Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA IKAN LELE DAN IKAN CUPANG

Oleh : XI MIPA 5
Alfa Devanda C R (02)
Evri Choiriyah Al Firdaus (13)
Izha Susetyo (16)
Jihan Putri Saesarin (18)
Maulana Yoga Wiyananta (22)
Nur Lailatur Rohmah (24)
Rifco Ray Akbar (25)

SMAN 4 MALANG
DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG
JL.Tugu Utara No.1 Malang
BUDIDAYA IKAN LELE

A. Pembuatan Kolam
            Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4 orang dengan menggali lahan menggunakan
cangkul dan skop  dengan ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar
pematang 0,8 m. Kemudian dasar kolam diratakan serta dinding kolam dipukul-pukul supaya
keras dan tidak terjadi kebocoran serta dilanjutkan pemasangan papan dan tiang penahan
pematang. Saluran pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m
dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan. lama
pengerjaan secara keseluruhan membutuhkan waktu sampai 15 hari.
B. Persiapan Kolam
            Kolam dikatakan siap apabila telah melakukan Pencangkulan dan pembalikan tanah
bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi
bahan organic baik dari pakan maupu dari kotoran. selain itu tanah yang gembur akan
memperbaiki aerasi tanah sehinngga kesuburan lahan akan meningkat.
            Pengkapuran juga dilakukan dengan pemberian kapur Dolomit atau Zeolit sebanyak
15 kg/kolam tergantung kebutuhan untuk mengembalikan keasaman tanah. karna
penimbunan dan pembusukan bahan organic selama budidaya sebelumnya menurunkan pH
tanah. pengkapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit
dapat hidup pada pH tersebut.
            Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 5 karung bertujuan
memperbaiki unsur hara tanah sehingga menambah kesuburan lahan agar pakan alami lele
dapat berkembang baik dan juga memperbaiki struktur tanah serta menghambat peresapan air
pada tanah-tanah yang tidak kedap air.
            Pemasukan air pertama kedalam kolam setinggi 20 cm – 30 cm dan diamkan selama 7
hari sampai pertumbuahan pakan alami lele cukup baik seperti plankton dan bintik-bintik
nyamuk mulai banyak terlihat. setelah itu masukan air setinggi 70 cm atau menyesuiakan .
C. Penyediaan dan Penebaran Benih
            Benih ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran
panjang benih 5-6 cm. Petani setempat memilah benih lele dari medan karna lebih bagus dan
pertumbuhannya yang cepat sedangkan benih lele lokal tidak terdapat sedemikian.
            Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian
suhu) dengan cara memasukan kantong yang berisi benih lele ke dalam kolam dan lepaskan
ikatan pada mulut kantong lalu  biarkan selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam
kantong dengan suhu air di kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut
dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas
air. Jumlah benih yang ditebar 8.500-10.000 ekor/kolam.
D. Pengendalian Hama Penyakit
            Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan dengan pemberian
kapur ke dalam kolam pada saat pengolahan dasar kolam untuk memberantas hama dan
penyakit dan setelah masa penebaran benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk
memberantas jamur-jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari
selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat yaitu sifox 2 kali
sehari selama 3 hari berturut-turut. Pembersihan air kolam dari sampah seperti daun-daunan
dan lainya yang jatuh ke dalam kolam serta pemotongan rumput yang ada pada pematang
kolam juga turut mencegah datangnya hama dan penyakit pada lele. Hama seperti berang-
berang, biawak, burung dan lainya dapat dicegah dengan memasang jaring yang rapat pada
permukaan kolam. Sedangkan pada saat pasca panen dilakukan pembuangan tanah dasar
bagian atas agar tidak terjadi penularan penyakit pada musim berikutnya.
E. Pemberian Pakan
            Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton, bintik nyamuk, cacing
tanah, kutu air dan lainya. Ada juga pakan buatan berupa pellet yang dibedakan atas tingkat
kandungan nurtisinya dan juga pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainya.
            Pemberian pakan lele di lokasi praktikum yang kami tinjau tergantung pada umur
usaha lele yang sedang diusahakan. Pakan ikan lele umur usaha 1-10 hari diberikan pakan
pellet PF-1000 sebanyak 1 kg/hari (pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti
plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai
pakan tambahanya.
            Pakan ikan lele umur usaha 10 hari-2 minggu diberikan pellet 781-1 sebanyak 2
kg/hari (pagi 1 kg dan sore 1 kg) dan pakan tambahan masih bertumpu pada pakan alami
sedangkan pakan ikan lele umur usaha 2-4 minggu diberikan pellet 781-2 sebanyak 5 kg/hari
(pagi 2,5 kg dan sore 2,5 kg) dan pakan tambahanya masih sama seperti kasus di atas.
            Pada umur usaha ikan lele 4-8 minggu atau sampai umur panen, pakan yang diberikan
berupa pellet 781 sebanyak 3 kg/hari (pagi) dan usus ayam yang terlebih dahulu direbus
sampai empuk  supaya mudah dimakan lele sebanyak 10 kg/hari (siang 5 kg dan sore 5 kg)
yang sebagai pakan tambahan.
            Pakan tambahan berupa usus ayam diyakini mengandung protein sangat tinggi yang
bisa membuat pertumbuhan ikan lele cepat besar. Selain itu, untuk penghematan biaya  karna
harganya yang murah serta mencegah timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan
kekurangan pakan.
F. Pengelolaan dan Perawatan air
            Menjaga tingkat kebersiahan air sangat penting pada usaha ikan lele agar tidak mudah
diserang penyakit yang disebabkan pencemaran sisa-sisa pakan dan kotoran ikan itu sendiri.
Begitu juga menjaga volume dan suhu air kolam, karna volume yang susut diakibatkan
penguapan, kebocoran dan lain-lain membuat suhu air kolam meningkat sehingga mencapai
suhu maksimal yang tidak bisa diterima olah tubuh ikan dan menyebabkan kematian. Petani
ikan lele yang kami kunjungi, pengelolaan air dilakukan dengan menambah volume air
setinggi 10 cm pada sore hari tergantung keadaan yang bertujuan untuk menurunkan suhu air
dan menurunkan tingkat pencemaran pada kolam.
            
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan
            Permasalahan yang sangat terasa bagi petani usaha pemeliharaan lele ialah:
1.      Permodalan yang kurang untuk perluasan areal kolam lele untuk petani daerah tersebut.
2.      Masih tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada kurang
maksimalnya pendapatan petani.
3.      Perawatan, pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang memadai dilakukan.
4.      Ketika musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan air pembuangan
karna daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.

B. Solusi
            Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut antara lain adalah:
1.      Dengan modal yang pas-pasan petani diharapkan cerdas dalam menggunakan modal dengan
sebaik mungkin. sehingga keuntungan yang kecil dapat di maksimalkan untuk pengembangan
usaha secara perlahan-lahan.
2.      Tidak maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki hubungan baik dengan
pedagang pemotongan ayam untuk mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan lele.
3.      Perbaikan saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi musim hujan yang
lebat.
4.      Mengatasi tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan dengan pengelolaan air
yang tepat agar tingkat pencemaran air tidak sempat mendatangkan penyakit bagi lele.

A.     Saran
            Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan pemeliharaan ikan lele ini
adalah:
1.      Meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan pemberian vitamin dan
obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan.
2.      Pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh yang lebih cepat.
3.      Perluasan usaha karna pasokan lele untuk pasar di Malang masih kurang.
BUDIDAYA IKAN CUPANG

Klasifikasi Ikan Cupang

Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di
Asia Tenggara,a antara lain Indonesia, Thailand,Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai
bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di
kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias,
cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta
channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.

Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga
apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat
sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.

Cupang Hias

Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan
simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya
di Amerika Serikatoleh Peter Goettner pada tahun 1982.
 Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh
seorang peternak cupang yang tinggal di daerah Jakarta barat, tepatnya didaerah slipi
skitar tahun1968 ( oleh karena itu slipi di sebut juga sebagai pusat ikan cupang
hias,nya indonesia ) Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir
sehingga di namakan serit.
 Double tail (ekor ganda)
 Plakat Halfmoon
 giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara
cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm.

Wadah yang Baik Menurut Cara Berternak Ikan Cupang

wadah cara berternak ikan cupang yang baik yaitu bak semen atau akuarium yang ukurannya
tak perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, masih wadah
perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang dapat dipakai diantaranya : baskom,
akuarium kecil atau ember bisa dipakai buat memijahkan ikan.
Kualitas Air

kualitas air dengan sering menggantinya agar cupang tidak terserang penyakit.Untuk menjaga


kualitas air biasanya para penangkar ikan cupang  menggunakan daun ketapang. Selain untuk
menstabilkan pH air, daun ketapang dapat juga mengobati ikan cupang adu yang terserang
penyakit jamur.

 Pakan

1. Jentik Nyamuk

Jentik nyamuk dapat ditemukan dengan mudah diselokan yang saluran airnya terhambat
maupun yang kotor dan padat akan sampah-sampah maupun pada genangan air yang terdapat
di sampah bekas seperti kaleng dll,bahkan di dalam bak mandi juga bisa ada jentik nyamuk.
Saya merekomendasikan jentik nyamuk sebagai pakan yang utama bagi cupang karena jentik
nyamuk banyak mengandung protein yang baik untuk ikan cupang. Jika para cupanger
mengalami masalah dalam mencari jentik nyamuk tenang saja, karena saya masih
mempunyai recomendasi yang lain untuk para cupanger.

2. Frozen Red Blood Worms ( Cacing Merah Beku )

Frozen Red Blood Worms ( Cacing merah Beku ) merupakan makanan lain yang dapat
dicerna oleh ikan cupang. Selain makanan ini mudah dicerna oleh cupang, makanan ini pula
gampang didapat di toko – toko ikan terdekat dan dengan harga yang berkisar Rp5.000 –
Rp10.000

cara penyajiannya juga gampang, sebelum di berikan ke ikan cupang, kita ambil sesuai
dengan takaran saji yang akan kita berikan ke cupang, setelah itu kita celupkan ke air yang
sudah kita isi di gelas plastik dengan tujuan untuk mencairkan bongkahan es kecil yang
menempel di cacing merah tersebut dan untuk menghilangkan rasa dingin pada cacing agar
gampang dikonsumsi oleh ikan cupang dan hal ini juga meminimalkan kita untuk menjaga
agar air tetap bersih dan tidak kotor dengan cepat. setelah diperkirakan tidak dingin lagi,
maka cacing tersebut siap diberikan kepada cupang kita.

3. Red Water Worms ( Cacing sutra )

ikan cupang dan membentuk ikan cupang kedalam bentuk yang sempurna. type makanan
yang satu ini adalah type makanan alami selain jentik nyamuk. cacing sutra ini memiliki
kelemahan yaitu membuat air ikan menjadi lebih cepat kotor dari biasanya usahakan sebelum
memberikan makanan ini ke ikan cupang kita, alangkah baiknya dibilas terlebih dahulu agar
ikan cupang bisa terhindar dari serangan penyakit seperti penyakit perut pada ikan cupang.

4. Steam Egg ( Telur kukus )

Makanan ini pada dasarnya hanya ditujukan kepada anak ikan cupang saja tapi ini juga
merupakan makanan yang bisa diberikan kepada cupang yang sudah dewasa.

5. Artemia

Artemia merupakan informasi bahan pakan terakhir yang bisa saya berikan kepada para
pembaca blog saya. Pemberian artemia kepada cupang harus sesuai dengan takaran dan
jangan terlalu banyak karena bisa menyebabkan kematian pada ikan cupang. Artemia adalah
makhluk hidup yang habitatnya di laut, oleh karena itu sebelum memberikan ikan cupang kita
makan artemia, usahakan di bilas terlebih dahulu agar kadar garamnya tidak terlalu banyak.

Telur

Merawat telur ikan cupang adalah yang jantan, jika telur udah banyak dan belum menetas,
cepat2 lah pisahkan betinanya, jadi yang menjaga telur adalah jantan. jika sudah 3 hari
menetas / anak ikannya sudah bisa berenang langsung pisahkan induk jantannya. Dan berikan
anak ikan makan kutu air halus. Setelah besar berikan makan cacing. dan jangan lupa jika
udah bes ar pisahkan anak-anak ikan .

Burayak

Umumnya cupang adu termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung udara
pada saat ingin kawin. Untuk itu diperlukan tanaman air agar cupang dapat menempelkan
gelembung udaranya. Tanaman ini dapat berupa tanaman air yang berdaun lebar seperti
eceng gondok (Eihornia crassipes) dan kiambang (Pistia stratiotes).  Setelah itu cupang adu
dapat dimasukkan ke dalam bak pemijahan. Bila memang sudah siap kawin, cupang
adujantan agar segera menempelkan gelembung udara ke daun. Cupang adu betina dapat
dimasukkan apabila gelembung udara sudah cukup banyak. Cupang adu jantan yang sedang
mencari pasangan akan segera menghampiri betina. Lalu betina akan diajak untuk mendekati
gelembung udara, dipeluk sehingga keduanya menempel dan tak bergerak. Beberapa saat
kemudian, telur keluar dari tubuh cupang adu betina dan segera dibuahi oleh induk jantan.
Telur – telur tersebut ditangkap oleh mulut cupang adu jantan, lalu ditempelkan di gelembung
udara.Penempelan dilakukan dengan cara menyemburkan telur tersebut dari mulutnya.
Setelah telur disemburkan, induk jantan akan mendekati kembali induk betina untuk kawin
lagi. Proses ini dilakukan berkali – kali sekitar 3 – 4 jam. Perkawinan akan selesai jika induk
betina sudah tidak mengeluarkan telur – telur atau induk jantan sudah mengusir betinanya.
Inilah waktu yang oaling tepat untuk mengangkat induk betina. Bila tidak segera di angkat,
induk jantan akan terus menyerang dan melukai induk betina.

Induk betina yang baru dikawinkan di istirahatkan di tempat atau bak terpisah. Induk cupang
adu betina siap dikawinkan kembali setelah beristirahat selama 2 – 3 minggu. Pada saat induk
betina beristirahat, induk cupang adu jantan akan menjaga telur – telur hingga menetas. 
Umumnya telur akan menetas stelah 3 hari.

Saat baru menetas, larva cupang adu membawa kuning telur sebagai cadangan makanan
sebelum sanggup memakan pakan yang diberikan. SEbaiknya sat ini tidak memberikan pakan
untuk larva cupang, karena makan tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi
kesehatan cupang. Pada awal kehidupannya, larva cupang sering jatuh kedasar kolam karena
belum pandai berenang. Larva tersebut akan oleh induk jantan, kemudian disemburkan ke
gelembung udara. Induk jantan dapat dipindahkan jika gelembung udara telah habis. Pada 3 –
4 pertama, larva cupang diberi pakan infusoria, lalu kutu air.

Populasi larva dibuat padat agar ukuran tubuhnya saat dewasa tetap kontet atau kerdil
meskipun umurnya sudah tua. Dengan demikian, penampilannya tetap tampak muda, padahal
sisik dan giginya sudah sekuat cupang tua. Ini adalah trik yang sengaja dilakukan agar
cupang tua (umur 8 bulan) dapat diadu dengan cupang umur 6 -7 bulan.

Induk

Ketika sudah berumur 3-4 bulan ikan pun sudah siap menjadi indukan dan siap di pijahkan.

ciri-ciri spesial ikan cupang jantan :

ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan yaitu tak hanya warnanya yang
indah, siripnya lalu panjang dan menyerupai sisir serit, hingga kerap disebut cupang serit.
namun ikan betina warnanya tidak menarik ( kusam ) dan wujud siripnya lebih pendek dari
ikan jantan.

ciri ikan jantan untuk :

umur ± 4 bulan, wujud badan dan siripnya panjang dan berwarna indah, gerakannya agresif
dan lincah, keadaan badan sehat ( tidak terjangkit penyakit).
ciri-ciri ikan cupang betina :

umur sudah meraih lebih kurang 4 bulan, wujud badan membulat putih di lebih kurang perut
mengisyaratkan siap kawin, gerakannya lambat, sirip pendek dan warnanya tidak menarik,
keadaan badan sehat.

Reproduksi

Proses reproduksi ikan Cupang dilakukan ketika Cupang jantan merasa siap dengan cara
membuat sarangan gelembung dipermukaan air. Saat ini lah proses pemijahan dimulai.
Cupang jantan yang berenang ke permukaan mengamambil tegukan udara dan meludahkan
suatu gelembung udara di tempat sarang(mucus coated). proses pembuatang sarang ini terjadi
dalam itungan jam. ikan jantan akan bergoyang – goyang  seperti halnya menari sebagai
tanda bahwa cupang jantan meminang cupang betina. Cupang jantan akan mengejar cupang
betina untuk memikatnya dan dibawa ke sarangan gelembung yg cupang jantan buat. saat
Cupang bettina menerima pinangan cupang jantan, dimulai lah proses reproduksi ini.
Cupangsegera kawin dan menghasilkan telur.

Proses Pemjihan cupang berlangsung dengan cara sibetina mengeluarkan telur – telur dan
Cupang jantan membuahi kemudian meletakkannya di dalam sarangan busa. Setiap proses
reproduksi berhasil, cupang – cupang tersebut akan menghasilkan rata – rata sekitar 400 –
500 butir telu. Cupang jantan akan menjaga sarang, merawat telur hingga larva menetas
sekitar 2 – 3 hari.

Proses Pemijahan serta Teknik Pemijahan, Sebelum Pemijahan dilakukan, Pastikan bahwa
indukan yang dipilih berkualitas kontes. Berikut Proses Pemijahan dan teknik Pemijahan :

1. Pisahkan induk jantan dan induk betinadan beri makan cukup selama 3 – 4 hari.

2. Masukan Induk Jantan yang berkualitas kontes kedalam tempat pemijahan, seperti toples /
stoples akuarium, ember, atau baskom yang telah diberi substrat, sebelum cupang betina,
dengan kedalaman air sekitar 20 – 25 cm.

3. Masukan induk betina pada sore hari atau keesokan harinya. Namun untuk menjaga
keutuhan induk betina serta agar tidak diserang olah cupang jantan. Tempatkan betina pada
posisi aman yaitu letakan botol dengan ukuran tinggi leih dari 25 cm di dalam akuarium
proses pemijahan atau akuarium perkawinan, kemudian tempat betina didalam botol tersebut.
Kehadiran induk betina dalam botol merangsang birahi induk jantan yang segera membuat
busa dan sarangan busa, teknik ini bisa disebut proses penjodohan
4. Angkat wadah indukan betina pada pagi hari setelah proses penjodohan dilakukan.
Indukbetina seiap dicampurkan dengan induk jantan di akuarium pemijahan. Jika berjodoh,
tidak lama kemudian proses pemijahan berlangsung. Usahakan selama proses pemijahan
berlangsung, keadaan tetap tenang agar indukan tidak kaget dan malu.

5. Pindahkan cupang betina setelah 1 – 2 jam pemijahan berlangsung dan beri makan
secukupnya

6. Biarkan indukan jantan menjaga dan menetasakan telur – telur tersebut. Setelah menetas
selama 2 – 3 hari anak ikan tersebut tidak perlu diberi makan karena masih ada persediaan
kuning telur dalam tubuhnya.

7. Berikan burayak cupang berupa infusoria selama 3 hari. Setelah itu burayak diberi pakan
berupa kutu air yang disaring selam a 10 hari.

KESIMPULAAN DAN SARAN

Kesimpulan

Cupang hias merupakan jenis cupang yang keindahannya terletak pada bentuk ekornya saat
mengembang. Walaupun termasuk ikan yang sangat agresif dan cenderung mempertahankan
daerah teritorialnya, tetapi keindahannya dapat membuat daya tarik kepada orang untuk
memeliharanya. Dalalam hal ini ikan cupang juga sangat mudah dalam pemeliharaan nya dan
juga menghasilkan.

Saran

Dalam membudidaya ikan cupang sebaiknya selalu mengecek kualitas airnya karena kualitas
air sangat penting bagi kesehatan ikan cupang tersebut. 

Anda mungkin juga menyukai