cara pembesaran lele dumbo dikolam pembesaran - hama penyakit yang menyerang ikan lele pada saat pembesaran 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui proses pembesaran ikan lele serta hama penyakit. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu agar masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya mengetahui poses pembesaran ikan lele beserta hama penyakit yang mengganggu. Menimbang besarnya peranan gizi ikan bagi kesehatan. 1.5 Batasan Masalah Dalam penulisan karya tulis ini penyusun memfokuskan pada proses pembesaran ikan lele serta hambatannya. BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 MENGENAL IKAN LELE


Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan-ikan marga Claries ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele bersifat

natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan. Lele dibagi menjadi dua yaitu lele local dan lele dumbo. Lele dumbo memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal. Klasifikasi ikan lele Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Siluriformes Famili : Clariidae Genus : Clarias gariepinus (Yusuf, 2006 : 3 4) 2.1.1 Jenis-Jenis Ikan Lele a. Clarias qariepinus (lele dumbo) Menyebar luas di afrika dan asia kecil, sekarang diternakan di asia tenggara termasuk di Indonesia. b. Clarias stappersii (lele berbintik) Menyebar di afrika, sungai kafuie, hulu sungai Zambezi dan sungai Cunene. c. Clarias planiceps (lele kepala pipih) Menyebar di Kalimantan, hulu sungai Rajang dan Kapuas (Kalimantan barat) serta sungai Kayan (Kalimantan timur) d. Clarias batu (lele batu) Menyebar di pulau timoan (Malaysia) e. Clarias batrachus (lele kampung) Menyebar di asia selatan dan asia tenggara f. Clarias macrocephalus (lele kepadal lebar) Menyebar di asia tenggara g. Clarias nieuhofii (limbat) Menyebar di asia yaitu, sumatera, Kalimantan dan india

h. Dan jenis lainnya 2.1.2 Morfologi Ikan Lele Ikan lele tubuhnya licin dan tidak bersisik, dengan sirip dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang dibagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut yang lebar yang terletak diujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap, lele memiliki alat pernafasan berupa insang. Pada umumnya, insang tertutup atau terlindungi oleh tutup insang (operkulum). Insang berwarna merah karena banyak mengandung pembuluh darah. Pada insang inilah oksigen diserap dari air dan karbon dioksida dibebaskan ke air. Lele memiliki sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Lele berkembang biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh induknya atau didalam air (pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui tekanan air. Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah : Hitam agak kelabu (gelap), ini yang paling umum Bulai (putih), dan Merah Biasanya lele yang berwarna putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan lele juga memiliki labirin yang membantu dalam proses pernafasan ketika berada di daerah yang berlumpur. 2.1.3 S ifat Biologis (Tingkah Laku) Selain sosoknya yang berbeda, lele lokal dan lele dumbo ternyata juga memiliki perilaku yang berlainan. Perilaku yang boleh dibilang sama hanyalah sifat aktifnya pada malam hari. Sifat-sifat lele lokal diantaranya ; gerakannya tidak terlalu agresif, patilnya mengandung racun, warna kulitnya berubah menjadi hitam jika terkejut atau stres, dan dapat membuat lubang di kolam atau pematang. Sebaliknya perilaku lele dumbo diantaranya ; gerakanya lele dumbo lebih agresif, patilnya tidak beracun, warnanya berubah menjadi bercak-bercak hitam/putih jika stress dan tidak merusak pematang. 2.1.4 Habitat Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar, di sungai yang airnya tidak terlalu deras atau perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil. Kolam juga merupakan lingkungan hidup ikan lele. Ikan lele mempunyai labirin yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernafasannya dari lumpur yang miskin oksigen, karena itu ikan lele tahan hidup diperairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup dicomberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah. Bila tempat hidupnya terlalu

dingin, misalnya dibawah 20 C maka pertumbuhannya agak lambat. Didaerah pegunungan dengan ketinggian diatas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin. Sebenarnya lele akan tumbuh baik jika dipelihara di air yang cukup bersih, seperti air sungai, mata air, saluran irigasi ataupun air sumur. Syaratnya air tersebut tidak terpolusi oleh bahan-bahan kimia seperti detergen, pestisida, karbon atau limbah pabrik. Dilingkungan yang bersih, perkembangan ikan dan pertumbuhan ikan lele akan lebih cepat dan sehat. 2.2 PEMILIHAN LOKASI Dalam pembesaran ikan lele, pekarangan rumah yang sempit saja sudah bisa untuk memelihara. Lele tidak perlu kolam yang terlalu besar, karena ikan lele tahan terhadap kepadatan yang tinggi. Dalam 1 m2 kolam bisa diisi 7 10 ekor ikan. Kolam dengan ukuran 2 X 3 m2 pun sudah layak digunakan. Semakin kecil kolam, maka pengontrolannya semakin gampang. Kolam bisa dibuat dari tanah atau semen. Namun lebih dianjurkan menggunakan kolam yang terbuat dari tanah, karena bisa dipupuk. Pemupukan ini menyebabkan tumbuhnya aneka pakan sehingga persediaan pakan alamiah akan terpenuhi. Kolam disemen tidak bisa dipupuk. Konsekuensinya, pakan buatan yang diberikan harus banyak, sehingga ongkos pakan menjadi mahal. Kolam pembesaran lele dibuat dengan kedalaman 1m, ketinggian air di dasar kolam 0,75 m. dibagian atas dipasang pipa pemasukan air. Guna mengatur ketinggian air, dipasang pipa pelimpar yang bisa ditegakkan, dimiringkan atau dirobohkan. Jika kolam akan dikeringkan , pipa goyang tersebut harus direbahkan sehingga air dapat keluar secara total lewat saluran pembuangan. Pipa goyang tersebut terbuat dari paralon (PVC) dengan diameter 2-4 inci atau 5-10 cm. sambungan pipa dibuat dengan konstribusi khusus agar pipa dapat diputar keberbagai arah. 2.3 KUALITAS AIR Kualitas air juga dipengaruhi oleh padat penebaran lele. Semakin padat penebarannya maka kualitas air semakin menurun karena kotoran dan sisi makanan yang tertinggal dalam kolam semakin banyak. Kondisi seperti ini akan menghambat pertumbuhan lele, karena kotoran yang tertinggal dapat berubah menjadi gas amonia yang merugikan lele. Karena itu dapat penebaran ideal yang disarankan adalah antara 10 50 ekor per m2, dan pergantian air harus sering dilakukan. Lama pemeliaharaan di kolam pembesaran hingga mencapai ukuran 200 250 gram adalah 4-5 bulan. Air yang terbaik bagi perkembangan lele berasal dari sumur pompa, sungai atau irigasi yang tidak tercemari zat-zat kimia. Sebaiknya hindari penggunaan air PAM karena mengandung kaporit. BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi Observasi Adapun materi observasi antara lain a. Bibit Ikan Lele Bibit ikan lele yang digunakan yaitu berukuran 7 X 10 cm dan berumur 50 hari. Penebarannya sesuai dengan ukuran kolam yang disediakan. b. Kolam Jumlah total kolam pembesaran yang digunakan oleh bapak Dian adalah sebanyak 6 kolam, masing-masing kolam berukuran dan berisi 8-12 ribu bibit ikan. Kolam bisa dibuat dari tanah / semen, namun lebih dianjurkan menggunakan kolam yang terbuat dari tanah karena bisa dipupuk. Pemupukan ini menyebabkan tumbuhnya aneka pakan, sehingga ketersediaan pakan alami terpenuhi. Dalam usaha pembesaran ikan lele ini bapak Dian menggunakan kolam yang dibuat dari tanah. c. Pakan Pakan alami ikan lele ialah binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air, cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan lainnya. Ikan lele juga memakan sisa-sisa benda yang membusuk dan kotoran manusia. Ada juga pakan buatan baik jenis apung ataupun tenggelam. Dalam usaha pembesaran ikan lele ini pak Dian menggunakan pakan buatan yaitu pelet jenis apung. 3.2 Metode Observasi Metode observasi yang dilakukan penyusun yaitu dengan pengamatan langsung di kolam pembesaran milik salah satu masyarakat, mencari buku sumber yang berkaitan dengan pembesaran ikan lele, mencari data di internet, serta melakukan wawancara langsung pada pemilik kolam. 3.3 Waktu dan Tempat Observasi ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 November 2008 dan bertempat di jalan Plangko unit 12 Rimbo Ulu. BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Tabel 4.1 Pengamatan Pembesaran Ikan Lele No 1 Tanggal Keterangan

15 Oktober 2008 a Pembesaran, penggantian air 16.30-17.30 a Persiapan kolam, pakan

WIB

a Jenis ikan, jenis tanah, ukuran ikan dan jumlah ikan a Kualitas air a Usia Panen a Penyakit ikan

4.2 Pembahasan Pembesaran merupakan proses memelihara lele dumbo ukuran ekonomis dari pendederan hingga mencapai ukuran yang layak dikonsumsi. Bobot lele dumbo ukuran konsumsi umumnya 100-160 gram per ekor atau dalam 1 kg berisi 6 10 ekor lele. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembesaran yaitu, pembesaran dalam kolam tembok atau tanah, pembesaran sistem minapadi, pembesaran sistem longyam, pembesaran sistem aquaponik, dan pembesaran sistem jaring apung. Tidak ada patokan dalam ukuran yang akan dipakai sebagai tempat pembesaran, tapi disesuaikan dengan luas lahan yang ada. Umumnya kolam yang digunakan berukuran 100-200 M2 dengan kedalaman 1M. Untuk pembuatan kolam pembesaran berupa kolam tanah perlu diperhatikan struktur tanah yang akan dipakai. Struktur tanah yang baik untuk pembesaran lele dumbo adalah tanah yang dapat menahan tekanan air serta tidak cepat menyerap atau membuat air cepat kering, jenid tanah yang bisa dipilih adalah tanah yang lempung berpasir dengan perbandingan 3:2 atau tanah liat. Sebelum diisi air kolam harus dipupuk dan diberi kapur supaya subur. Pupuk yang biasa digunakan terhadap kolam yang terbuat dari tanah adalah pupuk organik, seperti pupuk kandang, pupuk kimia hijauan, dan kompos. Namun juga dapat menggunakan pupuk kimia misalnya TSP atau Urea. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran kambing, sapi atau ayam. Pupuk hijaunya berasal dari hijauan daun yang telah membusuk lewat pemupukan setidaknya biaya pakan buatan dapat irit kolam dengan luas 100 M2 diberi pupuk kandang sebanyak 1 katung atau sekitar 50 Kg. pupuk yang berasal dari dedaunan dibenamkan kedalam Lumpur kolam sebelum diairi. Biarkan hijauan tersebut membusuk. Hijauan yang busuk akan menyuburkan kolam dan meningkatkan unsur hara tanah, sekaligus menarik sehingga air untuk bertelur. Telurtelur serangga yang telah menetas inilah calon santapan ikan lele. Pupuk kimia yang lazim digunakan adalah Urea atau TSP. caranya dibenamkan ke Dasar kolam sebelum dialiri air. Kedua pupuk anorganik tersebut tidak memberikan pengaruh langsung, harus menunggu hingga larut dalam air, setelah larut, akan merangsang pertumbuhan fitplakton dan ganggang hijau. Dari kedua organisme inilah akan muncul larva serangga dan zooplankton lainnya yang bakal menjadi makanan lele. Lele tergolong ikan rakus. Dihabitat aslinya ikan berkumis ini memangsa cacing, siput air, jentik-jentik, kutu air, dan larva serangga air. Selain itu, makanan dari limbah rumah tangga, seperti sia nasi, sia lauk, ampas tahu, jeroan ayam, dan limbah kotoran binatang pun disantapnya. Bahkan, jiak kekurangan makanan lele tak segan-segan memangsa kawanya sendiri yang berukuran lebih kecil. Lele memang bersifat kanibal. Pelet juga merupakan makanan terbaik bagi lele karna kandungan gizi dan protein telah

dipertimbangkan dengan cukup baik. Namun harganya memang realatif tinggi. Pemberian pelet pun harus dikontrol. Jika terlalu banyak, ikan akan keracunan. Takaran sehari sekitar 5% dari berat badannya dan sebaiknya pellet diberikan pada sore hari. Semakin bertambah bobot ikan, persentase pakan yang diberikan semakin kecil. Rincian perbandingannya sebagai berikut : 1. Benih yang baru menetas perharinya membutuhkan makanan sebanyak 10% dari berat badannya. 2. Benih berukuran 3-4 Cm atau berbobot sekitar 10-20 gr per ekor diberi pakan dengan dosis 20% dari bobot tubuhnya. 3. Benih berukuran 5-8 Cm dengan bobot 30 gr per ekor dosis pakannya sebanyak 5% dari bobot tubuhnya. 4. Benih dewasa berukuran 50 gr atau lebih, dosis pakannya perhari 3-5% dari berat badannya. Jumlah benih yang ditebarkan disesuaikan dengan luas kolam yang dipakai. Idealnya untuk benih berukuran 3-5 cm kepadatan tebaran benihnya 500 1000 ekor per M2. untuk benih ukuran 5-8 cm bisa ditebarkan dengan kepadatan 200-500 ekor per M2. sementara itu, benih ukuran 8-12 cm bisa ditebarkan dengan kepadatan 100-200 ekor per M2. Walaupun lele dumbo dapat hidup dalam air keruh, air yang baik untuk pertumbuhan lele dumbo adalah air sumur atau air pompa. Kualitas air yang baik untuk pembesaran lele dumbo haruslah memiliki variable-variabel fisika, kimia, dan biologi yang baik, meliputi kejernihan air, serta berbagai kandungan mineral didalamnya. Berikut ini kondisi optimal air untuk pembesaran lele dumbo suhu minimum 20oC, suhu maksimum 30oC dan suhu optimum 24-27o kandungan oksigen minimum 3 ppm. Kandungan CO2 dibawah 15 ppm NH3 dibawah 0,005 ppm, NO2 sekitar 0,25 da No3 sekitar50ppm serta pH 6,5 8. Ukuran siap konsumsi (panen) biasanya dicapai pada bobot 100 gr per ekor. Pembesaran dari bobot 30 gr menjadi ikan siap konsumsi tidak terlalu lama, rata-rata butuh waktu 2 bulan. Bila pemberian pakan terkontrol baik, panen bias dilakukan pada saat lele berumur 1,5 bulan. Hama penyakit yang sering menyerang ikan lele yaitu rusaknya bagian kulit ikan yang didahuli dengan munculnya benjolan-benjolan dipermukaan kulit. Ikan yang sakit ini biasanya selalu berada dipermukaan air pinggir kolam. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri aeromonas. Pengobatan penyakit ini tergolong sukar. Jika belum terlalu parah, lele yang sakit masih bisa diselamatkan. Caranya ada dua yaitu diberi antibiotic serbuk, seperti tetrasiklin/ streptomycin dan dapat juga diberikan anti bakteri forazilidon. Apabila keadaan ikan sudah parah, ikan tersebut sebaiknya dipisahkan atau dibuang agar tidak menular pada ikan-ikan yang lain.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembesaran ikan lele dumbo: 1. Persiapan kolam (jenis tanah, pemupukan) 2. Pakan 3. Ukuran bibit 4. Jumlah ikan per kolam 5. Kualitas air 6. Penyakit / hama dan cara mengatasinya 5.2 Saran 1. Penulis menyarankan agar bagi masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya yang memiliki lahan kosong sebaiknya digunakan untuk usaha pembesaran ikan lele, menimbang besarnya keuntungan yang dapat diperoleh. 2. Dalam usaha pembesaran ikan lele dianjurkan menggunakan kolam yang yang terbuat dari tanah karena bisa dipupuk. Pemupukan ini menyebabkan tumbuhnya aneka pakan sehingga pakan alaminya terpenuhi. 3. Pada pematang kolam sebaiknya ditanami pepohonan yang berakar serabut agar tanah tidak longsor, selain itu juga dapat menambah pengha

Inilah Cara Paling Rahasia Beternak Ikan Lele


Submitted by umpan lele on Fri, 05/21/2010 - 21:26 Pertama kali buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30 cm, tanah galian lalu urug-kan saja ke sekitar pinggir calon kolam. Terus beli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan (yang lebih mahal juga ada), tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari.

info: Kalau air terlalu dangkal ukuran lele menjadi terlalu pendek karena ikan kurang bergerak. Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang bukan? Isi kolam dengan air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb. sampai satu minggu jgn dulu kasih pakan (biarkan lele makan pakan alami tadi) Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. (terkadang kalo beli bibit ada minimal order) Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/M2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. PAKAN berikan pakan dua kali dalam sehari. Pakannya adalah pelet dan menu tambahan cacahan jeroan ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu tambahan ini juga meningkatkan pertumbuhan lele. Kalau biasanya sekilo ada tujuh ekor, setelah diberi pakan tambahan sekilo cuma enam ekor, Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus. atau dengan jeroan ikan,atau ikan-ikan buangan(dipasar bnyk koq).

tidak wajib Untuk tambahan Pakannya sediakan seperti dibawah ini; 1. Ampas tahu 2. Katul (dedek halus) dari padi 3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lbh bgs di rebus dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan. Andrew (warning) : piara lele bau (bagi yang sensitif bau) lho harus tahan juga wk wk wk Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. (asumsi sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor lele) Bibit lele biasanya dibeli dari pasar atau peternak lele (yang memproduksi benih). hati-hati dengan bibit yang kuntet (kaga bisa gede) atau kalau kita sendiri punya lahan sangat luas, bisa membeli 3-4 pasang induk yang siap bertelur (harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu tuh, kalau cara merawatnya berhasil banyak yang berhasil hidup dan tumbuh besar, mungkin butuh kolam ukuran 34 m sebanyak 3-4 buah kolam untuk menampung telur. soal pemasaran, bisa di lingkungan kita sendiri, tawarkan ke pengumpul benih, atau yang sudah besar tawarkan ke warung-warung makan lele atau jual ke pasar, ke tukang sayur keliling, pemancingan2 ikan lele, dll harganya mungkin +/- Rp. 7000/kg Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf r-nya (mei, juni, juli,agustus ?) Mengapa? Pada bulan-bulan itu banyak petani lele mengobral lelenya dengan harga murah karena mereka butuh biaya sekolah anak-anaknya Bikin saja tulisan di depan rumah "JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH" Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Harga jual lele mencapai puncak paling mahal pada Januari. Pada bulan Januari pasokan lele berkurang karena pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Berdasarkan pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan derajat keasaman (pH) air kolam. Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya tahan lele sangat tinggi. Asalkan air selalu penuh dan cukup pakan,

kata semua pakar lele, lebih jauh lagi kalo mau tahu Syarat Teknis-nya 1) Budidaya lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpl 2)Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. 3)pH air yang ideal berkisar antara 6 - 9. 4)Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang besar-besar sebesar batu baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu baterai itu dipindahkan ke kolam lain. Tujuannya supaya dalam satu kolam ukuran ikan lele seragam. Kalau tidak seragam lele yang kecil dimakan lele yang lebih besar. sortir secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) untuk memisahkan ukuran yang besar dan yang kecil untuk mencegah kanibalisme dan kerugian panen. tehniknya: mungkin perlu punya lebih dari satu kolam, atau ada yang disekat dengan jaring. Seandainya pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen memerlukan 30 karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam satu periode pemeliharaan, pelet bisa dikurangi separuhnya. Selain itu, masa panen (ukuran konsumsi) lele relatif lebih cepat daripada ikan konsumsi lainnya. Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar delapan bulan. Lele sekitar 50 hari, kata seorang peternak lele. Andrew : Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. jadi pikirkan trick-tricknya biar tidak di PATIL wk wk wk Selamat mencoba! kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke atas kolam, lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan Jangan lupa, perdalam ilmu memelihara ikan dengan menggali ilmu dari buku-buku di toko buku. COBA AJA tted by umpan lele on Fri, 05/21/2010 - 21:19 Sebelum saya membagi pengalaman beternak ikan lele dumbo, agar lebih akrab dengan anda semuanya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Agus Sutanto, 28 tahun, lokasi saya tinggal sekaligus beternak ikan lele dumbo berada di desa tempursari RT 8 RW 3 kecamatan sambi kabupaten boyolali Jawa Tengah. Dulu saya

memulai usaha ini dari nol besar Modal saya cuma punya teman yang memperkenalkan, mengajak dan suka ngiming-imingi keuntungan yang ia peroleh dari beternak ikan lele ( Mas Doso thanks ya..) So buat teman-teman yang ada di situ.. yang pingin usaha ini..tapi belum punya pengetahuannya.. mari memulainya sekarang juga. Prinsip untuk memulai usaha ini hanya satu Learning By Doing pokoknya insya ALLAh sukses.. dont worry Bro. Melihat keberhasilan teman saya beternak ikan lele dumbo, saya seolah tergugah dari tidur untuk segera bangun memulai mengikuti langkah dia.. dalam pikiran saya muncul opini bahwa usaha ini sepertinya dan mudah-mudahan tidak sesat dan menyesatkan. OK setelah saya bertekad bulat untuk memulai menempuh hidup baru bersama makluk yang bernama ikan lele.. saya berusaha menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang dunia lele dumbo, buku-buku saya baca, internet saya tongkrongi, pakar-pakar maupun peternak ikan sering saya kunjungi, semua itu untuk membekali saya dalam berjuang menuju sukses menjadi Bos Ikan. Saya mengamati lahan di sekeliling rumah, walau tidak luas tapi lahan ini cukup untuk dijadikan kolam-kolam pemijahan lele dumbo (karena memang pemijahan lele dumbo tidak begitu memakan tempat). Dengan niat mencari rizki halal dan mengucap Bismillahirrahmaanirrahim saya mulai melangkah membobol ATM untuk digunakan membangun kolam ukuran 1,52 meter = 2 (untuk memijahkan) dan 24 meter =1 (untuk menampung induk). Seiring dibuatnya kolam-kolam tersebut, saya sering silaturrahmi ke senior-senior pemijah ikan untuk mencari informasi dimana saya dapat memperoleh induk yang baik. Kira-kira 2 bulan kemudian kolam-kolam tersebut sudah siap digunakan. Saya sudah memperoleh induk untuk dipijahkan. Sebagai pemelihara yang baik saya pesiapkan semua kebutuhan menjelang bulan madu ikan. Ijuk tempat menempelkan telur-telurnya sudah saya siapkan, air dan sirkulasinya sudah beres. Pada sore harinya kedua mempelai ikan, satu jantan satu betina (sebenarnya bisa juga satu jantan dua betina) ditampung dalam satu kolam . Setelah pagi hari, saya liat dikolam tersebut Ooooo banyak banget telur-telur ikan yang menempel di ijuk, ada puluhan ribu telur disitu. Setelah induk mengeluarkan telurnya, kedua induk diambil dan dimasukkan ke kolam penampungan induk lagi. Karena telurnya terlalu banyak maka sebagian saya pindah ke kolam yang satunya. Air mulai di alirkan ke kolam yang terdapat telur ikan itu untuk mensuplay oksigen. Hari berikutnya ternyata telur-telur ikan itu sudah mulai menetas menjadi bayi-bayi lele dumbo.. good morning and wellcome baby lele dumbo . Setelah ikan menetas, ketekunan dan kesabaran menuntut kita. Kita harus rajin menjenguk kolam itu, karena terkadang saluran pembuangan tertutup oleh anak-anak ikan. Setelah umur 3 hari biasanya ikan-ikan itu sudah mulai bertebaran memenuhi kolam. Usia 4-5 hari sudah harus diberikan makanan berupa cacing sutera. Demi kenyamanan dan kesehatan ikan kita harus membersihkan kolam itu secara teratur. Menginjak usia 3 minggu, biasanya bibit lele tersebut perlu diseleksi dan dipisahkan

antara yang pertumbuhannya cepat dengan yang biasa. Jika kita lengah dalam menyaring ikan yang ukurannya lebih besar maka bisa-bisa panen kita akan sedikit dikarenakan banyak yang dimakan ikan yang besar. Penyaringan itu biasanya 2 minggu diulang lagi. Ikan-ikan usia 2 bulan sudah mulai bisa dijual dengan harga sekitar Rp 80,- sampe dengan Rp 100,- ( TUH LIHAT HASILNYA..jika sekali memijahkan, satu jantan 2 betina, rata-rata panen 30.000 bibit dan satu ekor bibit dijual Rp 100,- berapa uang yang bisa kita peroleh??) Sumber:

Pentingnya Seleksi Bibit Lele (grading)


Submitted by umpan lele on Fri, 05/21/2010 - 21:17

Seperti halnya pemeliharaan bibit ikan gurame, pada usaha pembibitan lele pun diperlukan adanya tahapan seleksi bibit pada setiap interval waktu tertentu. Di kalangan para pembudidaya ikan, aktifitas ini dikenal dengan istilah 'grading'. Prakteknya adalah dengan memisahkan bibit ikan menjadi beberapa golongan berdasarkan ukurannya. Pada dasarnya seleksi bibit memang perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai umur ikan) sekaligus untuk mendapatkan bibit yang berkualitas ; sehat, tidak cacat dan memiliki laju pertumbuhan yang baik. Alasan rasional lainnya adalah bahwa lele tergolong ikan yang bersifat... kanibal sehingga jika tidak segera diseleksi dan dipisahkan ruang pemeliharaannya maka lele yang tumbuh lebih cepat (lebih besar) cenderung akan memangsa lele-lele lainnya yang berukuran lebih kecil.

Seleksi bibit lele dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya para pembudidaya memilih cara manual yang cukup praktis menggunakan peralatan sederhana yakni berupa susunan saringan benih lele yang terbuat dari ember plastik berlubang-lubang (perforated). Ember jenis ini biasanya banyak tersedia di pasar-pasar ikan tradisional ataupun di beberapa poultry yang menyediakan peralatan dan perlengkapan budidaya perikanan. Diameter lubang-lubang penyaring pada setiap ember biasanya telah dibuat seragam, sesuai dengan ukuran standar benih lele. Dalam prakteknya terkadang diperlukan 2 sampai 3 susunan ember yang berbeda dalam satu kali proses penyaringan

terutama jika ukuran bibit lele yang dikehendaki ternyata cukup bervariasi. Saat dilakukan proses seleksi bibit, ember-ember penyaring ini disusun berdasarkan ukuran diameter lubang-lubang penyaringnya. Ember dengan ukuran diameter lubanglubang penyaring terbesar berada pada urutan teratas dan ember dengan ukuran lubanglubang penyaring yang lebih kecil berada pada urutan berikutnya. Demikian seterusnya hingga ember dengan diameter lubang penyaring paling kecil yang sesuai dengan kebutuhan dan variasi ukuran bibit yang dikehendaki.

Variasi ukuran bibit lele 2/3 hingga 4/6

Proses seleksi bibit lele melalui penyaringan

Bibit yang berukuran lebih besar atau kecil dipisahkan

Awal seleksi bibit lele biasanya dimulai pada rentang waktu 12 hingga 17 hari setelah fase penetasan telur. Telur-telur yang gagal menetas dan benih yang mati hendaknya dipisahkan sesegera mungkin dari lingkungan bak tetas agar tidak menjadi sumber penyakit bagi benih-benih lainnya. Setelah 4 - 6 hari kemudian atau setelah kantung kuning telur (yolksack) pada setiap larva lele habis terserap maka benih akan terlihat lincah bergerak mencari makanan alami yang ada di sekitarnya. Selama 12-17 hari berikutnya benih lele ini telah dapat diberi makanan alami berupa cacing sutera (tubifex) dan pakan buatan (pellet) yang berbentuk serbuk (halus) yang diberikan secara berangsur-angsur hingga benih lele mencapai ukuran standar 2/2 dan 2/3. Pada saat inilah

pertama kalinya seleksi (grading) bibit lele mulai dilakukan. Dalam proses seleksi, bibit lele yang berukuran lebih kecil (kerdil atau 'krucilan') disisihkan dan dipelihara di tempat terpisah, demikian pula halnya dengan bibit yang berukuran lebih besar ('bongsor' atau 'longgoran'), bibit yang terserang penyakit atau bahkan bibit yang cacat.

Jika dikehendaki, bibit lele hasil seleksi pertama ini sebenarnya telah dapat dijual namun jika tidak maka bibit lele dapat dipelihara lagi selama lebih kurang 21 hari untuk kemudian dilakukan seleksi (grading) kembali. Seleksi bibit lele pada tahap kedua ini akan menghasilkan dua ukuran standar yakni 3/5 dan 4/6. Sama halnya dengan proses seleksi pertama, masing-masing ukuran standar 3/5 dan 4/6 ini dipisahkan demikian pula dengan bibit yang berukuran 'krucilan' maupun 'longgoran'. Bagi pembudidaya ikan di Kulon Progo yang menekuni segmen pembibitan, seleksi bibit (grading) pada ukuran 3/5 atau 4/6 ini merupakan saat panen karena ukuran bibit inilah yang paling banyak diminati oleh pembudidaya pada segmen pembesaran atau yang menekuni pemeliharaan

lele hingga mencapai ukuran konsumsi (8-12 ekor/ kilogram). Namun ada pula beberapa pembudidaya segmen pembibitan yang memilih memelihara kembali bibit lele berukuran 3/5 atau 4/6 tersebut hingga mencapai ukuran 5/7 dan 7/9 selama lebih kurang 15 dan 21 hari masa pemeliharaan. Umumnya hal ini dilakukan untuk memenuhi pesanan bibit dari para pembudidaya lele di luar daerah Yogyakarta terutama yang berada di luar pulau Jawa.

Pada budidaya ikan lele di segmen pembesaran khususnya media kolam terpal, proses seleksi (grading) ini tidak perlu lagi dilakukan karena pertumbuhan lele umumnya telah mencapai tingkat keseragaman yang dapat dikatakan relatif merata.

Dengan menerapkan pola budidaya secara intensif pada media kolam terpal berukuran standar 4m x 6m dan 4m x 8m dengan jumlah tebaran bibit berkualitas ukuran standar 4/6 dan 5/7 sebanyak 3000 dan 4000 ekor per kolam maka lele ukuran konsumsi akan dapat dipanen setelah 60 hingga 70 hari masa pemeliharaan.

Lele ukuran konsumsi siap dipanen

Sebagian hasil panen lele ukuran konsumsi Sumber: http://ikankolamterpal.blogspot.com/2010/04/pentingnya-seleksi-bibit-lele-gradin... Kelayakan Investasi: Untuk menentukan kelayakan finansial dari usaha budidaya ikan bandeng dengan jaring apung dilakukan analisis dalam beberapa kriteria meliputi periode pengembalian (pay-back periods, PBP), rasio manfaat biaya (benefit cost ratio, BCR), nilai tunai neto (net present value, NPV), tingkat penghasilan internal (internal rate of return, IRR), dan titik impas (break-event point, BEP). Hasil analisis kelayakan usaha pembesaran bandeng dengan petak tambak dan dengan jaring apung dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil analisis pada Tabel menunjukkan, usaha pembesaran bandeng dalam tambak mampu mengembalikan seluruh modal investasi dalam waktu 2.4 tahun. Sementara itu, budidaya bandeng dengan jaring apung mampu mengembalikan seluruh modal investasi dan modal kerja baik komponen kredit maupun modal sendiri dalam waktu kurang dari dua tahun Hasil Analisis Budidaya Pembesaran Ikan Bandeng dengan Petak Tambak dan Jaring Apung Petak Tambak 1 ha Jaring Apung 2 Unit (1 musim = 5 bulan)(1 musim = 4 bulan) PBP (tahun) 2,40 2,19 2,15

BCR (DF = 19% pa)1,59

NPV (DF = 19% pa)12.419.691 IRR BEP Vol (Kg) 33% 2294,19

118.648.777 51% 8923,40

Rasio manfaat biaya neto (BCR) pada usaha pembesaran dengan tambak dan jaring apung, masing-masing adalah 1.59 dan 2.15. Sementara itu, nilai tunai neto (NPV), IRR, dan BEP investasi usaha pembesaran dengan tambak masing-masing adalah sebesar Rp 12.419.691,-, 33 %, dan 2.294.19 kg. Sedangkan untuk jaring apung bandeng, ketiga nilai tersebut masing-masing Rp, 118.648.777-, 62%, dan 8923.4 kg.

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas tiap-tiap kriteria kelayakan dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai kelayakan yang terjadi dalam merespon perubahan dalam harga jual ikan per kilogram, serta perubahan dalam biaya operasional. BCR dan NPV dihitung pada tingkat diskonto (discount rate) 19 persen per tahun atau masing-masing 7.9 persen per musim untuk usaha tambak dan 6.3 persen per musim untuk usaha jaring apung bandeng. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada . Hasil Analisis Sensitivitas Budidaya Tambak Ikan Bandeng (Skala 1 ha) Uraian Sensitivitas 1) PBP (musim) 3,12 2) 3,10 1,19 3) 3,15 1,17 4) 3,15 1,17 0,19

BCR (DF = 19% pa) 1,18 NPV (Rp 000) IRR BEP Vol (Kg) Keterangan :

539.542 831.391 284.166 211.343 0,20 0,20 0,19

2.493,67 2.294,17 2.294,16 2.294,17

Sensitivitas 1 : Penurunan harga jual sebesar 12 % Sensitivitas 2 Kenaikan Biaya Operasional sebesar 15 % Sensitivitas 3 Kenaikan Harga Pakan 24 % Sensitivitas 4 Tingkat kematian ikan naik 12 % Hasil Analisis Sensitivitas Budidaya Ikan Bandeng Jaring Apung Skala 2 Unit

Sensitivitas 1) PBP (musim) 3,39 2) 3,40 1,13 3) 3,38 1,14 4) 3,36 1,14 0,19

BCR (DF = 19% pa) 1,14 NPV (Rp 000) IRR BEP Vol (Kg) Keterangan:

1.379.166 463.544 1.266.968 615.535 0,19 0,19 0,19

8.923,25 8.923,24 8.923,24 8.923,25

Sensitivitas 1 ; Penurunan harga jual 8 % Sensitivitas 2 , Kenaikan Biaya Operasional % 10 % Sinsitivitas 3 ;Kenaikan Harga Pakan 18% Hasil Panen Turun 9 % Dari hasil perhitungan uji sensitivitas seperti yang diperlihatkan pada Tabel diketahui bahwa baik budidaya bandeng dengan tambak maupun dengan jaring apung mempunyai kondisi finansial yang cukup baik. Beberapa perubahan yang dilakukan dalam perhitungan tersebut menunjukkan bahwa usaha budidaya bandeng tersebut tetap layak. Produktivitas per kolam yang sangat tinggi membuat usaha budidaya bandeng di jaring apung relatif lebih sensitif dibanding budidaya di kolam tambak. Demikian juga dengan adanya perubahan (kenaikan) biaya operasional. Sumber: http://binaukm.com/2010/04/kelayakan-investasi-dalam-usaha-budidaya-ikan-bandeng...

Anda mungkin juga menyukai