LARASATI
(Oreochromis niloticus)
BALAI PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR MUNTILAN SATUAN KERJA PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR JANTI
1
Form 2. Alur Kegiatan Produksi Benih Nila LARASATI Menggunakan Sistem Sapih Benih
Pematangan Ganad (2 minggu) (dipisahkan betina dan jantan) Persiapan Kolam Pemijahan Induk Kembali Dimatangkan
1. Tujuan Mempersiapkan kolam pemijahan untuk kelancaran kegiatan pemijahan ikan Nila menggunakan sistem Sapih Benih 2. Ruang Lingkup Pengeringan kolam pemijahan Pemasangan pralon pada outlet Pengisian air 3. Alat dan Bahan Pralon pada outlet Saringan stimin pada inlet Kolam pemijahan sapih benih 4. Prosedur Bersihkan kolam pemijahan dari sampah/kotoran dan ikan liar. Keringkan kolam pemijahan selama 1 2 hari atau secukupnya sampai dasar kolam kering. Pemupukan tidak perlu dilakukan. Pengapuran dilakukan apabila pH < 7. Tutup outlet dengan pralon. Pasang saringan strimin pada inlet agar ikan-ikan liar tidak masuk selama pengisian air Isi kolam dengan air bersih hingga ketinggian air pada outlet sekitar 50 60 cm. Air jangan terlalu dalam untuk memudahkan saat pengambilan larva. Tutup inlet (air tidak mengalir atau mengalir kecil) dan pertahankan ketinggian air, bila permukaan air turun atau air kolam sudah terlalu keruh lakukan penambahan air pada pagi hari.
1. Tujuan Untuk mendapatkan larva ikan Nila yang bermutu baik dan berjumlah banyak 2. Ruang Lingkup Manajemen pakan Manajemen kesehatan ikan Manajemen kualitas air 3. Alat dan Bahan Induk Nila betina dan pejantan Pakan induk berupa pellet Ember dan ciduk pakan Kolam pemijahan sapih benih 4. Prosedur Induk yang sudah matang gonad dimasukkan ke kolam pemijahan secara bersamaan dengan perbandingan induk betina dan pejantan adalah 3 : 1 Waktu pemijahan sapih benih sekitar 1 bulan. Luas kolam pemijahan yang digunakan menyesuaikan jumlah ikan dengan acuan 1 2 ekor/m2. Sebagai contoh jika jumlah induk betina 300 ekor dan pejantan 100 ekor atau total ikan 400 ekor, luas kolam pemijahan yang diperlukan sekitar 200 400 m2. Pemberian pakan dengan dosis 1% dari biomas/hari, diberikan dua kali pada pagi ( 09.00 WIB) & siang ( 14.00 WIB) hari. Pertahankan ketinggian air pada outlet sekitar 50 60 cm, bila permukaan air turun atau air kolam sudah terlalu keruh lakukan penambahan air pada pagi hari. Lakukan pemantauan kualitas air dan hama penyakit ikan secara rutin. Larva mulai muncul sekitar hari ke-7 setelah ikan dipijahkan.
4. Prosedur Pengambilan larva dilakukan setiap hari pada pagi ( 07.00 WIB) dan sore (16.00 WIB) hari mulai larva muncul sampai berakhirnya waktu pemijahan. Larva ditangkap menggunakan waring, seser halus digunakan untuk mengambil larva yang sudah terkumpul di waring, larva kemudian dimasukkan ke dalam ember. Larva yang sudah diambil dideder di kolam pendederan I yang sudah dipersiapkan, dengan ketentuan pengambilan larva selama 5 hari berturut-turut dideder di kolam pendederan I yang sama, pengambilan larva 5 hari berturut-turut berikutnya dideder di kolam pendederan I yang berbeda, demikian seterusnya. Hal di atas dilakukan agar larva yang dideder tidak memiliki perbedaan ukuran/umur yang terlalu jauh, untuk menghindari kanibalisme benih yang lebih besar terhadap larva yang baru dideder/dimasukkan. Pengambilan larva di kolam pemijahan diusahakan harus bersih, sebab larva yang lolos akan tumbuh menjadi semakin besar dan dapat memangsa larva yang baru menetas. Pada hari ke-30, air di kolam pemijahan disurutkan. Induk betina dan pejantan ditangkap menggunakan jaring dan dipindah secara terpisah ke kolam pematangan gonad. Larva/benih yang tertinggal segera diambil, digrading dan disusulkan ke kolam pendederan I yang sesuai dengan ukurannya.
10
1. Tujuan Memanen benih ikan Nila hasil pendederan I III (P1 P3) dengan sehat, tepat mutu, waktu, jumlah dan ukuran sesuai SNI 2. Ruang Lingkup Mempersiapkan alat panen benih, grading, dan alat sampling Menurunkan air kolam Panen benih Grading ukuran Penampungan benih (pemberokan) 3. Alat dan Bahan Ember blong dan pikulan Skopnet halus Cangkul Kalo aluminium Waring 4. Prosedur Panen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 09.00 WIB Pasang saringan pada outlet, turunkan ketingian air, pasang waring dekat outlet sebelah dalam pada saat ketinggian air 40 cm Bersihkan kemalir dari lumpur, tunggu air kolam surut sampai ikan berkumpul di kemalir/parit tengah Lakukan pengambilan benih yang ada di waring secara hati-hati dengan kalo aluminium Benih dibawa menggunakan ember blong menuju bak seleksi/grading Grading sesuai ukuran (1 3, 3 5, 5 8, 8 - 12) Menghitung jumlah benih secara sampling menggunakan timbangan Benih dapat dideder kembali atau dipindah ke kolam pemberokan (penampungan benih) selama 1 2 hari sebelum dijual Pemberian pakan di kolam pemberokan (penampungan benih) tetap dilakukan apabila benih tidak segera terjual dengan pakan pellet dosis 1 2 %/hr dari bobot biomasa pada pagi ( 09.00 WIB) & siang ( 15.00 WIB) hari, serta lakukan pemantauan kualitas air dan hama penyakit Hapa penampung benih Timbangan duduk Alat grading benih Kolam pemberokan (penampungan benih)
11
3. Alat dan Bahan Benih LARASATI Timbangan duduk Kantong plastik ukuran 10 kg Karet gelang Tabung oksigen 6 m3 Kalo aluminium/skopnet halus Ember blong dan pikulan Alat transportasi Data penjualan benih LARASATI 4. Prosedur Mula-mula pindahkan benih dari kolam pemberokan (penampungan benih) ke bak penjualan Menghitung jumlah benih dengan cara disampling sebanyak 250 ekor dan menimbangnya menggunakan timbangan duduk Isi kantong plastik dengan air 1/3 bagian Timbang benih sesuai jumlah yang dipesan Masukkan benih ikan ke dalam kantong plastik (1 3 cm = 1.000 ekor/kantong, 3 5 cm = 500 ekor/kantong, 5 8 cm = 250 ekor/kantong, 8 12 cm = 100 ekor/kantong) Masukkan oksigen menggunakan selang sampai 2/3 bagian Ikat kantong plastik dengan karet gelang Ikan siap didistribusikan dengan alat transportasi, usahakan menjaga suhu air 25 oC Distribusi benih juga dapat dilakukan dengan bak fiber terbuka ukuran 1 x 1 x 1 m3 yang dilengkapi dengan tabung oksigen untuk aerasi
12
1. Pakan yang digunakan harus sudah terdaftar/memiliki nomor registrasi DKP dan memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: No. 1 2 3 4 5 Jenis Nutrisi Protein Lemak Serat kasar Abu Kadar air Kandungan (%) min. 32,0 min. 6,0 maks. 4,5 maks. 11,0 maks. 12,0
2. Jenis dan dosis pemberian pakan dapat dilihat dalam tabel berikut: No. 1 2 3 4 5 6 Ukuran Ikan Induk Induk Larva Benih 3 5 cm Benih 5 8 cm Benih Kolam Pematangan Gonad Pemijahan Pendederan I (P1) Pendederan II (P2) Pendederan III (P3) Pemberokan Benih Jenis Pakan pellet pellet pellet/serbuk pellet pellet pellet Dosis (%) 2 1 30 20 10 12 pellet digiling Keterangan
3. Tabel Kebutuhan Pakan Larva (Pendederan I) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Padat Tebar (ek) 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 Jml Pakan (kg/hr) 0,45 0,6 0,75 0,9 1,05 1,2 1,35 1,5
13
Tanggal No Pemijahan
SR (%)
Keterangan : Data di atas harap dilaporkan setiap 3 bulan sekali kepada Pimpinan Satker PBIAT Janti. Alamat : Ds. Janti, Kec. Polanharjo, Kab. Klaten. Telp. (0272) 552947 Contact : Sutarno (085642203402) / Toni (085643146859 / 081392025819)
14
15