Anda di halaman 1dari 25

Kelompok II

Maria Imelda Kadi


Indhay Jacob
Marniati kumambong
Yulia Tri Agustin
1. Sifat dan Karakteristik Larva Ikan
Larva yang baru menetas belum dapat berenang,
sebagaimana ikan dewasa.
Gerakan larva dipengaruhi oleh gerakan air atau
gerakan reflek larva.
Larva yang baru menetas mengendap didasar
wadah seperti larva ikan lele, mas, patin, nila dan
sebagainya. Namun beberapa larva ikan yang baru
menetas terapung di permukaan air seperti larva
ikan gurame.
2. Tahapan Perkembangan Larva
a. Perkembangan Morfologi
 Sebagian besar perkembangan morfologi larva ikan yang
baru menetas mulut belum terbuka, cadangan kuning telur
dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru
menetas bersifat pasif.
 Larva umur 1 hari, sirip dada mulai terbentuk sejak larva
baru menetas meskipun belum memiliki jari-jari.
 Larva umur 2 hari, mulut mulai terbuka, bakal sirip
punggung, sirip lemak dan sirip ekor masih menyatu
dengan sirip dubur, pigmen mata pada larva yang baru
menetas sudah terbentuk dan mata telah berfungsi.
 Larva umur 3 hari, kuning telur habis diserap dan
gelembung minyak mulai menipis. larva mulai
menampakkan sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya
mulai berkembang.
b. Perkembangan Saluran Pencernaan.
larva ikan berumur 2 hari, berbentuk tabung lurus, belum ditemukan
rongga pada saluran pencernaan.
Larva ikan berumur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk
sedikit.
Larva hari ke 5 jari-jari sirip dubur muncul dan pada hari ke 10 sudah
lengkap .
Larva ikan berumur 10 hari, saluran pencernaan semakin melengkung
sampai ke anus dan hati sudah lengkap.
Larva ikan berumur 12 hari, rongga saluran pencernaan semakin besar
dan vili (lekukan) semakin tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi
menjadi lambung. Diantara lambung dan usus terdapat penyempitan
saluran pencernaan (pylorus/katup) dan di belakangnya terdapat rongga
saluran saluran pencernaan yang biasanya menggelembung.
 A= umur 2 hari,
 B = umur 4 hari,
 C = umur 6 hari,
 D = umur 12 hari,
 E = umur 22 hari
Perkembangan Saluran Pencernaan larva Ikan

Aktivitas enzim protease didalam saluran pencernaan


semakin meningkat dengan bertambahnya umur larva dan
mencapai puncaknya pada umur 17 hari.
3. Padat Tebar Larva

Pemeliharaan larva ikan umumnya dilakukan di


bak yang telah disiapkan sebelumnya. Bak
pemeliharaan larva dilengkapi dengan aerasi,
automatic heater sesuai kebutuhan larva. Padat
penebaran larva tergantung daya dukung bak
pemeliharaan. Daya dukung bak pemeliharaan larva
meliputi volume air, oksigen terlarut, dan
ketersediaan pakan.
Secara umum, larva ikan ditebar dengan
kepadatan 50 - 100 ekor/liter. Larva ikan yang baru
menetas sangat sensitif terhadap perubahan kualitas
air, khususnya kandungan oksigen terlarut
4. Jumlah Kebutuhan Pakan
 Larva ikan mengambil pakan dari luar tubuhnya setelah kuning
telur (yolk) habis terserap. Setiap jenis ikan memiliki
ukurankuning telur yang berbeda beda. Larva ikan Lele
memiliki kuning telur lebih besar dibandingkan dengan kuning
telur ikan gurame dan ikan nila. Demikian juga kuning telur
ikan gurame dan nila lebih besar dari kuning telur ikan mas, lele,
patin dan bawal. Kuning telur larva ikan habis akibat diserap
oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan energinya.Pakan yang
akan diberikan ke larva ikan memiliki berapa persyaratan yaitu :
 Ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
 Pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk
memudahkan larva dalam mendeteksi dan memangsa pakan
 Mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi
 Larva ikan lele pertama sekali makan pada umur 4 hari. Pada
umur tersebut larva ikan Lele telah mencapai ukuran 6 - 7 mm.
Larva ikan bawal umumnya diberiartemia, Brachionus angularis,
atau Chlorella, Cladocera dan Copepod. Pakandiberikan dengan
menebar keseluruh wadah pemeliharan larva. Frekuensi
pemberian pakan adalah 3-5 kali perhari. Jumlah pakan yang
diberikan secukupnya.
Pakan yang akan diberikan ke larva ikan memiliki berapa
persyaratan yaitu :
• Ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
• Pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk
memudahkan larva dalam mendeteksi dan memangsa
pakan
• Mmudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi

Larva ikan bawal pertama sekali makan pada umur 5


hari. Pada umur tersebut larva ikan bawal telah mencapai
ukuran mencapai 6 - 7 mm. Larva ikan bawal umumnya
diberi artemia, Brachionus angularis, atau Chlorella,
Cladocera dan Copepod. Pakan diberikan dengan menebar ke
seluruh wadah pemeliharan larva. Frekuensi pemberian
pakan adalah 3-5 kali per hari. Jumlah pakan yang diberikan
secukupnya.
Dalam rangka memberi pakan sesuai dengan kondisi larva maka
pemberian pakan larva umumnya:
• Lebih dari satu jenis atau ukuran yang disesuaikan dengan
lebar bukaan mulut larva
• Setiap pergantian pakan dilakukan secara overlapping
Dosis pemberian pakan pada larva setelah kuning telurnya
terserap selama 3 hari, kemudian menggantikan pakan dengan
mengunakan Artemia, Tubifex dan pakan alternatif ( Fungi 0 di
tambah dengan fermentasi dari ubi jalar dan cacing tubifex )
yang diberikan dengan dosis ¼ sendok di tiap Aquarium dan
kolam Fiber.
5. Menerapkan pemberian pakan
 Dalam menerapkan pemberian pakan pada larva umur 0-3 hari
belum diberi pakan, karena masi terdapat kunnig telur
 4-6 hari diberikan pakan alternatif menggunakan dedak halus
sebanyak 25 gr/ 10000 ekor larva ikan.
 Diberikan 4 x sehari kepada larva ikan lele dengan rentan waktu
jam 07.00 pagi, jam 11.00 siang, jam 15.00 sore dan jam 18.00
sbelum pulang sekolah.
 Usia larva 7- 4 hari dedak yang diberikan adalah dedak yang di
gerus, agar mendapatkan hasil pakan yang halus. Ditambahkan
pakan Artemia dan tubifex.
 Untuk larfa di kolam fiber, mengunakan pakan Artemia dan
tubifekss
 Untuk benih ikan di kolam pembesaran, pemberian pakan pelet
apung disesuaikan dengan bobot jumlah ikan yang ditebar,
kemudian pemberian pakan dengan rentan waktu yang sama
yaitu mulai jam 07.00, 11.00, 15.00 dan 18.00 dengan dosis pakan
40 %. Dengan cara pemberian pakan ditebar langsung pada
kolam dengan tangan, sampai peletnya habis.
6. Menghitung :
a. FR (Feeding Rate)
Minggu Panjan Bobot Populasi Bobot Feeding Jumlah
g (cm) Rata-rata (ekor) Biomasa Rate (%) Pakan Harian
(g) (kg) (kg)
a b c d=bxc e f =dxe

I 4,7 0,77 800 0,616 7 0,043

II 6,5 2,00 800 1,6 10 0,16

III 8,5 2,983 800 2,4 10 0,24


b. Feeding frekuensi dan feeding time
Ukuran frekuensi Waktu pemberian Proporsi
ikan (jam) pemberian (%)
(gr)
0,77 4 07.00, 11.00, 15.00, 18.00 10, 10, 10, 10
2,00 4 07.00, 11.00, 15.00, 18.00 40, 40, 40, 40
8,5 4 07.00, 11.00, 15.00, 18.00 60, 60, 60, 60
c. FCR (Feed Comversion Ratio)
Faktor yang digunakan dalam perhitungan FCR
bukan penambahan berat daging ikannya, melainkan
bobot panennya yang merupakan bobot hidup atau
bobot basah ikan pada waktu panen.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒈 𝑷𝒂𝒌𝒂𝒏
FCR =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒈 𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏

𝟏𝟔𝟎 𝒙 𝟕
FCR = = 1,4 Kg
𝟖𝟎𝟎
7. Menghitung laju pertumbuhan larva
Pengukuran pertumbuhan ikan, dapat dilakukan
dengan laju pertumbuhan ikan harian dan
perutmbuhan mutlak ikan Laju pertumbuhan harian
adalah kecepatan pertumbuhan ikan perhari.
Sedangkan pertumbuhan mutlak adalah selisih
pertumbuhan dua waktu tertentu.

W = Wt2 – Wt1
Keterangan :
W = Pertumbuhan pada periode waktu tertentu
Wt2 = Bobot rata-rata pada hari akhir
Wt1 = Bobot rata-rata hasil awal
 W = 2,00 – 0,77
= 1,23 mg
8. Mengendalikan media pemeliharaan ikan
1. Persiapan wadah dan media pembenihan ikan secara
intensif berhubungan dengan bentuk, luas, kedalaman
dan tata letak wadah pembenihan ikan. Halini berkaitan
dengan efisiensi dan efektifitas operasional pembenihan
ikan. Bentuk, luas, kedalaman, dan tataletak wadah
pembenihan ikan akan berpengaruh terhadap
pengelolaan kualitas iar, pertumbuhan benih ikan, padat
penebaran, tenaga kerja dan sebagainya
2. Penyiapan wadah dalam proses budidaya ikan berperan
dalam menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar
perairan kolam mampu memberikan suasana yang
nyaman bagi pergerakan ikan yaitu tersediannya air yang
cukup, karena pematang kolam dan pintu air berfungsi
dalam penyediaan air, menciptakan kualitas yang sesuai
dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (Kimia air,
Fisika air dan Biologi air ) sesuai dengan parameter yang
dipersyaratkan.
2. Tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta
terhindar dari biota yang merugikan bagi kelangsungan
hidup dan perkembangan ikan (hama dan penyakit
ikan)
3. Kolam sebagai lingkungan hidup ikan harus
dipersiapkan, agar persyaratan kuantitas dan kualitas air
budidaya dapat terpenuhi, keberhasilan budidaya ikan
sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan.
Penyakit ikan dapat didefinisikan segala sesuatu yang
dapat menimbulkan ganguan fungsi atau struktur dari
alat tubuh,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak
datag begitu saja,melainkan melalui proses hubungan
antara tiga faktor yaitu kondisi lingkungan (Kondisi dalm
air) kondisi inang, (Ikan) dan adanya jasad patogen.
A. Cara Penanggunangan penyakit
ikan
Dengan menggunakan obat-obatan atau secara kimiawi
dapat di lakukan di dalam bak maupun di dalam bak atau
tambak.
Teknik-teknik yang di gunakan adalah:
1. Jangka Pendek
Untuk penanggulangan penyakit ikan jangka penek
(Shord Duration) dapat di lakukan dengan dua cara:
a. Metode Perendaman (Dip Method), dilakukan dengan
menggunakan dosis kosentrasi yang tinggi untuk waktu yang
pendek, tidak lebih dari beberapa detik. Ikan yang di obati
dengan cara ini di masukkan ke dalam jaring dan di
celupkan. Cara ini di terapkan pada pengobatan ikan dan
telur ikan
b. Metode Pembilasan (Rapis Flus)
Metode pembilasan di lakukan dengan memakai
kosentrasi yang relatif tinggi, ikan di bilas sekaligus di
lakukan pergantian air. Biasanya Cara ini di teapkan
untuk telur ikan.

2. Jangka Panjang
Penanggulangan penyakit ikan jangka panjang
(prolonged treatment) dapat di lakukan dengan 2 cara
yaitu :
a. Metode pemandian (Bath method)
Metode dengan cara ini di lakukan sekitar 1 jam.
Selama pengobatan ikanselalu di amati. Aerasi juga
terus menurus di berikan selama pengobatan
(Pemandian)
b. Perlakuan dengan aliran air tetap (Contant Flow
Treatment)
Metode ini di perlukan alat aliran air tetap. Lama
pengobatan sekitar 1 jam

3. Jangka Waktu Tak Terbatas


Metode pengobatan ikan sakit dalam jangka waktu tak
terbatas umumnya di pakai untuk pengobata di kolam,
tambak atau bak-bak yang berukuran besar.
Bahann kimia yang di gunakan dalam dosis yang rendah
untuk jangka waktu yang lama, dan di biarkan supaya
berkurang dan hilang dengan sendirinya
4. Penyemprotan
Penanggulangan penyakit ikan di kolam atau di
tambak dapat di lakukan dengan cara penyemprotan.
Bahan kimia yang biasa di gunakan adalah dengan jalan
penyemprotan yaitu pestisida. Pengobatan dengan
pestisida ini hanya di lakukan sebgai cara terahkir,
setelah cara yang lain tidak yang efektif.

5. Penyuntikan
Pengobatan melalui penyuntikan biasanya di
lakukan untuk ikan-ikan yang berukuran yang besar
atau induk-induk ikan.
Penyuntikan dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Secara intra peritoneal (IP), yaitu Penyutika di
lakukan pada bagian belakang dari rongga perut,
tepat di depan sirip perut.
2. Secar intramuskular (IM), yaitu penyuntuikan di
lakukan pada bagian tengan otot punggung dekat
sirip punggung.
6. Pengobatan melalui makanan.
Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau
makan(belum kehilangan nafsu makannya) maka
pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya,
Obat yang hendak di gunakan di campur dengan
makanan (sesuai dosis) sesaat sebelum makanan di
berikan.
B. Cara Penanggunangan Hama
Ada 3 jenis hama yang bersumber pada organisme lain,
yaitu :
1. Predator :ULar, kucing, katak, musang, burung, dll
2. Kompetitor : ikan liar
3. Pengganggu / Perusak
Untuk menanggulangi hama dapat di lakukan dengan cara :
 Memagari pinggiran kolam
 Memasang filter pada pintu pemasukkan an pengeluaran
air.
 Menutup kolam dengan paranet
 Pengontrolan yang kontinu
10 Menghitung SR (Survival Rate)
Pakan diberikan kepada benih ikan sesuai
dengan kebutuhan dan dapat memberikan
pertumbuhan dengan efisiensi pakan yang tinggi.
Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat
pemberian pakan (feeding rate) per hari yang
ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑


Derajat kelangsungan hidup = X 100 %
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒂𝒘𝒂𝒍

𝟖𝟎𝟎
Derajat kelangsungan hidup = X 100 %
𝟖𝟎𝟎

= 100 %

Anda mungkin juga menyukai