Anda di halaman 1dari 26

SUWARSITO, S.Pi.,M.

Si
Latar Belakang
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) telah banyak dikenal
orang sebagai ikan budidaya yang baik karena mudah
dipelihara dalam kolam maupun genangan air biasa.
Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki
daging yang rasanya lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan lele mengandung gizi
yang tinggi yaitu protein (18,2%), energi ( 149 kalori), lemak
(8,4%), dan karbohidrat (6,4%).
 Ikan lele dumbo dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai
nilai ekonomis cukup tinggi.
 Budidaya ikan lele dumbo mudah dilakukan karena ikan ini
dapat hidup dan berkembang pada perairan yang kurang baik.
 Budidaya ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah, kolam
terpal, atau kolam beton.
Keuntungan budidaya ikan lele
dumbo dalam terpal
1. Tidak membutuhkan lahan yang luas (bisa dilakukan di halaman
rumah atau pekarangan, dalam ruangan, atau garasi).
2. Pembuatannya sangat mudah dan praktis dengan waktu yang
relatif singkat dan biaya pembuatannya relatif murah.
3. Waktu produksi lebih singkat dan untuk membersihkan terpal
setelah selesai panen juga membutuhkan waktu yang singkat.
4. Pemanfaatan air lebih hemat karena penyusutan airnya lebih
sedikit.
5. Kepadatan ikan yang dipelihara lebih tinggi daripada kolam tanah.
6. Tingkat kelangsungan hidup ikan dapat mencapai 80%.
7. Faktor keamanan lebih terjamin dan dapat dipindah-pindahkan
sesuai keinginan.
8. Mudah cara pemanenannya dan ikan yang dihasilkan tidak berbau
lumpur sehingga disukai oleh konsumen.
Jenis kolam terpal berdasarkan penempatannya

1. Kolam terpal di atas permukaan tanah.


2. Kolam terpal di bawah permukaan tanah.
3. Kolam semen berlapis terpal.
Bahan-bahan untuk membuat
kolam terpal
1. Plastik terpal ukuran 3 x 5 m atau 4 x 6 m
atau 6 x 10 m.
2. Kerangka kolam dari kayu atau bambu.
3. Dinding dan dasar kolam yang berupa
papan, bambu, seng bekas atau asbes.
4. Paralon untuk memasukkan dan
membuang air.
5. Pagar kolam untuk melindungi kolam dari
gangguan binatang peliharaan seperti
kucing, ayam, anjing, burung, dsb.
Pembuatan Media Budidaya Ikan
1. Mengisi kolam dengan air bersih setinggi 50 cm.
2. Taburkan 400 gram kapur/ dolomit dan 5 kg garam krosok ke
dalam kolam (berfungsi sebagai desinfektan alami)
3. Tambahkan 10 liter fermentasi buah mengkudu
4. Fermentasi buah mengkudu dilakukan dengan mencampur
10kg buah mengkudu yang telah matang, 1 liter molase dan
1 botol EM4, lalu dimasukkan ke dalam ember tertutup
selama minimal 10 hari).
5. Masukkan 10 liter fermentasi buah mengkudu ke dalam
kolam.
6. Ke dalam kolam juga diberi daun pepaya dan kunyit
secukupnya yang berfungsi untuk anti bakteri.
7. Proses pembuatan media budidaya ikan lele membutuhkan
waktu sekitar 20 hari sampai siap untuk ditebar benih ikan.
Cara penebaran benih ikan
1. Dibutuhkan sekitar 2000 ekor benih ikan lele ukuran
7 – 9 cm untuk ditebar ke kolam.
2. Cara penebaran: kantong plastik yang berisi benih
ikan diletakkan di atas air kolam, lalu dibiarkan
beberapa menit untuk penyesuaian dengan suhu air
di kolam.
3. Selanjutnya, kantong plastik tersebut dibuka dan
ditambahkan air dari kolam sedikit demi sedikit agar
suhunya sama dengan suhu air dan biarkan selama
20 menit agar proses adaptasi benih ikan lele
terhadap suhu kolam berjalan baik.
4. Kemudian benih ikan dituang perlahan-lahan ke
kolam dan biarkan benih ikan lele tersebut
berenang sendiri meninggalkan kantong plastik tsb.
Cara Pemberian Pakan
1. Setelah sekitar 2 – 3 hari setelah penebaran, benih ikan
mulai diberi pakan buatan.
2. Pada awal pemeliharaan, ikan diberi pakan 2 kali
sehari sebanyak 10% dari berat total ikan di kolam.
3. Setelah 1 bulan pemeliharaan,ikan beri pakan berupa
pelet dalam bentuk butiran berdiameter 2 mm.
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari sebanyak
5% dari biomassa ikan.
4. Untuk menghemat biaya pakan, dapat dilakukan
dengan memberikan pakan buatan sendiri
menggunakan bahan-bahan lokal.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan
cara kolam ikan diberi kapur atau dolomit
secara rutin seminggu sekali dengan dosis
100 gram tiap kolam berukuran 4 x 5 m2.
Kapur atau dolomit berfungsi menyerap
gas-gas beracun dalam kolam seperti
amonia, nitrat, dan H2S.
Selain itu, kapur atau dolomit berfungsi
mempertahankan pH air dan alkalinitas air
menjadi stabil sehingga mendukung untuk
kehidupan ikan lele.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Ikan
Berdasarkan sifat penyerangan penyakit
lele dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Penyakit yang menyerang bagian
dalam tubuh ikan seperti jantung, hati,
atau usus (endoterm) dan
b. Penyakit yang menyerang tubuh ikan
bagian luar (eksoterm).
Tindakan pencegahan penyakit
yang dapat dilakukan
1. Sebelum pemeliharaan, kolam harus dibersihkan dan
dikeringkan
Air diberi desinfektan berupa malachite green atau
methylene blue dengan dosis 20 mg/liter air.
Kualitas air selalu dijaga dengan baik dengan mengganti
dan menyipon, serta suhu dikondisikan stabil dengan
menutup bagian samping dan atas kolam dengan plastik.
Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis
atau kebutuhan ikan (tidak berlebihan) agar tidak
mencemari air dalam kolam.
Hindari masuknya binatang pembawa penyakit seperti
kodok, burung, ular, dsb.
Beberapa jenis hama dan penyakit yang
biasa menyerang ikan lele dumbo
a. Bakteri
 Pseudomonas
 Aeromonas hydrophila
 Columnaris
 Edward siella
 Ginjal
 Tuberculosis
Pengobatannya dapat dilakukan dengan
merendam ikan ke dalam larutan
oxytetracyclin dosis 25 – 30 mg/L atau
dengan mencampurkan oxytetracyclin/
terramycine ke dalam pakan dengan dosis
25 – 30 mg/kg pakan selama 7 – 10 hari.
Selain itu, kualitas air juga diperhatikan
kondisinya agar tetap terjaga dengan baik.
b. Parasit
 Saprolegnea
 Bintik putih
 Gatal (Trichodina sp.)
 Cacing kecil pada kulit
 Myxobolus
 Lernea
 Argulus (kutu)
Pengobatannya dapat dilakukan dengan
merendam ikan ke dalam larutan
formalin atau malachite green atau
methylene blue dengan dosis 15 – 20
ml/liter air selama 15 – 30 menit, atau
dengan merendam dengan larutan
garam dosis 2 gram/ liter air selama 2
menit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
menyaring air yang masuk menggunakan
filter berupa campuran pasir, kerikil, dan ijuk.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
cara pengapuran atau pemberian garam
dengan dosis 10 – 20 gram dalam satu
kolam ukuran 4 x 5 m2.

Anda mungkin juga menyukai